Tracer Study SMK untuk apa? Direktur Jenderal pendidikan vokasi kembali menyelenggarakan kegiatan tracer study tahun 2023. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur hasil kerja pendidikan vokasi terkait ke pekerjaan lulusan, baik berwirausaha, bekerja, atau melanjutkan studi.
BMW Apa yang diukur dalam tracer study?
Indikator yang diukur dalam tracer studi ini
antara lain, jumlah yang sudah bekerja, lulusan yang berniat studi lanjut, lulusan yang berpindah pekerjaan, sumber informasi alumni untuk mendapatkan pekerjaan, jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, skala perusahaan, keterkaitan bidang pekerjaan dengan pendidikan Bagaimana cara membuat Tracer Study?
Tahap-tahap pelaksanaan tracer study mencakup tiga
langkah, yaitu (1) Konsep dan pengembangan instrumen; (2) Pengumpulan data; dan (3) Analisis data dan pelaporan. Tracer study merupakan bagian penting dalam proses penjaminan mutu pendidikan vokasi sebagaimana amanat Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 mengenai Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, serta menjadi perangkat utama untuk mengukur hasil kerja pendidikan vokasi, yaitu kebekerjaan lulusan pendidikan vokasi. Melalui tracer study, SMK dapat mengukur kebekerjaan lulusannya, baik itu bekerja, berwirausaha, maupun melanjutkan studi. Selain itu, SMK juga memperoleh umpan balik untuk melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
Melalui data yang terkumpul, kita dapat mengetahui
kemampuan lulusan dan relevansi proses pembelajaran dengan dunia kerja. Kami berharap mendapatkan umpan balik dari para lulusan dan pihak industri mengenai profil kompetensi yang dibutuhkan. Kapan waktu pengisian tracer study? Waktu pengisian tracer study tahun 2023 adalah mulai 1 Agustus 2023 hingga 31 Oktober 2023.
Siapa saja yang ditargetkan mengisi tracer study tahun
2022? Ada 3 (tiga) pihak yang menjadi sasaran tracer study tahun 2023: 1.Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan tahun ajaran 2021/2022; 2.Satuan pendidikan SMK; 3.Dunia kerja (dunia usaha dunia industri), selanjutnya disebut DUDI. Kenapa lulusan pendidikan vokasi harus mengisi tracer study? Dengan mengisi tracer study, kamu sudah berperan besar memberikan masukan untuk peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Masukan dari kamu sangat berharga dan akan menjadi bahan evaluasi pemerintah dalam mengoptimalisasi perencanaan pelayanan pendidikan vokasi ke depannya. Kenapa satuan pendidikan vokasi harus mengisi tracer study? Dengan mengisi tracer study, setiap satuan pendidikan memberikan masukan untuk peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Informasi dari setiap satuan pendidikan akan menjadi bahan evaluasi pemerintah pusat dalam mengoptimalkan perencanaan layanan pendidikan vokasi serta pemerintah provinsi dalam pengembangan pendidikan vokasi, khususnya SMK, di wilayahnya masing-masing.
Kenapa DUDI perlu mengisi tracer study?
Dengan mengisi tracer study, setiap DUDI berperan besar memberikan feedback bagi peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Informasi dari setiap DUDI akan menjadi bahan evaluasi Kemdikbudristek RI untuk meningkatkan relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan DUDI. Siapa yang melaksanakan tracer study tahun 2023? Tracer study tahun 2023 difokuskan pada SMK. Untuk itu, setiap satuan pendidikan SMK wajib mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan tracer study kepada setiap lulusannya, khususnya lulusan tahun ajaran 2021/2022.
Apa manfaat tracer study bagi satuan pendidikan?
Tracer study menyediakan informasi untuk kepentingan
evaluasi dan perbaikan kinerja satuan pendidikan vokasi untuk menghasilkan sumber daya manusia terampil yang sesuai dengan kebutuhan DUDI. Apa manfaat tracer study bagi DUDI? Hasil tracer study dapat memberikan informasi kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja, baik hard skills maupun soft skills, untuk direlevansikan ke dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan vokasi. Dengan terciptanya lulusan pendidikan vokasi dengan kompetensi yang memenuhi kebutuhan skill DUDI, maka DUDI akan lebih mudah merekrut sumber daya manusia sesuai kebutuhannya sekaligus efisiensi cost untuk menjembatani skills gap. Terimakasih Semoga bermanfaat