Anda di halaman 1dari 15

SRS Potensial

di Wilayah Sleman

OLEH:
HY. AGUS M.
Daerah Istimewa Yogyakarta

 Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten
Pakualaman.
 Wilayah Kasultanan Yogyakarta berasal dari kerajaan Mataram Baru/Islam yang setelah perjanjian
Giyanti 13 Februari 1755 dibagi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
 Wilayah Kasultanan meliputi daerah: Magetan, Madiun, Tulung, Ngrawa, Berbek, Gunung Kidul dan
sebagian Pajang, Mataram, Kedu, Bagelen dan Sukawati. (dikurangi daerah enclave Ngawen, Imogiri, dan
Kota gede)
 Wilayah Kadipaten Pakualaman diambilkan dari wilayah Kasultanan Yogyakarta meliputi daerah
Adikarto, dan Sebagian di Yogyakarta.
 Setelah Perang Jawa (Diponegoro), Sebagian wilayah diambil Belanda, dan hanya tersisa seluas
DIY sekarang
Peta Mataram Baru 1830
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:
Mataram_Baru_1830.png

 Pada Peta tersebut tampak


jelas daerah enclave
Kasunanan dan
Mangkunegaran di Wilayah
Kasultanan Yogyakarta
18 Satuan
Ruang
Strategis di
DIY
18 SRS DIY

1. Satuan Ruang Strategis Karaton 1. Satuan Ruang Strategis Candi Prambanan–


2. Satuan Ruang Strategis Makam Raja-Raja Mataram di Candi Ijo
Imogiri
2. Satuan Ruang Strategis Sokoliman
3. Satuan Ruang Strategis Sumbu Filosofi dari Tugu Pal Putih
sampai dengan Panggung Krapyak 3. Satuan Ruang Strategis Perbukitan Menoreh
4. Satuan Ruang Strategis Masjid dan Makam Raja Mataram di 4. Satuan Ruang Strategis Karst Gunung sewu
Kota gede 5. Satuan Ruang Strategis Pantai Selatan Gunungkidul
5. Satuan Ruang Strategis Masjid Pathok Negoro
Plosokuning, Masjid Pathok Negoro Mlangi, Masjid Pathok 6. Satuan Ruang Strategis Puro Pakualaman
Negoro Dongkelan, Masjid Pathok Negoro Babadan 7. Satuan Ruang Strategis Makam Girigondo
6. Satuan Ruang Strategis Gunung Merapi 8. Satuan Ruang Strategis Pusat Kota Wates
7. Satuan Ruang Strategis Pantai Samas–Parangtritis
9. Satuan Ruang Strategis Pantai Selatan Kulon Progo
8. Satuan Ruang Strategis Kerto–Pleret
9. Satuan Ruang Strategis Kotabaru 1
Kriteria Potensi SRS

 KriteriaSRS yaitu filosofi, sejarah, adat, saujana dan/atau


cagar budaya.
 Filosofi:Gunung Merapi, yang merupakan sumbu imajiner
pantai Selatan,, Krapyak, Keraton, Tugu , dan Gunung
Merapi. Wialayh puncak sudah masuk SRS..
 Sejarah:
berkaitan dengan situs zaman Hindu-Budha,
Mataram Islam, Kolonial, dan kemerdekaan.
Sebaran Objek Penting di Sleman

 Di bagian Utara: Gunung Merapi dengan wisata saujana , adat/ budaya dan
sejarah.
 Di bagian Timur: situs sejarah Indonesia kuno (Mataram Hindu)
 Di bagian Selatan: Pusat-pusat perekonomian
 Di bagian Barat: peninggalan sejarah Kolonial, adat/budaya

Note: lihat daftar potensi SRS


Van Der Wijk
 Letaknya di Sleman bagian barat, dibangun pada tahun 1909-1932,
dengan tujuan untuk mengairi tebu.
 Sumber air dari Bendung Karangtalun, Bligo, Ngulwar, Magelang.
 Saluran ini memanfaatkan teknologi gravitasi (tidak menggunakan
mesin)
 Di tempat tertentu (cekungan) saluran ini dibuat beberapa meter di
atas tanah agar air bisa mengalir (bok renteng)
 Keberadaan saluran ini mengakibatkan daerah minggir moyudan,
dan Sedayu menjadi penghasil padi.
Selokan Mataram

 Dibangun di zaman pendudukan Jepang. Atas usulan Sultan HB IX


 Titik awal dari Bendung Karangtalun hingga Randugunting , Tamanmartani,
Kalasan, Sleman.
 Selokan ini menghubungkan Kali Progodi barat dengan Kali Opak di timur
 Selesai pada tahun 1944, dan diberi nama Kanal Yoshiro.
Perkebunan Tebu dan Pabrik Gula
 Gula adalah salah satu komoditi utama Hindia Belanda.
 Gula berasal dari tebu yang ditanam di sawah-sawah (karena syarat
tanam tebu sama dengan tanam padi. karenanya diperlukan irigasi.
 Tebu sudah ditanam sejak zaman VOC, tetapi baru intensif setelah
1830, hingga menjadi primadona di quarter pertama abad ke-20.
 Dibukanya perkebunan tebu diikuti dengan pembangunan pabrik
Gula yang dibiayai dengan dana dari pemerintah.
 Perkebunan tebu dan pabrik gula semakin berkembang setelah kran
investasi dibuka dengan adanya Agrarische Wet 1870.
Pabrik Gula di Sleman
 Pabrik Gula Tanjungtrto
 Pabrik Gula Randugunting
 Pabrik Gula Rewulu
 Pabrik Gula Demak Ijo
 Pabrik Gula Cebongan
 Pabrik Gula Beran
 Pabrik Gula Medari
 Pabrik Gula Sendangpitu
Transportasi

 Tebu pada awalnya diangkut ke pabrik menggunakan gerobak denga ditarik


hewan ternak seperti sapi.
 Dengan berkembangnya teknologi dengan ditemukannya mesin uap, maka tebu
dari lahan diangkut ke pabrik menggunakan lori (kereta api)
 Demikian pula denga gulau yang dihasilkan, awalnya dari pabrik dibawa ke
Pelabuhan juga hanya menggunakan gerobak. Baru kemudian diganti dengan
menggunakan kereta pai.
Pengembangan Wilayah
 Dalam hal pengembangan wilayah, mengacu pada undang-undang, dan
peraturan yang berlaku secara konsisten.
 Pengembangan tidak boleh lepas dari tujuan yang ingin dicapai yaitu
kesejahteraan rakyat, dan pelestarian baik budaya maupun lingkungan
 Sehubungan dengan tujuan itu, dalam rangka pembangunan selayaknya
menggunakan paradigma Hamemayu Hayuning Bawana sebagai nilai-nilai
dasar keistimewaan yang masih sangat relevan digunakan dalam
pembangunan di masa modern ini.
 Perencanaan pengembangan selayaknya diproyeksikan beberapa tahun
kedepan, mengingat berbagai aspek kehidupan berkembang secara dinamis.
Keistimewaan Sleman

Menjadi bagian dari sumbu imajiner


kaya peninggalan sejarah, baik fisik (situs)
seperti candi, saluran irigasi, jembatan.
maupun adat dan budaya seperti bekakak di
Gamping, Labuhan di Gunung Merapi, dan
pusat kesenian rakyat.
Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai