Anda di halaman 1dari 2

KARYA TULIS

Menganjarkan Budaya Sejarah Melalui Jelajah Budaya Tahun 2014 di Pleret


Oleh : Galih Rizki Pangestu

Pleret merupakan salah satu kawasan di wilayah Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul DIY yang
mengandung potensi peninggalan sejarah yang beragam. Banyak peninggalan di daerah ini yang bersifat
tangible maupun intangible. Peninggalan yang nampak dan berwujud yaitu diantaranya bekas masjid,
prasasti, situs dan serta masih banyak lagi peninggalan yang masih belum terungkap sampai saat ini.

Sedangkan peninggalan sejarah kerajaan mataram islam yang bersifat intangible di pleret ini
yakni kebudayaan yang masih melekat dan dianut oleh masyarakat pleret yang masih dijunjung tinggi
yang dibarengi kesadaran untuk nguri-uri kebudayaan yang masih tersisa. Pleret juga menjadi pusat
universitas kebudayaan terutama dalam bidang pewayangan dan pesindenan yang sudah mencetak dalang
dalang dan sinden yang terkenal di Jawa. Pleret juga mempunyai bukti sejarah yang amat beragam dan
tentunya sangat penting untuk dikenang.

Di Pleret juga terdapat banyak temuan arkeologis. Beberapa peninggalan arkeologis tersebut di
antaranya berupa kompleks Kraton Sultan Agung yang berada di Desa Kerto serta kompleks Kraton
Amangkurat I yang ada di Kecamatan Pleret. Sejarah Kraton Pleret tidak dapat dilepaskan dari sang
pendiri yaitu Susuhunan Amangkurat I atau juga dikenal dengan nama Susuhunan Amangkurat Agung.
Peninggalan bekas pemerintahan kerajaan mataram islam pleret mulai dari pemerintahan Sultan Agung
maupun Susuhunan Amangkurat I. Diantaranya adalah sisa sisa dari berdirinya kraton pleret seperti yang
tertera dibawah ini:

1. Prasasti Masjid yang terletak di kampung kanggotan Kidul RT 06, Dusun Kanggotan, Desa
Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul adalah masjid yang menyimpan misteri tentang
prasasti yang bertuliskan huruf Jawa dan huruf Arab masih dalam keadaan asli dan masih
dipertahan kan sampai saat ini.

2. Situs Kerto yang bertempat di Dusun Kerto, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul ini
adalah situs peninggalan keraton kerto yang dibangun oleh Sultan Agung dan mulai digunakan
oleh Sultan Agung sekitar tahun 1616 M pada saat pusat pemerintahan dipindahkan dari kota
gede dan akhir pemanfaatanya diperkirakan pada saat Sultan Agung wafat.
3. Situs Masjid Kauman Pleret yang bertempat di Dusun Kauman, Desa Pleret, Kecamatan Pleret,
Kabupaten Bantul adalah Masjid yang dibangun untuk melengkapi fasilitas peribadatan ketika
Pleret menjadi ibukota Kerajaan Mataram pada tahun 1681. Masjid ini terdiri dari 4 umpak soko
guru yang sampai saat ini masih bisa diketahui letaknya. Masjid ini runtuh secara perlahan
disebabkan gempa dan juga faktor usia karna sudah tidak digunakan lagi.

4. Makam Gunung Kelir yaitu makam istri dari Susuhunan Amangkurat I yang bernama Ratu
Malang. Dulunya Ratu Malang adalah istri dari Ki Panjang Mas dan direbut paksa oleh
Susuhunan Amangkurat I dengan membunuh Ki Panjang Mas yang sebenarnya adalah dalang
terkenal di Mataram.

5. Museum Purbakala Pleret adalah Museum yang berada Jalan Raya Pleret, Dusun Kedaton, Pleret,
Bantul ini menyimpan berbagai peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam Pleret salah satunya
adalah sumur gemuling yang difungsikan sebagai sumber mata air Keraton Pleret waktu itu.
Disini juga nantinya akan digunakan sebagai tempat pajangan benda koleksi cagar budaya yang
sudah teridentifikasi dan dalam pencatatan serta pengumpulan yang terus dilakukan sampai saat
ini.

Dalam dialog sejarah yang diungkapkan oleh Kepala Yayasan runtuhnya Kerajaan Pleret salah
satunya disebabkan oleh “Sabda Pendhita Ratu” yang menyatakan bahwa barang siapa pulang membawa
kekalahan ketika berperang akan dipenggal, dan kenyataannya dalam perang prajurit mataram kalah
sehingga tidak berani untuk pulang dan akhirnya sebagian besar menetap dijawa barat dan menikah
dengan orang jawa barat.

Jelajah Budaya yang diselenggarakan oleh Kwarda bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar
Budaya Yogyakarta ini mempunyai segelintir tujuan mulia salah satunya untuk mengenang dan
mengetahui serta membudayakan budaya sejarah yang sebenarna menjadi icon yang sangat indah dan
menarik jika dibungkus dengan rasa kepedulian dan keikutsertaan generasi muda untuk menjaga dan
melestarikannya. Dengan acara ini kita juga dituntut menjadi generasi muda yang diharapkan bisa
menjadi pelopor pengetahuan tentang kebudayaan. Demi INDONESIA, kami siap menggali potensi
kekayaan dan keragaman budaya serta meneguhkan jati diri bangsa guna mewujudkan
kebersamaan dalam kebhinekaan. Salam PRAMUKA !!

Anda mungkin juga menyukai