Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Kolam Segaran

Kolam Segaran merupakan kolam purbakala peninggalan Kerajaan Majapahit yang


terletak di Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Kolam Segaran termasuk jenis petirtaan yang berbentuk kolam buatan. Pertitaan merupakan
segala jenis bangunan yang menggunakan air sebagai komponen utamanya. Kolom Segaran
ini merupakan salah satu dari 32 kolam kuno Masa Majapahit yang masih dapat disaksikan
dan dikunjungi hingga saat ini (Timur, 2020).

Nama Segaran dalam bahasa Jawa berarti laut. Berdasarkan peta rekonstruksi Ibukota
Majapahit karya Maclain Pont, Kolam Segaran terletak didepan Keraton Majapahit. Kolam
Segaran menjadi simbol Samudramantana (pengadukan lautan susu) yang merupakan
landasan kosmologi Hindu – Budddha yang terkenal di Asia Selatan hingga Asia Tenggara.
Kolam ini memiliki ukuran panjamg 375 m, lebar 125 m, tinggi dinding 3,16 m serta lebar
dinding 1,6 m. Selain itu, kolam memiliki luas 6 hektar dan mampu menampung air
maksimal 223.125 m3. Kolam Segaran disusun dari material batu merah yang direkatkan satu
sama lain dengan teknik menggosok. Air mengalir dari saluaran bagian tenggara dan pada sisi
sudut timur laut didindinh sisi luar terdapat 2 kolam kecil yang saling berhimpitan. Pada sisi
barat sudut timur terdapat saluaran air yang menembus ke utara. Sumber air Kolam Segaran
berasal dari Balong Bunder dan Balong Dowo yang terletak di bagian selatan dan barat daya
kolam. Pada pintu masuk ke Kolam Segaran ada disebelah barat berupa tangga batu kolam.
Air Kolam Segaran pada musim penghujan mencapai ketinggian 1,5 m – 2 m.

Pada tahun 1926, Ir. Henry Maclain Pont pertama kali menemukan Kolam Segaran.
Kondisi kolam pertama kali ditemukan teruruk muntahan letusan Gunung Kelud dan
ditemukan tertimbun tanah serta reruputan seluas 65.448 m2. Dinas Purbakala Pemerintahan
Hindia Belanda pun melakukan ekskavasi dan berhasil menampakkan struktur kolam tersebut
(Timur, 2020). Sejak ditemukan, Kolam Segaran mengalami pemugaran pertama pada tahun
1966. Pemugaran kedua terjadi pada tahun 1974 dan berlangsung selama 10 tahun. Konon,
Kolam Segaran merupakan kolam kuno terbesar yang ditemukan di Indonesia. Dikisahkan
pula, kolam ini menjadi tempat berwisata bagi petinggi Kerajaan Majapahit. Kolam ini juga
digunakan sebagai tempat perjamuaan tamu – tamu penting kerajaan (Julan, 2018). Dalam
(Liputan6, 2019), Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono
Dwi Nugroho, demikian dilansir Antara, Senin, 28 Oktober 2019, menyatakan pada waktu itu
difungsikan untuk pengendalian banjir dan mengatasi kekeringan saat musim kemarau. Selain
itu juga difungsikan sebagai waduk dan penampung air, yang merupakan wujud kemajuan
Kerajaan Majapahit dalam teknologi bangunan basah. Menurut cerita masyarakat, Kolam
Segaran kerap dimanfaatkan Maharaja Majapahit untuk bercengkerama dengan permaisuri
dan para selir kedatonnya. Kolam Segaran juga digunakan sebagai tempat penggemblengan
para kesatria laut Majapahit. Penggemblengan dilakukan saat usai rekruitmen prajurit dan
pada saat pasukan pilihan akan dikirimkan dalam misi penaklukan terhadap kerajaan lain.
Terdapat pula cerita bahwa Kolam Segaran digunakan sebagai tempat pemandian putri-putri
raja. Namun, prioritas utama pembuatan Kolam Segaran yaitu sebagai penunjang
perekonomian rakyat, khususnya dibidang pertanian. Hal ini terbukti dari fungsinya saat ini
sebagai waduk pengairan untuk sawah-sawah masyarakat sekitar (Anwar, 2009)

Keunikan Kolam Segaran

Keunikan dari Kolam Segaran yaitu ukuran kolam yang besar hingga menyebabkan
masyarakat sekitar mengibaratkannya sebagai miniatur laut. terdapat tembok dan tanggul
batu merah dimana batu bata tersebut hanya ditata sedemikian rupa tanpa perekat (hanya
digosok-gosokkan satu sama lain) sehingga menjadi keunikan tersendiri (Nugroho, n.d.).

Kolam Segaran merupakan bukti majunya irigasi Kerajaan Majapahit pada masanya.
Berdasarkan (Budianto, 2020), Kolam Segaran digunakan sebagai waduk buatan untuk
mengendalikan sumber dan jalur laut. Fungsi lainnya yaitu sebagai tempat peribadatan tetapi
bukan tempat yang disucikan.

Selain itu, Kolam Segaran memiliki kisah menarik yang menyebabkan muncul rumor
bahwa Kolam Segaran menjadi tempat pamer kekayaan. Anam Anis, pemerhati Majapahit
dari Gotraj Wilwatikta, menyatakan cerita tersebut suda melekat da nada cerita gemerlap
dibaliknya. Dikisahkan, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuru digelar pesta
penyambutan duta dari Tiongkok yang merupakan angkatan Tar-Tar. Raja pun menyambut
tamu dengan hidangan mewah. Bahkan peralatan makan dalam pesta tersebut berasal dari
bahan emas yang menunjukkan Majapahit adalah kerajaaan yang kaya raya. Anam Anis
menjelaskan seusai perjamuan tersebut, piring, gelas dan perkakas lain yang terbuat dari emas
langsung dibuang ke kolam. Sebenarnya telah dipasang jarring dibagian bawag kolam
sehingga peralatan makan yang terbuat dari emas tersebut dapat diambil kembali. Cerita
rakyat tersebut menunjukkan kecerdikan petinggi Kerajaan Majapahit dalam berpolitik.
Sebab dengan aksi membuang perkakas makan yang terbuat dari emas mengisyaratkan
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang kaya raya. Kisah tersebut memang tidak
tertulis dalam catatan sejarah, tetapi Anis Anam menyakini bahwa cerita ini bersumber dari
masyarakat kuno dan sampai kini dipercayai masyarakat sekitar. Dan Anis Anam juga
menyatakan kisah turun temurun ini diingat secara turun temurun serta menjadi kisah unik
dibalik sejarah Kolam Segaran (Julan, 2018).

Dampak Keberadaan Kolam Segaran Bagi Masyarakat Sekitar

Bagi masyarakat sekitar pada masa kini, Kolam Segaran digunakan sebagai tempat
berwisata. Adi Mulyono, juru pelihara di Kolam Segaran, mengatakan saat ini kawasan
Kolam Segaran dimanfaatkan untuk tempat memancing dan nongkrong oleh masyarakat
(Kolam Segaran, Untuk Menunjukkan Kekayaan Majapahit pada Kerajaan Lain, 2018).
Beliau juga menambahkan bahwa dikawasan ini bebas untuk melakukan apa saja, asal taat
dengan aturan yang ada. Sekarang pun, Kolam Segaran digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan cadangan air warga setempat dan berfungsi sebagai tempat irigasi untuk mengairi
sawah-sawah warga di Trowulan.

Pada Kolam Segaran berkembang berbagai cerita legenda. Legenda Kolam Segaran
ini dijadikan sebagai aset budaya peninggalan Majapahit. Kolam tersebut dipugar sebagai
upaya memperkenalkan kepada generasi mudah bahwa sejarah Kolam Segaran dapat
dijadikan sebagai identitas kabupaten Mojokerto yang perlu dijaga dan diperlihara
(Fadhilasari, 2019). Masyarakat sekitar telah menilah bahwa kawasan cagar budaya
Trowulan, termasuk Kolam Segaran merupakan identitas Kabupaten Mojokerto. Hal ini
menandai bahwa keberadaan Kolam Segaran bagi masyarakat sekitar yakni sebagai identitas
yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik.

Jadi, dampak keberadaan Kolam Segaran bagi masyarakat sekitar adalah membantu
mengairi sawah-sawah disekitarnya. Selain itu dapat dijadikan tempat berekreasi seperti
memancing atau hanya sekedar menikmati keindahan kolam saja. Kemudian Kolam Segaran
menjadi sebuah identitas bagi masyarakat Mojokerto. Dan tentunya kawasan Kolam Segaran
ini dapat menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat setempat. Sebab wisatawan yang datang
berasal dari berbagai kota dan masyarakat setempat dapat memanfaatkan peluang dengan
berdagang disekitar area kolam. Ditambah adanya cerita tentang hidangan khas zaman
Kerajaan Majapahit yaitu Iwak Wader. Mitos yang berkembang pada zaman Majapahit, Iwak
Wader banyak ditemukan di Kolam Segaran dan sungai sekitar kawasan yang ditangkap dan
dikonsumsi sebagai lauk pauk (Ikan Wader Sambel Colek, Kuliner Warisan Majapahit,
2015). Maka banyak ditemukan rumah makan Ikan Wader disekitar Kolam Segaran.
Referensi
Anwar, K. (2009). Potensi Wisata Budaya Situs Sejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit Di
Trowulan Mojokerto. Tugas Akhir. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Budianto, E. E. (2020, Januari 2020). Kolam Segaran, Bukti Majunya Irigasi Kerajaan
Majapahit Kala Itu. Retrieved from detikNews: https://news.detik.com/berita-jawa-
timur/d-4873205/kolam-segaran-bukti-majunya-irigasi-kerajaan-majapahit-kala-itu/2

Fadhilasari, I. (2019). Legenda Kolam Petirtaan di Kabupaten Mojokerto: Kajian Sosiologi


Sastra Lisan. SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra dan Budaya, 1(1), 20-30.

------ Ikan Wader Sambel Colek, Kuliner Warisan Majapahit. (2015, Agustus 15). Retrieved
from nationalgeographic: https://nationalgeographic.grid.id/read/13300913/ikan-
wader-sambel-colek-kuliner-warisan-majapahit

Julan, T. (2018, Juni 25). Kolam Segaran, Cerita Di Balik Pamer Kekayaan Kerajaan
Majapahit. Retrieved from Sindonews.com:
https://daerah.sindonews.com/berita/1315929/29/kolam-segaran-cerita-di-balik-
pamer-kekayaan-kerajaan-majapahit

------ Kolam Segaran, Untuk Menunjukkan Kekayaan Majapahit pada Kerajaan Lain. (2018,
Februari 06). Retrieved from Jurnalmojo.com:
http://jurnalmojo.com/2018/02/06/kolam-segaran-untuk-menunjukkan-kekayaan-
majapahit-pada-kerajaan-lain/

Liputan6, T. (2019, November 03). Kolam Segaran, Sistem Pengendali Air di Masa
Kerajaan Majapahit Mengering. Retrieved from Liputan6:
https://surabaya.liputan6.com/read/4101589/kolam-segaran-sistem-pengendali-air-di-
masa-kerajaan-majapahit-mengering

Nugroho, A. (n.d.). Pesona Keindahan Wisata Kolam Segaran Mojokerto. Retrieved from
ihategreenjello.com: https://ihategreenjello.com/pesona-keindahan-wisata-kolam-
segaran/

Timur, B. P. (2020, November 19). Kolam Segaran. Retrieved from Balai Pelestarian Cagar
Budaya Provinsi Jawa Timur: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/kolam-
segaran/
Gambar

Anda mungkin juga menyukai