Anda di halaman 1dari 36

TRAUMA ABDOMEN

Definisi
• Trauma  kekerasan fisik yang mengakibatkan cedera.

• Trauma abdomen  trauma yg menyebabkan terjadinya

kerusakan pada organ abdomen  perubahan fisiologi 


gangguan metabolisme, kelainan immunologi dan
gangguan faal berbagai organ
Epidemiologi
• Kematian karena trauma sekitar 12,5% dari seluruh

kematian pada laki-laki dan pada perempuan hanya 7,4%


• Tahun 2020, diperkirakan angka kematian di dunia akibat

trauma akan mencapai 8,4 miliar dan salah satu


penyebab tersebut adalah kecelakaan lalu lintas.
• Dari seluruh kasus trauma abdomen di RSCM, trauma

tembus akibat luka tusuk menempati tempat teratas


(65%) diikuti oleh trauma tumpul.
Abdominal Quadrants & Organs
Regio Abdomen
Rongga peritoneal
• Atas: diafragma, liver, limfa,
gaster, kolon transversum
• Bawah: ileum, sebagian kolon
ascendens dan descendens,
kolon sigmoid, dan pada wanita,
organ reproduksi interna

Rongga retroperitoneal
• Aorta abdominalis, vena cava
inferior, sebagian besar
duodenum, pankreas, ginjal,
Rongga pelvis ureter, permukaan posterior colon
• Rektum, kandung kemih,
ascendens dan descendens,
komponen retroperitoneal rongga
pembuluh darah iliaka, dan pada
pelvis
wanita, organ reproduksi interna
Klasifikasi

• Trauma tumpul, merupakan trauma abdomen tanpa

penetrasi ke dalam rongga peitonium.


• Trauma tembus, merupakan trauma abdomen dengan

penetrasi ke dalam rongga peritoneum.


Klasifikasi
Berdasarkan organ yang terkena:
• Trauma pada organ padat, seperti hepar, limpa (lien)

dengan gejala utama perdarahan


• Trauma pada organ padat berongga seperti usus, saluran

empedu dengan gejala utama adalah peritonitis


Trauma Tumpul
• Kadang tidak memberikan kelainan yang jelas pada

permukaan tubuh  kontusio atau laserasi jaringan atau


organ dibawahnya
• Dapat berupa benda tumpul, perlambatan (deselerasi),

dan kompresi
• Benturan benda tumpul pada abdomen  cedera pada

organ berongga : perforasi dan organ padat berupa


laserasi
Trauma Tembus
• Dibagi menjadi luka tusuk dan luka tembak

• Trauma tembus akibat peluru:

• kecepatan rendah (low-velocity)

• kecepatan tinggi (high-velocity)


Etiologi
• Benturan karena benda tumpul  perforasi pada organ

visera berongga dan perdarahan pada organ visera padat


• Cedera kompresi  robekan dan hematoma pada organ

visera padat, ruptur pada organ berongga karena


peningkatan tekanan intraluminer
• Cedera perlambatan (deselerasi)  Peregangan dan

ruptur pada jaringan ikat atau penyokong


Trauma Tumpul Abdomen
• Sekitar 6% dari semua penderita trauma tumpul abdomen
memerlukan tindakan laparotomi.
• Kematian akibat trauma tumpul abdomen umumnya
disebabkan oleh perdarahan intraabdomen yang tidak
diketahui.
• Keadaan pada trauma tumpul abdomen yang
memerlukan perhatian khusus: syok, trauma tempat lain,
fraktur, penurunan kesadaran, hematuria, dan jejas di
abdomen.
Trauma Tumpul Abdomen

Patofisiologi
• Ruptur atau cedera robekan pada organ
berongga akibat peningkatan tekanan
intraabdomen yang besar dan tiba-tiba.
• Efek energi yang menumbuk.
• Gaya akselerasi dan deselerasi  robekan
• Seat belt injuries
• “seat belt sign” = highly correlated with intraperitoneal injury
Cedera Organ Abdomen
• Diafragma
• Organ berongga (lambung, usus halus, kolon, rektum)
• Organ padat (hati, limpa, pankreas)
• Traktus urinarius (ginjal, ureter, vesika urinaria, dan
urethra)
• Organ reproduksi
• Pembuluh darah abdomen
Gejala dan Tanda Klinik
• Gejala awal: mual, muntah, dan demam
• Tanda lainnya: darah dalam urine, nyeri abdomen,
distensi, atau kaku pada palpasi, dan suara usus bisa
menurun atau tidak ada
• Penegangan dari dinding perut untuk menjaga organ-
organ yang mengalami inflamasi di dalam abdomen.
• Ruptur organ berongga pneumoperitoneum
Trauma Tumpul Abdomen
• Darah atau cairan usus  rangsangan peritoneum 
nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, kekakuan dinding
perut
• Adanya darah  shifting dullness
• Udara bebas  hilang dan beranjaknya pekak hati
• Bising usus biasanya melemah dan menghilang.
• Rangsangan peritoneum  nyeri alih di daerah bahu
sebelah kiri
Trauma Tembus
• Mengenai organ berongga  peritonitis - sepsis

• Perforasi SCBA (misalnya lambung)  perangsangan

segera sesudah trauma  gejala peritonitis hebat


• SCBB (seperti kolon)  mula-mula tidak terdapat gejala

 setelah 24 jam timbul gejala akut abdomen karena


perangsangan peritoneum
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Lab
Trauma Tumpul Abdomen
Gambaran klinis
• Defans musculer, gambaran peritonitis 
akut abdomen.
• Distensi  pneumoperitoneum, dilatasi
lambung atau ileus.
• Grey Turner’s sign: ekhimosis pada flank
area  cedera pada ginjal dan pankreas.
• Cullen’s sign: ekhimosis pada daerah
umbilicus  perdarahan retroperitoneal.
• Bising usus turun  cedera
intraperitoneal
• Rectal toucher: darah  cedera usus.
Trauma Abdomen

• Darah atau cairan usus dalam rongga peritoneum 

tanda-tanda rangsangan peritoneum berupa nyeri tekan,


nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding
abdomen
• Bising usus biasanya melemah atau hilang sama sekali.
Trauma Abdomen

• Trauma abdomen disertai ranggsangan peritoneum


dapat memberikan gejala berupa nyeri pada daerah
bahu terutama yang sebelah kiri (referred pain)
• Pemeriksaan lain : pemeriksaan rektum, darah 

kelainan pada usus besar: kuldosentesis, kemungkinan


adanya darah dalam lambung; dan kateterisasi, adanya
darah menunjukkan lesi pada saluran kencing
Trauma Abdomen

• Darah lengkap
• Kimia serum
• Lever funection test (LFT)
• Pengukuran amilase
• Urinalisis
• Coagulation profile
• Golongan darah, screen, dan crossmatch
• Pengukuran gas darah arteri
• Skrining obat dan alkohol
Trauma Tumpul Abdomen
Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos abdomen: dapat melihat free air  perforasi
organ berongga.
• USG Focused assessment with sonography for trauma
(FAST): untuk melihat cairan bebas dalam rongga abdomen
 darah atau cairan abnormal lainnya.
• Diagnostic Peritoneal Lavage: minilaparotomi untuk melihat
darah intraabdomen.
• CT Scan abdomen: mengetahui organ apa yg cedera serta
derajatnya, baik organintraperitoneal ataupun
retroperitoneal serta perkiraan jumlah perdarahan
intraperitoneal.
Trauma Tumpul Abdomen
Trauma Tumpul Abdomen
Penatalaksanaan
• Prinsip penanganan trauma secara umum: A, B dan C.
• Bila C (hemodinamik) tidak stabil atau syok berulang 
segera konsul cito ke dokter bedah  perlu tindakan
laparotomi.
• Bila hemodinamik stabil  periksa tanda-tanda peritonitis.
Bila ada defans muskuler: segera hubungi dokter bedah
untuk laparotomi.
• Bila hemodinamik pasien stabil dan tidak ada tanda-tanda
peritnitis, lakukan pemeriksaan USG FAST untuk melihat
cairan bebas intraabdomen. Bila positif: evaluasi ketat.
Algoritma Trauma Tumpul Abdomen
Trauma Tajam Abdomen
• Cukup sering di Indonesia, terutama beberapa wilayah
seperti di Sumatera Selatan, Madura dan Makassar.
• Pria lebih banyak dari wanita.
• Mengenai usia produktif.
• Seringkali dengan trauma tajam tempat lain.
• Mekanisme trauma:
• Akibat benda tajam seperti pisau, golok, celurit, dll
• Akibat peluru (luka tembak)
Trauma Tajam Abdomen
Penatalaksanaan
• Perinsip penanganan umum trauma: A, B dan C.
• Bila pasien stabil, lakukan pemeriksaan sekunder (x-ray,
USG, CT Scan, dan lain-lain).
• Bila hasil pemeriksaan tersebut normal  observasi
tanda-tanda peritonitis.
• Bila setelah 2 x 24 jam pasien stabil dan tidak ada tanda-
tanda akut abdomen  aman.
Trauma Tajam Abdomen
Penatalaksanaan
• Indikasi laparotomi pada trauma tajam abdomen:
• Adanya syok
• Eviserasi (keluarnya isi rongga perut)
• Adanya tanda-tanda peritonitis
• Semua pasien dengan luka tembak
• Luka tusuk dengan pisau atau benda yang menusuk masih
tertancap di abdomen  pisau dilepaskan di meja operasi
Trauma Tajam Abdomen
Komplikasi
• Perdarahan intraabdomen, infeksi, sepsis, dan kematian
• Delayed ruptur atau delayed hemmorage dari organ
padat khususnya limpa
• Komplikasi pasca laparotomi pada trauma abdomen:
• abses intraabdominal sebanyak (12%)
• infeksi luka (7%)
• fistel enterokutan (4%)
• gagal ginjal akut (3%)
• Komplikasi yang lebih lambat lagi: obstruksi usus halus
dan hernia insisional
Prognosis
• Prognosis pasien yang menderita trauma abdomen
umumnya baik
• Angka kematian pada pasien yang dirawat di rumah sakit
sekitar 5-10%
• Lebih dari 80% kematian terjadi dalam 24 jam saat
kedatangan di rumah dan 66,7% pada saat operasi awal
karena cedera pembuluh darah abdomen
• Sebagian besar kematian karena trauma tembus
abdomen terjadi antara 1 – 6 jam dari saat datang di
rumah sakit, diikuti jumlah yang lebih kecil pada 6 – 24
jam setelah kedatangan.
Prognosis
• Jumlah tertinggi kematian karena trauma tumpul
abdomen terjadi 72 jam setelah kedatangan di rumah
sakit
• Kematian karena trauma tembus abdomen lebih sering
terjadi di instlasi gawat darurat (IGD) atau ruang operasi
dibandingkan dengan trauma tumpul abdomen yang
terutama terjadi di ICU.
Prognosis
• Secara umum, kematian terjadi dalam 72 jam pertama
karena hipoperfusi dan sequelenya. Kematian di ICU dua
minggu atau lebih kemudian biasanya karena komplikasi
sepsis, sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS), atau
multiple organ dysfunction syndrome)
Prognosis
• Faktor-faktor yang meningkatkan mortalitas dari trauma
tembus abdomen adalah jenis kelamin perempuan,
lamanya jarak antara saat kejadian dan dimulainya
tindakan operasi, adanya syok saat datang ke rumah
sakit, dan adanya cedera kepala.

Anda mungkin juga menyukai