UEU Kimia Organik Dasar Pertemuan 8
UEU Kimia Organik Dasar Pertemuan 8
PERTEMUAN 8
Harizal, S.Pd., M.Sc
Program Studi Gizi
Universitas Esa Unggul
1
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu menjelaskan tatanama, sifat fisik, sifat
kimia, sintesis, dan reaksi yang melibatkan senyawa alkohol
2
Struktur air dan metanol
4
Contoh klasifikasi
CH3 OH
CH3 CH CH2OH CH3 CH CH2CH3
* *
CH3
*
CH3 C OH
CH3
Alkohol tersier
5
Penamaan IUPAC
• Tentukan rantai karbon terpanjang yang mengandung
karbon yang terikat langsung dengan gugus —OH.
• Ganti akhiran -a pada nama alkana nya menjadi –ol
pada alkohol.
• Nomori rantai sedemikian sehingga gugus —OH
memiliki nomor terkecil.
• Nomori dan namai semua rantai samping dan tulis
secara alfabetis.
6
Contoh Nomenklatur
CH3 OH
CH3 CH CH2OH CH3 CH CH2CH3
3 2 1 1 2 3 4
2-metil-1-propanol 2-butanol
2-metilpropan-1-ol butan-2-ol
CH3
2 1 2-metil-2-propanol
CH3 C OH 2-metilpropan-2-ol
CH3
7
Alkenol (Enol)
• Gugus hidroksil memiliki urutan prioritas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan gugu alkena. Tandai karbon yang memiliki
gugus —OH dengan nomor terendah.
• Akhiri nama senyawa dengan akhiran –ol, namun beri sisipan –en
sebelum akhiran -ol
OH
CH2 CHCH2CHCH3
5 4 3 2 1
4-penten-2-ol
pent-4-en-2-ol
8
Prioritas penamaan
Urutan teratas 1. Asam
2. Ester
3. Aldehida
4. Keton
5. Alkohol
6. Amina
7. Alkena
8. Alkuna
9. Alkana
Urutas terbawah 10. Eter
11. Halida
9
Substituen hidroksi
• Ketika —OH merupakan gugus dengan prioritas yang lebih
kecil dibandingkan dengan gugus asam karboksilat, maka
dinamakan sebagai hidroksi.
Asam karboksilat
OH
CH2CH2CH2COOH
4 3 2 1
Asam 4-hydroksibutanoat
Juga dikenal sebagai asam -hidroksibutirat (GHB)
10
Nama umum
CH3 OH
CH3 CH CH2OH CH3 CH CH2CH3
isobutil alkohol sec-butil alkohol
11
Penamaan Diol
heksana-1,6- diol
12
Glikol
• 1, 2-diol (vicinal diol) disebut juga sebagai glikol.
• Nama umum untuk glikol menggunakan nama alkena asal
dari glikol tersebut.
OH OH
OH OH
13
Penamaan fenol
• Gugus —OH dianggap berada pada posisi 1.
• Untuk nama umum pada fenol dengan dua
subtituen, gunakan awalan orto untuk 1,2; meta-
untuk 1,3; dan para- untuk 1,4.
• Metil fenol disebut kresol.
OH
OH
H3C
Cl
3-chlorofenol 4-metilfenol
(meta-klorofenol) (para-kresol)
14
Contoh soal 1
Tentukan nama sistematik (IUPAC) dari senyawa alkohol berikut
Penyelesaian
Rantai karbon terpanjang mengandung enam atom karbon, namun tidak
ikatan karbon-OH. Rantai karbon terpanjang yang berikatan langsung
dengan gugus —OH dapat dilihat pada gambar. Rantai karbon ini
mengandung lima atom karbon. Rantai ini dinomori dari kanan ke kiri
sehingga diperoleh karbon dengan gugus hidroksil yang memiliki nomor
terkecil.
16
Titik didih alkohol
17
Kelarutan dalam air
18
Beberapa senyawa alkohol yang cukup dikenal:
Metanol
• Disebut juga sebagai “alkohol kayu”
• Produksi skala industri dilakukan menggunakan gas sintetik sebagai bahan
dasar.
• Merupakan jenis pelarut yang biasa digunakan dalam industri
• Dosis racun: 100 mL metanol (kandungan miras oplosan biasanya
sebagian besar terdiri atas metanol sehingga memiliki tingkat racun yang
tinggi)
• Penggunaan metanol sebagai bahan bakar:
– Memiliki nilai oktan yang tinggi (baik untuk mesin)
– Memiliki emisi yang rendah (ramah lingkungan)
– Kandungan energi rendah
– Nyala api tidak berwarna
19
Beberapa senyawa alkohol yang cukup dikenal:
Etanol
• Etanol merupakan senyawa alkohol yang memiliki banyak
kegunaan terutama di bidang kesehatan dan energi.
• Tidak memiliki warna dan cukup mudah menguap (titik didih
78oC)
• Etanol dapat diperoleh dari hasil fermentasi gula dan pati.
– Hasil fermentasi bahan mengandung 12–15% etanol.
– Hasil fermentasi didistilasi hingga diperoleh sejenis cairan etanol
dengan kadar yang cukup tinggi (70%)
– Distilasi ulang dilakukan untuk mendapatkan etanol 95% (membentuk
campuran azeotrop yang sulit dipisahkan)
– Pengeringan etanol menggunakan zat pengering seperti norit dan
zeolit menghasilkan etanol 99%.
• Dosis toksik: 200 mL
20
Keberadaan dan kegunaan fenol
OH
OH OH
OH
CH2 (CH2)4 C H 3
OH OH CH3 OH CH3
CH3
CH3 CH3 CH3
C C C
C
CH3
O O CH3 CH3
CH3 CH3
BHT
BHAs (butylated hydroxyanilines) (butylated hydroxytoluene)
21
antioksidan
Keasaman Alkohol
• Kisaran pKa : 15.5–18.0 (air: 15.7)
• Keasaman menurun seiring dengan
meningkatnya jumlah karbon.
• Halogen dan gugus penarik elektron lain dapat
meningkatkan keasaman.
• Fenol 100 kali lebih asam dibandingkan
dengan sikloheksanol.
22
Tabel Nilai Ka
23
Pembentukan ion alkoksida
27
Sintesis alkohol visinal
diol visinal dapat disintesis melalui dua
metode:
• Hidroksilasi Syn dari alkena
– Osmium tetroksida, hidrogen peroksida
– Kalium permanganat dingin dan encer dan
suasana basa
• Hidroksilasi anti dari alkena
– Asam peroksi diikuti dengan hidrolisis
28
Reagen organologam
29
Reagen Grignard
30
Reaksi dengan reagen Grignard
Br
ether MgBr
+ Mg
Cl MgCl
ether
CH3CHCH2CH3 + Mg CH3CHCH2CH3
31
Reagen Organolitium
• Rumus umum: R—Li (bereaksi dengan
senyawa lain dalam bentuk R:- +Li)
• Dapat dihasilkan dari alkil, vinil, atau aril
halida seperti juga reagen Grignard.
• Dapat menggunakan berbagai macam pelarut
selain eter.
32
Reaksi dengan karbonil
33
Pembentukan alkohol primer dengan
reagen Grignard
34
Sintesis alkohol 2º
36
Contoh Soal 2
Tunjukkan bagaimana cara mensintesis senyawa alkohol berikut dari
senyawa yang memiliki tidak lebih dari lima karbon.
Penyelesaian
Senyawa ini merupakan alkohol tersier; salah satu dari ketiga gugus alkil
tersebut bisa jadi berasal dari adisi menggunakan regen Grignard. Terdapat tiga
kombinasi reagen yang dapat digunakan untuk menghasilkan alkohol ini antara
lain:
37
Contoh Soal 2 (Lanjutan)
Penyelesaian (Lanjutan)
38
Reaksi Grignard dengan klorida
asam dan ester
• Gunakan dua mol reagen Grignard.
• Produk yang dihasilkan berupa alkohol tersier dengan
dua gugus alkil yang sama.
• Reaksi dengan satu mol reagen Grignard
menghasilkan suatu intermediet keton yang lebih
lanjut bereaksi dengan mol kedua dari reagen
Grignard.
39
Reaksi Grignard dengan turunan asam
karboksilat
40
Mekanisme
Tahap 1: Grignard menyerang atom karbon karbonil membentuk
intermediet tetrahedral.
H3C CH3
R MgBr C O R C O MgBr
Cl
Cl
CH3 CH3
R C O MgBr R C + MgBrCl
O
Cl
41
Mekanisme lanjutan
Tahap 3: molekul Grignard kedua menyerang karbonil keton membentuk
intermediet alkoksi.
CH3 CH3
R MgBr + R C R C O MgBr
O
R
CH3 CH3
HOH
R C O MgBr R C OH
R R
42
Adisi etilen oksida
43
Kekurangan reaksi Grignard
• Grignard merupakan nukleofil yang bagus, namun
dengan keberadaan proton asam, reagen ini akan
berperan sebagai basa kuat.
• Tidak boleh ada air atau proton asam lain seperti O—
H, N—H, S—H, atau alkuna ujung.
• Tidak boleh ada elektrofil dengan ikatan rangkap
seperti C═N, CN, S═O, atau N═O dalam reaksi.
44
Reduksi karbonil
• Reduksi aldehida menghasilkan alkohol
primer.
• Reduksi keton menghasilkan alkohol sekunder.
• Reagen:
– Natrium borohidrida, NaBH4
– Litium aluminum hidrida, LiAlH4
– Nikel Raney
45
Natrium Borohidrida
• NaBH4 merupakan sumber hidrida (H-)
• Hidrida menyerang karbon karbonil membentuk
ion alkoksida.
• Kemudian ion alkoksida terprotonasi oleh asam
encer.
• Hanya bereaksi dengan karbonil aldehida dan
keton, bukan pada karbonil ester atau asam
karboksilat.
46
Mekanisme reduksi aldehida
O H O- H O-
H3O+
H-
47
Litium Aluminum Hidrida
• LiAlH4 merupakan sumber hidrida (H-)
• Merupakan agen pereduksi yang lebih kuat
dibandingkan natrium borohidrida, namun lebih
berbahaya.
• Mereduksi keton dan aldehida menjadi alkohol
sekunder dan tersier.
• Mengubah ester dan asam karboksilat menjadi
alkohol primer.
48
Reduksi dengan LiAlH4
O H H
OCH3 1. LAH OH
2. H3O+
49
Agen Pereduksi
50
Hidrogenasi terkatalisis
52
Sintesis tiol
54
Reaksi-Reaksi Senyawa Alkohol
55
Beberapa reaksi pada alkohol
• Dehidrasi menjadi alkena
• Oksidasi menjadi aldehida dan keton
• Substitusi menjadi alkil halida
• Reduksi menjadi alkana
• Esterifikasi
• Tosilasi
• Sintesis eter Williamson
56
Ringkasan reaksi
57
Bilangan oksidasi
• Penilaian bilangan oksidasi relatif mudah dilakukan untuk garam
anorganik:
– CrO42- direduksi menjadi Cr2O3.
– KMnO4 direduksi menjadi MnO2.
• Oksidasi: bertambahnya jumlah O, O2, atau X2; berkurangnya jumlah H2.
• Reduksi: bertambahnya jumlah H2 (atau H-); berkurangnya jumlah O atau
O2; dan berkurangnya jumlah X2.
• Bertambahnya atau berkurangnya jumlah H+, H2O, HX, dst. Tidak
menunjukkan terjadinya oksidasi maupun reduksi
58
Bilangan Oksidasi karbon
59
Oksidasi alkohol 2°
• Alkohol 2° dioksidasi
menjadi keton.
• Agen oksidasi misalnya
Na2Cr2O7/H2SO4.
• Reagen aktif pada reaktan
tersebut adalah H2CrO4.
• Terjadi perubahan warna
pada reaksi ini dari jinga
menjadi hijau-kebiruan.
60
Mekanisme reaksi oksidasi
61
Oksidasi alkohol 1° menjadi asam
karboksilat
62
Piridinium klorokromat (PCC)
64
Alkohol 3° tidak dapat teroksidasi
• Karbon tersier tidak memiliki hidrogen sehingga sulit
dioksidasi dan melibatkan pemutusan ikatan C—C bond.
• Uji asam kromat untuk alkohol primer dan sekunder
karena alkohol tersier tidak dapat bereaksi.
65
Reagen oksidasi lain
• CuO, 300°C (dehidrogenasi di industri)
• Reagen Collins : Cr2O3 dalam piridin
• Reagen Jones : asam kromat dalam aseton
• KMnO4 (oksidator kuat)
• Asam nitrat (oksidator kuat)
• Oksidasi Swern : dimetilsulfoksida, dengan oksalil
klorida dan basa (meruah), mengoksidasi alkohol 2
menjadi keton dan alkohol 1 menjadi aldehida.
66
Contoh soal 1
Tuliskan metode yang paling cocok untuk tiap reaksi sintesis berikut.
(a) siklopentanol ––––––> siklopentanon
Penyelesaian
Banyak jenis reagen yang bisa digunakan untuk mengoksidasi alkohol
sekunder sederhana menjadi keton. Namun, untuk sintesis di
laboratorium, reagen yang digunakan adalah kromium trioksida atau
natrium dikromat. PCC dan oksidator Swern juga dapat digunakan, meski
relatif rumit.
67
Contoh soal 1 (lanjutan)
Tuliskan metode yang paling cocok untuk tiap reaksi sintesis
berikut..
(b) 2-okten-1-ol ––––––> 2-oktenal
Penyelesaian
Sintesis ini memerlukan pemikiran lebih jauh mengingat terdapat
beberapa faktor yang bisa mengubah jalannya reaksi. Misalnya, aldehid
dapat dengan mudah dioksidasi leih lanjut menjadi asam karboksilat
dan ikatan rangkap bereaksi dengan oksidator seperti KMnO4. Reagen
yang dapat digunakan sukup terbatas diantaranya PCC atau oksidator
Swern.
68
Dehidrogenasi alkohol
69
Oksidasi Swern
• Reaksi ini menggunakan dimetil sulfoksida (DMSO)
sebagai oksidator bersamaan dengan oksalil klorida
dan piridin.
• Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehida.
• Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton
pada kondisi reaksi ini.
• Produk samping dari reaksi dapat dengan mudah
dipisahkan dari produk sehingga relatif mudah
dilakukan.
70
Contoh Swern
71
Oksidasi Biologis
• Dikatalis oleh alcohol dehydrogenase (ADH).
• Agen pengoksidasi yang berperan adalah
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+).
• Etanol teroksidasi menjadi asetaldehida,
kemudian menjadi asam asetat (relatif tidak
beracun).
• Metanol teroksidasi menjadi formaldehida,
kemudian menjadi asam format (yang mana
relatif lebih beracun).
• Etilen glikol dioksidasi menjadi asam oksalat
(cukup beracun).
72
Oksidasi enzimatik
74
Alkohol sebagai elektrofil
76
Reaksi SN2 menggunakan tosilat
78
Reduksi alkohol
• Dehidrasi dengan H2SO4 pekat, kemudian adisi dengan H2.
• Konversi gugus alkohol menjadi tosilat kemudian reduksi
gugus tersebut dengan LiAlH4.
OH
H2SO4 H2
CH3CHCH3 CH2 CHCH3 CH3CH2CH3
Pt
alkohol alkena alkana
OH OTs
TsCl LiAlH4
CH3CHCH3 CH3CHCH3 CH3CH2CH3
alkohol tosilat alkana
79
Reaksi alkohol dengan asam
80
Reaksi dengan HBr
• Gugus –OH dapat terprotonasi.
• Gugus –OH2+ merupakan gugus pergi yang baik.
• Alkohol 3° dan 2° bereaksi dengan Br- melalui reaksi SN1.
• Alkohol 1° bereaksi melalui SN2.
+ H -
H3O Br
R O H R O H R Br
81
Reaksi dengan HCl
• Klorin merupakan nukleofil yang lebih lemah dibandingkan
bromida.
• Dengan menambahkan ZnCl2, yang dapat mengikat gugus –
OH dengan kuat, reaksi ini dapat berlangsung dengan baik.
• Produk klorida seringkali tidak larut dalam pelarut.
• Uji Lucas: ZnCl2 dalam HCl pekat:
– Alkohol 1° bereaksi secara perlahan atau tidak bereaksi sama
sekali.
– Alkohol 2 bereaksi dalam 1-5 menit.
– Alkohol 3 bereaksi kurang dari 1 menit.
82
Reaksi SN2 dengan reagen Lucas
83
Reaksi SN1 dengan reagen Lucas
Alkohol sekunder dan tersier bereaksi dengan reagen Lucas (HCl dan ZnCl2)
melalui mekanisme SN1.
84
Kelemahan reaksi HX
• Alkohol primer dan sekunder menghasilkan
rendemen alkil klorida yang rendah.
• Reaksi eliminasi berkompetisi dengan reaksi
substitusi.
• Intermediet karbokation dapat mengalami
penataulangan.
85
Contoh soal 2
Ketika 3-metil-2-butanol direaksikan dengan HBr pekat, produk mayor
yang dihasilkan adalah 2-bromo-2-metilbutana. Tulis mekanisme untuk
pembentukan produk ini.
Penyelesaian
Gugus alkohol diprotonasi oleh asam kuat. Alkohol terprotonasi ini
melepaskan molekul air membentuk karbokation sekunder.
86
Contoh soal 2 (Lanjutan)
Penyelesaian (lanjutan)
87
Reaksi dengan fosfor halida
88
Mekanisme reaksi dengan PBr3
90
Mekanisme reaksi tionil klorida
91
Reaksi dehidrasi
• H2SO4 pekat menghasilkan alkena.
• Reaksi terjadi melalui intermediet karbokation.
• Menghasilkan produk Zaitsev
• Dehidrasi bimolekular menghasilkan eter.
• Reaksi temperatur rendah (kurang dari 140°C),
cenderung menghasilkan eter.
• Reaksi temperatur tinggi (lebih dari 180°C),
cenderung menghasilkan alkena
92
Dehidrasi sikloheksanol
93
Diagram energi, E1
94
Contoh soal 3
Prediksikan produk dehidrasi terkatalisis asam sulfat pekat dengan
bahan dasar 1-metilsikloheksanol
Penyelesaian
1-Metilsikloheksanol bereaksi membentuk karbokation tersier.
Salah satu proton akan dilepas dari salah satu dari tiga karbon
disekitar karbokation. Dua atom karbon sekunder ekuivalen satu
sama lain dan pelepasan atom hidrogen dari kedua karbon ini akan
melepaskan produk alkena dengan tiga substituen (produk mayor).
Pelepasan proton dari karbon metil akan menghasilkan produk
alkena dengan dua substituen (produk minor)
95
Reaksi khas Diol
diol visinal dapat mengalami dua reaksi khas
berikut:
– Penataulangan Pinacol
– Pembelahan asam Periodat
96
Penataulangan pinakol
98
Mekanisme penataulangan pinakol
(Lanjutan)
99
Pembelahan glikol oleh periodat
100
Esterifikasi
101
Esterifikasi Fischer
103
Ester Nitrat
104
Ester fosfat
105
Ester fosfat pada DNA
106
Ion alkoksida: Sintesis eter
Williamson
• Eter dapat disintesis melalui reaksi ion alkoksida dengan alkil halida
primer. Reaksi ini disebut sintesis eter Williamson.
• Reaksi in terjadi melalui mekanisme SN2 sehingga biasanya dilakukan
menggunakan alkil halida primer.
• Jika menggunakan alkil halida sekunder atau tersier, ion alkoksida
akan berperan sebagai basa sehingga mengakibatkan reaksi eliminasi.
107
Sekian
108