Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI PERBANKAN

SYARIAH Kelompok 08

Surya Hadi
Wijaya
Dosen Pengampu Eka Nur Rofik, M.Ak
o Kharirotun
Nikmah

Erlinda
Feriyanti
DEFINISI DAN PENGGUNAAN TRANSAKSI
SALAM DAN SALAM PARALEL
SALAM salam, merupakan pembelian barang yang pembayarannya dilunasi di
muka, sedangkan penyerahan barang dilakukan di kemudan hari. Akad
salam ini digunakan untuk memfasilitasi pembelian suatu barang
(biasanya barang hasil pertanian) yang memerlukan waktu untuk
memperoduksinya.

SALAM salam pasaralel merupakan jual beli barang yang


PARALEL melibatkan dua transaksi salam, dalam hal ini transaksi
salam pertama dilakukan antara nasabah dengan bank,
sedangkan transaksi salam kedua dilakukan antara bank
dengan petani atau pemasok
Ketentuan syar’i transaksi salam diatur dalam fatwa DSN
nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Salam. Fatwa KETENTUAN
tersebut mengatur tentang ketentuan pembayaran, barang, SYAR’I
salam paralel, waktu penyerahan, dan syarat pembatalan RUKUN
kontrak.
TRANSAKSID
AN
Rukun salam meliputi: (a) transtaktor, yakni pembeli PENGAWAS
(muslam) dan penjuan (muslamilaih); (b)objek akad salam
berupa barang dan harga yang diperjualbelikan dalam
AN SYARIAH
transaksi salam; (c) ijab dan kabul yang menunjukkan TRANSAKSI
pernyataan kehendak jual beli secara salam, baik berupa SALAM DAN
ucapan atau perbuatan. SALAM
PARALEL
Pengawaasan menurut DSN dan DPS berdasarkan pedoman yan
ditetapkan oleh Bank Indonesia dilakukan untuk:
 memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh
syariah Islam;
 memastikan bahwa pembayaran atas barang salam kepada pemasok
telah dilakukan di awal kontrak secara tunai seebesar akad salam;
 meneliti bahwa akad salam telah sesuia dengan fatwa DSN-MUI
tentang salam dan peraturan Bank Indonesia yang berlaku;
 meneliti kejelasan akad salam yang dilakukan dalam format salam
paralel atau akad salam biasa;
 meneliti bahwa keuntungan bank syariah atas praktik salam paralel
diperoleh dari selisih antara harga beli pemasok dengan harga jual
kepada nasabah/pembeli akhir.
ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM
PARALEL

1. Negosiasi dengan persetujuankesepakatan antara penjual dengan pembeli


terkait transaksi salam yang akan dilaksanakan.
2. Setelah akad disepakati, pembeli melakukan pembayaran terhadap barang yang
diinginkan sesuai kesepakatan yang sudah dibuat.
3. Pada transasksi salam, penjual mulai memproduksi atau menyelesaikan tahapan
penanaman produk yang diinginkan pembeli. Setelah produk dihasilkan, pada saat
atau sebelum tanggal penyerahan, penjual mengirim barang sesuai dengan
spesifikasi kualitas dan kuantitas yang telah disepakati kepada pembeli. Adapun
transaksi salam paralel, yang biasanya digunakan oleh penjual (bank syariah) yang
tidak memproduksi sendiri produk salam, setelah menyepakati kontrak salam dan
menerima dana dari nasabah salam, selanjutnya secara terpisah membuat akad
salam dengan petani sebagai produsen produk salam.
4. Setelah menyepakati kedua akad tersebut, bank langsung melakukan
pembayaran kepada petani.
5. Dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan kesepakattan dengan bank, petani
mengirim produk salam kepada petani sesuai dengan sesifikasi yang ditentukan.
6. Bank menerima dokumen penyerahan produk salam kepada nasabah dari petani.

Anda mungkin juga menyukai