memahami kompleksitas dari kelas dan memberikan panduan untuk membangun komunitas belajar yang lebih produktif. Properti kelas Proses kelas Struktur kelas Properti kelas Memandang kelas sebagai sebuah sistem ekologi di mana guru dan siswa saling berinteraksi di dalam lingkungan yang spesifik (kelas) untuk melakukan suatu aktivitas dan tugas tertentu. Properti kelas secara langsung dapat mempengaruhi lingkungan kelas secara keseluruhan dan membentuk perilaku dari para partisipan di kelas. Ada beberapa yang dapat diubah oleh guru namun ada juga yang tidak. Properti kelas (Walter Doyle) 1) Multidimensionality Kelas merupakan tempat yang penuh dengan orang- orang dari latar belakang, minat, kemampuan yang berbeda. Guru menjelaskan beberapa hal, memberikan arahan, mengatasi konflik, membuat tugas, dan membuat catatan Siswa mendengarkan, membaca, menulis, berhubungan dengan satu sama lain dalam diskusi dan percakapan, membentuk persahabatan, dan mengalami konflik. Guru mempelajari aktivitas multidimensional ini dan mengakomodasinya dengan cara-cara tertentu. Properti kelas (Walter Doyle) 2) Simultaneity Ketika membantu seorang siswa, guru harus memonitor siswa yang lain, mengatasi interupsi, dan menjaga alur selama waktu tertentu Selama presentasi, guru harus menjelaskan ide dengan jelas sambil menangkap tanda-tanda tidak perhatian, tidak paham, dan perilaku yang salah Selama diskusi, guru harus mendengarkan jawaban siswa, memperhatikan tanda pemahaman dari siswa lain, dan memikirkan pertanyaan selanjutnya Guru yang efektif dapat mengorganisir dan mengatasi kejadian-kejadian sulit yang terjadi secara bersamaan Properti kelas (Walter Doyle) 3) Immediacy Terdapat langkah yang cepat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas dan memberikan dampak yang segera terhadap guru dan siswa. Guru memuji, menegur, menjelaskan, memarahi, dan menantang siswa secara berkelanjutan. Sedangkan siswa selalu berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di kelas diantaranya tanpa perencanaan dan kesegeraan ini hanya memberikan sedikit waktu bagi guru untuk berpikir sebelum bertindak Properti kelas (Walter Doyle) 4) Unpredictability Peristiwa-peristiwa di kelas tidak hanya menuntut perhatian yang segera namun juga dapat menimbulkan perubahan yang tidak dapat diprediksi. Siswa yang sakit, pengumuman, pengunjung yang tidak terjadwal sering terjadi. Akibatnya, sulit untuk mengantisipasi bagaimana pelajaran atau aktivitas tertentu akan berjalan dengan lancar pada hari yang ditentukan Properti kelas (Walter Doyle) 5) Publicness Ruangan kelas adalah ruang publik di mana semua kejadian disaksikan oleh orang banyak. Guru dan siswa saling memperhatikan perilaku satu sama lain. Properti kelas (Walter Doyle) 6) History Para partisipan dalam sebuah kelas menjadi sebuah komunitas yang membentuk sebuah sejarah. Kelas bertemu beberapa hari dalam seminggu selama beberapa bulan dan membentuk serangkaian pengalaman, norma, dan rutinitas. Proses kelas Richard Schmuk dan Patricia Schmuk (2001) menggarisbawahi pentingnya proses interpersonal dan kelompok di dalam kelas. Mereka meyakini bahwa komunitas belajar yang positif dibentuk oleh guru ketika mereka mengajari siswa mengenai keterampilan interpersonal dan kelompok dan ketika mereka membantu kelas berkembang sebagai sebuah kelompok. Proses Kelas (Schmuks) 1) Communication Sebagian besar interaksi di kelas merupakan komunikasi verbal dan nonverbal dan merupakan proses timbal balik Schmuks berpendapat bahwa komunikasi bersifat terbuka, hidup, dan melibatkan partisipasi yang tinggi dari anggota kelompok Proses Kelas (Schmuks) 2) Friendship and Cohesiveness Proses ini meliputi tingkatan di mana orang-orang di dalam kelas saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain Schmuks mendorong guru untuk membantu meniptakan lingkungan kelas di mana kelompok teman sebaya bebas dari kelompok-kelompok kecil , tiada siswa yang tersingkir dari struktur pertemanan. Proses Kelas (Schmuks) 3) Expectations Di dalam kelas, masing-masing orang memiliki harapan terhadap diri mereka sendiri maupun orang lain. Schmuks tertarik pada bagaimana harapan dapat trebentuk dan bagaimana pengaruhnya terhadap iklim dan proses belajar di dalam kelas Proses Kelas (Schmuks) 4) Norms Norma atau aturan merupakan harapan bersama antara guru dan murid terhadap perilaku di kelas. Schmuks menghargai kelas dengan aturan yang dapat mendukung keterlibatan siswa dalam tugas akademik namun pada waktu yang bersamaan dapat mendorong hubungan interpersonal dan tujuan bersama. Proses Kelas (Schmuks) 5) Leadership Proses ini merujuk pada kekuatan dan pengaruh yang muncul di kelas dan dampaknya terhadap interaksi dan kesatuan kelompok. Schmuks memandang kepemimpinan sebagai proses interpersonal dibandingkan sebagai karakteristik seseorang dan mereka mendorong agar kepemimpinan dapat tersebar di dalam kelompok kelas. Proses Kelas (Schmuks) 6) Conflict Konflik sering terjadi dalam kehidupan manusia, begitu pun di kelas. Guru didorong untuk mengembangkan kelas di mana terdapat kesadaran terhadap adanya konflik yang mungkin terjadi dan terdapat proses untuk menghadapi konflik dengan cara yang produktif. Struktur kelas Beberapa peneliti berpendapat bahwa perilaku di dalam kelas secara parsial merupakan respon terhadap struktur dan tuntutan di kelas berupa aktivitas dan tugas yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan selama proses pembelajaran berlangsung. 1) Task structures Tugas merujuk pada harapan maupun tuntutan baik secara kognitif maupun sosial yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan. Aktivitas kelas merupakan tindakan-tindakan siswa yang dapat diobervasi misalnya berpartisipasi dalam sebuah diskusi, bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompok kecil, bekerjasama dengan teman sebangku, mendengarkan ceramah, dan sebagainya. Tugas berkaitan dengan mata pelajaran. Tugas dapat mempengaruhi tindakan dan pikiran siswa dan menentukan tingkatan kerjasama dan keterlibatan siswa di kelas. 2) Goal and reward structures Struktur tujuan meliputi tipe salingketergantungan di antara siswa dan antara siswa dengan kelompok yang dibutuhkan untuk berjuang dalam menyelesaikan tugas. Struktur tujuan menurut Johnson dan Johnson (1999) dan Slavin (1995) yaitu: Cooperative goal structures: ketika siswa mempersepsikan bahwa mereka dapat mencapai tujuan jika dan hanya jika mereka bekerja sama dengan siswa lain Competitive goal structures: ketika siswa mempersepsikan bahwa mereka dapat mencapai tujuan hanya jika siswa lain tidak mencapai tujuan tersebut Individualistic goal structures: ketika siswa mempersepsikan bahwa mereka dapat mencapai tujuan tidak berhubungan dengan pencapaian tujuan dari siswa lain. 3) Classroom participation structures Struktur partisipasi membantu untuk menentukan siapa yang dapat berkata apa, kapan, dan kepada siapa selama pembelajaran berlangsung. Struktur partisipasi meliputi cara-cara yang dilakukan siswa untuk bertanya, merespon terhadap stimulus yang diberikan guru. Hal ini bervariasi dan berhubungan dengan tipe pelajaran.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu