Anda di halaman 1dari 81

HUKUM POSITIF INDONESIA

PROF. Dr.H. INDAR,SH, MPH

13/09/23 12:21 AM, 1


DEFINISI HUKUM
DEFINISI HUKUM
1. J.G. HOLLAND (POZGAR, 1996)
“Laws are the very bulwarks of liberty : They define
every man’s right and defend the individual
liberties of all men”.

2. LEOPOLD POSPISIL
“Suatu aktivitas dalam rangka suatu kebudayaan
yang mempunyai fungsi pengawasan sosial untuk
membedakan suatu aktivitas itu dari aktivitas
kebudayaan lain yang mempunyai tugas yang
serupa dalam suatu masyarakat seorang harus
mencari 4 ciri dari hukum (attribute of law)
13/09/23 12:21 AM 2
DEFINISI HUKUM

3. E.UTRECHT ( 2001)
“Himpunan peraturan-peraturan (perintah-
perintah) dan larangan-larangan yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan
karena itu harus ditaati oleh masyarakat..
4. J.C.T SIMORANGKIR (1998)
Peraturan-peraturan yg bersifat memaksa yg
menentukan tingkah laku manusia dlm lingk
masy yg dibuat oleh badan resmi yg berwajib,
pelanggaran mana terhdp peraturan-peraturan
tdi berakibatkan diambilnya tindakan yaitu
hukum tertentu.
SUBJEK HUKUM
Subjek Hukum

1. Orang, hak dan kewajiban


2. Badan Hukum, hak kewajiban, RS
Ciri profesi , Body of knowledge (kompe
tensi keilmuan),memiliki dan menguasai
ilmu yg tdk dimiliki & dikuasai profesi lain
sep.Kost
Litigasi, non litigasi, konsiliasi, arbitrasi,
mediasi

13/09/23 12:21 AM 4
ATRIBUT HUKUM
ATRIBUT HUKUM

1. ATTRIBUTE OF AUTHORITY
2. ATTRIBUTE OF INTENTION OF
UNIVERSAL APLICATION
3. ATTRIBUTE OF OBLIGATION
4. ATTRIBUTE OF SANCTION

13/09/23 12:21 AM 5
SANKSI HUKUM
SANKSI HUKUM
1. TEORI RETRIBUSI (KANT DAN HEGEL)
 Hukuman itu diberikan karena pelaku
menerima hukuman demi kesalahannya.
 Hukuman menjadi retribusi yang adil bagi
kerugian yang sudah diakibatkannya.
2. TEORI UTILITASISME ( JEREMY BENTHAM)
 Hukuman itu dapat membuat jerah si
terhukum sehingga kelak tidak pernah akan
mengulangi kesalahannya.
 Hukuman dapat meredakan balas dendam
pada si korban dan keluarganya.

13/09/23 12:21 AM 6
KAIDAH HUKUM
KAIDAH HUKUM
1. Kaidah Hukum – Kaidah Sosial lainya
 Membebani Hak dan Kewajiban
 Sanksi lebih tegas dan konkritz
2. NILAI DASAR HUKUM
Tujuan Hukum
 Teori etis  keadilan (Geny)
 Distributif dan Commutatif
 Teori Utilitis  menjamin kebahagiaan yang
terbesar bagi manusia yang sebanyak-banyaknya
(J.Bentham)
 Teori kombinasi
13/09/23 12:21 AM 7
KAIDAH HUKUM DAN KAIDAH SOSIAL
SOCIAL AND LAW NORM

Kaidah Kepercayaan Kaidah Kaidah Kaidah Hukum


Kesusilaan Kesopanan
Tujuan Penyempurnaan Manus Penyempurnaan. Pembuatnya: Pembuatnya :
jangan sampai jahat Mns jng smp Ketertib. masy Ketertib. masy
jahat smp ada korban smp ada korban
Isi Ditujukan kpd sikap Ditujukan kpd Ditujukan kpd Ditujukan kpd
batin sikap batin sikap lahir sikap lahir
Asal usul Dari Tuhan Diri sendiri Dr luar diri mns Dr luar diri mns
Sanksi Dari Tuhan Diri sendiri Dr masy tdk Dr masy secara
resmi resmi
Daya Kerja Membebani kewajiban Membebani Membebani Membebani hak
kewajiban kewajiban & kewajibr
•Sumber : Sudikno Mertokusumo, 1991
KEADILAN
TUJUAN HUKUM

A. KEADILAN DISTRIBUTIF,
SEMUA ORG DIBERIKAN JATAH SESUAI
DGN KEBUTUHAN, PRESTASI,KEDUDUKAN,
DAN JABATANNYA

B. KEADILAN COMMUTATIF,
MENGATUR HUBUNGAN YANG ADIL ANTAR
ORANG YANG SATU DAN YANG LAIN ATAU
ANTAR WARGA YANG SATU DAN WARGA
LAINNYA. SEMUA ORANG MEMBERIKAN,
MENGHARGAI, DAN MENERIMA APA YANG
MENJADI HAK ORAN G LAIN
KEADILAN
TUJUAN HUKUM

A. KEADILAN LEGAL
 SEMUA ORG ATAU KLP DIPERLAKUKAN SAMA OLEH
NEGARA
 SEMUA ORG HRS SECARA SAMA DILINDUNGI OLEH HUKM
 TDK ADA ORG SECARA YG AKAN DIPERLAKUKAN SECARA
ISTIMEWA OLEH HUKUM ATAU NEGARA
 PEM TDK BOLEH MENGELUARAN HKM ATAU PRODUK HKM
YG SECARA KHUSUS DIMAKSUDKAN DEMI KEPENT KLP
ATAU ORG TERTENTU
 SEMUA ORG TANPA PERBEDAAN HRS TUNDUK DAN TAAT
KPD HKM YG BERLAKU
HUKUM DAN
Hukum UNDANG-UNDANG
dan Undang-Undang

Hukum
 Tertulis , UUD, TAP MPR UU DSB.
 Kelemahannya tidak mampu mengikuti
perkemb dan dinamika masyarakat
 Kelebihannya memiliki kepastian hukum
 Tidak tertulis
 Landasan berlakunya penjelasan UUD 1945
Undang-Undang, Peraturan Perundang-
Undangan

13/09/23 12:21 AM 11
UNDANG-UNDANG
Undang-Undang
Syarat Kelahiran
 Pertimbangan Sosiologis (Legitim) , latar belakang perlunya
UU dikeluarkan
 Teori Pengakuan, masy menerima dan mengakui UU tsb
 Pertimbangan Hukum ( Legal) dikeluarkan UU tsb.
 Secara Filosofis, sesuai dgn cita-cita tertinggi suatu
bangsa, PS dan UUD 45
 Jiika syarat legal dan filosofis tidak dipenuhi maka UU
merup huruf mati
 Jika syarat sosiologis tdk dipenuhi, UU bersifat Utopis

13/09/23 12:21 AM 12
RUANG LINGKUP BERLAKUNYA
Undang- Undang
UNDANG-UNDANG

 Menurut Waktu, pada dasarnya UU hanya mengikat


periitiwa yg terjadi kemd sesudah UU diundangkan.
 Pada sat diundangkan
 Pada tgl tertentu
 Ditentukan berlaku surut
 Ditentukan kemudian
 UU berakhir karena
 Ditentukan dlm UU itu sendiriI
 Dicabut secara tegas
 UU lama bertent dg UU baru
 Timbulnya hkm kbs yg bertent dg UU baru
 Tdk ditaati lagi

13/09/23 12:21 AM 13
UNDANG-UNDANG
HUKUM DAN UNDANG-UNDANG

D. RUANG LINGKUP BERLAKUNYA


1 MENURUT TEMPAT (ASAS TERITORIAL), UU
BERLAKU DLM WILAYAH NEGARA TANPA
MEMBEDAKAN KEWARGANEGA RAAN
2. MENURUT ORANG (PERSONALITAS), UU BER
LAKU BAGI SETIAP ORANG INDONESIA DI
MANAPUN IA BERADA
3 MENURUT ASAS UNIVERSALISME YT UU
BERLAKU BAGI SE TIAP ORG YG DI LUAR
INDONESIA YG MELAKUKAN KEJAHATAN
TERTENTU YG MERUGIKAN KEPENTINGAN
INDONESIA.

13/09/23 12:21 AM 14
SUMBERHUKUM
KAIDAH HUKUM

3. Sumber Hukum
• Historis  ditemukan / mengambil bahannya
• Sosiologis  faktor yang menentukan isi hukum
positif
• Filosofis
a) Asal  teokratis : hukum kodrat (akal
manusia), mashaf historis (sarkum masyarakat)
b) Kekuatan mengikat : memaksa, kesusilaan
• Formil  cara hukum positif terjadi
SUMBER HUKUM
KAIDAH HUKUM

Sumber Hukum
 Materiel  Ekonomi, sejarah, sosiologi
 Formal
a. Undang-Undang (Statue))
b. Kebiasaan (Custom)
c. Keputusan –Keputusan hakim (Jurisprudentie)
d. Traktat (treaty)
e. Pendapat para ahli hukum (Doctrine)
KAIDAH HUKUM
KAIDAH HUKUM

Pembagian Hukum
 Berdasarkan kriteria fungsi hukum
Hukum Materiel dan Hukum Formil.
 Berdasarkan isinya
Hukum Umum dan Hukum Khusus.
 Pembagian lain : hukum publik dan hukum privat.
 Hukum Publik
Keseluruhan yg mengatur kepent umum dan
kepent penguasa dng warga negaranya,sifatnya
memaksa misalnya HTN, HAN, H. Pidana.
KAIDAH PEMBAGIAN
HUKUM HUKUM
Pembagian Hukum
 HUKUM TATA NEGARA
Mengtr btk orgs, tgs dan ww neg.
 HAN
Mengtr hub antar LN, ant LN dan masy.
 H. Pidana
Hkm yg menent pbt mana atau siapa sajakah yg
dpt dipidana serta sanksi-sanksi yang tersedia.
 H. Privat / H. Perdata
Hkm yg mengtr dlm klg dan hub pergaulan dlm
masy sifatnya mengtr meski ada yg memaksa.
KAIDAH HUKUM
PEMBAGIAN HUKUM
4. Pembagian Hukum
• Berdasarkan kriteria fungsi hukum : hukum materiel dan
hukum formil.
• Berdasarkan isinya : hukum umum dan hukum khusus.
• Pembagian lain : hukum publik dan hukum privat.
• Hukum publik : keseluruhan yang mengatur kepentingan
umum dan kepentingan penguasa dengan warga negaranya,
sifatnya memaksa misalnya HTN, HAN, H. Pidana.
• HTN : hukum yang mengatur bentuk orgs, tgs dan wewenan
negara.
• HAN : hukum yang mengatur hubungan antar LN, antara
LN dan masyarakat.
• H. Pidana : hukum yang menentukan perbuatan-perbuatan
mana atau siapa sajakah yang dapat dipidana serta sanksi-
sanksi yang tersedia.
• H. Privat / H. Perdata : hukum yang mengatur dalam
keluarga dan hubungan pergaulan dalam masy. sifatnya
mengatur meski ada yang memaksa.
KEKUATAN BERLAKUNYA HUKUM
KAIDAH HUKUM

5. Kekuatan Berlakunya Hukum


• Berlaku secara yuridis.
• Berlaku secara sosiologis : teori kekuatan dan
teori pengakuan.
• Berlaku secara filosofis.
FUNGSI DAN KETAATAN HUKUM
KAIDAH HUKUM
6. Fungsi Hukum
• Sarana pengendalian sosial (social control)
• Sarana untuk melakukan perubahan sosial
(social engineering)
• Sebagai alat pemersatu (social integration)

7. Ketaatan Hukum
• Bersifat compliance
• Bersifat identification
• Bersifat internalization
SISTEM HUKUM
KAIDAH HUKUM

8. Sistem Hukum
• Struktur Hukum
• Substansi Hukum
• Budaya Hukum

9. Hukum Sebagai Intersubsistem


1. Subsystem fisik, 3
2
2. Subsystem biologis,
3. Subsystem politik, 4
4. Subsystem ekonomi, 1 9.2 9.3
5. Subsystem sosial, 9.1 9.4
6. Subsystem budaya,
7. Subsystem kesehatan, 9.8 9.5
5
8. Subsystem pertahanan dan 8
keamanan, 9.7 9.6
9. (inter-) subsistem hukum
6
7
EFEKTIVITAS HUKUM
KAIDAH HUKUM

10. Efektivitas Hukum


1. Peraturan
2. Fasilitas
3. Penegak Hukum
4. Kesadaran Hukum
• Pengetahuan tentang Hukum
• Penghayatan Fungsi Hukum
• Ketaatan terhadap Hukum
ASAS PERATURAN PERUNDANG-
KAIDAH HUKUM
UNDANGAN

11. Asas Peraturan Perundang-undangan


1. Tidak berlaku surut
2. Tidak dapat diganggu gugat
3. Adanya hirarki peraturan lebih tinggi dengan peraturan
lebih rendah
• Perobahan atau penghapusan
• Isi
• Peraturan pelaksanaan
4. Ketentuan khusus mengesampingkan ketentuan umum
5. Ketentuan belakangan membatalkan ketentuan
sebelumnya
6. Masa keberlakuan : ditempatkan pada L.N. dan 30 hari
KETENT PERALIHAN - UU KES NO. 36
2009 “KESEHATAN”
DIUNDANGKAN DI JAKARTA TANGGAL 13 OKTOBER 2009
PASAL 202
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SBG PELAKSANAAN UU INI DITETAPKAN
PALING LAMBAT 1 TAHUN SEJAK TANGGAL PENGUNDANGAN UU INI.

PASAL 203
PADA SAAT UU INI BERLAKU,SEMUA PERATURAN PELAKSANAAN UU NO. 23 THN
1992 TENTANG KESEHATAN DINYATAKAN MASIH TETAP BERLAKU SEPANJANG
TIDAK BERTENTANGAN DGN KETENT DLM UU INI

Pasal 204

Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Undang-Undang Nomor 23


Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3495) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

13/09/23 12:21 AM 25
HUKUM KESEHATAN
HUKUM KESEHATAN
HUKUM KESEHATAN
Sejarah Hukum Kesehatan
1. Sejak 1970 berkembang di AS dan Negeri Belanda
2. Mulai diperkenalkan di Indonesia di UI th. 1982
3. Diperkenalkan melalui Code Hammurabi 1689SM
If the doctor performs a major operation or cure a sick eye,
he shall receive ten shekels of silver. If the patient as freed
man, he shall pay five shekels. If he is a slave, the his
master shall pay two shekels on his behalf, but if the
patient lost his live or an eye in operation, the Doctor’s
hand were cut off. If the patient was a slave, the doctor
was only bound to make good the loss by getting the
owner a new slave.

13/09/23 12:21 AM 27
HUKUM KESEHATAN
HUKUM KESEHATAN
Sejarah Hukum Kesehatan Indonesia
“Di awal tahun 1981, dr. S seorang dokter Puskesmas
Wedarijaksa Kabupaten Jawa Tengah, diadili di PN Pati,
karena pasiennya Ny. Rukmini meninggal dunia karena
kejutan anfilatik akibat reaksi alergi dari suntikan
Streptomycin (Pasal 359 KUHP). PN Pati tanggal 1
September 1981 memutuskan menghukum dr. S 3 bulan
penjara dengan masa percobaan 10 bulan. Di Pengadilan
Tinggi dengan putusannya tanggal 18 Mei 1982
menguatkan Putusan PN. Di tingkat Kasasi MA
membebaskan dr.S dengan pertimbangan penyuntikan
Sterptomycin itu sulit dihindarkan dan hal ini dapat
merenggut nyawa pasien dalam waktu yang sangat
singkat”

13/09/23 12:21 AM 28
HUKUM KESEHATAN
HUKUM KESEHATAN
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Hukum Kesehatan
• ……The evolution of medical science and technology,
which more and more intrude upon the human body and
affect physical and mental integrity.
• Moreover, medicine has become a big and bureaucratic
in which personal relations tend to deteriorate.
• On the other hand, the notion of human rights and
individual self determination are, especially accepted as
cornerstones of law and social policy. Therefore a
tension exist between a deep intruding sophisticated and
bureaucratic health care and patient who has become
more aware of his personal rights.
13/09/23 12:21 AM 29
HUKUM KESEHATAN
HUKUM KESEHATAN
4. Definisi Hukum Kesehatan
Health law can be defined as the body of legal
rules that relates directly to health and the
application of general civil, administrative, and
penal law in health care. The specific rules for
individual and social right in health care
included in the first part of this definition; the
second part sees to the connection between
health care and general law. Health law with its
particular subject is a specialized branch of law
and simultaneously it is a part of law in general.
General law principles and rules apply to health
care. Health law belongs to the family of law.
13/09/23 12:21 AM 30
KAIDAH HUKUM
KAIDAH HUKUM

Pembagian Hukum
 Berdasarkan kriteria fungsi hukum
Hukum Materiel dan Hukum Formil.
 Berdasarkan isinya
Hukum Umum dan Hukum Khusus.
 Pembagian lain : hukum publik dan hukum privat.
 Hukum Publik
Keseluruhan yg mengatur kepent umum dan
kepent penguasa dng warga negaranya,sifatnya
memaksa misalnya HTN, HAN, H. Pidana.
KAIDAH PEMBAGIAN
HUKUM HUKUM
Pembagian Hukum
 HUKUM TATA NEGARA
Mengtr btk orgs, tgs dan ww neg.
 HAN
Mengtr hub antar LN, ant LN dan masy.
 H. Pidana
Hkm yg menent pbt mana atau siapa sajakah yg
dpt dipidana serta sanksi-sanksi yang tersedia.
 H. Privat / H. Perdata
Hkm yg mengtr dlm klg dan hub pergaulan dlm
masy sifatnya mengtr meski ada yg memaksa.
HUKUM KESEHATAN
HUKUM KESEHATAN
Sumber Hukum Kesehatan
1. Pedoman internasional misalnya konperensi
Helsinki 1964 tentang PTM.
2. Hukum kebiasaan misalnya KODEKI  izin
operasi dalam bentuk tertulis untuk PTM.
3. Yurisprudensi
4. Hukum otonom
5. Ilmu
6. Literatur

13/09/23 12:21 AM 33
RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN
RUANG LINGKUP H. KESEHATAN

1. Basic concept, theory, methodology the right of self


determination,the right to health care,priv private
versus public responsibility
2. Individual aspects of health law physical and mental
integrity,sterilization,artificial insemination, abortion
privacy rights of minority, the mental ill, rights of
patient, euthanasia
3. Quality of health care the health profession,disciplina
ry profession, audit, quality requirement for
institutions, quality regulations concerning tehnical
equipment.

13/09/23 12:21 AM 34
RUANG
RUANG LINGKUP
LINGKUP KESEHATAN
H. KESEHATAN
H. Perdata
H. Pidana, H. Administrasi

1. Basic concept, theory, methodology


2. Individual aspects of health law
3. Quality of health care
4. Provisions of health care
5. Preventive and environmental health
6. Financial accessibility of health care
7. Regulations between patient and providers
8. Role of Government
9. Relation between state and citizens
10. International Health Law

HUKUM KESEHATAN
The right of self The right to Health
determination care

13/09/23 12:21 AM 35
RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN
RUANG LINGKUP H. KESEHATAN

4. Provisions of health care


planning legislation, organization of
health care, organ transplantation,
anaesthesia, psychosurgery, mental
health legislation

5. Preventive and environmental health

6. Financial accessibility of health care


social security, system of payment of
health care providers, price regulations

13/09/23 12:21 AM 36
RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN
RUANG LINGKUP H. KESEHATAN

7. Regulations between patient n prov


medical contract, free choice of doctors
and patients, complain procedures
8. Role of Government
health inspectors, competencies and
procedures, the role of legislations
9. Relation between state and citizens
force and pressure upon a citizen by
the state in the case of contagious
diseases or mental problems, medical
care of detainee for the military, water
fluoridation
10. International Health Law
13/09/23 12:21 AM 37
HUKUMKESEHATAN
HUKUM KEDOKTERAN

Definisi Hukum Kedokteran


• Bagian dari Hukum Kesehatan yang meliputi ketentuan
yang berhubungan langsung dengan pelayanan medis
dan terbagi atas :
1. Hukum Kedokteran dalam arti luas (medical Law)
yaitu segala ketentuan medic yang berkaitan dengan
pelayanan medis baik perawat, bidan, dokter gigi,
dan Laboratorium
2. Hukum Kedokteran dalam arti sempit yaitu bagian
Hukum Kedokteran yang hanya berhubungan
dengan dokter pasien saja.

13/09/23 12:21 AM 38
HUKUM KEDOKTERAN
H. Kedokteran
Hukum Kedokteran secara terminologi as Medicine is the art of
the diagnosis and treatment of the diseases and the
maintenance of health.Hukum Kedokterran meliputi ketentuan
yang berhubungan langsung dengan pelayanan medis.
Dapat dikatakan Hukum kedokteran merupakan Hukum
Kesehatan dalam arti sempit. Hukum Kedokteran sediri dapat
dibedakan dalam
 (1). Hukum Kedokteran dalam arti luas (Medical law) yaitu
segala ketentuan medik yang berkaitan dengan pelayanan
medis baik perawat, bidan, dokter gigi, dan laboratorium
 (2)Hukum Kedokteran dalam arti sempit yaitu bagian
hukum kedokteran yang hanya berhubungan dengan profesi
dokter saja.
HUKUM KEDOKTERAN
H. Kedokteran
Empat kata kunci dari diagnosis dalam dunia kedokteran
Anatomi berkaitan dgn struktur, apa yg ada di sana,
Fisiologio/faal yakni bagmana struktur tsb bekerja,
Fatologi , apa kelainan dr sisi anatomi dan faalnya,
psikologi yakni pikiran dan perilaku.
Seorang dokter juga harus menyadari arti sehat dari pandangan
pasien. Artinya konteks sosial politik dari pasien mengenai
keluarga, pekerjaan, tingkat stress, kepercayaannya harus
pula turut dipertimbangkan dan terkadang dapat menjadi
petunjuk dalam kepentingan membangun diagnosis dan
perawatan beriikutnya.
PRINSIP KARDINAL PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksa harus dapat mengidentifikasi, menganalisis dan


menyusun informasi yang terkumpul menjadi suatu
penilaian komprehensif.
 Melihat (inspeksi),
 Meraba (palpasi),
 Mengetuk (perkusi) dan
 Mendengarkan (auskultasi).
 Membau/smelling.
Ada slogan yang mengatakan : ”Ajarilah mata untuk
melihat, jari untuk merasa/meraba dan telinga untuk
mendengar”.
HUKUM KESEHATAN
KEDOKTERAN FORENSIK
• Dulu disebut ilmu Kedokteran Kehakiman
merupakan disiplin ilmu kedokteran yang
peranannya membantu Hakim atau proses
peradilan.
• Tujuan utama ilmu ini adalah untuk proses
penegakan Hukum dan Keadilan.
• Yang diperiksa oleh Dokter Forensik adalah
“benda bukti” yang berbentuk manusia hidup
atau mati jadi sama sekali bukan pasien.
• Pemeriksaan ini dilakukan atas perintah
undang-undang.

13/09/23 12:21 AM 42
KEDOKTERAN FORENSIK – VISUM ET
RIVERTUM

 Yang diperiksa dalah korban hidup pada kasus


penganiayaan, selain identitas korban perlu
diberikan kejelasan perihal jenis luka dan jenis
kekerasan serta kualifikasi luka.
 Dalam kasus kejahatan seks, informasi yang
diperlukan adalah ada tidaknya tanda-tanda
persetubuhan, tanda-tanda kekerasan, perkiraan
umur, dan perlu tidaknya korban untuk dikawini.
KEDOKTERAN FORENSIK – VISUM ET
RIVERTUM

Visum et rivertum dapat diartikan sebagai keterangan ahli atau


surat. Suatu Visum et Rivertum harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Surat Visum et Rivertum hanya boleh dibuat oleh pihak yang
diberi wewenang sesuai dengan KUHAP, dalam hal ini pihak
penyidik.
b. Visum et Rivertuma Psikiatrik, dimana barang bukti atau objek
yang diperiksa adalah pelaku tindak pidana, dibuat bila hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut
memerlukannya untuk dapat mengetahui sejauhmana pelaku
dapat bertanggungjawab atas perbuatannya yang telah
dilakukannya.
KEDOKTERAN FORENSIK – VISUM ET
RIVERTUM

Kasus atau objek yang diperiksa oleh dokter yang


bersangkutan misalnya :
Barang bukti yang diperiksa adalah mayat yang
diduga atau diketahui merupakan akibat dari suatu
tindak pidana maka informasinya menyangkut:
• menentukan identitas
• memperkirakan saat kematian
• menentukan sebab kematian
• menentukan/memperkirakan cara kematian
KEDOKTERAN FORENSIK – VISUM ET
RIVERTUM

Kasus khusus diperlukan informasi tentang:


Pada kasus penembakan apakah benar luka pada korban
adalah luka tembak.
Pada kasus penusukan, jenis senjata dan perkiraan
lebarnya luka
Pada kasus pembunuhan anak apakah dialhirkan hidup
atau lahir mati, ada tidaknya tanda-tanda perawatan,
maturitas atau viabilitas
Pada kasus pengeroyokan, jenis kekerasan dan jenis luka
Pada kasus kecelakaan lalu lintas , penyebab terjadinya
kecelakaan dilihat dari sisi korban.
HUKUM KESEHATAN MASYARAAKAT
ASPEK HUKUM DALAM
KESEHATAN MASYARAKAT
PENYELESAIAN MASALAH
HUKUM
It’s not about
memorizing the rules of
law but holding tight on
the principles and the
theories of law

•Penyelesaian masalah hukum adalah kemampuan


penalaran dalam analisis dan aplikasi (skills), bukan
tentang menghapal isi peraturan hukum Teori
dan Asas hukum adalah kuncinya!
KESEHATAN MASYARAKAT…?
™The science and the art of preventing disease, prolonging life, and
promoting physical health and efficiency through organized
community efforts for the sanitation of the environment, the control
of community infections, the education of the individual in principles
of personal hygiene, [and] the organization of medical and nursing
service for the early diagnosisand preventive treatment of disease
[Charles-Edward A. Winslow ]

™Pu blic health is w hat w e, as a society, do collectively to assu re the


conditions for people to be healthy [IOM]
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT…?
Ilmu Public Health Menurut Winslow (1920) adalah ilmu atau
seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang umur, dan meningkatkan efisiensi hidup
masyarakat melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat
yang terkoordinasi, untuk:

 Perbaikan kesehatan lingkungan,


 Mencegah dan memberantas penyakit menular,
 Melakukan pendidikan kesehatan
 untuk masyarakat/perorangan,
 Serta pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan
perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
DEFINITION OF PUBLIC HEALTH…?

• Public health: The approach to medicine


that is concerned with the health of the
community as a whole. Public health is
community health. It has been said that:
"Health care is vital to all of us some of the
time, but public health is vital to all of us all
of the time
 The mission of public health is to "fulfill society‘s
interest in assuring conditions in which people
can be healthy." The three core public health
functions are:

 The assessment and monitoring of the health of


communities and populations at risk to identify
health problems and priorities;
 The formulation of public policies designed to
solve identified local and national health problems
and priorities;
 To assure that all populations have access to
appropriate and cost-effective care, including
health promotion and disease prevention
services, and evaluation of the effectiveness of
that care.
Perbedaan Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat
KERANGKA HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
LEGAL FRAMEWORK
INDONESIA NEGARA HUKUM
[Konstitusi, sebagai Grund Norm [Norma dasar],
mengatur sistem hukum, kehidupan bernegara dan
HAM]

Bagaimana Konstitusi mengatur aspek kesehatan


masyarakat?
KERANGKA HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
LEGAL FRAMEWORK
Bagaimana Konstitusi mengatur aspek kesehatan
masyarakat?

Masuk dalam dimensi HAM (Hak Asasi Manusia) :


• Penekanan pada hak individu yang sifatnya
fundamental
di mata hukum : Hak untuk Hidup, Hak bereproduksi, Hak
untuk bebas dari perlakuan dan penyiksaan yang
merendahkan martabat, Hak untuk hidup sejahtera, Hak
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat, Hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan [P.28 H(1))], Hak
tidak diperlakukan
untuk memperoleh diskriminatif.
jaminan sosial [P.28 H(3))], Hak untuk
•Penekanan pada hak kolektif yang sifatnya fundamental di
mata hukum : Hak untuk membangun masyarakat, bangsa
dan negara, Hak untuk berserikat dan berkumpul.
KERANGKA HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
LEGAL FRAMEWORK
Hubungan Negara dengan Warga Negara (Masyarakat/Publik)?

PERLINDUNGAN, PEMAJUAN, DAN PENEGAKAN HAM


YANG MENYENTUH BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
ADALAH TANGGUNG JAWAB NEGARA (PEMERINTAH)

Bidang kesehatan masyarakat menyentuh ranah publik, yaitu


segala sistem dan ketentuan hukum yang mengatur tindakan
dan kebijakan pemerintah sebagai lembaga eksekutif dalam
organisasi negara (HAN).

Ranah publik yang menyentuh bidang hukum kesehatan


masyarakat pada dasarnya mengatur tentang
Power, Duties, Restraint
PUBLIC HEALTH LAW

Definisi Public Health Law


• THE STUD OF THE LEGAL POWERS AND
DUTIES OF THE STATE TO ASSURE THE
CONDITIONS FOR PEOPLE TO BE HEALTHY (E.G
TO IDENTIFY, PREVENT, AND AMELIORATE RISKS
TO HEALTH IN THE POPULATION) THE
LIMITATIONS THE POWER OF THE STATE TO
CONSTRAIN THE AUTONOMY, PRIVACY,
LIBERTY, PROPRIETARY OR OTHER LEGALLY
PROTECTED INTERESTS OF INDIVIDUALS FOR
THE PROTECTION OR PROMOTION OF
COMMUNITY HEALTH (GOSTIN, 2000)
KERANGKA HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
LEGAL FRAMEWORK
Hubungan Negara dengan Warga Negara (Masyarakat/Publik)?

‰Power
Negara memiliki kekuatan pemaksa (coercive power)
untuk
menciptakan kesehatan bagi masyarakat
‰Duties
Negara memiliki kewajiban (konstitusional) untuk
menciptakan,
meningkatkan dan mempromosikan kesehatan bagi masyarakat
‰Restraint
Negara harus dibatasi dari tindakan l’abus de pouvoir dan l’abus de
la
loi [Good Governance]

6Ketika terjadi Kewajiban Negara bertentangan dengan Hak Warga


Negara?6
KERANGKA HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
LEGAL FRAMEWORK
Hubungan Negara dengan Warga Negara (Individu)?

‰Power
Coercive Power cenderung mengancam Hak Individual Æ
meliputi Kebebasan atas diri pribadi, privasi, properti [e.g.
Merokok, Obesitas, Penggunaan obat-obatan, Alkohol, Sex
Bebas, …dll]

‰Duties
Kewajiban negara cenderung tidak didukung oleh
kesadaran
individu akan kepentingan kolektif
‰Restraint
Warga negara cenderung tidak terlibat, atau bahkan
tidak
diberi ruang untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan
pengawasan atas tindakan dan kebijakan Negara di bidang
kesehatan masyarakat
KERANGKA HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
LEGAL FRAMEWORK
MENENGOK KE MASA LALU

Di Amerika, Public Health Law muncul sebagai reaksi atas


tindakan Drakonian (karantina/isolasi, vaksinasi paksa,
dll) dari pemerintah Amerika Serikat atas degradasi
derajat kesehatan populasi pada koloni-koloni saat itu [
yellow fever, cholera, small pox, tubercolosis, dll]
Pada pertengahan tahun 1800an, terjadi ekstensifikasi / perluasan regulasi
negara yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat dan sanitasi Æ
Regulasi mengenai air dan pangan, kebersihan lingkungan, penyakit
menular dsb.

Hukum Kesehatan Masyarakat (Public Health Law) dalam arti sempit


dipandang sebagai hukum yang menjamin kebebasan individu
atas tindakan-tindakan dari negara/pemerintah berkaitan dengan
bidang kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial
Government
Power and duty to protect

Coercive power Services


To assure conformance with For the benefit of public
Health and safety standards

HK. Kesehatan Masy.

Populasi Relationship
Interest in disease prevention
and healthy promotion Between government and the public

Lawrence O Gostin 22
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
KEDOKTERAN KESEHATAN
KLINIK MASYARAKAT
(MEDICAL MODEL) (PUBLIC HEALTH MODEL)

meningkatkan status meningkatkan status


TUJUAN
kesehatan pasien (secara kesehatan seluruh anggota
individual) masyarakat yang dicakup

memenuhi kebutuhan merencanakan,


KEGIATAN
pelayanan kesehatan melaksanakan,
pasien secara personal mengevaluasi PROGRAM
kesehatan

HAL YANG PERLU kebutuhan spesifik seorang kebutuhan/masalah


DIPERHATIKAN pasien pelayanan kesehatan
seluruh masyarakat

perbaikan kondisi perbaikan kondisi


EVALUASI HASIL
kesehatan seorang pasien kesehatan seluruh
masyarakat
63
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN PERORANGAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
• THERAPEUTIC MEDICINE, ONE PERSON OR SMALL NUMBER OF
PEOPLE PRESENT THE HEALTH PROBLEM. IN PREVENTIVE MEDICINE
MUCH LONGER NUMBER ARE INVOLVED
• THERAPEUTIC MEDICNE THE PERSON OR PERSONS ARE ILL WHEN
THEY PRESENT WITH THE PROBLEM. IN PREVENTIVE MEDICINE THE
SUBJECTS USUALLY HEALTHY .
• THERAPEUTIC MEDICINE USUALLY VESTED IN ONE DOCTOR OR A
SMALL NUMBER OF DOCTORS RESPONSIBLE. IN PREVENTIVE
MEDICINE THE RESPONSIBILITY OF THE STATE FOR ETHICAL MATTERS
KESEHATAN PERORANGAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

• Therapeutic medicine the result of a decision are usually within a few days,
weeks, months of consultation. The result of decision in preventive medicine
frequently take a much longer time to evaluate.
• Therapeutic medicine the criteria of success or failure are easily defined. In
preventive medicine the criteria of success or failure much less easily or clearly
defined.
• Therapeutic medicine are usually independent of the cultural, social and
economic back ground. In preventive medicine many decisions affect
disadvantage groups with the inadequate knowledge their own rights and
the consequences possible course of action.
TUGAS – INDIVIDU S2 UNIV. AUFA ROYHAN
Jelaskan Perbedaan ant H. Hukum Kesehatan dan
Hukum Kesehatan Masyarakat dilihat dari
a. Tujuan
b. Sumber Hukum
c. Fungsi dan Peran
d. Pilar Hukum Kesehatan Masyarakat
e. Faktor Determinasi Hukum Kesehatan Masyarakat
Submit : 12 April 2022. ke WA 081 341 151 970
Referensi
- Indar. 2020 Konsep dan Perspektif Etika dan Hukum
Kesehatan Masyarakat.
- Indar. 2019. Etikolegal Dalam Pelayanan Kesehatan
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT

• TERSEBAR DALAM BERBAGAI PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN

• BEBERAPA PERATURAN PERUNDANGAN


UNDANGAN SUDAH HARUS DITINJAU KEMBALI

• BEBERAPA PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN


KURANG DAPAT LAGI MENGAYOMI DAN
MEMBERIKAN JAMINAN KEPASTIAN
HUKUMNATURALISME
Hukum Kesehatan Masyarakat

Suatu studi kekuasaan hukum dan kewajiban


negara, bekerjasama dengan mitra-mitranya,
untuk menjamin kondisi orang untuk sehat
(seperti untuk mengidentifikasi, mencegah, dan
meringankan risiko kesehatan penduduk) dan
membatasi kekuasaan negara terhadap otonomi,
privasi, kebebasan, kepemilikan,, atau
perlindungan kepentingan individu untuk
kebaikan bersamaeraannya.
Tujuan Hukum Kesehatan
Masyarakat
Mewujudkan tingkat tertinggi kesehatan fisik
dan mental masyarakat sesuai dengan nilai
keadilan sosial
The prime objective of public health law is to
pursue the highest possible level of physical and
mental health in the population, consistent with
the value of social justice).
7 Determinan Esensial Hukum Kesmas
1.Pemerintah (government) bahwa aktivitas kesehatan
masyarakat menjadi tanggungjawab utama pemerintah.
2.Paksaan dan pembatasan kekuasaan (coercion and the
limits on power) bhw tenaga kesmas memiliki
kekuasaan untuk memaksa individu dan urusan
perdagangan utk melindungi masyarakat. Jadi berdsrkan
ketent hkm membatasi kekuasaan pem ini
3.Sistem Kesehatan Masyarakat (Public Health Sytem).
LKM adalah pusat sist kes multisektoral. Lbg ini dapat
bertindak sbg katalis utk tindakan depart pem lainnya
dan menstimulir, mengkordinir, dan mengatur pelaku
non pemerintah.
7 Determinan Esensial Hukum Kesmas

4.Kependudukan, kesehatan masyarakat berfokus


pada kesehatan penduduk. Tentu saja, tenaga
kesehatan masyarakat peduli terhadap akses dan
kualitas perawatan medis, namun perhatian utama
adalah menciptakan kondisi agar masyarakat
menjadi sehat.
5.Masyarakat; entitas lokal seperti gereja, organisasi
kemasyarakatan, dan kelompok advokasi kesehatan
dapat memberikan kontribusi untuk kesehatan
tetangga. Keterlibatan Masyarakat dapat secara
efektif mempromosikan kegiatan yang kesehatan.
7 Determinan Esensial Hukum Kesmas
6.Pencegahan; Lapangan kesehatan masyarakat
menekankan pencegahan penyakit dan cedera,
seperti yang dibedakan, banyak kegiatan yng paling
ampuh kesmas berorientasi pencegahan seperti
vaksinasi, pendidikan kesehatan, peraturan seat belt.
7.Keadilan sosial, berpusat pd missi kes masy.
“Keadilan” membutuhkan pemerintahan yang adil
dan kepastian hkm dan memiliki 3 atribut penting
yang relevan khusus utk hkm kesmas: non-
diskriminasi, prosedur yg adil, dan alokasi beban dan
manfaat yang adil.
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
• TERSEBAR DALAM BERBAGAI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

• BEBERAPA PERATURAN PERUNDANGAN


UNDANGAN SUDAH HARUS DITINJAU KEMBALI

• BEBERAPA PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN


KURANG DAPAT LAGI MENGAYOMI DAN
MEMBERIKAN JAMINAN KEPASTIAN
HUKUMNATURALISME
Hukum Kesmas - HUKUM POSITIF INDONESIA
 UUD 1945
 PEMBUKAAN
 PASAL 27 AYAT 2
 PASAL 28 H
 33 AYAT 3
 PENJELASAN
 TAP MPR NO. III TAHUN 2000 “HIRARKI DAN TATA
URUTAN PERATURAN PER UU AN
 UU NO. 29 TAHUN 2005 “PRAKTIK KEDOKTERAN”
 UU NO. 23 TAHUN 2004 “ PENGHAPUSAN
KEKERASAN DALAM RT”
 UU NO. 40 TAHUN 2004 “SJSN”
 UU NO. 13 TAHUN 2003” KETENAGAKERJAAN”
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT

Ledakan, kebakaran atau banjir


Pasal 187 KUHP
(1)Barangsiapa dengan sengaja menimbulkan ledakan, kebakaran atau
banjir diancam pidana penjara paling lama 12 tahun bila perbuatan
tersebut menimbulkan bahaya bagi umum dan bagi barang (ayat
1).
(2)Dengan pindana paling lama 15 tahun penjara bila perbuatan
tersebut membahayakan bagi nyawa orang lain.
(3)Dengan pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu paling
lama 20 tahun, bila perbuatan tersebut menimbulkan bahaya bagi
nyawa orang lain dan mengikibatkan orang mati.
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT

Suami – Isteri di Bawah Umur


Pasal 288 KUHP
Barang siapa bersetubuh dengan istrinya yang diketahuinya atau
harus patut disangkanya, bahwa perempuan itu belum masanya
buat dikawinkan, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun,
kalau perbuatan itu berakibat badan perempuan itu luka.
(1) Kalau perbuatan itu menyebabkan perempuan mendapat luka
berat, dijatuhkan hukuman penjara selama-lamanya delapan
tahun.
(2) Jika perbuatan itu menyebabkan perempuan itu mati, ,
dijatuhkan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun.
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT

Aborsi – UU Kes N0 36 Tahun 2009


Pasal 75
(1)Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2)Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis
bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT

ASI Eksklusif UU Kes N0 36 Tahun 2009


Pasal 128
(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak
dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
(2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu
bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus.
Pasal 200
Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program
pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
Kawasan Tanpa Rokok UU Kes No. 36 tahun 2009
Pasal 115
(1) Kawasan tanpa rokok antara lain:
a. fasilitas pelayanan kesehatan;
b. tempat proses belajar mengajar;
c. tempat anak bermain;
d. tempat ibadah;
e. angkutan umum;
f. tempat kerja; dang.
g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT

HIV AIDS
Pasal 292 KUHP
Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul
dengan orang lain sesama kelamin, yang
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya
belum dewasa, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN
HADIRIN

13/09/23 12:21 AM 81

Anda mungkin juga menyukai