Anda di halaman 1dari 12

Tanda Bahaya dan Komplikasi Persalinan

Kala 1

Dosen Pengampu : Ibu Agnis Sabat Keristiana, S.ST, M.Kes


Nama Kelompok 2

1.Ainur Rahma Balqis Humairah

(2114315401001)

2.Maria cresensia Akwin Guwino

(2114315401010)

3.Tika Siska Indah Sari

(2114315401018)

4.Yussi Dwi Rahayu

(2114315401020)
01
Tanda Bahaya Persalinan
Kala 1
1.Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur darah (show ).

Cara penanganan : baringkan ibu miring, pasang infuse RL atau garam


fisiologis (NS) ukuran vena catether 16/18, rujuk segera dan dampingi.

2.Ketuban pecah disertai dengan keluar mekonium kental.

Cara Penanganan : baringkan ibu miring, pantau ketat DJJ, segera rujuk dan
dampingi (membawa partus set dan penghisap lender De Lee).

3.Gejala lain seperti –> temperature >380 C, menggigil, nyeri abdomen,


cairan ketuban berbau.

Cara Penanganan : baringkan ibu miring, pasang infuse RL atau garam


fisiologis (NS) ukuran vena catether 16/18 dengan dosis 125 cc/jam, segera
rujuk dan dampingi.
4.Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg dan atau terdapat
protein urine (pre eklamsia).
Cara Penanganan : baringkan ibu miring, pasang infuse RL atau garam
fisiologis (NS) ukuran vena catether 16/18, berikan dosis awal 4 gram
MgSO4 20% parenteral (IV) selama 20 menit, berikan 10 gram MgSO4
50% parenteral (IM), segera rujuk dan dampingi.

5. DJJ kurang dari 110 atau lebih dari 160 kali per menit pada dua
kali penilaian dengan jarak 5 menit –> dikatakan gawat janin.
Cara Penanganan : baringkan ibu miring, pasang infuse RL atau garam
fisiologis (NS) ukuran vena catether 16/18 dengan dosis 125 cc/jam,
segera rujuk dan dampingi.

6. Tanda dan gejala fase latent memanjang –> pembukaan cerviks


kurang dari 4 cm setelah 8 jam, kontraksi teratur (lebih dari 2 kali
dalam 10 menit).
7.Tanda dan gejala partus lama –> pembukaan fase aktif melebihi garis
waspada (pada partograf), pembukaan cerviks kurang dari 1 cm tiap
jam, frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan lamanya
kurang dari 40 detik.

8. Tanda dan gejala syok –> nadi cepat dan lemah (lebih dari 110 kali per
menit), TD menurun (sistolik kurang dari 90 mmHg), pucat, berkeringat
atau kulit lembab dan dingin, nafas cepat (lebih dari 30 kali per menit),
cemas dan bingung atau tidak sadar, dan produksi urine sedikit (kurang
dari 30 mL/jam).
Cara Penanganan : baringkan ibu miring (jika mungkin naikkan kedua kaki
ibu untuk meningkatkan aliran darah ke jantung), pasang infuse RL atau
garam fisiologis (NS) ukuran vena catether 16/18 dengan dosis awal 1 liter
dalam waktu 15 – 20 menit dan dilanjutkan dengan 2 liter dalam 1 jam
pertama kemudian turunkan dengan dosis 125 mL/jam, segera rujuk dan
dampingi.
02

Komplikasi Kala I
1.Partus lama ( persalinan lama)
biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat atau dilatasi serviks yang
tidak sempurna.
Partus lama adalah persalinan berlangsung lebih dari 24 jam pada primi, dan
lebih dari 18 jam pada multi.

Tanda / Gejala
• Dehidrasi.
• Tanda infeksi: suhu tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus.
• Pemeriksaan abdomen: meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen
bawah rahim.
• Pemeriksaan lokal vulva vagina: edema vulva, cairan ketuban berbau,
cairan ketuban bercampur mekonium.
• Pemeriksaan dalam: edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke
atas, terdapat kaput pada bagian terendah.
Cara Penanganan Partus Lama
Penanganan Umum
1.Perawatan pendahuluan
 Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda vital dan
tingkat dehidrasinya).
 Kaji nilai partograf, tentukan apakah pasien berada dalam persalinan; nilai
frekuensi dan lamanya his..
 Infus cairan: larutan garam fisiologis; larutan glukose 5% pada janin pertama: 1
liter/jam.
2.Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid pada
letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, SC, dll
Penanganan Khusus
Fase laten memanjang
• Jika his berhenti, pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his
makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk dalam fase
laten.
• Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan
Fase aktif memanjang
• Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan
ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.
• Nilai his

2.Ketuban pecah dini (KPD), yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda
inpartu

Penyebab Ketuban Pecah Dini


Penyebab pasti terjadinya ketuban pecah dini masih belum diketahui secara
jelas, namun kondisi ini diduga muncul karena melemahnya kantong ketuban
atau adanya tekanan berlebih di sekitar ketuban, misalnya akibat kontraksi
rahim.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya ketuban pecah dini, yaitu:
• Adanya infeksi pada ketuban dan ari-ari, saluran kemih, rahim, leher rahim, atau vagina
• Volume cairan ketuban yang terlalu banyak (polihidramnion)
• Kebiasaan menggunakan obat-obatan terlarang atau merokok saat hamil
• Pernah menjalani biopsi atau operasi pada leher rahim (serviks)
• Leher rahim pendek
• Ibu hamil dengan berat badan rendah atau underweight
• Pernah mengalami perdarahan selama kehamilan, terutama pada trimester kedua dan
ketiga
Penanganan Ketuban Pecah Dini
Usia kehamilan lebih dari 37 minggu
Jika ketuban pecah dini terjadi saat usia kehamilan sudah melewati 37 minggu, janin dalam
kandungan perlu segera dilahirkan. Semakin lama proses persalinan dilakukan, semakin besar
peluang ibu hamil dan janin terkena infeksi.

Ibu hamil yang berisiko mengalami ketuban pecah dini seperti yang telah disebutkan di atas,
dianjurkan untuk rutin menjalani pemeriksaan kehamilan dan berkonsultasi dengan dokter.
Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya ketuban pecah dini serta komplikasi yang
dapat ditimbulkannya.

Anda mungkin juga menyukai