Anda di halaman 1dari 33

Tikungan Gabungan, Kebebasan

Samping, Pelebaran Tikungan,


Lajur Pendakian, Stasioning
Tikungan Gabungan
Tikungan gabungan merupakan tikungan-tikungan horizontal dengan radius yang
berbeda dalam arah yang sama dan terhubung pada titik sambungnya
• Tikungan Gabungan Searah (Kurva brokenback) adalah lengkung-lengkung
horizontal yang berbelok searah disambungkan oleh bagian lurus yang pendek
atau dua tikungan dengan radius relatif kecil berbelok searah yang dihubungkan
oleh lengkung dengan radius lebih besar yang juga berbelok searah
• Tikungan gabungan balik (Kurva S) adalah alinemen horizontal berbentuk huruf S
yang dibentuk dari gabungan dua tikungan sederhana yang berlawanan arah dan
dihubungkan pada titik singgung baik di akhir maupun di awal busur lingkaran
atau lengkung peralihan. Tikungan tersebut juga bisa disambung oleh bagian
lurus yang pendek.
Tikungan Gabungan Searah (Kurva brokenback)
• Kasus 1, Panjang bagian lurus <0,6VD (± dua detik waktu tempuh), pemisahan dua
tikungan ini cukup kecil sehingga tidak ada komplikasi atau masalah visual dengan
superelevasi. Tikungan semacam ini dapat ditoleransi dalam daerah perkotaan jika
dibutuhkan menjaga perkerasan dan kerb eksisting.
• Kasus 2, Jika panjang bagian lurus ≥0,6VD dan < 2 (VD s.d. 4VD), penampilannya
dikompromikan oleh tidak cukupnya pemisahan tikungan. Dalam rentang jarak ini,
sering kali dimungkinkan dan lebih dikehendaki untuk menggantinya oleh tikungan
tunggal, tergantung pada perbedaan radius tikungan. Panjang 2VD meter bisa
diambil sebagai nilai minimal mutlak, dan 4VD meter sebagai nilai minimal yang
dikehendaki. Bahkan jarak 4VD bisa kurang mencukupi jika kedua tikungan terlihat
pada saat yang sama dari jarak yang jauh. Panjang bagian lurus yang lebih besar
dari 3VD akan menjadikan kembalinya kemiringan melintang normal pada bagian
lurus dalam waktu tempuh sekitar 4 detik
Tikungan gabungan balik (Kurva S)
• Tikungan-tikungan yang membentuk tikungan gabungan hendaknya dihindari
sebisa mungkin. Namun jika tidak bisa dihindari, maka jarak antartikungan (bagian
lurus) sebaiknya tidak kurang dari 0,7VD, karena pada jalan dua lajur dua arah hal
ini akan menghasilkan/mencapai kemiringan melintang normal.
• Jika antar tikungan tidak dihubungkan dengan lengkung peralihan, maka
antartikungan dipisahkan oleh bagian lurus yang panjangnya tidak kurang dari
0,3VD bagi setiap tikungan tanpa peralihan.
• Jika suatu tikungan gabungan balik harus mengakomodasi pergerakan truk, maka
hendaknya disambungkan oleh bagian lurus yang panjangnya paling sedikit
0,6VD, (akan lebih baik jika > 0,7VD), atau dilengkapi oleh lengkung peralihan.
Pada saat truk menghadapi kurva beradius lebih kecil, maka diperlukan jarak yang
memadai bagi pengemudi untuk bereaksi dan memperlambat kendaraannya.
Searah
1. YANG HARUS DIHINDARI : R1 > 1,5 R2
DISARANKAN : R1 < 1,5 R2
R2

R1
R1 < 1,5 R2

2. BILA DISISIPI GARIS BAGIAN LURUS min = 20 m


> 20 m

R2

R1

R1 > R2

3. BILA DISISIPI SPIRAL


Spiral 1 Spiral 2

R2
R1

R1 > R2

PEDOMAN DESAIN LAMA


Berbalik
1. Full Circle  R1 < 1,5 R2 ; R1 > R2 R1

R2

2. BILA DISISIPI GARIS BAGIAN LURUS min = 20 m R1


> 20 m

R1 > R2 R2

R=
3. BILA DISISIPI SPIRAL R1

R2
R1 > R2

R=

PEDOMAN DESAIN LAMA


Ruang bebas samping di tikungan
Ruang bebas samping di tikungan merupakan jarak yang perlu dijaga
bebas pandang sehingga pengemudi dapat melihat objek di jalan atau
mobil di seberang tikungan dengan jelas.
 Jarak Kebebasan Samping
Stopping Sight Distance
Jarak pandangan Henti

Start braking
Mulai mengerem

See obstacle Safe Stopping


Melihat halangan Berhenti Aman
Start braking
Mulai mengerem

It’s too late to see obstacle


Terlambat melihat halangan
Obstruction
Accident
Penghalang
Kecelakaan
Slow car Overtaking Sight Distance
Mobil lambat Jarak pandangan menyiap

Opposed car
Mobil arah berlawanan
d3
d2
d1 d4
Overtaking Sight Distance
Jarak pandangan menyiap
Slow car
Mobil lambat

??? d2
d1
d4 Opposed car
Mobil arah berlawanan
1. Jika jarak pandangan, S lebih kecil daripada
panjang total lengkung, Lt

Lajur Luar
Lt Lajur Dalam
S

Garis Pandang E

Penghalang
Pandangan

R R' R

dimana :
E =
[ (
𝐸=𝑅 ′ 1− cos
28.65 𝑆
𝑅′
kebebasan samping, m
)]
R = jari-jari tikungan, m
R’ = jari-jari sumbu lajur dalam, m
S = jarak pandangan, m
Lt = panjang total lengkung, m
2. Jika jarak pandangan, S lebih besar daripada
panjang total lengkung, Lt

Lajur Luar
Lt Lajur Dalam
S

E
Garis Pandang R'

R R
Penghalang
Pandangan

[
𝐸=𝑅 ′ 1− cos ❑( 𝑅′ )] [
28.65 𝑆
+
𝑆− 𝐿𝑡
2
×sin ❑
28.65 𝑆
𝑅′ ( )]
Pelebaran perkerasan pada tikungan horizontal
Perkerasan bisa diperlebar pada tikungan untuk menjaga ruang bebas samping antar kendaraan, sejajar
ruang bebas yang ada pada jalan lurus. Pelebaran dibutuhkan untuk dua alasan:
1) Kendaraan yang melintasi tikungan memerlukan lebar perkerasan jalan yang lebih dari saat melintasi
jalan lurus, karena lintasan roda belakang berada di sisi dalam roda depan dan julur depan kendaraan
mengurangi ruang bebas antara kendaraan yang didahului dan yang mendahului.
2) Ketika pada tikungan kendaraan lebih banyak menyimpang dari garis tengah lajur, dari pada di jalan
lurus.

Besaran pelebaran yang dibutuhkan tergantung pada:


3) Radius tikungan
4) Lebar lajur pada jalan lurus
5) Panjang dan lebar kendaraan
6) Ruang bebas kendaraan
 Pelebaran Pada Tikungan
𝜔=𝑊𝑐 −𝑊𝑛
𝑊𝑐= 𝑁 ( 𝑈+𝐶 ) + ( 𝑁 −1 ) 𝐹𝑎+ 𝑍
dimana :
N = jumlah lajur
C = clearance
= 2 untuk lebar jalan 20 ft
= 2.5 untuk lebar jalan 22 ft
= 3 untuk lebar jalan 24 ft
Fa = lebar front overhang
Z = tambahan lebar karena
kesulitan mengemudi
U = lebar lintasan roda pada
tikungan, (dari lintasan roda terluar
ke roda terluar)

Sumber : AASHTO 2004


U    R  R 2  L2

L
U  RX

U X  R 2  L2 

U  R R 2
 L2  
U    R  R 2  L2 (5.23)

R X X
Fa  R 2  A 2 L  A  R

L
A
Fa
Fa  X  R

U
X  L  A2   R 2  L2 
2

X  L2  2 LA  A 2  R 2  L2

X  R 2  A 2 L  A

Fa  R 2  A 2 L  A  R (5.24)
R X X
X

V
Z
R
Lajur Pendakian
Menambahkan lajur pendakian pada jalan dua lajur dua arah dapat mengimbangi penurunan kecepatan
operasi lalu lintas yang disebabkan oleh efek kelandaian, peningkatan arus lalu lintas, dan keberadaan
kendaraan berat (truk), serta menyediakan cara yang relatif murah untuk menunda rekonstruksi dalam waktu
lama.
a. Lajur pendakian dimaksudkan untuk menampung truk-truk yang bermuatan berat atau kendaraan lain yang
lebih lambat dari kendaraan-kendaraan lain pada umumnya, agar kendaraan-kendaraan lain dapat
mendahului kendaraan lambat tersebut tanpa harus berpindah lajur menggunakan lajur arah berlawanan.
b. Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunyai kelandaian yang besar, menerus, dan
volume lalu lintasnya relatif padat.
c. Penambahan lajur pendakian dilakukan dengan ketentuan:
1) Pada jalan arteri atau kolektor, dan
2) Apabila panjang tanjakan melampaui panjang kritis; memiliki LHRTD ≥ 3.750 SMP/hari (ekivalen dengan
Ratio Volume per Kapasitas, RVK ≥ 0,3), dan persentase truk > 15%.
d. Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur desain.
e. Lajur pendakian dimulai 30m dari awal perubahan kelandaian dengan serongan sepanjang 45m dan berakhir
50m sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang 45m (lihat Gambar 5-33).
f. Jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah 1,5Km (lihat Gambar 5-34).
g. Ketika panjang kelandaian kritis maximum tercapai, harus disediakan Bordes dengan panjang tertentu
sebelum tanjakan berikutnya berlanjut.
Stationing
Manfaat stationing:
• Penandaan/referensi proyek (letak gorong2, jembatan, alinyemen
vertikal, horisontal, dll)
• Ukuran volume pekerjaan
• Dalam bentuk km+m (0+000)
• Berbeda dgn mileage stone
• Dihitung berdasarkan hasil perencanaan geometri (alinyemen
horisontal)
Stasioning Tc

B
Tikungan Full Circle: A

• Sta TC = Sta A+dA-PI-Tc


• Sta CT = Sta A+dA-PI-Tc+Lc
• Sta B = Sta A+dA-PI+dPI-B-2Tc+Lc
Stasioning
Tikungan S-C-S:
• Sta TS = Sta A + dA-PI – Ts
• Sta SC = Sta A + dA-PI – Ts + Ls

TS
A B

• Sta CS = Sta A + dA-PI – Ts + Ls + Lc


• Sta ST = Sta A + dA-PI – Ts + 2Ls + Lc
• Sta B = Sta A + dA-PI + dPI-B – 2Ts + 2Ls + Lc
A
B

Tikungan S-S:
• Sta TS = Sta A + dA-PI – Ts
• Sta SS = Sta A + dA-PI – Ts + Ls
• Sta ST = Sta A + dA-PI – Ts + 2Ls
• Sta B = Sta A + dA-PI + dPI-B – 2Ts + 2Ls
Panjang section lurus
PI1
Ts1
Ts1

ST1

TS2

Ts2 PI2

• Sta TS2 = Sta ST1+d(pi1pi2)-Ts1-Ts2


Contoh Full circle
• TC=126.5m
• Lc=249.88m
• STA A=0+500
• Jarak A-TC=100m
• Jarak CT-B=200m
• TENTUKAN STATIONING TC, CT dan B??
Contoh TSCST
• Ts=81.12m
• Ls=50m
• Lc=60.996m
• STA A=00+500
• Jarak A-TS=100m
• Jarak ST-B=200m
• TENTUKAN STATIONING TS, SC, CS, ST dan B??

Anda mungkin juga menyukai