Suplemen Alinemen Horizontal
Suplemen Alinemen Horizontal
R1
R1 < 1,5 R2
R2
R1
R1 > R2
R2
R1
R1 > R2
R2
R1 > R2 R2
R=
3. BILA DISISIPI SPIRAL R1
R2
R1 > R2
R=
Start braking
Mulai mengerem
Opposed car
Mobil arah berlawanan
d3
d2
d1 d4
Overtaking Sight Distance
Jarak pandangan menyiap
Slow car
Mobil lambat
??? d2
d1
d4 Opposed car
Mobil arah berlawanan
1. Jika jarak pandangan, S lebih kecil daripada
panjang total lengkung, Lt
Lajur Luar
Lt Lajur Dalam
S
Garis Pandang E
Penghalang
Pandangan
R R' R
dimana :
E =
[ (
𝐸=𝑅 ′ 1− cos
28.65 𝑆
𝑅′
kebebasan samping, m
)]
R = jari-jari tikungan, m
R’ = jari-jari sumbu lajur dalam, m
S = jarak pandangan, m
Lt = panjang total lengkung, m
2. Jika jarak pandangan, S lebih besar daripada
panjang total lengkung, Lt
Lajur Luar
Lt Lajur Dalam
S
E
Garis Pandang R'
R R
Penghalang
Pandangan
[
𝐸=𝑅 ′ 1− cos ❑( 𝑅′ )] [
28.65 𝑆
+
𝑆− 𝐿𝑡
2
×sin ❑
28.65 𝑆
𝑅′ ( )]
Pelebaran perkerasan pada tikungan horizontal
Perkerasan bisa diperlebar pada tikungan untuk menjaga ruang bebas samping antar kendaraan, sejajar
ruang bebas yang ada pada jalan lurus. Pelebaran dibutuhkan untuk dua alasan:
1) Kendaraan yang melintasi tikungan memerlukan lebar perkerasan jalan yang lebih dari saat melintasi
jalan lurus, karena lintasan roda belakang berada di sisi dalam roda depan dan julur depan kendaraan
mengurangi ruang bebas antara kendaraan yang didahului dan yang mendahului.
2) Ketika pada tikungan kendaraan lebih banyak menyimpang dari garis tengah lajur, dari pada di jalan
lurus.
L
U RX
U X R 2 L2
U R R 2
L2
U R R 2 L2 (5.23)
R X X
Fa R 2 A 2 L A R
L
A
Fa
Fa X R
U
X L A2 R 2 L2
2
X L2 2 LA A 2 R 2 L2
X R 2 A 2 L A
Fa R 2 A 2 L A R (5.24)
R X X
X
V
Z
R
Lajur Pendakian
Menambahkan lajur pendakian pada jalan dua lajur dua arah dapat mengimbangi penurunan kecepatan
operasi lalu lintas yang disebabkan oleh efek kelandaian, peningkatan arus lalu lintas, dan keberadaan
kendaraan berat (truk), serta menyediakan cara yang relatif murah untuk menunda rekonstruksi dalam waktu
lama.
a. Lajur pendakian dimaksudkan untuk menampung truk-truk yang bermuatan berat atau kendaraan lain yang
lebih lambat dari kendaraan-kendaraan lain pada umumnya, agar kendaraan-kendaraan lain dapat
mendahului kendaraan lambat tersebut tanpa harus berpindah lajur menggunakan lajur arah berlawanan.
b. Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunyai kelandaian yang besar, menerus, dan
volume lalu lintasnya relatif padat.
c. Penambahan lajur pendakian dilakukan dengan ketentuan:
1) Pada jalan arteri atau kolektor, dan
2) Apabila panjang tanjakan melampaui panjang kritis; memiliki LHRTD ≥ 3.750 SMP/hari (ekivalen dengan
Ratio Volume per Kapasitas, RVK ≥ 0,3), dan persentase truk > 15%.
d. Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur desain.
e. Lajur pendakian dimulai 30m dari awal perubahan kelandaian dengan serongan sepanjang 45m dan berakhir
50m sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang 45m (lihat Gambar 5-33).
f. Jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah 1,5Km (lihat Gambar 5-34).
g. Ketika panjang kelandaian kritis maximum tercapai, harus disediakan Bordes dengan panjang tertentu
sebelum tanjakan berikutnya berlanjut.
Stationing
Manfaat stationing:
• Penandaan/referensi proyek (letak gorong2, jembatan, alinyemen
vertikal, horisontal, dll)
• Ukuran volume pekerjaan
• Dalam bentuk km+m (0+000)
• Berbeda dgn mileage stone
• Dihitung berdasarkan hasil perencanaan geometri (alinyemen
horisontal)
Stasioning Tc
B
Tikungan Full Circle: A
TS
A B
Tikungan S-S:
• Sta TS = Sta A + dA-PI – Ts
• Sta SS = Sta A + dA-PI – Ts + Ls
• Sta ST = Sta A + dA-PI – Ts + 2Ls
• Sta B = Sta A + dA-PI + dPI-B – 2Ts + 2Ls
Panjang section lurus
PI1
Ts1
Ts1
ST1
TS2
Ts2 PI2