Anda di halaman 1dari 16

Allah mengisyaratkan pentingnya belajar sejarah dalam firman-Nya,(DIBACA 17X DALAM

SEHARI, MAA ZAADAL MABNA ZAADAL MA’NA)

ْ َ‫ص َرا*ط‬
.*‫ا**ل ُم ْستَقِي َم‬ ِّ ‫ا* ْه ِدنَا ا**ل‬
*‫ا**ل ِذ َينَأ ْن َع ْم َت َعلَ ْي ِه ْم‬
َّ َ‫ص * َرا*ط‬ ِ
ِّ ‫ُوب َعلَ ْي ِه ْم* َواَل ا**لض‬
‫َّا**ل َين‬ ِ ‫ا**ل َم ْغض‬ ْ ‫غ ْي ِر‬.
َ
“Tunjukkanlah kami kepada jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
(QS. Al-Fatihah: 6-7)

Dalam ayat ini Allah memerintahkan umat manusia untuk meneladani jalan lurus
yang ditempuh oleh orang-orang yang mendapat nikmat, dan menghindari
kesesatan orang-orang yang dimurkai Allah.
Guna merealisasikan hal tersebut, kita harus
mencari tahu sejarah keberhasilan umat yang
selamat. Begitu juga, kita harus mengetahui dan
mengkaji sebab-sebab kesesatan dan kebinasaan
umat yang celaka mendapat murka-Nya.
Sejarah dan peradaban Islam merupakan bagian penting yang
tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan kaum Muslimin dari
masa ke masa. Betapa tidak, dengan memahami sejarah dengan
baik dan benar, kaum Muslimin bisa bercermin untuk
mengambil banyak pelajaran dan membenahi kekurangan atau
kesalahan mereka guna meraih kejayaan dan kemuliaan dunia
dan akhirat.

Semoga Allâh Azza wa Jalla meridhai sahabat yang mulia,


Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu yang
mengungkapkan hal ini dalam ucapannya,
“Orang yang berbahagia (beruntung) adalah orang yang BISA
mengambil nasehat (pelajaran) dari (peristiwa yang dialami)
oleh orang lain
Itulah pentingnya belajar sejarah.
Dalam beberapa firman yang lain, bahkan secara
tegas Allah memerintahkan umat manusia
mengunjungi tempat-tempat bersejarah, untuk
mengetahui betapa berat akibat yang ditimpakan
kepada mereka yang tidak mematuhi para rasul
Allah berfirman,

‫ض‬ِ ْ
‫ر‬ ‫َأْل‬ **‫ا‬
‫ي‬ ***‫ف‬
ِ ‫ُوا‬ ‫ر‬ ‫ي‬ * ‫س‬
ِ ‫ل‬ْ ُ
**‫ق‬
َّ ‫َف***ا ْنظُرُوا َك* ْي َف َك* َان َع*ا ِقبَ ُة‬
‫ا**ل ِذ َين ِمْن َق** ْب ُل‬
‫ۚ َك* َانَأ ْكثَ ُر ُه ْم* ُم ْش ِر ِك َين‬
“Katakanlah: Adakanlah perjalanan di muka bumi
dan perhatikanlah bagaimana (akibat) orang-orang yang terdahulu.
Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah).”
(QS. Ar-Rum: 42)
‫ان َعاقِبَةُ الَّ ِذ ْي َن ِم ْن قَ ْبلِ ِه ۗ ْم َكانُ ْٓوا‬ َ ‫ف َك‬ َ ‫ض فَيَ ْنظُر ُْوا َك ْي‬ ِ ْ
‫ر‬ َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ِ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ُو‬
ْ ‫ر‬ ْ
‫ي‬ ‫س‬ِ َ ‫ي‬ ‫م‬
ْ َ ‫ل‬ ‫و‬
َ َ ‫ا‬
ۤ
‫ض َو َع َمر ُْوهَٓا اَ ْكثَ َر ِم َّما َع َمر ُْوهَا َو َجا َءتهُ ْم‬
ْ َ ‫اَ َش َّد ِم* ْنهُ ْم قُ َّوةً َّواَثَارُوا ااْل َ ْر‬
‫ت‬ِۗ ‫ُر ُسلُهُ ْم بِ ْالبَيِّ ٰن‬
ْ
‫ان ُ لِيَظلِ َمهُ ْم‬ ‫هّٰللا‬ َ ‫فَ َما َك‬
)٩( ‫ظلِ ُم ْو ۗ َن‬ ْ َ‫َو ٰل ِك ْن َكانُ ْٓوا اَ ْنفُ َسهُ ْم ي‬
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat
(yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka?

orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan.

Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka
Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka,
akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri
(QS Ar Ruum 9)
‫ض‬
ِ ْ
‫ر‬ َ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ِ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ُو‬
ْ ‫ر‬ ْ
‫ي‬ ‫س‬
ِ َ ‫ي‬ ‫م‬
ْ َ ‫ل‬ ‫و‬
َ َ ‫ا‬
‫ان َعاقِبَةُ الَّ ِذ ْي َن ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم‬ َ ‫ف َك‬ َ ‫فَيَ ْنظُر ُْوا َك ْي‬
ۗ ً‫َو َكانُ ْٓوا اَ َش َّد ِم ْنهُ ْم قُ َّوة‬
‫اْل‬
ِۗ ‫ت َواَل فِى ا َ ْر‬ ‫هّٰللا‬
‫ض‬ ِ ‫ان ُ لِيُ ْع ِج َز ٗه ِم ْن َش ْي ٍء فِى الس َّٰم ٰو‬ َ ‫َو َما َك‬
)٤٤( ‫ان َعلِ ْي ًم*ا قَ ِد ْي ًرا‬ َ ‫اِنَّ ٗه َك‬
Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,
lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan
orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka?
Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa
(QS al Fathir 44)
Surat Yusuf Ayat 111
ٰ ْ ‫َأْل‬ ۟ ‫ُأِّل‬
‫ص ِه ْم* ِع ْب َرةٌ ولِىٱ** لبَ ِ ۗب‬ ‫ص‬
ِ َ َ
**‫ىق‬ ***‫ف‬
ِ ‫ان‬
َ َ
*‫ك‬ ْ
‫د‬ َ *
‫ق‬ * َ ‫ل‬
ً ُ
‫ىء َوهدى‬ َ ُ
ٍ ْ * ‫ص* َيلك* ِّلش‬ َ ْ ْ َّ ْ َ َ ٰ
ِ ‫َما َك* َان َح* ِديثًا ُي** ْفتَ َر ٰى َول ِكنت***ص* ِد َيقٱ**ل ِذى َب***ي َن َي** َدي ِه* َوتف‬
ْ
‫ون‬ َ ُ‫َو َر ْح َم ًة لِّ *ق*َ ْو ٍم* ُي**ْؤ ِمن‬
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
Allâh Azza wa Jalla berfirman

َ
‫ص َعل ْي َك‬ ُ
ُّ ‫َو ُك ن *ق‬
َ ‫اًّل‬
ۚ ‫ِمْنَأ ْنبَا ِء ا**لرُّ س ُِل َما نُ *ثَبِّ ُت ِب*** ِه* ُف***َؤ ا َد َك‬
‫ا**ل َح ُّق َو َم ْو ِعظَ ٌة َو ِذ ْك َر ٰىلِ * ْل ُمْؤ ِمنِ َين‬ َ ٰ ***‫ك ِف‬
ْ *‫يه ِذ ِه‬ َ ‫َو َجا َء‬
Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan
dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta
pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman
[Hûd 120]
Dalam Alquran kita bisa menemukan kisah kaum Nabi Nuh yang
ditenggelamkan oleh banjir bandang akibat kedurhakaan mereka pada
Sang Nabi. Sedangkan mereka yang patuh diselamatkan dengan bahtera
Nabi Nuh.

Ada juga kisah bangsa ‘Ad yakni kaum Nabi Hud yang dibinasakan
dengan badai angin yang meluntuhlantahkan segala yang diterjangnya.
Masih ada lagi kisah bangsa Tsamud yakni kaum Nabi Saleh yang
dibinasakan dengan hentakan suara malaikat hingga nyawa mereka
melayang, meninggalkan raga.

Dan masih banyak lagi kisah bangsa-bangsa terdahulu yang termaktub


dan diabadikan dalam Alquran.
Mendengar dan mengkaji sejarah bangsa-bangsa ini tentu
mengantarkan kita pada kesadaran diri, menumbuhkan motivasi dan
kekuatan jiwa untuk selalu patuh dan taat pada perintah Allah yang
diamanatkan pada para Rasul.

Sejarah adalah cermin kehidupan masa lalu agar menjadi pelajaran dan
teladan bagi generasi setelahnya.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman mengenai pentingnya mengkaji
sejarah,

َ ‫ص لَ * َعلَّهُ ْم* َي**تَفَ َّكر‬


‫ُون‬ َ ‫ص‬ ْ ‫ُص‬
َ َ‫ا**لق‬ ِ ‫ص‬‫ق‬ْ ‫ا‬ َ
***‫ف‬
“Maka ceritakanlah wahai Nabi kisah ini kepada kaummu agar mereka
berpikir.”
(QS. Al-A’raf: 176)
Selain mempelajari sejarah bangsa-bangsa yang
dimusnahkan, dengan mengkaji sejarah kita juga bisa
mengetahui kisah keberhasilan orang-orang yang dekat
dan dicintai Allah. Kesabaran Nabi Nuh yang berdakwah
selama 950 tahun, atau ketabahan nabi Ibrahim saat harus
dibakar api.

Lebih-lebih sirah nabawiyah (kisah perjalanan hidup


Baginda Nabi Muhammad SAW) yang penuh dengan
teladan dan hikmah, karena beliau adalah uswah
(teladan) bagi umat manusia dalam segala sisi kehidupan.
Diriwayatkan dari ‘Ali bin Husain Zainul ‘Abidin
rahimahullah bahwa beliau berkata, “Dulu kami diajarkan
tentang (sejarah) peperangan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam sebagaimana al-Qur’an diajarkan kepada
kami.”[9]

Imam Abu Hanifah rahimahullah mengungkapkan hal ini


dalam ucapan beliau yang terkenal, “Kisah-kisah
(keteladanan) para Ulama dan duduk di majelis mereka
lebih aku sukai dari pada kebanyakan (masalah-masalah)
fikih, karena kisah-kisah tersebut (berisi) adab dan tingkah
laku mereka (untuk diteladani).”

Anda mungkin juga menyukai