Anda di halaman 1dari 41

Dr. dr.

Ketut Suryana, SpPD, KAI, FINASIM

SMF Penyakit Dalam RSUD Wangaya


FK Unwar Denpasar
Mei 2015
PENDAHULUAN
Respon imun thd Infeksi
Sistim imun alamiah dan  Memberi respon thd infeksi yg bervareasi, dalam :
didapat kekuatan, cara masuknya ke dlm tbh, tropisme,
substansi serta patologi yg ditimbulkan.

Mikroba
mempunyai berbagai  Memungkinkan untuk menghindari
struktur & cara hidup atau mengaktivasi respon imun

Respon imun efektif ,


 mengendalikan bahkan menghilangkan infeksi
Sistim Imun

Kulit / Skin
INNATE
IMMUNITY
(External Defenses) Mukosa / Mucous
BARRIERS membranes
If barriers
penetrated

Phagocytosis

Natural Killer cells


INNATE
IMMUNITY Inflammation
(Internal Defenses)

Fever Cell-mediated
Immunity
If innate immunity ADAPTIVE
insufficient
IMMUNITY Humoral Immunity
SISTIM IMUN
External defence
Kulit /Skin
Mukosa / Mucous membranes

Innate Internal defence Humoral


/alamiah Cellular complement
(Phagocytes,
Natural Killer cells,
Sistim Imun Cytokines & others)
Cellular
(Phagocytes,
Adaptive Humoral Immunity Natural Killer cells,
/ didapat Cytokines & others)

Cellular Mediated Immunity


MEKANISME DASAR
RESPON IMUN THD ANTIGEN VAKSIN
IMUNITAS SELULER DAN HUMORAL SPESIFIK
IMUNITAS HUMORAL
IMUNISASI
PADA ORANG DEWASA
IMUNISASI
- upaya kesehatan  derajat imunitas spesifik thd antigen
- tdk menjadi sakit bila terpajan antigen serupa di masa datang
- efektif dalam mencegah penyakit.

Kekebalan dapat terjadi secara alami atau buatan

Kekebalan alami
- dapat timbul paska infeksi alamiah oleh kuman spesifik
(kekebalan alami aktif)
- melalui penyaluran antibodi pada bayi lewat plasenta dan
kolostrum ibu (kekebalan alami pasif).
Kekebalan buatan aktif Kekebalan buatan pasif
(vaksinasi) (imunisasi)
• memberi paparan antigen dari • dengan memasukkan :
mikroorganisme tertentu Antitoksin imunoglobulin (Ig)
(meniru infeksi alami) atau antibodi
 memberikan kekebalan  ke dalam tubuh seseorang
tanpa menimbulkan sakit • tidak terbentuk memori
• respon kekebalan spesifik imunologik
bertahan lebih lama (adanya • antitoksin, imunoglobulin /
memori imunologik) antibodi dimetabolisme dalam
waktu tertentu (sesuai waktu
paruh)
 respon kekebalan spesifik
tidak berlangsung lama
• Vaksin :
• sediaan biologis yang menimbulkan kekebalan
terhadap penyakit
• mengandung sejumlah kecil bahan menyerupai
organisme patogen
• menginduksi sistim kekebalan tubuh.
• Sistim kekebalan :
• mengenalinya (sebagai benda asing),
• menghancurkannya
• mengingatnya / memori
sehingga paparan bahan yg sama
 dapat dikenali dan dihancurkan.
• Jenis vaksin yaitu;
• Live attenuated vaccine (vaksin dilemahkan)
• Killed vaccine / inactivated vaccine
(vaksin yang telah dimatikan)
• Vaksin subunit
(dari komponen mikroorganisme)
• Vaksin toksoid (dari bahan toksin bakteri)
• Vaksin konjugat (dari polisakarida murni)
• Vaksinasi :
 - masyarakat bebas cacar
-  insiden polio secara global (99%)
-  angka morbiditas
 kecacatan
-  mortalitas
akibat difteria, pertusis, tetanus dan campak.

• WHO : pelayanan imunisasi yang efektif


 tercapainya Milennium Development Goals (MDGs)
 merancang strategi global imunisasi
(Global Immunization Vision and Strategy / GIVS 2006-2015)
GIVS (2006-2015) merupakan panduan pelaksanaan
program imunisasi seluruh negara di dunia
• Bali
• daerah tujuan wisata dunia
(optimalkan upaya imunisasi)
  angka perjalanan internasional (7% / tahun)
 peluang bagi daerah tujuan wisata (Bali)
• Besarnya risiko wisatawan tertular penyakit
infeksi tergantung pada :
• Tujuan
• Lama perjalanan
• Kadaan daerah tujuan.
• Pendekatan imunisasi calon wisatawan :
• anamnesis yang baik perjalanan yang akan
dilakukan
• infeksi penyakit menular yang dapat terjadi
selama perjalanan ke dan di daerah tujuan.
• Vaksinasi yg diberikan selama bepergian / berwisata :
 vaksin BCG (Bacille  Influenza
Calmette Guerin),  Kolera
 Campak  Meningokokus
 Demam tifoid  Pertusis
 Difteri  Polio
 Hepatitis A  Rabies
 Hepatitis B  Yellow fever.
Jenis vaksin untuk wisatawan
Nama Vaksin Vaksin terbuat dari Cara Pemberian Tujuan mencegah
BCG Bakteri dilemahkan Suntikan ID (intradermal) / SK tuberkulosis
Campak Virus dilemahkan Suntikan SK Campak
Demam Tifoid Bakteri yang dimatikan Oral dan suntikan IM Demam Tifoid
DIfteri & Tetanus Toksoid Suntikan IM (intramuskular) Difteri dan Tetanus
Hepatitis A Virus tidak aktif Suntikan IM Hepatitis A
Hepatitis B DNA rekombinan Suntikan IM Hepatitis B
Influenza Virus tidak aktif Suntikan IM Influenza
Kolera Bakteri yang dimatikan Suntikan IM/SK Kolera
Meningokok Polisakarida (tetravalen) Suntikan SK (subkutan) Meningokok

Polio oral Virus dilemahkan Oral Polio


Polio inactivated Virus tidak aktif Suntikan SK (meningkatkan Polio
potensi polio oral)
Rabies Virus tidak aktif Suntikan IM/ID Rabies
Rabies
• Disebabkan oleh virus dari famili rhabdoviridae,
genus Lyssavirus

• Gejala : spasme, paralisis, bahkan kematian

• Angka kematian : 55.000 / tahun di seluruh dunia :

• 31.000  Asia

• 24.000  Afrika

• Cara penularan  gigitan binatang (piaraan / liar) :

• anjing, kuncing merupakan penyebab utama rabies


pada manusia

• Rubah, kelelawar juga merupakan sumber penularan


• Gambaran Klinis
• Gejala pada manusia ada 5 fase :
1. Inkubasi :
• ± 6 hari s.d beberapa tahun, umumnya 20-60 hari
• keluhan klinis (-)
2. Prodromal (2-10 hari)

- Malaise - nyeri atau parestesia - Kegugupan


- Anoreksia pd tempat gigitan, - Insomnia
- Fatigue - ketakutan - depresi
- sakit kepala - ansietas (dapat sgt
- Demam - agitasi jelas)
- iritabilitas
• Gambaran Klinis (lanjutan)

3. Fase neurologik akut

- Hiperaktivitas intermittent - Hydrophobia


- Disorientasi - Hiperventilasi
- Halusinasi - Hipersalivasi
- Prilaku ganjil - kejang fokal / umum
- Nuchal stiffness - Priapismus /  libido
(kekakuan leher) - Status mental  gradual
- Paralisis (simetris, asimetris, (2-12 hari)
ascendring seperti Guilain - Fase ini diakhiri dengan
Barre Syndrome) kematian akibat henti jantung,
henti nafas, koma

4. Koma
5. Kematian atau pulih
Pencegahan
 Dapat dikerjakan dgn :
- Vaksinasi
- Pengontrolan populasi anjing
- Bila terjadi gigitan cuci luka segera dengan
sabun dan antiseptik
Indikasi
Indikasi vaksinasi sebelum paparan :
• Orang yg berisiko terkena infeksi rabies seperti dokter
hewan, zoologist, pemburu, tukang pos, pekerja di kebun
binatang, penjual hewan piaraan
• Pekerja laboratorium
• Orang yang tinggal di daerah endemis rabies
• Turis yg akan pergi ke daerah endemis dlm waktu lebih
dari sebulan
• Dokter dan paramedik yg merawat pasien rabies
Tindakan pasca paparan :
Status vaksinasi Terapi Regimen
Belum divaksinasi Pembersihan luka Pencucian luka dgn air dan sabun, diikuti alkohol
70% atau provodon iodine
RIG (Rabies Ig) 20 IU/kgBB pada hari 0 disuntikkan IM sekitar luka
dan sisanya disuntikkan di sisi berbeda dari tempat
penyuntikan vaksin
Vaksin HDCV, RVA 1 ml intramusular (deltoid) hari 0, 3,7,
14
PCEC 1 ml intramuskular (deltoid) hari 0, 3, 7,14,
28
Sudah divaksinasi Pembersihan luka Pencucian luka dgn air dan sabun, diikuti alkohol
70% atau provodon iodine
RIG Tidak diberikan
Vaksin HDCV, RVA, atau PCECV 1 ml intramuskular
(deltoid) hari 0, 3
Ringkasan

• Imunitas (humoral, seluler) berperan penting


pada mekanisme pertahanan tubuh manusia
melawan infeksi

• Ada 2 jenis imunisasi : pasif dan aktif

• Ada 2 macam jenis vaksin :


Live Attenuated dan Inactivated vaccine
dengan indikasi yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai