Laporan Asuhan Kebidanan Pada NN
Laporan Asuhan Kebidanan Pada NN
4
Bab II
Tinjauan REMAJA
Pustaka Menurut WHO, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
25 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan
menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang
usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah
Apabila keputusan yang diambil dalam
menghadapi konflik tidak tepat, mereka
akan jatuh ke dalam perilaku beresiko
dan mungkin harus menggunakan
akibat jangka pendek dan jangka
panjang dalam berbagai masalah
remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan
kesehatan fisik dan tantangan
dan psikososial. Sifat serta cende
dan perilaku beresiko pada remaja
tersebut memerlukan ketersediaan
pelayanan kesehatan peduli remaja
yang dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan remaja termasuk pelayanan
untuk kesehatan reproduksi
(Kementerian Kesehatan RI, 2017).
”
darah merah atau yang biasa disebut dengan eritrosit
dalam sirkulasi darah atau hemoglobin sehingga tidak
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa
oksigen ke seluruh jaringan
Anemia
Mudah mengantuk
Sulit konsentrasi
Klasifikasi Anemia
Pencegahan Anemia
Pola Makan Suplemen Penambah zat besi
Meningkatkan
Meningkatkan konsumsi buah dan
konsumisi sumber sayur sebagai sumber vitamin C
protein hewani
Tanggal : 15 September 2023
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Puskesmas Plered
Oleh: Dwi Andi Rani
A.Data Subjektif
1.Identitas
Nama : Nn. A
Usia : 15 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : Pelajar SMP
Alamat : Tegal Sari
2.Keluhan
Kadang merasa pusing dan mata berkunang-kunang setelah bangun tidur, kurang bisa fokus dalam menerima pelajaran
3.Riwayat Menstruasi
a.Menarche : 13 tahun
b.Siklus : Teratur, 29 hari
c.Lama : ± 7 hari
d.Banyak : 3-4 kali ganti pembalut
e.Nyeri : Ada sebelum menstruasi
4.Riwayat Kesehatan
b.Eliminasi : BAB 1 kali sehari, tekstur lunak. BAK >3 kali sehari, warna kekuningan jernih. Tidak ada keluhan BAB dan
BAK.
c.Istirahat: Jarang tidur siang (jika tidur siang 1-2 jam). Pada malam hari tidur ± 8 jam pada pukul 22.00 WIB.
d.Aktivitas : Aktif sekolah dan mengikuti kegiatan pramuka sekali seminggu, berolahraga sekali seminggu saat mata pelajaran
olahraga di sekolah. Saat beraktifitas di bawah sinar terik matahari selama +1 jam sering merasa pusing.
e.Personal Hygiene : Mengganti celana dalam setiap habis mandi, tidak pernah menggunakan pantyliner, setelah buang air
tidak mengeringkan genitalia dan langsung menggunakan celana dalam.
16 Presentation title 20XX
BAB III
Tinjauan Kasus
6.Riwayat Psikososial Budaya
Tinggal dengan kedua orang tua dan hubungan dengan kedua orang tua baik. Lebih senang tinggal didalam rumah dengan
bermain handphone atau membantu pekerjaan rumah dengan ibu, jalan jalan keluar sekali dalam seminggu dengan keluarga dan
sangat senang jika diajak kakak pergi ke mall.
B.Data Objektif
1.Pemeriksaan Umum
a.Keadaan Umum : Baik
b.Kesadaran : composmenti
c.Tekanan Darah : 100/60 mmHg
d.Antropometri :
- BB : 41.2 kg
TB : 154 cm
IMT : 17,3 (normal)
2.Pemeriksaan Fisik
a.Wajah : Nampak pucat pada membrane mukosa dan konjungtiva
b.Payudara : Payudara dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah (tanner stage 3)
c.Genitalia : Rambut pubis lebih hitam, mulai iklal dan jumlah bertambah (tanner stage 3)
d.Ekstremitas
17 : Kuku dan ekstremitas nampak pucat Presentation title 20XX
BAB III
Tinjauan Kasus
C.Analisa
Remaja usia 14 tahun dengan anemia sedang
D.Penatalaksanaan
1. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan bahwa klien dalam keadaan baik namun sedang mengalami
kekurangan darah atau anemia. Klien mengerti.
2. Menjelaskan kepada klien bahwa keluhan yang dirasakan merupakan tanda gejala pada anemia. Klien mengerti.
3. Menjelaskan kepada klien mengenai anemia, meliputi pengertian anemia, tanda dan gejala anemia dan cara
mencegah terjadinya anemia. Klien mengerti dan dapat mengulangi pengertian anemia serta menyebutkan
beberapa tanda gejala yang sesuai dengan kondisinya.
4. Menjelaskan cara mengatasi anemia yaitu:
a)Makan makanan yang mengandung banyak zat besi dari hewani seperti daging, ikan, unggas, makanan laut
disertai inum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan
menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan 86 yang mengandung karbonat dan
minum susu pada saat makan
b)Konsumsi tablet tambah darah 1 minggu sekali bila tidak haid dan minum 1 kali sehari bila sedang haid.
5. Memberikan KIE tentang kesehatan reproduksi yang mencakup tentang tentang organ reproduksi remaja,
pubertas,
18
proses kehamilan, menstruasi, KB, penyakit menular seksual, infeksi menular seksual, gender
Presentation title
dan
20XX
pendewasaan usia perkawinan. Klien mengerti.
BAB III
Tinjauan Kasus
6. Bekerja sama dengan kader setempat untuk memberitahukan dan menjelaskan pentingnya peran orangtua dalam mengatasi
anemia dari memberikan menu makanan yang menunjang kenaikan haemoglobin. Kader mencatat data klien dan akan
segera menghubungi orangtua untuk menjelaskan kondisi klien.
7. Menganjurkan klien untuk kunjungan ulang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk evaluasi Hb 1 bulan
kemudian bersama orangtua atau segera saat ada keluhan.
Setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada rejama putri dengan anemia sedang maka ada beberapa hal
yang perlu diuraikan. Pada kasus ini didapatkan hasil pemeriksaan Hb yaitu 9,3 gr/dL dengan keluhan terkadang
merasa pusing dan mata berkunang-kunang setelah bangun tidur, dan kurang bisa fokus dalam menerima pelajaran.
Selain itu, dalam pemeriksaan fisik ditemukan wajah dan ekstremitas tampak pucat. Merurut Kemenkes (2018)
penyebab anemia yaitu pengancuran sel darah merah yang berlebihan, kehilangan darah, produksi sel darah merah
yang dikarenakan asupan zat besi yang tidak cukup, defisiensi asam folat, gangguan absorbsi, perdarahan,
kecacingan, dan adanya peningkatan kebutuhan zat besi.
Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan pada anemia sedang merupakan dari rencana tindakan yang menyeluruh.
Menurut Army (2007) dalam (Johar et al., 2013), hal yang dapat dilakukan dalam mencegah anemia antara lain
konsumsi makanan yang mengandung zat gizi baik dari hewani atau sayur dan buah serta mengajurkan untuk
konsumsi tabket tambah darah 1 kali sehari. Pada penderita dengan anemia tidak memerlukan tindakan emergency
kecuali jika kondisi anemia berat yang disebabkan oleh perdarahan dan membutuhkan transfusi darah. (Ratna, 2017).
Tindakan penting yang dilakukan untuk menanggulangi anemia pada remaja yang dapat dilakukan bidan menurut
Rahayu (2019) yaitu memberikan konseling untuk membantu memilih makanan dengan kadar besi yang cukup
secara rutin, pemberian suplementasi besi, dan melakukan skrining anemia melalui gejala klinis, disertai pemeriksaan
hemoglobin dan hematokrit untuk mendeteksi adanya anemia defisiensi besi.
20 Presentation title 20XX
BAB V
Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin atau sel darah merah di dalam tubuh berada dibawah normal,
yang mana apabila dibiarkan dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi si penderita. Penyebab paling umum dari
pada remaja yaitu kekurangan zat besi baik dari makanan atau asupan suplemen, selain itu anemia lebih banyak
terjadi pada remaja putri disebabkan kehilangan darah yang banyak saat menstruasi. Untuk meningkatkan
penyerapan zat besi, terutama yang berasal dari sumber nabati, dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan yang
mengandung vitamin C, dan konsumsi TTD semiggu sekali (Kemenkes RI, 2019).
5.2 Saran
Diharapkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang dapat langsung membina suatu wilayah dapat memantau
secara berkala kesehatan pada remja dan masyarakat dapat lebih sensitif dalam mengenali permasalahan pada remaja
serta dapat membantu serta membimbing remaja dalam penemuan jati dirinya sehingga tidak mendapatkan masalah
atau terjerumus kedalam hal yang tidak baik sehingga dapat menjadi penerus generasi bangsa yang berkualitas.