Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

PSIKOTIK AKUT AKIBAT


PENGGUNAAN ZAT

Ahmad Rosihan 712021078 PEMBIMBING:


Ilham Kasbawan Amar 712022059 dr. Abdullah Shahab, Sp.KJ
PENDAHULUAN
Gangguan psikotik akut merupakan penyakit psikiatri yang
ditandai dengan onset tiba-tiba dari 1 atau lebih gejala
berikut ini: delusi, halusinasi, postur dan perilak u yang
berub ah cepat, serta bicara yang kacau. Gangguan psikotik
akut dapat menjadi gejala awal dari penyakit psikotik
lainnya, seperti schizophrenia

G an gguan psikotik akut dapat disebabkan oleh adanya


stresor yang je las. Stresor b erupa stresor berat dari masalah
interpersonal, pekerjaan dan pola relasi substance use
disorder,
LAPORAN KASUS
IDENTIFKASI
Nam a : Tn .E Tingkat P en didikan : SMP
Jenis kelam in : Laki -l aki Pekerjaan : Tidak bekerj a
Usia : 29 Tah un Alam at : Babat To man
Tempat Lah ir : B abat To man Datan g ke R S : Rabu. 1 6 Ag us tu s 202 2
Status Perkawi n an : B elum m eni kah Cara k e RS : Diantar K el uarga (Kakak)
Warg a Negara : Indones i a Tem pat Pem eriksaan : IGD R S Er nal di B ah a
Agam a : Isl am
Suk u Bangsa : Mel ay u

\
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
K eluh an Utama
Men gamuk dan G el i s ah

Riwayat Perjal an an P eny ak it


Sejak ± 2 minggu yang lalu pasien mengalami perubahan perilaku, berupa, pasien sering berbicara sendiri, senyum sendiri,
menangis, tertawa sendiri tanpa sebab yang jelas, gelisah dan susah tidur menurut keluarga. Pasien mengatakan ada yang
membisikan dirinya dan mengaku ada yang ingin membunuhnya. Pasien juga mendengar ada seseorang menyuruh pasien
untuk membawa parang dan membunuh seseorang
± 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengamuk menghancurkan barang, pasien sangat emosional, mudah
tersinggung, dan sering curiga. Pasien mengatakan banyak orang yang menertawainya.. Namun pasien mengatakan tidak
ada orang hanya suara saja. Karena mengamuk, pasien lalu dibawa ke puskesmas diberi 3 macam obat (clozapine 25mg,
haloperidol 5mg, dan trihexylpphenidil 2mg) setelah minum obat 30 menit pasien tampak mengantuk setelah itu dibawa ke
I G D R S E r n a l d i B a h a r. P a s i e n m e n g a k u p e r n a h m e n g g u n a k a n o b a t - o b a t a n t e r l a r a n g s a b u b e r a m a t e m a n s e j a k 2 0 1 8 ,
terakhir menggunakan obat-obatan 2 minggu yang lalu.

\
LAPORAN KASUS
Ri wayat Pen yaki t S ebel u mnya
- Riway at Gang guan Ps i ki at ri k Seb elum nya : (-)

- Riway at Ko ndi si M edi s Um um (-)

- P en ggunaan Z at P si ko ak t i f ( +)
2 m inggu yang l al u, al kohol (-) , m erokok (+)

\
LAPORAN KASUS
Timelin e Perjal an an P eny aki t P asien

± 2 hari sebelum masuk rumah


sakit, pasien mengamuk
menghancurkan barang, pasien
Sejak ± 2 minggu yang lalu
sangat emosional, mudah
pasien mengalami perubahan pasien lalu dibawa ke puskesmas
tersinggung, dan sering curiga
perilaku, berupa, pasien sering diberi 3 macam obat (clozapine
berbicara sendiri, senyum 25mg, haloperidol 5mg, dan
sendiri, menangis, tertawa trihexylpphenidil 2mg)
sendiri tanpa sebab yang jelas,
gelisah dan susah tidur
LAPORAN KASUS

\
LAPORAN KASUS

\
LAPORAN KASUS

\
LAPORAN KASUS

\
LAPORAN KASUS

\
LAPORAN KASUS

\
LAPORAN KASUS
R I WAYAT K E H I D U PA N P R I B A D I
A. Riwayat Premorbid
1. Bayi : Menurut keluarga pasien lahir spontan, cukup bulan, ditolong oleh bidan.
2. Anak : Menurut keluarga, pasien tidak pernah mengalami kejang dan keterlambatan perkembangan (-).
3. Remaja : Menurut pasien, beliau suka menyendiri dan mengurung diri karena takut dan tidak percaya diri.

B. Situasi Hidup Sekarang


Pasien saat ini belum menikah. Sekarang pasien tinggal bersama oangtua nya. Kehidupan ekonomi pasien menengah kebawah.

C. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan gejala penyakit yang sama tidak ada.

\
LAPORAN KASUS
R I WAYAT K E H I D U PA N P R I B A D I
D. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP).
E. Riwayat Pekerjaan
Kenek supir mobil sayur
F. R i w a y a t P e r n i k a h a n
Belum menikah
G. Agama
Pasien beragama Islam
H. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama ibu dan kakaknya, ekonomi menengah ke bawah
I. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan pihak berwajib sebelumnya.

\
LAPORAN KASUS
P E M E R I K S A A N S TAT U S M E N TA L
A. D e s k r i p s i U m u m
1. Penampilan: Pasien berjenis kelamin Laki-laki berusia 29 tahun, pada saat wawancara
pasien menggunakan baju lengan pendek berwarna merah dan celana panjang berwarna
hitam. Penampilan sesuai dengan usia. Perawatan diri kurang baik. Kulit sawo matang.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor Pasien kooperatif
3. Sikap terhadap pemeriksa: Kontak dengan pemeriksa ada, kooperatif terhadap pemeriks
LAPORAN KASUS
P E M E R I K S A A N S TAT U S M E N TA L
B. Mood dan Afek
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Luas

C. Pembicaraan
1. Spontanitas : Spontan
2. Kecepatan : Normal
3. Intonasi : Datar
4. Artikulasi : Jelas
5. Produksi suara : Lancar
LAPORAN KASUS
P E M E R I K S A A N S TAT U S M E N TA L
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi:
- Halusinasi visual tidak ada
- Halusinasi auditorik ada
- Halusinasi taktil tidak ada

E. Pikiran
2. Proses dan bentuk pikiran: Koheren
a) Kontinuitas : kontinu
b) Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi Pikiran : Sesuai
LAPORAN KASUS
P E M E R I K S A A N S TAT U S M E N TA L
F. K e s a d a r a n d a n K o g n i s i
1. Ti n g k a t K e s a d a r a n : CM
2. Orientasi
1. Wa k t u : Baik
2. Te m p a t : Ti d a k B a i k
3. Orang : Baik
3. Daya Ingat : Baik
4. Konsentrasi dan Perhatian : Baik
5. Membaca menulis : Mampu
6. K e m a m p u a n Vi s u o s p a s i a l : Pasien kesulitan menjelaskan perjalanan ke RS
7. Kemampuan menolong diri : Baik pasien bisa makan, minum, dan mandi sendiri
LAPORAN KASUS
P E M E R I K S A A N S TAT U S M E N TA L
G. Pengendalian Impuls
Impulsivitas tidak terganggu

H. Daya Nilai
1. Penilaian Realita : RTA t e r g a n g g u
2. Ti l i k a n : Derajat 2
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
1. Kesadaran : Compos Mentis.
2. Ta n d a Vi t a l : T D : 1 0 9 / 7 0 m m H g , N : 7 6 x / m e n i t , R R : 2 0 x / m e n i t , T: 3 6 , 9 o C , B B : 6 0 k g , T B : 1 6 0
cm
3. Kepala : Normocephali, Konjungtiva palpebra anemis (-), Sklera ikterik (-), mulut kering (-),
mata cekung (-).
4. Thorax : B J I d a n I I N o r m a l , G a l l o p ( - ) , M u r m u r ( - ) , Ve s i k u l e r n o r m a l ( + ) , W h e e z i n g ( - ) ,
Ronkhi (-).
5. Abdomen : D a t a r, l e m a s , n y e r i t e k a n e p i g a s t r i u m ( - ) , B U ( + ) n o r m a l P e m b e s a r a n h e p a r d a n l i e n
(-).
6. Ekstremitas : H a n g a t , e d e m a ( - ) , s i a n o s i s ( - ) , C RT < 2 d e t i k
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
B. Status Neurologikus
1. GCS :15
2. Fungsi sensorik tidak terganggu
3. Fungsi motorik tidak terganggu
4. Ekstrapiramidal sindrom tidak ditemukan gejala
5. Refleks fisiologis normal
6. Refleks patologis tidak ditemukan
LAPORAN KASUS
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
• Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, tidak terdapat penyakit yang menyebabkan
disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya ingat atau daya konsentrasi, serta orientasi
yang kurang baik, sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F0).
• Dari anamnesis diketahui bahwa pasien terdapat gejala psikotik akut yang ditandai dengan adanya perubahan
perilaku pasien sering berbicara sendiri, senyum sendiri, menangis, tertawa sendiri tanpa sebab yang jelas,
g e l i s a h d a n s u s a h t i d u r.
• Bedasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, diketahui bahwa pasien merokok, sehari
dapat menghabiskan 1 setengah bungkus, mengkonsumsi sabu-sabu mempunyai riwayat mengonsumsi zat
psikoaktif selama 5 tahun. Penggunaan terakhir 2 minggu yang lalu

Diagnosis: Gangguan psikotik akibat penggunaan zaat stimulansia


LAPORAN KASUS
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis II
Pada diagnosis multiaksial aksis II, tidak terdapat diagnosis.

Aksis III
Pada diagnosis multiaksial aksis III, tidak terdapat diagnosis

Aksis IV
P a d a d i a g n o s i s m u l t i a k s i a l a k s i s I V, t e r d a p a t m a s a l a h d i l i n g k u n g a n k e l u a r g a n y a k a r e n a p r i m a r y s u p p o r t g r o u p

Aksis V
Pada aksis V didapatkan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale saat dilakukan pemeriksaan, yaitu 90-81
gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.
LAPORAN KASUS
D A F TA R M A S A L A H
Organobiologik:
-
Psikologik
gelisah, lebih sensitif, melamun, menyendiri, gangguan isi pikir berupa miskin isi pikir. halusinasi auditorik (+)

Lingkungan dan Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama ibu dan kakak. Sosial ekonomi menengah kebawah
LAPORAN KASUS
PROGNOSIS
A . Q u o a d Vi t a m : dubia ad bonam
B. Quo ad Functionam : dubia ad malam
C. Quo ad Sanationam : dubia ad malam
LAPORAN KASUS
R E N C A N A P E N ATA L A K S A N A A N
A. Psikofarmaka
- Risperidone 2x2 mg
- Tr y h e k s i l p e n i d i n 2 x 2 m g
- Levodopa 2x0,5 mg
B. Non Farmakologi (Psikoterapi)
-Suportif
-Kognitif
-Keluarga
-Religius
DISKUSI
Gangguan mental dan perilaku akibat sabu-sabu pasien.
(metamfetamin) dikelompokkan dalam gangguan perilaku Berdasarkan pemeriksaan status mental pada pasien
akibat stimulansia lain. Penggunaan sabu-sabu ditemukan adanya gejala psikotik berupa halusinasi auditorik
(metamfetamin) dapat menginduksi psikosis. dikategorikan menjadi Gangguan Psikotik Onset Lambat
Akibat Penggunaan Zat (F1x.75).
Pasien mengkonsumsi sabu sejak berusia 24 tahun sampai 2
minggu sebelum masuk Rumah Sakit. Sejak 2 hari sebelum Pedoman kriteria diagnostik PPGDJ ≥3 gejala:
masuk Rumah Sakit, pasien mengalami rasa curiga kepada a. Kompulsi menggunakan zat psikoaktif
orang lain bahwa orang lain tidak senang dengannya. Hal ini b. Kesulitan mengendalikan perilaku menggunakan zat
dapat menjadi dasar diagnosa gangguan psikotik predominan c. Gejala putus zat
waham (F1x.51) d. Peningkatan toleransi zat psikoaktif
e. Mengabaikan minat lain akibat penggunaan zat
Berdasarkan riwayat penggunaan ini dapat menegakkan f. Te t a p m e n g g u n a k a n m e s k i p u n m e r u g i k a n k e s e h a t a n n y a
adanya Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Multipel dan Penggunaan Zat Psikoaktif Lainnya (F19) pada
DISKUSI
Pengobatan: Risperidone, Levodopa, THP

Risperidone merupakan APG-II mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi antara serotonin dan dopamin pada ke 4 jalur dopamin di otak. Risperidone
merupakan antipsikotika pertama setelah clozapin yang mendapat persetujuan FDA.

Levodopa adalah agonis dopamin yang bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan dopamin di otak, nemun memiliki efek samping mual dan rasa
berdebar di dada

THP (trihexyphenidyl) atau golongan antikolinergik bertujuan untuk menghindari gejala ekstrapiramidal yang biasanya menjadi efek samping obat antipsikotik.

Psikoterapi terhadap pasien dan keluarga juga penting dalam menangani pasien dengan gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia.
Psikoterapi pada pasien ini terdiri dari ventiliasi, konseling, dan psikoedukasi terhadap pasien dan keluarga.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai