2. Identitas Pengantar
a. Nama : Mansoleh
b. Jenis Kelamin : laki-laki
c. Alamat : Semarang
d. Agama : Islam
e. Hubungan dengan Pasien : Suami
B. KELUHAN UTAMA
1. Alloanamnesis: Marah-marah
2. Autoanamnesis: Marah-marah
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang Perempuan bernama Ny. D berusia 31 tahun dengan alamat Jl.
Thamrin, Semarang beragama islam, sudah menikah, Pendidikan terakhir
SMA. Pasien datang diantar oleh Keluarga Pasien ke IGD RSJD Dr. Amino
Gondohutomo pada Selasa, 12 Juli 2022. Pasien dibawa ke RSJ oleh
Keluarga dikarenakan pasien berperilaku aneh, sering marah-marah sendiri,
dan memukuli kepalanya sendiri. Awal mulanya pasien tidak sering marah-
marah tetapi semakin kesini pasien semakin sering marah-marah dan
memukuli kepalanya. Pasien mengatakan bahwa mendengar bisikan
sehingga membuat pasien marah.
Dua bulan sebelum masuk Rumah Sakit pasien menjadi diam tidak mau
bicara. Pasien masih bisa makan, minum dan mandi sendiri tanpa disuruh.
Pasien masih bisa diajak berkomunikasi tetapi tidak terlalu sering. Pasien
tidak bekerja, aktivitas sehari-hari pasien selama di rumah apabila ada waktu
luang pasien membersihkan rumah. (GAF 70)
Seminggu sebelum dibawa ke IGD keadaan pasien semakin memburuk
yaitu semakin sering marah marah, dan memukuli kepala nya sendiri. Pasien
masih bisa makan, minum dan mandi sendiri tanpa disuruh. Pasien masih
bisa diajak berkomunikasi tetapi tidak terlalu sering. Pasien tidak bekerja,
aktivitas sehari-hari pasien selama di rumah apabila ada waktu luang pasien
membersihkan rumah. (GAF 60)
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Riwayat Psikiatri
Diakui, pernah rawat jalan sejak tahun 2015.
2. Riwayat Medis Umum
a. Riwayat Hipertensi :-
b. Riwayat DM :-
c. Riwayat Penyakit Jantung :-
d. Riwayat Asma :-
e. Riwayat Trauma Kepala :-
f. Riwayat Penyakit Lainnya :-
3. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Lainnya
Pasien tidak pernah mengonsumsi alkohol dan NAPZA
E. KURVA GAF
kurva GAF
90 85
80
70
70
60
60
50 40
40
30
20
10
0
premorbid 1 th SMRS masuk RS saat ini
kurva GAF
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien (perempuan)
: tinggal serumah
V. FORMULASI DIAGNOSIS
Seorang perempuan berusia 31 tahun, alamat Jl. Thamrin semarang, pendidikan
terakhir SMA, tampak sesuai usia, kebersihan dan kerapihan cukup.
a. Axis I
Terdapat gejala klinis berupa gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik. Kemudian adanya gangguan isi pikir berupa waham curiga. Pada
pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak ditemukan kelainan bermakna
yang dapat menyebabkan disfungsi otak, maka dapat menyingkirkan
gangguan mental organis (F00-F09).
Pada pasien tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif, seperti
konsumsi alcohol dan pemakaian narkoba sehingga dapat menyingkirkan
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19).
Gangguan psikotik pada pasien menyebabkan hendaya pada fungsi peran,
social, waktu luang.
Sesuai dengan PPDGJ III, gejala pasien dikategorikan sebagai F20.0
skizofrenia Paranoid. Gejala memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia, dan memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia paranoid. Pada
axis I didapatkan diagnosis F20.0 skizofrenia paranoid karena memenuhi
kriteria diagnosis umum skizofrenia dan didapatkan waham atau halusinasi
yang menonjol.
b. Axis II
Tidak ada diagnosis
c. Axis III
Tidak terdapat diagnosis
d. Axis IV
Tidak terdapat diagnosis
e. Axis V
GAF tertinggi setahun terakhir : 60
GAF masuk RS : 60
GAF mutakhir : 70
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F.20.0 Skizofrenia paranoid
DD : F.20.3 Skizofrenia tak terinci
F.22.0 Gangguan Waham Menetap
Axis II : tidak ada diagnosis
Axis III : tidak ada diagnosis
Axis IV : tidak ada diagnosis
Axis V : GAF tertinggi setahun terakhir : 70
GAF masuk RS : 60
GAF mutakhir : 60
VII. TERAPI
a. Farmakoterapi
R/ Risperidone 2mg
S 2 dd tab I
R/Stelosi 5mg
S2dd tab I
R/Trihexyphendyl 2mg
S2dd tab I
b. Non farmakoterapi
Psikoterapi :
- Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia
sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang ada.
- Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan
memberi dukungan kepada pasien bahwa gejala yang dialami akan
menghilang, serta dapat kembali pulang ke rumah apabila menurut
dokter keadaannya sudah membaik.
Sosioterapi :
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam