Pertemuan Ke 1&2 (Dosen Jarkasi Anwar (Istilah Dan Pengertian Hukum Adat, Hukum Adat Dan Adat (Rev)
Pertemuan Ke 1&2 (Dosen Jarkasi Anwar (Istilah Dan Pengertian Hukum Adat, Hukum Adat Dan Adat (Rev)
Unsur kenyataan
Bahwa adat itu dalam keadaan yg sama selalu dipatuhi
oleh masyarakat, kemudian secara berulang-ulang dan
berkesinambungan rakyat mentaati dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Unsur psikologis
Setelah hukum adat tersebut ajeg atau dilaksanakan
berulang-ulang yang dilakukan selanjutnya adalah
menumbuhkan keyakinan pada masyarakat bahwa adat
dimaksud mempunyai kekuatan hukum dan menimbulkan
kewajiban hukum (opinion yuris necessitates).
WUJUD HUKUM ADAT
Hukum materiil sipil dan untuk sementara waktu pun hukum materiil
pidana sipil yang sampai kini berlaku untuk kaula-kaula daerah
swapraja dan orang-orang yang dahulu diadili oleh Pengadilan
adat, ada tetap berlaku untuk kaula-kaula dan orang-orang itu
dengan pengertian : bahwa suatu perbuatan yang menurut hukum
yang hidup harus dianggap perbuatan pidana, akan tetapi tiada
bandingnya dalam Kitab Hukum Pidana Sipil, maka dianggap
diancam dengan hukuman yang tidak lebih dari tiga bulan penjara
dan / atau denda lima ratus rupiah, yaitu sebagai hukuman
pengganti bilamana hukuman adat yang dijatuhkan tidak diikuti
oleh pihak terhukum dan penggantian yang dimaksud dianggap
sepadan oleh hakim dengan besar kesalahan yang terhukum,
bahwa, bilamana hukuman adat yang dijatuhkan itu menurut
fikiran hakim melampaui padanya dengan hukuman kurungan atau
denda yang dimaksud diatas, maka atas kesalahan terdakwa
dapat dikenakan hukumannya pengganti setinggi 10 tahun
penjara, dengan pengertian bahwa hukuman adat yang menurut
faham hakim tidak selaras lagi dengan zaman senantiasa mesti
diganti seperti tersebut diatas, dan bahwa suatu perbuatan yang
menurut hukum yang hidup harus dianggap perbuatan pidana dan
yang ada bandingnya dalam Kitab Hukum Pidana Sipil, maka
dianggap diancam dengan hukuman yang sama dengan hukuman
bandingnya yang paling mirip kepada perbuatan pidana itu’
Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, Pasal 6 :
1. Dalam rangka penegakan Hak Asasi Manusia,
perbedaan dan kebutuhan dalam masyarakat
hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi
oleh hukum, masyarakat dan pemerintah
2. Identitas Budaya masyarakat hukum adat,
termasuk hak-hak tanah ulayat dilindungi,
selaras dengan perkembangan zaman’.
Undang-Undang No. 32 tahun 2004
tentang Otonomi Daerah Pasal 2 (9) :
Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Undang – undang No. 48 tahun 2009 (perubahan
atas UU No. 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman)
Pasal 5
(1) Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat.”
Pasal 50
(1) Putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan,
juga memuat pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar
untuk mengadili. “