Anda di halaman 1dari 28

1.

FERTILISASI
PENGERTIAN
Fertilisasi (pembuahan) adalah
- Proses masuknya spermatozoa ke dalam ovum.
- Peleburan antara inti sel telur dengan inti
spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu
baru yang disebut zigot.

Setelah spermatozoa masuk, ovum yang berhasil dibuahi tumbuh


menjadi individu baru. Ovum yang sudah dibuahi disebut Zigot.
STRUKTUR
B. OVUM
A. SPERMA

1. Kepala Sel yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh :


2. Badan sperma 1. Corona radiata: lapisan sel-sel granulosa yang
3. Ekor melekat di sisi luar oosit
2. Zona pelusida: glikoprotein yang membungkus
oosit.
3. Sel telur mengeluarkan senyawa fertilizin yang
tersusun dari glikoprotein
JENIS JENIS FERTILISASI
1. Fertilisasi Internal
= proses pembuahan sel telur betina oleh sel telur jantan (peleburan gamet) yang terjadi
didalam tubuh betina.

2. Fertilisasi Eksternal
= proses pembuahan sel telur betina oleh sel telur jantan (peleburan gamet) yang terjadi
di luar tubuh betina.
PROSES FERTILISASI
1. Ovulasi
- Keluarnya sel telur dari ovarium yang normalnya terjadi setiap bulan (Menstruasi).
- Sel telur yang keluar pada masa ovulasi untuk pembuahan adalah sel telur yang sudah
matang oleh hormon Folikel Stimulating Hormone).
- Setelah matantg, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadi ovulasi yang dicetuskan
oleh hormon LH (Leutenizing Hormone).’
- Ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu sebelum menstruasi selanjutnya.

2. Sel Telur Berpindah ke Tuba Falopi


- Setelah keluar dari indung telur, kemudian sel telurdisalurkan dari tuba falopi menuju
rahim.

3. Meningkatnya Hormom
- Sel telur meninggalkan folikel lalu berkembang menjadi Korpus Luteum
(Menghasilkan hormon progesteron).
- Hormon progesteron bertugas untuk menebalkan lapisan dinding rahim dengan
nutrisi dan aliran darah.
4. Sperma Bertemu Sel Telur
- Ketika sperma berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos masuk dalam
sel telur, maka terjadi proses pembuahan.
- Saat ini, jenis kelamin dan gen bayi akan ditentukan.

5. Implantasi
- Perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim.
- Sel telur yang sudah dibuahi biasanya menetap di tuba falopi selama sekitar 3-4
hari.
- Pada proses ini, biasanya ada gejala yaitu munculnya bercak darah seperti
menstruasi selama 1-2 hari.
- Dalam waktu 3 minggu, sel telur yang menempel di dinding rahim akan berkembang
menjadi gumpalan dan sel saraf pertama bayi mulai terbentuk.
6. Munculnya Hormon Kehamilan
- Setelah implantasi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG). Hormon
inilah yang dideteksi oleh alat kehamiln.
2. PEMBUAHAN
3. PERTUMBUHAN
• Minggu ke-4, blastokista berkembang
• Minggu ke-5, berubah menjadi embrio
• Minggu ke-6, ukuran bayi seperempat inci.
• Minggu ke-7 dan seterusnya, bayi akan terus berkembang
4. TRIMESTER

TRIMESTER
TRIMESTER I TRIMESTER II Melahirkan
III
Trimester Satu
Proses kehamilan awal biasanya ditandai dengan
terlewatinya haid atau siklus bulanan. Selain itu, proses
kehamilan juga biasanya terlihat dengan bertambahnya
TRIMESTER 1
berat badan pada tubuh, termasuk peningkatan ukuran
payudara. Ibu hamil juga mungkin akan mengalami gejala
tertentu seperti anemia, infeksi saluran kemih, dan BULAN MINGGU
perubahan suasana hati, serta morning sickness.
1 1-4
2 5-8
Embrio dalam rahim ibu hamil juga terus berkembang di 3 9-13
mana sistem saraf dan hati mulai terbentuk. Kemudian,
pada usia 8 minggu, embrio mulai berkembang menjadi
janin. Di usia kehamilan ini, semua organ utama sudah
mulai terbentuk dan jantung bayi mulai berdetak serta
lengan dan kakinya tumbuh lebih panjang.
Trimester Dua
Pada trimester kedua, gejala morning sickness
dan kelelahan berangsur berkurang atau bahkan
hilang sama sekali. Namun, akan terlihat lebih
TRIMESTER 2
banyak perubahan pada tubuh, dimana perut
semakin membesar seiring dengan pertumbuhan
bayi. BULAN MINGGU
4 14-17
Di usia 16 minggu, kulit janin mulai terbentuk
5 18-21
dan hampir tembus cahaya serta mereka sudah
mulai melakukan gerakan mengisap dengan 6 22-26
mulut. Beratnya sendiri mencapai hampir 3 ons
(85,0486 gram). Kemudian, pada minggu ke-
20, bayi bahkan lebih aktif dan mungkin akan
terasa gerakan atau tendangan.
Trimester Tiga

Pada trimester ketiga, ibu hamil akan


merasakan ketidaknyamanan karena bayi TRIMESTER 3
semakin tumbuh dan memberikan tekanan lebih
pada organ dalam ibu hamil.
BULAN MINGGU
Keadaan bayi pada trimester ini semakin 7 27-30
terbentuk sempurna. Semua tulangnya sudah 8 31-35
terbentuk serta mata mereka bisa membuka dan 9 36-40
menutup. Tubuh bayi juga mulai menyimpan
mineral penting seperti zat besi dan kalsium.
5. PERSALINAN
Tanda-Tanda Jelang Melahirkan
• Napas menjadi lebih ringan
Terjadi karena mulai turunnya kepala janin ke rongga panggul, sehingga membuat tekanan terhadap paru-
paru berkurang.
• Keinginan untuk buang air kecil meningkat
Dikarenakan janin menekan kandung kemih. Selain buang air kecil, ibu juga dapat menjadi lebih sering
buang air besar atau bahkan sering mengalami diare.
• Keluar lendir bercampur darah
Menandakan bahwa leher rahim (serviks) sudah mulai membuka.
• Nyeri pada punggung bagian bawah yang hilang timbul
Nyeri punggung bisa muncul sendiri atau bersamaan dengan kontraksi, dan dapat disertai sensasi kendur
pada sendi, terutama di daerah panggul.
• Kontraksi otot
Kontraksi otot rahim dapat muncul secara berkala tiap 10 menit.
• Keluar air ketuban
Keluarnya air ketuban terjadi akibat pecahnya selaput pelindung janin.
Melahirkan Normal
Fase laten
Fase laten berlangsung selama 8–12 jam. Fase ini ditandai
Melahirkan normal adalah proses ketika
dengan kontraksi ringan selama 30–45 detik, setiap 5–30
wanita mengeluarkan janin yang telah menit. Kontraksi ini kemudian berangsur-angsur menjadi
berkembang di dalam rahimnya melalui lebih sering dan intensitasnya meningkat. Pada fase laten,
vagina. Biasanya proses melahirkan serviks akan membuka 3–4 cm secara bertahap.
normal, optimalnya akan terjadi sejak
usia kandungan 38 minggu. Fase aktif
Fase aktif berlangsung selama 3–5 jam, tetapi bisa lebih
lama pada ibu yang baru pertama kali hamil. Kontraksi pada
fase ini berlangsung selama 45–60 detik, setiap 3–5 menit.
Pada fase aktif, serviks membuka sekitar 4–7 cm.
Tahap sebelum melahirkan normal (kala
1), dibagi ke dalam 3 fase, yaitu fase awal Fase transisi
(laten), fase aktif, dan fase transisi. Fase transisi berlangsung sekitar 30 menit sampai 2 jam.
Kontraksi pada fase ini terasa kuat dan terus menerus, serta
menimbulkan nyeri tidak tertahankan. Pada fase transisi,
serviks akan membuka 8–10 cm.
Proses Melahirkan Normal
Selama proses kontraksi dan mengejan, kepala
bayi akan mulai terlihat dari vagina. Pada tahap
Proses melahirkan normal disebut juga dengan ini, vagina dan perineum (area antara vagina dan
kala 2, yaitu ketika leher rahim telah terbuka anus), akan sangat meregang sehingga
sempurna sebesar 10 cm. Proses melahirkan menimbulkan rasa nyeri seperti terbakar.
kala 2 bisa berlangsung 2 jam atau lebih.
Untuk mempercepat proses persalinan dan
mencegah perineum robek, dokter akan melakukan
Kontraksi pada tahap ini berlangsung sekitar episiotomi.
60–90 detik dan mereda tiap 2–5 menit.
Setiap kali kontraksi muncul, ibu hamil akan Setelah kepala bayi keluar dengan sempurna, dokter
merasakan desakan kuat untuk mengejan. akan mengisap darah, lendir, serta cairan ketuban
dari mulut dan hidung bayi dengan alat khusus.
Pada tahap ini, ibu hamil tetap mengejan untuk
mengeluarkan seluruh badan bayi.
Begitu seluruh tubuh bayi keluar, dokter akan menyerahkan
bayi ke ibu. Setelah itu, dokter akan memotong tali pusat bayi.

Setelah bayi dilahirkan, ibu masih harus mengeluarkan ari-ari


atau plasenta. Tahap ini disebut dengan kala 3. Pada fase ini,
kontraksi masih akan terjadi untuk melepas dan mengeluarkan
plasenta dari rahim. Fase ini bisa berlangsung sampai 20 menit.

Setelah seluruh jaringan plasenta telah keluar, dokter


kandungan akan memberikan obat oksitosin, untuk
meminimalisir perdarahan.

Secara keseluruhan, waktu yang diperlukan untuk proses melahirkan normal dari kala 1 sampai
kala 3 adalah 12–24 jam.
Setelah Melahirkan Normal
Setelah melahirkan normal, ibu harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 1–2
hari.
Berapa kondisi yang mungkin dialami oleh ibu setelah melahirkan normal, yaitu:
 Timbul wasir, atau nyeri saat BAB
 Susah menahan buang air kecil atau mengompol saat tertawa atau batuk, karena otot panggul
yang lemah
 Perdarahan pascamelahirkan (lochia) yang dapat berlangsung sampai beberapa minggu,
kemudian mereda secara bertahap
 Keluar kolostrum, yaitu cairan kuning yang keluar sebelum ASI, diikuti keluarnya ASI pada hari
ketiga atau keempat setelah melahirkan
 Perut menggelambir akibat otot perut yang meregang sejak masa kehamilan
Komplikasi Melahirkan Normal
• Kelahiran prematur
Lahir secara prematur atau lebih cepat dari seharusnya bisa berbahaya bagi bayi, karena
fungsi dan pertumbuhan organnya belum sempurna.
• Kehamilan postmatur
Kondisi ini dapat membahayakan janin, karena plasenta sudah tidak mampu lagi
memberikan nutrisi yang adekuat kepada janin.
• Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini yang tidak diikuti dengan proses persalinan 6–12 jam setelahnya
bisa meningkatkan risiko infeksi baik pada ibu maupun janin.
• Perdarahan postpartum
Hal ini dapat terjadi akibat rahim robek atau kontraksi rahim yang lemah setelah
melahirkan.
• Emboli air ketuban
Komplikasi ini merupakan masalah yang paling berbahaya, baik saat melahirkan normal
maupun saat operasi caesar.
Melahirkan Melalui Operasi Cesar

Operasi caesar (sesar) adalah proses melahirkan bayi yang


dilakukan dengan cara menyayat bagian perut hingga rahim
ibu. Sayatan pada perut tersebut merupakan jalan keluarnya
bayi dari dalam rahim. Dokter biasanya membuat sayatan
memanjang dengan arah horizontal tepat di atas tulang
kemaluan.

Sayatan Horizontal Klasik


Metode persalinan dengan operasi caesar biasanya dilakukan
sekitar minggu ke-39, atau ketika dokter menyarankan
untuk menjalani operasi ini.
Sebelum Operasi Cesar

Tes yang mungkin dilakukan dokter sebelum Pasien diharuskan berpuasa selama
operasi cesar : beberapa jam dan membersihkan
seluruh tubuh dengan sabun antiseptik
• Pemeriksaan darah sebelum operasi dilakukan. Dokter
Pasien akan disarankan untuk menjalani juga akan meresepkan beberapa obat-
uji darah, agar dapat mengetahui kadar obatan pada pasien sebelum menjalani
hemoglobin serta golongan darah. operasi caesar seperti:
• Amniosentesis
 Antibiotik
Tes ini mungkin dilaksanakan, apabila
akan menjalani operasi caesar pada usia  Antiemetik (untuk mencegah
kehamilan yang belum mencapai 39 mual)
minggu. Dokter akan memeriksa
kematangan paru-paru janin dengan  Antasida (untuk menurunkan
meneliti sampel air ketuban di kadar asam lambung pasien)
laboratorium.
Amniosentesis
Prosedur Operasi Cesar
Persiapan awal yang akan dilakukan adalah Dokter akan memperlihatkan dan memberikan bayi
memberikan anastesi dan mengosongkan pada pasien sesaat sesudah dikeluarkan dari perut.
kandung kemih.
Dokter kemudian akan mengeluarkan plasenta dari
Setelah itu dokter akan membuat sayatan 10
rahim, dan memberikan injeksi hormon oksitosin untuk
sampai 20 centimeter pada perut dan rahim
merangsang kontraksi rahim sehingga perdarahan
pasien.
akan berkurang dan akhirnya berhenti sepenuhnya.
Bayi pasien akan dikeluarkan melalui sayatan
Dokter akan menutup sayatan pada rahim dan perut
yang dibuat. Proses ini biasanya memakan
dengan jahitan
waktu 5 hingga 10 menit.

Seluruh prosedur operasi cesar umumnya akan membutuhkan waktu 40 hingga 50 menit.
Prosedur Operasi Cesar

Perut pasien mulai disayat Menyedot cairan ketuban Bayi mulai dikeluarkan

Pemotongan tali pusar dan


plasenta

Penutupan sayatan
dangan jahitan
Sesudah Operasi Cesar
Akan terjadi perdarahan normal (lokia) yang keluar dari Dokter akan melakukan penanganan untuk
vagina pada beberapa hari pertama setelah melakukan mencegah terjadinya pembekuan darah.
operasi caesar. Penanganan yang dapat diberikan antara
lain adalah dengan compression stocking
Pada tiga hari pertama, lokia dapat berjumlah cukup dan maupun dengan injeksi obat-obatan
berwarna merah terang, dan warnanya akan perlahan antikoagulan.
berubah menjadi kecokelatan, hingga akhirnya berwarna
kuning hingga putih.
Selain itu, pasien akan diberikan bantuan
penyuluhan untuk menyusui bayinya.
Apabila darah yang keluar banyak sampai harus
Kateter akan dilepas ketika pasien sudah
mengganti pembalut lebih dari dua kali dalam 1 jam
bisa berjalan atau sekitar 12 hingga 18 jam
selama setidaknya dua jam berturut-turut serta, masih
setelah operasi caesar selesai.
berwarna merah dan jumlahnya masih sangat banyak
pada hari ke-4 setelah operasi cesar, atau apabila lokia
berbau tidak sedap, maka lokia dianggap tidak normal.
Komplikasi Operasi Cesar
Komplikasi Pada Ibu Komplikasi Pada Bayi
• Perdarahan yang semakin parah
• Infeksi luka • Cedera pembedahan
• Pembekuan darah Meskipun jarang, namun sayatan pada
Pasien caesar dapat mengalami pembekuan darah di dalam kulit bayi dapat terjadi selama proses
pembuluh darah, khususnya pada bagian kaki atau organ
panggul.
pembedahan.
• Meningkatnya risiko komplikasi pada proses kehamilan
selanjutnya • Gangguan pernapasan
Operasi cesar dapat meningkatkan risiko masalah untuk Bayi yang lahir melalui operasi caesar
kehamilan berikutnya, seperti jahitan pada rahim terbuka, lebih berisiko untuk bernapas lebih
plasenta menempel pada bagian rahim, dan kematian janin cepat secara tidak normal selama
dalam rahim.
• Efek samping obat anestesi
beberapa hari pertama usai dilahirkan.
Pasien caesar dapat merasakan efek negatif dari anestesi seperti
sakit kepala parah.
• Infeksi dan peradangan pada lapisan membran uterus
Hal ini dapat menyebabkan demam, keluarnya cairan vagina
yang berbau, dan nyeri saat buang air kecil.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai