Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH

HUKUM LAUT
INTERNASIONAL
ANATOMI HUKUM LAUT
• Hukum Laut Publik Internasional mengatur hubungan
antarnegara dan atau OI, yang berkaitan dengan
pengelolaan/penggunaan laut sebagai common heritage of
Hukum mankind, maritme delimitations, navigasi dan hal-hal lain yang
Laut bersifat publik.

• Hukum Laut Perdata Internasional adalah bagian dari hukum


Hukum nasional, yang mengatur mengenai hubungan keperdataan
Hukum
Laut
Laut Publik berkaitan dengan pemanfaatan laut yang di dalamnya terdapat
Perdata
Internasion elemen asing. Contoh: Gugatan ganti-rugi akibat tubrukan kapal,
Internasion
al asuransi, kontrak pembangunan kapal, dan hal-hal lain yang
al
bersifat perdata internasional.

© Nilam Andalia Kurniasari 2


PENDAPAT AHLI YANG
MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN HUKUM LAUT

© Nilam Andalia Kurniasari 3


Zaman Romawi

Res communis
Res nullius

© Nilam Andalia Kurniasari 4


Abad Pertengahan
Setelah runtuhnya kekaisaran Romawi, muncul klaim sepihak dari negara-negara di sekitar Laut
Tengah, antara lain:
- Venetia  Laut Adriatik
- Genoa  Laut Liguria
- Pisa  Laut Thyrrhenia

Tujuan klaim :
• Karantina
• bea cukai
• pertahanan & keamanan
© Nilam Andalia Kurniasari 5
Teori Bartolus dan Baldus

- Bartolus : laut dibagi menjadi dua, yaitu laut yang berada di bawah
kekuasaan kedaulatan negara pantai dan laut yang bebas dari kekuasaan
dan kedaulatan siapapun;

- Baldus : terdapat tiga konsepsi, yaitu (1) pemilikan laut; (2) pemakaian
laut; dan (3) yurisdiksi dan weweang atas laut untuk perlindungan
kepentingan di laut.

© Nilam Andalia Kurniasari 6


Kepentingan negara atas laut:
- sumber kekayaan
- jalur proteksi
- sarana komunikasi

© Nilam Andalia Kurniasari 7


1493 : Inter Caetera dari Paus Alexander II, yang membagi lautan menjadi
dua:
- lautan Atlantik dalam penguasaan
Spanyol
- lautan Pasifik dalam penguasaan
Portugis

Mare liberum ( Hugo Grotius) vs


mare clausum (John Selden)
(battle of books)

© Nilam Andalia Kurniasari 8


Pontanus :
- souvereignty mencakup di dalamnya wewenang
untuk melarang pihak ketiga  tidak lagi
dikaitkan dengan dominium atas laut
- laut yang berdekatan dengan daratan yang bisa
menjadi kedaulatan negara pantai, selebihnya
adalah laut bebas

© Nilam Andalia Kurniasari 9


Cornelis von Bynkershoek :
terrae protestas finitur ubi finitur armorum vis,
dikenal dengan teori tembakan meriam,
 lebar laut terotirial suatu negara
sejauh 3 mil laut

© Nilam Andalia Kurniasari 10


Zaman Modern
1930 : Konferensi Kodifikasi Hukum Internasional oleh Liga Bangsa-
Bangsa, meliputi 3 hal, yaitu:
- nationality;
- territorial waters;
- responsibility of states.

 Proklamasi Presiden AS, Harry S. Truman tentang Continental Shelf, 28


September 1945
© Nilam Andalia Kurniasari 11
TRUMAN PROCLAMATION
(28 September 1945)
Kelanjutan alamiah dari wilayah daratan dengan tujuan:
• Mengamankan dan mencadangkan sumber kekayaan alam
• Penguasaan atas sumber daya alam di laut dan tanah di bawahnya tanpa adanya
“effective occupation”

© Nilam Andalia Kurniasari 12


1958 : Konvensi Jenewa tentang Hukum Laut, menghasilkan 4 (empat)
Konvensi, yaitu:
I. Convention on the Territorial Sea and
Contiguous Zone
II. Convention on the High Seas
III. Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources
of the High Seas
IV. Convention on the Continental Shelf

© Nilam Andalia Kurniasari 13


1960 : Konferensi Hukum Laut, tetapi gagal menghasilkan Konvensi

1967 : Pidato Arvid Pardo tentang commom heritage of mankind

1970 : Declaration of Principles Governing the Sea Bed and Ocean Floor,
and`the Subsoil Thereof Beyond the Limits of National Jurisdiction

© Nilam Andalia Kurniasari 14


DECLARATION OF PRINCIPLES :

• Common Heritage of Mankind →laut, dasar samudra dan kekayaan alam


digunakan untuk kemakmuran umat manusia
• Non Appropriation → tidak dapat dimiliki oleh siapapun dan tidak
dapat dimasukkan ke dalam kedaulatan negara manapun
• Non in Compatibility →pelaksanaan hak di wilayah tersebut harus
disesuaikan dengan ketentuan deklarasi ini dan peraturan
internasional yang akan ditentukan kemudian
• International Regime
© Nilam Andalia Kurniasari 15
1973 : Sidang I Konferensi PBB III tentang Hukum Laut; mengatur
tentang prosedural

1974 : Sidang II; kecenderungan umum mengenai berbagai aspek hukum


laut

1982 : Sidang XI ; menghasilkan UNCLOS 1982 (United Nations


Convention on the Law of the Sea), 10 Desember 1982, Montego Bay,
Jamaica

© Nilam Andalia Kurniasari 16


PERKEMBANGAN HUKUM LAUT
DI INDONESIA :

1. Konv.Den Haag 1930


2. Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie (TZMKO), 1939
3. Laut teritorial (3 mil), 1945
4. Deklarasi Juanda ( Lebar laut Teritorial dari 3 mil menjadi 12 mil), 1957
5. UU Nomor 4/Prp. 1960 tentang Perairan Indonesia
6. UU Nomor 19 Tahun 1961 tentang Ratifikasi 3 Konvensi Jenewa 1958
7. UU Nomor 8 Tahun 1962, Lintas Damai
8. UU Nomor 1 Tahun 1973, Landas Kontinen
9. UU Nomor 5 Tahun 1985 tentang ZEE Indonesia
10. UU Nomor 9 Tahun 1985, Perikanan
© Nilam Andalia Kurniasari 17
11. UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS
12. UU Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
13. PP Nomor 36 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal
Asing dalam Melaksanakan Lintas Damai melalui Perairan
Indonesia
14. PP Nomor 37 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal
dan Pesawat Udara Asing dalam Melaksanakan Hak Lintas
Alur Laut Kepulauan melalui Alut Laut Kepulauan yang
Ditetapkan
15. PP Nomor 38/ 2002 tentang Penetapan Titik Koordinat
Wilayah Indonesia

© Nilam Andalia Kurniasari 18


© Nilam Andalia Kurniasari 19

Anda mungkin juga menyukai