Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dela Tandiseru

NIT : 22.068.001.006

Kelas : D-III Studi Nautika 4 A

RESUME

JUDUL HUKUM MARITIM UNDANG-UNDANG PELAYARAN &


KONVENSI INTERNASIONAL
PENULIS RINA HARYANI, S.Si.T.,M.T.,M.Mar

PENGERTIAN Hukum adalah kumpulan peraturan yang bersifat mengikat yang


HUKUM mengatur tata tertib suatu masyarakat. Peraturan hukum
mempunyai ciri memaksa, dengan adanya perintah atau larangan
yang harus ditegakkan dengan sanksi, hukuman, atau ganti rugi.
SUMBER HUKUM Sumber hukum merupakan beragam peraturan yang dianggap
sebagai hukum oleh masyarakat, terdiri dari tulisan, dokumen, dan
naskah yang menjelaskan hukum yang berlaku dalam suatu
masyarakat pada masa tertentu. Sumber hukum dapat berupa:
➢ Undang-Undang (UU)
➢ Kebiasaan (hukum adat)
➢ Yurisprudensi/Keputusan hukum
➢ Pengetahuan (melalui literatur dan publikasi ilmiah)
➢ Perjanjian
PEMBIDANGAN Hukum dapat dibagi berdasarkan kekuatan dan isinya. Berdasarkan
HUKUM kekuatan, hukum dapat terdiri dari:
➢ Undang-Undang Dasar Negara RI 1945Tap MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat)
➢ UU (Undang-Undang)
➢ Peraturan Pemerintah (PP)
➢ Keputusan Presiden (Kepres)
➢ Keputusan Menteri (Kepmen)
➢ Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen Perla)
PENGERTIAN Hukum laut merupakan rangkaian peraturan dan kebiasaan yang
HUKUM LAUT mengatur aspek keperdataan dan kepentingan umum terkait laut.
Hukum laut dapat dibagi menjadi dua:
➢ Keperdataan, yang mengatur hubungan perdata karena
perjanjian-perjanjian perdata.
➢ Publik, yang mengatur hak dan kewajiban bagi negara yang
berbatasan serta mengatur asas dan kaedah kekuasaan laut
suatu negara.
SEJARAH Hukum laut di Indonesia berkembang pesat sebagai respons
PERKEMBANGAN terhadap perkembangan internasional. Beberapa sumber hukum
HUKUM LAUT DI laut publik di Indonesia meliputi berbagai regulasi dan perjanjian,
INDONESIA: seperti Ordonansi Teritoriale Zee en Maritime Kringen 1939,
Deklarasi Djuanda 1957, UU Tentang Zona Ekonomi Eksklusif
1983, dan lainnya. Indonesia juga menjadi negara kepulauan yang
mendapatkan pengakuan internasional, yang meliputi laut teritorial,
zona tambahan, dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).
KONVENSI HUKUM ➢ Buku I : tentang Hukum dagang umumnya
LAUT ➢ Buku II: tentang hak dan kewajiban yang terbit dari
pelayaran.
➢ Hukum laut dlm arti sempit = buku II KUHD
➢ Hukum laut dlm arti luas = buku II KUHD + UNCLOS
Laut Wilayah: Laut wilayah merupakan perairan selebar 12 mil
laut yang mengelilingi Nusantara dan perairan Nusantara.
Zona Tambahan (Contiguous Zone): Zona tambahan memiliki
lebar 12 mil laut mengelilingi laut wilayah 12 mil laut dimana
Indonesia dapat melaksanakan pengawasan bea cukai, fiskal,
imigrasi, atau kesehatan. Zona tambahan dapat ditarik hingga 24 mil
laut dari garis pangkal untuk mengukur lebar laut wilayah.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE): ZEE memiliki lebar 200 mil laut
dari garis pangkal dimana Indonesia melaksanakan kedaulatan atas
sumber daya alam di dalamnya, serta yurisdiksi atas instalasi, pulau
buatan, riset ilmiah kelautan, dan perlindungan lingkungan laut.
Landas Kontinen (LK): Landas kontinen memiliki lebar 200 mil
laut atau hingga pinggiran tepi kontinen. Perbatasan ZEE dan landas
kontinen mungkin bersamaan atau berbeda tergantung pada geologi
dan geomorfologi dasar laut.
Lintas Laut Damai (Innocent Passage): Lintas laut damai adalah
pelayaran melewati laut wilayah tanpa penyinggahan pelabuhan,
dengan kapal asing dilarang melakukan tindakan bermusuhan dan
hanya diperbolehkan melakukan pelayaran damai.
Jalur Laut (Sea Lane): Negara pantai dapat mensyaratkan
persyaratan bagi kapal-kapal asing yang melintasi jalur laut,
terutama kapal-kapal tanker atau kapal-kapal yang membawa
muatan berbahaya, demi keselamatan pelayaran.
Laut Lepas (High Seas): Laut lepas merupakan area kebebasan
berlayar, penelitian, penangkapan ikan, dll., dengan kapal perang
berhak memeriksa kapal asing yang terlibat dalam aktivitas yang
mencurigakan, dan pengejaran hanya boleh dilakukan jika
memenuhi syarat hot pursuit.

KITAB UNDANG- Hukum yang mengatur laut sebagai obyek dengan


UNDANG HUKUM mempertimbangkan seluruh aspek kehidupan dan kepentingan
DAGANG seluruh negara termasuk yang tidak berbatasan dengan laut (land-
lock countries) guna pemanfaatan laut dengan seluruh potensi yang
terkandung didalamnya bagi umat manusia sebagaimana tercantum
dalam UNCLOS 1982 beserta konvensikonvensi Internasional yang
terkait dengannya.
KEWAJIBAN KAPAL Kapal dan pesawat udara , sewaktu melaksanakan lintas transit ,
DAN PESAWAT harus :
UDARA SEWAKTU ➢ Melewati jalur yang tepat.
LINTAS TRANSIT ➢ Menghindarkan diri dari ancaman atau penggunaan
kekerasan dengan tidak melanggar aturan atau hukum
Internasional.
➢ Menghindarkan diri dari kegiatan apapun selain transit ,
kecuali dalam keadaan darurat.
➢ Memenuhi ketentuan lain yang berlaku.

Kapal dalam lintas transit , harus :


➢ Melaksanakan dan memenuhi peraturan keselamatan dan
P2TL.
➢ Mematuhi peraturan pencegahan pencemaran yang berasal
dari kapal
KESIMPULAN Dengan mempertimbangkan semua aspek kehidupan dan
kepentingan nasional maupun internasional, hukum maritim
bertujuan untuk memastikan pemanfaatan laut secara adil, aman,
dan berkelanjutan bagi seluruh umat manusia. Ini termasuk
kewajiban kapal-kapal dan pesawat udara dalam mematuhi
peraturan keselamatan, melindungi lingkungan, dan menjaga
keamanan di laut selama melakukan lintas transit.

Anda mungkin juga menyukai