KONVENSI INTERNASIONAL PENULIS RINA HARYANI, S.Si.T.,M.T.,M.Mar
PENGERTIAN Hukum adalah kumpulan peraturan yang bersifat mengikat yang
HUKUM mengatur tata tertib suatu masyarakat. Peraturan hukum mempunyai ciri memaksa, dengan adanya perintah atau larangan yang harus ditegakkan dengan sanksi, hukuman, atau ganti rugi. SUMBER HUKUM Sumber hukum merupakan beragam peraturan yang dianggap sebagai hukum oleh masyarakat, terdiri dari tulisan, dokumen, dan naskah yang menjelaskan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat pada masa tertentu. Sumber hukum dapat berupa: ➢ Undang-Undang (UU) ➢ Kebiasaan (hukum adat) ➢ Yurisprudensi/Keputusan hukum ➢ Pengetahuan (melalui literatur dan publikasi ilmiah) ➢ Perjanjian PEMBIDANGAN Hukum dapat dibagi berdasarkan kekuatan dan isinya. Berdasarkan HUKUM kekuatan, hukum dapat terdiri dari: ➢ Undang-Undang Dasar Negara RI 1945Tap MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) ➢ UU (Undang-Undang) ➢ Peraturan Pemerintah (PP) ➢ Keputusan Presiden (Kepres) ➢ Keputusan Menteri (Kepmen) ➢ Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen Perla) PENGERTIAN Hukum laut merupakan rangkaian peraturan dan kebiasaan yang HUKUM LAUT mengatur aspek keperdataan dan kepentingan umum terkait laut. Hukum laut dapat dibagi menjadi dua: ➢ Keperdataan, yang mengatur hubungan perdata karena perjanjian-perjanjian perdata. ➢ Publik, yang mengatur hak dan kewajiban bagi negara yang berbatasan serta mengatur asas dan kaedah kekuasaan laut suatu negara. SEJARAH Hukum laut di Indonesia berkembang pesat sebagai respons PERKEMBANGAN terhadap perkembangan internasional. Beberapa sumber hukum HUKUM LAUT DI laut publik di Indonesia meliputi berbagai regulasi dan perjanjian, INDONESIA: seperti Ordonansi Teritoriale Zee en Maritime Kringen 1939, Deklarasi Djuanda 1957, UU Tentang Zona Ekonomi Eksklusif 1983, dan lainnya. Indonesia juga menjadi negara kepulauan yang mendapatkan pengakuan internasional, yang meliputi laut teritorial, zona tambahan, dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif). KONVENSI HUKUM ➢ Buku I : tentang Hukum dagang umumnya LAUT ➢ Buku II: tentang hak dan kewajiban yang terbit dari pelayaran. ➢ Hukum laut dlm arti sempit = buku II KUHD ➢ Hukum laut dlm arti luas = buku II KUHD + UNCLOS Laut Wilayah: Laut wilayah merupakan perairan selebar 12 mil laut yang mengelilingi Nusantara dan perairan Nusantara. Zona Tambahan (Contiguous Zone): Zona tambahan memiliki lebar 12 mil laut mengelilingi laut wilayah 12 mil laut dimana Indonesia dapat melaksanakan pengawasan bea cukai, fiskal, imigrasi, atau kesehatan. Zona tambahan dapat ditarik hingga 24 mil laut dari garis pangkal untuk mengukur lebar laut wilayah. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE): ZEE memiliki lebar 200 mil laut dari garis pangkal dimana Indonesia melaksanakan kedaulatan atas sumber daya alam di dalamnya, serta yurisdiksi atas instalasi, pulau buatan, riset ilmiah kelautan, dan perlindungan lingkungan laut. Landas Kontinen (LK): Landas kontinen memiliki lebar 200 mil laut atau hingga pinggiran tepi kontinen. Perbatasan ZEE dan landas kontinen mungkin bersamaan atau berbeda tergantung pada geologi dan geomorfologi dasar laut. Lintas Laut Damai (Innocent Passage): Lintas laut damai adalah pelayaran melewati laut wilayah tanpa penyinggahan pelabuhan, dengan kapal asing dilarang melakukan tindakan bermusuhan dan hanya diperbolehkan melakukan pelayaran damai. Jalur Laut (Sea Lane): Negara pantai dapat mensyaratkan persyaratan bagi kapal-kapal asing yang melintasi jalur laut, terutama kapal-kapal tanker atau kapal-kapal yang membawa muatan berbahaya, demi keselamatan pelayaran. Laut Lepas (High Seas): Laut lepas merupakan area kebebasan berlayar, penelitian, penangkapan ikan, dll., dengan kapal perang berhak memeriksa kapal asing yang terlibat dalam aktivitas yang mencurigakan, dan pengejaran hanya boleh dilakukan jika memenuhi syarat hot pursuit.
KITAB UNDANG- Hukum yang mengatur laut sebagai obyek dengan
UNDANG HUKUM mempertimbangkan seluruh aspek kehidupan dan kepentingan DAGANG seluruh negara termasuk yang tidak berbatasan dengan laut (land- lock countries) guna pemanfaatan laut dengan seluruh potensi yang terkandung didalamnya bagi umat manusia sebagaimana tercantum dalam UNCLOS 1982 beserta konvensikonvensi Internasional yang terkait dengannya. KEWAJIBAN KAPAL Kapal dan pesawat udara , sewaktu melaksanakan lintas transit , DAN PESAWAT harus : UDARA SEWAKTU ➢ Melewati jalur yang tepat. LINTAS TRANSIT ➢ Menghindarkan diri dari ancaman atau penggunaan kekerasan dengan tidak melanggar aturan atau hukum Internasional. ➢ Menghindarkan diri dari kegiatan apapun selain transit , kecuali dalam keadaan darurat. ➢ Memenuhi ketentuan lain yang berlaku.
Kapal dalam lintas transit , harus :
➢ Melaksanakan dan memenuhi peraturan keselamatan dan P2TL. ➢ Mematuhi peraturan pencegahan pencemaran yang berasal dari kapal KESIMPULAN Dengan mempertimbangkan semua aspek kehidupan dan kepentingan nasional maupun internasional, hukum maritim bertujuan untuk memastikan pemanfaatan laut secara adil, aman, dan berkelanjutan bagi seluruh umat manusia. Ini termasuk kewajiban kapal-kapal dan pesawat udara dalam mematuhi peraturan keselamatan, melindungi lingkungan, dan menjaga keamanan di laut selama melakukan lintas transit.