Anda di halaman 1dari 24

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

Penentuan Kapitalisasi
Perolehan Awal & Pengeluaran
Setelah Perolehan Atas Suatu
Aset Tetap

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


Direktorat Jenderal Perbendaharaan
21 September 2023

© 2023 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Pendahuluan
1. LKPP tahun 2022 memperoleh Opini WTP ketujuh secara
berturut-turut sejak tahun 2016. UU Pertangungjawaban
Pelaksanaan APBN sudah disetujui DPR.
2. Tren Opini WTP atas LKKL dan LKBUN juga menunjukkan tren
meningkat, menandakan kualitas akuntabilitas terus membaik dan
informasi dalam laporan keuangan semakin kredibel.
3. Meskipun secara kualitas terus meningkat:
a. BPK merekomendasikan: DJPb agar menetapkan kebijakan
yang memadai terhadap proses tutup periode dalam
rangka penyusunan LKKL yang dapat menjamin
kelengkapan dan keakuratan saldo LKKL dan LKPP (Per-
8/PB/2023 mengenai Tata Cara Monitoring Kualitas Data)
b. Inspektorat Jenderal (hasil pengawasan tahun 2022):
terdapat permasalahan penggunaan belanja pemeliharaan
yang memenuhi kriteria kapitalisasi aset tetap (menghasilkan
aset tetap dan telah melampaui batas minimum nilai
kapitalisasi aset tetap), namun tidak menambah nilai saldo
aset tetap sehingga nilai aset tetap dicatat secara undervalue.
Rekomendasi: Agar disusun petunjuk teknis mengenai
panduan kapitalisasi aset untuk belanja barang/jasa yang
memenuhi kriteria kapitalisasi aset.dan disampaikan ke
seluruh K/L untuk dapat dijadikan pedoman
(S-26/PB/PB.6/2023 tanggal 12 September 2023). Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2
232/PMK.05/2022 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi

SISTEMATIKA PENGATURAN

Transaksi Sistematika Ilustrasi LKKL


Pendahuluan Tata Cara Struktur Organisasi
Penyusunan dan Unit Akuntansi dan Keuangan dan Laporan Keuangan
Penyampaian Pelaporan Barang Milik
LKKL Keuangan KL Negara
Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai Pembahasan mengenai
latar belakang, tujuan, jenis dan periode unit akuntansi dan perlakuan, tata cara sistematika LK K/L ilustrasi LK pada setiap
ruang lingkup, dan pelaporan, prosedur pelaporan keuangan, pencatatan, dan yang terdiri dari level unit akuntansi dan
sistematika modul SAI. penyusunan LK, unit penanggungjawab, penyajian transaksi Pernyataan Telah pelaporan keuangan
pencatatan dan serta struktur organisasi keuangan dan Barang Direviu, Pernyataan yang mencakup
verifikasi, waktu unit tersebut pada K/L. Milik Negara (BMN) Tanggung Jawab, UAKPA, UAPPA-W,
penyampaian LK, serta yang terjadi pada K/L. Ringkasan LK, LRA, UAPPA-E1, dan UAPA.
jadwal penyusunan dan Neraca, LO, LPE,
pengiriman LK K/L. CaLK, dan Ikhtisar
Laporan BLU.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 3
Petunjuk Teknis Nomor 15
Penentuan Kapitalisasi Perolehan Awal dan
Pengeluaran Setelah Perolehan atas Suatu
Aset Tetap

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 4


Dasar Hukum
1. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan:
a. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
b. Buletin Teknis Nomor 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah;
c. Buletin Teknis Nomor 15 tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual.
2. PMK Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar,
a. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-331/PB/2021 tentang Kodefikasi
Segmen Akun Pada Bagan Akun Standar;
b. Pemutakhirannya Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-291/PB/2022
tentang Pemutakhiran Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar.
3. PMK Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;
4. PMK Nomor 231/PMK.05/2022 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat sebagaimana telah
diubah dengan PMK Nomor 57 Tahun 2023 tentang Perubahan atas PMK Nomor 231/PMK.05/2022
tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat;
5. PMK Nomor 232/PMK.05/2022 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi;
6. PMK Nomor 62 Tahun 2023 tentang Perencanaan Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, serta
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-16/PB/2014 tentang Tata Cara Koreksi
Data Transaksi Keuangan pada Sistem Perbendaharan dan Anggaran Negara.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 5


Tujuan dan Ruang Lingkup
Tujuan

1. Memberikan panduan bagi Satker Kementerian Negara/Lembaga dalam menentukan kebijakan


kapitalisasi atas perolehan awal dan pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures) suatu
aset tetap sehingga dapat meningkatkan keakuratan dan kewajaran nilai yang disajikan dalam Laporan
Keuangan;
2. Menyeragamkan pemahaman pengelola keuangan pada Satker Kementerian Negara/Lembaga
mengenai pengakuan dan pencatatan belanja barang dan belanja modal atas transaksi perolehan awal
dan pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures) suatu aset tetap.

Ruag Lingkup

1. Kebijakan penentuan kapitalisasi aset tetap berupa Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan
Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, serta Aset Tetap Lainnya, pada saat perolehan awal dan
pengeluaran setelah perolehan awal (subsequent expenditures) dengan menerapkan kebijakan
mengenai nilai satuan minimum kapitalisasi (capitalization threshold),
2. Penentuan penggunaan akun belanja yang sesuai pada Kementerian Negara/Lembaga

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 6


Kriteria dan Klasifikasi Aset Tetap
Kriteria Aset Tetap Klasifikasi Aset Tetap Penatausahaan dan Pelaporan
a. berwujud; a. TANAH KEBIJAKAN KAPITALISASI
a. ≥ Rp1 Juta untuk :
b. mempunyai masa manfaat b. PERALATAN DAN 1. Peralatan dan Mesin; atau Memenuhi :
lebih dari 12 bulan; MESIN 2. Aset tetap Renovasi - Intrakomptabel -
c. biaya perolehan aset dapat c. GEDUNG DAN Peralatan & Mesin
Neraca
diukur secara andal; BANGUNAN b. ≥ Rp25 Juta untuk :
1. Gedung dan Bangunan; atau
d. tidak dimaksudkan untuk d. JALAN, IRIGASI, DAN 2. Aset Tetap Renovasi – Ged &
dijual dalam operasi normal; JARINGAN Bangunan Tidak memenuhi:
dan Ekstrakomptabel
e. ASET TETAP c. tidak diperlukan untuk:
e. diperoleh atau dibangun LAINNYA 1. Tanah
dengan maksud untuk 2. Jalan Irigasi, dan Jaringan
f. KONSTRUKSI DALAM
digunakan dalam kegiatan 3. Konstruksi Dalam
PENGERJAAN Pengerjaan
pemerintah atau
dimanfaatkan oleh 4. Aset Tetap Lainnya, seperti
koleksi perpustakaan dan
masyarakat umum.
barang bercorak kesenian.

1. Pengakuan suatu aset tetap harus memperhatikan kebijakan kapitalisasi BMN. Nilai satuan minimum kapitalisasi
aset tetap diterapkan untuk pengeluaran pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap.
2. Berdasarkan PMK No. 181/PMK.06/2016, kapitalisasi BMN merupakan batasan nilai minimum per satuan BMN
untuk dapat disajikan sebagai aset tetap pada Neraca (Intrakomptabel)
3. Jika tidak memenuhi nilai satuan minimum kapitalisasi  ekstrakomptabel. Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7
Biaya Perolehan Aset Tetap

1. Biaya perolehan aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung ke dalam aset tersebut, sampai aset tersebut dapat bekerja
sesuai peruntukan.
2. Contoh biaya yang secara langsung dapat dihubungkan/diatribusikan ke dalam nilai aset tetap, antara lain:
a. biaya persiapan tempat;
b. biaya pengiriman awal (initial delivery), biaya simpan, dan bongkar muat (handling cost);
c. biaya pemasangan (instalation cost);
d. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur;
e. biaya konstruksi; dan
f. biaya pengujian aset untuk menguji apakah aset telah berfungsi dengan benar (testing cost). Contoh:
biaya pengujian aset pada proses pembuatan/karoseri mobil pada suatu kementerian.
3. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi:
a. biaya langsung untuk tenaga kerja dan bahan baku;
b. biaya tidak langsung  biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan;
dan
c. semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan/perolehan aset tetap tersebut.
4. Biaya perolehan aset tetap yang dilaksanakan secara kontraktual, meliputi:
a. pengeluaran nilai kontrak;
b. biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan; dan
c. semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan/perolehan aset tetap tersebut
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 8
Penentuan Penggunaan Akun untuk Perolehan Awal Aset Tetap
1. Lingkup satker Non-BLU:
a. Kelompok akun 53111 (Tanah)
b. Kelompok akun 53211 (Peralatan dan Mesin);
c. Kelompok akun 53311 (Gedung dan Bangunan);
d. Kelompok akun 53411 (Jalan dan Jembatan);
e. Kelompok akun 53412 (Irigasi);
f. Kelompok akun 53413 (Jaringan);
g. Kelompok Akun 53611 (Lainnya).
2. Lingkup satker BLU:
a. Akun 537111 (Tanah - BLU);
b. Akun 537112 (Peralatan dan Mesin - BLU);
c. Akun 537113 (Gedung dan Bangunan - BLU);
d. Akun 537114 (Jalan, Irigasi dan Jaringan - BLU);
e. Akun 537115 (Lainnya - BLU).

1. Buletin Teknis Nomor 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah, pengeluaran anggaran untuk
perolehan awal aset tetap dikategorikan sebagai Belanja Modal apabila:
a. memenuhi kriteria pengakuan aset tetap; dan
b. memenuhi nilai minimum kapitalisasi aset tetap (PMK No. 181/PMK.06/2016)
2. Jika memenuhi kriteria aset tetap namun tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi menggunakan belanja barang-
ekstrakomtabel (satker non-BLU: akun 521252 - 521254, satker BLU: akun 525162 -525164)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 9
Contoh Transaksi Perolehan Awal Aset Tetap
Kategori
No. Contoh Transaksi Kebijakan Kapitalisasi Kode Akun Belanja Keterangan
Pengeluaran
1. Kegiatan pengadaan komputer Dikapitalisasi sebesar harga Belanja Modal untuk 1. Akun 532111 (Belanja 1. Memenuhi kriteria aset
secara swakelola sebanyak 10 beli ditambah dengan biaya- biaya-biaya yang Modal Peralatan dan tetap; dan
unit @Rp10.000.000, total biaya yang dapat diatribusikan dapat diatribusikan Mesin) untuk harga beli 2. Memenuhi nilai minimum
senilai Rp100.000.000. secara langsung ke nilai aset secara langsung ke komputer dan biaya kapitalisasi (≥Rp1 Juta).
Terdapat biaya instalasi tetap tersebut sampai ke nilai aset tetap dan instalasi yang dapat 3. Pengadaan dilakukan
sebesar Rp1.500.000, kondisi yang membuat aset Belanja Barang yang diatribusikan langsung melalui metode penunjukan
ke nilai aset. langsung. Nilai pengadaan
honorarium Pejabat tersebut dapat bekerja sesuai tidak dapat
2. Akun 532118 (Belanja s.d. 200.000.000,- dilakukan
Pengadaan sebesar peruntukan. diatribusikan secara oleh pejabat pengadaan
Rp760.000/bulan, dan biaya langsung. Modal Perjalanan
Peralatan dan Mesin) yang diberikan honor setiap
perjalanan dinas dalam rangka Penggunaan akun bulan. Honor Pejabat
untuk mencatat biaya
pengadaan sebesar disesuaikan dengan Pengadaan tidak dapat
perjadin.
Rp500.000. jenis pengadaan diatribusikan ke nilai aset
3. Akun 521213 (Honor
(kontraktual/ tetap dan dicatat sebagai
Output Pengadaan)
swakelola) beban.
untuk mencatat honor
pejabat pengadaan. 4. Biaya lain yang terkait
langsung dengan proses
pengadaan, seperti biaya
perjalanan dinas dalam
rangka pengadaan,
dialokasikan dan
dibebankan pada Belanja
Modal dengan akun
terpisah. Biaya ini
diatribusikan ke nilai aset
melalui skema KDP.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 10


Contoh Transaksi Perolehan Awal Aset Tetap

Kategori
No. Contoh Transaksi Kebijakan Kapitalisasi Kode Akun Belanja Keterangan
Pengeluaran
2. Pengadaan AC split Dikapitalisasi sebesar Belanja Modal 1. Akun 532111 1. Memenuhi kriteria aset
secara kontraktual harga beli ditambah untuk biaya-biaya (Belanja Modal tetap; dan
sebanyak 100 unit dengan biaya-biaya yang yang dapat Peralatan dan 2. Memenuhi nilai
@Rp7.000.000, total dapat diatribusikan secara diatribusikan Mesin) untuk harga minimum kapitalisasi
senilai Rp700.000.000, langsung ke nilai aset secara langsung ke beli AC Split (≥Rp1 Juta).
biaya pengiriman sebesar tetap tersebut sampai ke nilai aset tetap dan ditambah biaya 3. Pengadaan dilakukan
pemasangan dan melalui metode tender.
Rp1.000.000, biaya kondisi yang membuat Belanja Barang
biaya pengiriman Pengadaan dilakukan
pemasangan sebesar aset tersebut dapat yang tidak dapat
yang dapat oleh Pokja Pemilihan
Rp35.000.000, dan bekerja sesuai peruntukan diatribusikan diatribusikan yang diberikan honor
honorarium Pokja secara langsung. langsung ke nilai setiap paket
Pemilihan PBJ (3 orang) Penggunaan akun aset. pengadaan.
sebesar @Rp920.000. disesuaikan
2. Akun 532113 4. Honor Pokja Pemilihan
dengan jenis
(Belanja Modal terkait langsung dengan
pengadaan Upah Tenaga Kerja proses pengadaan,
(kontraktual/ dan Honor sehingga dialokasikan
swakelola) Pengelola Teknis dan dibebankan pada
Peralatan dan Belanja Modal dengan
Mesin) untuk akun terpisah. Biaya ini
mencatat honor diatribusikan ke nilai
Pokja Pemilihan. aset melalui skema
KDP.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 11


Contoh Transaksi Perolehan Awal Aset Tetap
Kategori
No. Contoh Transaksi Kebijakan Kapitalisasi Kode Akun Belanja Keterangan
Pengeluaran
3. Pembelian external hard Tidak dikapitalisasi Belanja Barang 521252 (Belanja 1. Memenuhi kriteria aset
disk sebanyak 5 unit Peralatan dan Mesin- tetap;
dengan harga per unit Ekstrakomptabel) 2. Namun tidak
Rp450.000, total senilai memenuhi nilai
Rp2.250.000. minimum kapitalisasi
per satuan barang
(≥Rp1 Juta).

4. Pengadaan sparepart Tidak dikapitalisasi Belanja Barang 523123 (Belanja 1. Memenuhi nilai
komputer berupa RAM 16 Barang Persediaan minimum kapitalisasi
GB sebanyak 10 unit Pemeliharaan Peralatan per satuan barang
@Rp1.250.000, total dan Mesin) (≥Rp1 Juta);
senilai Rp12.500.000. 2. Namun tidak
Sparepart ini disediakan memenuhi kriteria aset
untuk pemeliharaan tetap karena akan
komputer kantor. digunakan/ dikonsumsi
untuk kegiatan
pemeliharaan.
3. Aset tersebut dicatat
sebagai persediaan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 12


Contoh Transaksi Perolehan Awal Aset Tetap

Kategori
No. Contoh Transaksi Kebijakan Kapitalisasi Kode Akun Belanja Keterangan
Pengeluaran
5. Pengadaan traktor bajak Tidak dikapitalisasi Belanja Barang 526112 (Belanja 1. Memenuhi nilai
sawah dalam rangka Peralatan dan Mesin minimum kapitalisasi
pemberian bantuan untuk Diserahkan per satuan barang
kepada beberapa Kepada Manyarakat/ (≥Rp1 Juta).
kelompok tani di Pemda). 2. Namun tidak
Kabupaten A sebanyak memenuhi kriteria
25 unit @ Rp20.000.000. sebagai aset tetap
(Transaksi ini karena dimaksudkan
menggunakan untuk diserahkan ke
masyarakat (tidak
mekanisme pelaksanaan
untuk digunakan
anggaran Bantuan sendiri).
Pemerintah pada
3. Aset tersebut dicatat
Kementerian
sebagai persediaan.
Negara/Lembaga)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 13


Penentuan Kapitalisasi Setelah Perolehan Awal (Subsequent Expenditures)

1. Setelah aset tetap diperoleh, Pemerintah masih dapat melakukan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aset
tetap tersebut dan dapat ditambahkan pada nilai tercatat aset tetap bersangkutan.
2. Buletin Teknis Nomor 04: pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap, dapat dikapitalisasi pada nilai aset tetap jika:
a. mengakibatkan bertambahnya masa manfaat dan/atau kapasitas dan/atau kualitas dan/atau volume aset tetap yang telah
dimiliki; dan
b. memenuhi batasan minimal nilai kapitalisasi aset tetap (PMK No. 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN)
3. Pengertian :
a. Pertambahan masa manfaat adalah bertambahnya umur ekonomis yang diharapkan dari aset tetap yang sudah
ada.
Misalnya sebuah gedung semula diperkirakan mempunyai sisa umur ekonomis 10 (sepuluh) tahun. Pada tahun ke-7
(ketujuh) Pemerintah melakukan renovasi dengan harapan gedung tersebut masih dapat digunakan 8 (delapan) tahun lagi.
Dengan adanya renovasi tersebut maka sisa umur gedung berubah dari 10 (sepuluh) tahun menjadi 15 (lima belas) tahun.
b. Peningkatan kapasitas adalah bertambahnya kapasitas atau kemampuan aset tetap yang sudah ada.
Misalnya, sebuah generator listrik yang mempunyai output 200 (dua ratus) KWH dilakukan renovasi sehingga kapasitasnya
meningkat menjadi 300 (tiga ratus) KWH.
c. Peningkatan kualitas aset tetap adalah bertambahnya kualitas dari aset tetap yang sudah ada.
Misalnya, gedung dengan lantai semen ditingkatkan kualitasnya menjadi gedung dengan lantai keramik.
d. Penambahan volume adalah bertambahnya jumlah atau satuan ukuran aset yang sudah ada,
Misalnya penambahan luas bangunan suatu gedung dari 400 (empat ratus) m 2 menjadi 500 (lima ratus) m2.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 14


Penentuan Penggunaan Akun untuk Subsequent Expenditures

1. Lingkup satker Non-BLU


Belanja
a) Kelompok Akun 53111 (Tanah, Pemeliharaan.
disesuaikan dengan kebutuhan);
1. Satker Non-
b) Akun 532121 (Peralatan dan Mesin); BLU: kelompok
c) Akun 533121 (Gedung dan Bangunan); akun 5231
d) Akun 534141 (Jalan dan Jembatan); 2. Satker BLU
akun 525114
e) Akun 534151 (Irigasi);
f) Akun 534161 (Jaringan); dan
g) Akun 536121 (Aset Tetap Lainnya).
2. Lingkup satker BLU:
a) Akun 537111 (Tanah - BLU);
b) Akun 537112 (Peralatan & Mesin - BLU);
c) Akun 537113 (Gedung & Bangunan -
BLU);
d) Akun 537114 (Jalan, Irigasi & Jaringan -
BLU);
e) Akun 537115 (Lainnya - BLU).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 15


Contoh Transaksi Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap
(Subsequent Expenditures)

Kategori
No. Contoh Transaksi Kebijakan Kapitalisasi Kode Akun Belanja Keterangan
Pengeluaran
1. Perbaikan atap aula Dikapitalisasi Belanja Modal 533121 (Belanja 1. Memenuhi kriteria
kantor dengan mengganti Penambahan Nilai peningkatan
atap dari tanah liat Gedung dan (meningkatkan kualitas
(genting) ke multiroof Bangunan). bangunan); dan
dengan nilai kontrak 2. Memenuhi nilai
sebesar Rp75.000.000. minimum kapitalisasi
(≥Rp25 Juta).

2. Pembangunan pagar 1. Dikapitalisasi Belanja Modal 1. 533111 (Belanja 1. Memenuhi kriteria


permanen (senilai sebagai aset Modal Gedung dan sebagai aset tetap jika
Rp95.000.000) di tersendiri; atau Bangunan) apabila diakui sebagai aset
lingkungan kantor yang 2. Dikapitalisasi secara diakui sebagai baru (NUP baru) atau
terdapat beberapa proporsional ke perolehan awal Memenuhi kriteria
gedung di dalamnya. masing-masing aset/aset peningkatan
gedung yang ada; tersendiri. (meningkatkan
atau 2. 533121 (Belanja kualitas) jika diakui
3. Dikapitalisasi ke Penambahan Nilai sebagai
gedung yang Gedung dan pengembangan aset
memiliki nilai Bangunan) apabila yang sudah ada; dan
terbesar. diakui sebagai 2. Memenuhi nilai
Subsequent minimum kapitalisasi
Expenditures. (≥Rp25 Juta).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 16


Contoh Transaksi Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap
(Subsequent Expenditures)

Kategori
No. Contoh Transaksi Kebijakan Kapitalisasi Kode Akun Belanja Keterangan
Pengeluaran
3. Kegiatan pemasangan Dikapitalisasi Belanja Modal 533121 (Belanja 1. Memenuhi kriteria
keramik pada lantai Penambahan Nilai peningkatan
gedung olah raga yang Gedung dan (meningkatkan kualitas
semula berupa lantai Bangunan). bangunan); dan
semen senilai 2. Memenuhi nilai
Rp65.000.000. minimum kapitalisasi
(≥Rp25 Juta).

4. Biaya jasa pengawas Dikapitalisasi Belanja Modal 533121 (Belanja 1. Biaya jasa pengawas
renovasi dalam kegiatan Penambahan Nilai termasuk biaya yang
renovasi perluasan Gedung dan dapat diatribusikan ke
gedung kantor, dengan Bangunan). nilai renovasi;
nilai total renovasi 2. Kegiatan renovasi
sebesar memenuhi kriteria
Rp1.250.000.000. peningkatan; dan
3. Kegiatan renovasi
tersebut memenuhi
nilai minimum
kapitalisasi (≥Rp25
Juta).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 17


Contoh Transaksi Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap
(Subsequent Expenditures)

Kebijakan Kategori
No. Contoh Transaksi Kode Akun Belanja Keterangan
Kapitalisasi Pengeluaran
5. Untuk mendukung pengembangan Dikapitalisasi Belanja Modal 533121 (Belanja 1. Memenuhi kriteria
organisasi, lantai 2 kantor yang Penambahan Nilai peningkatan
semula berupa aula direnovasi Gedung dan (menambah
menjadi 2 ruang kerja dengan Bangunan). kapasitas); dan
biaya sebesar Rp1.000.000.000. 2. Memenuhi nilai
minimum kapitalisasi
(≥Rp25 Juta).

6. Satker A dalam operasionalnya Dikapitalisasi Belanja Modal 536111 (Belanja Modal 1. Memenuhi kriteria
menggunakan gedung Satker B Lainnya) peningkatan
(bisa Satker Pemerintah (menambah
Pusat/Satker Pemerintah Daerah). kapasitas); dan
Untuk meningkatkan layanan, 2. Memenuhi nilai
Satker A melakukan renovasi minimum kapitalisasi
gedung tersebut dengan (≥Rp25 Juta).
menambahkan loket layanan, 3. Masuk dalam Aset
memperluas ruang tunggu, Tetap Renovasi (dapat
menambahkan ruang rapat dan diawali dengan KDP
mushola dengan total biaya Aset Tetap Lainnya).
Rp2.000.000.000.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 18


Contoh Transaksi Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap
(Subsequent Expenditures)

Kategori
No. Contoh Transaksi Kebijakan Kapitalisasi Kode Akun Belanja Keterangan
Pengeluaran
7. Satker B melakukan Tidak Dikapitalisasi Belanja Barang 523111 (Belanja 1. Memenuhi nilai minimum
perbaikan gedung berupa Pemeliharaan kapitalisasi (≥Rp25 Juta), namun
perbaikan Gedung dan tidak memenuhi kriteria
interior/perubahan layout Bangunan) peningkatan (tidak menambah
ruangan seperti masa manfaat, kapasitas,
pemasangan wallpaper, kualitas, atau volume).
wall moulding, dan 2. Pemasangan wallpaper/wall
penggantian sekat/partisi moulding, penggantian
dengan nilai kontrak partisi/sekat yang telah ada
sebesar Rp50.000.000. dinilai hanya bersifat untuk
mempertahankan fungsi agar
aset tetap dapat bekerja
sebagaimana mestinya.
8. Kegiatan service dan Tidak dikapitalisasi Belanja 523121 (Belanja 1. Tidak memenuhi kriteria
pengisian freon pada satu Pemeliharaan Pemeliharaan peningkatan, hanya untuk
unit AC kantor senilai Peralatan dan memelihara agar aset dapat
Rp1.500.000. Mesin) digunakan secara normal
(pemeliharaan);
2. Meskipun memenuhi nilai
minimum kapitalisasi (≥Rp1Juta).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 19


Contoh Transaksi Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap
(Subsequent Expenditures)

Kebijakan
No. Contoh Transaksi Kategori Pengeluaran Kode Akun Belanja Keterangan
Kapitalisasi
9. Kegiatan pengecatan Tidak Belanja 523111 (Belanja 1. Tidak memenuhi kriteria
gedung kantor senilai dikapitalisasi Pemeliharaan Pemeliharaan peningkatan, hanya untuk
Rp300.000.000,- Gedung dan memelihara agar aset dapat
Bangunan) digunakan sesuai masa
manfaatnya (pemeliharaan);
2. Meskipun memenuhi nilai
minimum kapitalisasi per
satuan barang (≥Rp25Juta).

10. Kegiatan renovasi Tidak Belanja 523111 (Belanja 1. Memenuhi kriteria peningkatan
gedung berupa dikapitalisasi Pemeliharaan Pemeliharaan (menambah volume aset);
pembuatan gudang yang Gedung dan 2. Namun tidak memenuhi nilai
menambah luas Bangunan). minimum kapitalisasi per
bangunan senilai satuan barang (≥Rp25 Juta).
Rp20.000.000.
11. Biaya Ganti oli 10 mobil Tidak Belanja 523121 (Belanja Tidak memenuhi kriteria
dinas sebesar dikapitalisasi Pemeliharaan Pemeliharaan peningkatan, hanya untuk
Rp15.000.000. Peralatan dan Mesin) memelihara agar aset dapat
digunakan secara normal
(pemeliharaan).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 20


Contoh Transaksi Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap
(Subsequent Expenditures)

Kebijakan Kategori
No. Contoh Transaksi Kode Akun Belanja Keterangan
Kapitalisasi Pengeluaran
12. Pembangunan tempat Tidak Belanja 523111 (Belanja 1. Tempat parkir dan tangga disabilitas
parkir dan tangga dikapitalisasi Pemeliharaan Pemeliharaan Gedung merupakan bagian dari gedung yang
disabilitas dengan nilai dan Bangunan). sudah ada;
kontrak Rp18.000.000. 2. Memenuhi kriteria peningkatan
(menambah kapasitas dan kualitas);
3. Namun tidak memenuhi nilai minimum
kapitalisasi per satuan barang (≥Rp25
Juta).
13. Penambahan daya listrik Dikapitalisasi Belanja Modal Akun 533121 (Belanja 1. Memenuhi kriteria peningkatan
kantor dari daya listrik Penambahan Nilai (meningkatkan kapasitas); dan
3.500 VA menjadi 6.600 Gedung dan 2. Memenuhi nilai minimum kapitalisasi
VA dengan total biaya Bangunan). (≥Rp25 Juta).
sebesar Rp42.000.000,-

14. Penggantian battery pada Tidak Belanja 523121 (Belanja 1. Memenuhi nilai minimum kapitalisasi
UPS sejumlah 32 unit dikapitalisasi Pemeliharaan Pemeliharaan per satuan barang (≥Rp1 Juta);
baterai (@Rp3.000.000,-) Peralatan dan Mesin). 2. Namun tidak memenuhi kriteria
dengan total nilai peningkatan, hanya untuk memelihara
Rp139.000.000,- agar aset dapat digunakan secara
(termasuk teknisi dan normal (pemeliharaan).
pengiriman barang).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 21


Contoh Transaksi Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap
(Subsequent Expenditures)

Kebijakan Kategori
No. Contoh Transaksi Kode Akun Belanja Keterangan
Kapitalisasi Pengeluaran
15. Pengadaan nama dan lambang Tidak Belanja 523111 (Belanja 1. Tidak memenuhi
kementerian yang dipasang dikapitalisasi Pemeliharaan Pemeliharaan Gedung kriteria peningkatan;
melekat pada sisi luar atas dan Bangunan). dan
gedung kementerian senilai 2. Tidak memenuhi nilai
Rp900.000,- minimum kapitalisasi.
(≥Rp25 Juta)

16. Pembelian kaca meja untuk meja Tidak Belanja 523121 (Belanja 1. Memenuhi kriteria
kantor yang saat awal pengadaan dikapitalisasi Pemeliharaan Pemeliharaan Peralatan peningkatan
tidak disertai dengan kaca, dan Mesin). (meningkatkan
sebanyak 10 lembar kaca meja kualitas);
@250.000,- 2. Namun tidak
memenuhi nilai
minimum kapitalisasi
per satuan barang
(≥Rp1 Juta).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 22


Revisi dan Koreksi

1. Kesalahan dalam menentukan kebijakan kapitalisasi, baik pada saat perolehan awal maupun
pengeluaran setelah perolehan awal (Subsequent Expenditures) atas suatu aset tetap dapat
menyebabkan ketidaksesuaian dalam pengakuan dan pencatatan atas nilai aset tetap tersebut,
sehingga mengakibatkan nilai aset tetap yang disajikan dalam Laporan Keuangan,
overvalue atau undervalue.
2. Penentuan kebijakan kapitalisasi, baik pada saat perolehan awal maupun pengeluaran setelah
perolehan awal atas suatu aset tetap juga diperlukan untuk menentukan jenis belanja yang
digunakan dan ketepatan dalam penggunaan akun belanja tersebut.
3. Dalam hal berdasarkan hasil reviu dokumen pelaksanaan anggaran terdapat kesalahan
pengalokasian Belanja Barang (Belanja Barang Ekstrakomptabel/Belanja Pemeliharaan) yang
seharusnya merupakan belanja modal atau sebaliknya, satker dapat melakukan revisi anggaran
(revisi DIPA) berupa perubahan akun dengan berpedoman pada peraturan mengenai
perencanaan anggaran, dan pelaksanaan anggaran, serta akuntansi dan pelaporan keuangan
4. Apabila dalam realisasi anggaran belanja terdapat ketidaksesuaian dalam penggunaan akun
belanja, satker agar melakukan ralat/koreksi akun pada dokumen pelaksanaan anggaran
berpedoman pada peraturan mengenai koreksi data transaksi keuangan Pemerintah.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 23


TERIMA KASIH

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai