Anda di halaman 1dari 37

MATA PELATIHAN INTI 3 (MPI 3)

PLOTTING DAN INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA KURVA


PERTUMBUHAN

Kerjasama Dinas Kesehatan & Puskesmas di Kabupaten


Pelalawan, Siak, Kampar, Kuantan Singingi dan Kepulauan
Meranti dengan PT RAPP

Pelatihan/Orientasi SDIDTK pada Balita dan Anak Pra Sekolah


Bagi Kader Posyandu
Hasil Belajar
Peserta mampu:
Memahami plotting dan interpretasi hasil pengukuran antropometri
pada kurva pertumbuhan.

Tujuan Indikator Hasil Belajar


Pembelajaran
Peserta dapat:
1. Melakukan plotting hasil pengukuran antropometri pada kurva
pertumbuhan.
2. Melakukan interpretasi hasil pengukuran antropometri yang telah
di-plotting ke dalam kurva pertumbuhan.

2
Materi Pokok
1. Plotting dan Interpretasi Hasil Pengukuran Antropometri pada Kurva Pertumbuhan
a. Melakukan plotting hasil pengukuran antropomentri pada kurva pertumbuhan
b. Interpretasi hasil pengukuran antropometri yang telah di-plotting ke dalam
kurva pertumbuhan.
Uraian Materi

KEGIATAN 1. Plotting dan Interpretasi Hasil Pengukuran


BELAJAR Antropometri pada Kurva Pertumbuhan

4
Kartu menuju Sehat (KMS)

 Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal Balita berdasarkan indeks
antropometri berat badan menurut umur (BB/U) dan berdasarkan jenis kelamin.

 Fungsi KMS
1. Sebagai alat untuk pemantauan pertumbuhan Balita.
2. Sebagai catatan pelayanan kesehatan balita terutama penimbangan berat badan, pemberian ASI eksklusif pada
bayi 0-6 bulan, kejadian sakit, dll.
3. Sebagai alat edukasi.

 Manfaat KMS
1. Bagi Balita: sebagai alat deteksi dini gangguan pertumbuhan Balita untuk menapis dan mencegah terjadinya
masalah gizi sejak dini.
2. Bagi orang tua Balita: dengan menimbang balita setiap bulan di Posyandu atau fasilitas penimbangan lainnya,
orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya.
3. Bagi kader kesehatan: KMS digunakan kader kesehatan untuk mencatat berat badan balita, melakukan plotting
dan menilai hasil penimbangan.
4. Bagi tenaga kesehatan: Tenaga kesehatan dapat menganalisis status pertumbuhan balita menggunakan KMS
untuk kemudian melakukan tindak lanjut yang diperlukan.
Apa saja yang tercatat di kartu
pemantauan pertumbuhan /
Kartu menuju Sehat (KMS)?
● Nama anak
● Tanggal lahir
● Jenis kelamin
● Berat badan lahir
● Grafik BB
● Kondisi sakit
● ASI eksklusif
● dll
Cara pengisian KMS
Langkah-langkah pengisian KMS oleh Kader dilakukan berdasarkan Juknis Pengisian KMS (Kemenkes,
2021) antara lain:

1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak :


Terdapat dua jenis KMS , yaitu KMS untuk anak laki-laki berwarna biru dan KMS untuk anak perempuan
berwarna merah muda

2. Memastikan identitas anak pada lembar KMS sesuai dengan identitas pada halaman depan buku
KIA :

Aida
312200783345xx
Siti Badriah
31087654477xx

10 07 2019

Pkm Melati Jakarta Timur DKI Jakarta


Aida
312200783345xx
Siti Badriah
31087654477xx

Umur anak (bulan)


Bulan ditimbang
Diisi bulan
Berat badan (kg) lahir
KBM
Status Naik / tidak Naik
ASI eksklusif

8
3. Mengisi bulan lahir dan bulan
penimbangan Anak
a. Tulis tanggal, bulan dan tahun lahir pada kolom
bulan penimbangan dibawah umur 0 bulan. (Jika
tdk diketahui tanggal kelahirannya, tanyakan
perkiraan umur anak tersebut)
Diisi bulan
lahir

b. Tulis kolom bulan berikutnya dengan tanggal


penimbangan, bulan, tahun secara berurutan.
Bulan dan tahun penimbnagan dapat ditulis
langsung saat pengisisan KMS pertama kali,
sedangkan tanggal diisi pada saat hari
penimbangan di Posyandu
4. Meletakkan titik berat badan dan
membuat garis pertumbuhan
anak  Letakkan ploting titik
berat badan hasil penimbangan.
Tulis berat badan pada kolom bulan
penimbangan dan letakkan titik
berat badan pada titik temu garis
tegak (bulan penimbangan) dan
garis datar (berat badan)

Aida
Penimbangan
bulan juni 2019
Menghubungk
BB 6,0kg an dua titik

Jika balita bulan lalu tidak ditimbang, maka garis


pertumbuhan tidak dapat dihubungkan
5. Mencatat setiap kejadian yang
dialami anak.

Apabila anak mengalami masalah makan


(tidak nafsu makan) atau sakit (diare,
demam, batuk dll), kejadian tersebut
dicatat dalam grafik pertumbuhan di KMS
Cara menentukan status pertumbuhan melalui KMS

1. Status Pertumbuhan dinilai


berdasarkan arah Garis
Pertumbuhan
2. Membandingkan pertambahan
berat badan dengan kenaikan
berat badan Minimal

12
6. Menentukan status pertumbuhan melalui KMS
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan berdasarkan grafik pertumbuhan adalah sbb :
Garis d
a) Tidak Naik (T) TIDAK NAIK (T), grafik berat
badan mendatar; kenaikan
• Arah garis pertumbuhan mendatar atau berat badan<KBM (<200 g)
menurun memotong garis pertumbuhan
dibawahnya (berat badan saat ini lebih rendah Garis C
dari bulan sebelumnya) NAIK (N), grafik berat badan
memotong garis
• atau kenaikan BB kurang dari Kenaikan Berat pertumbuhan diatasnya;
Badan Minimal (KBM) kenaikan berat badan>KBM
(>200 g)

Garis b
b) Naik (N) NAIK (N), grafik berat
badanmemotong garis
• Arah garis pertumbuhan sejajar dengan atau pertumbuhan diatasnya;
mengikuti garis pertumbuhan terdekat pada kenaikan berat badan>KBM
KMS (>300 g)

• Arah garis pertumbuhan ke atas menyebrang Garis a


kurva diatasnya TIDAK NAIK (T), grafik berat
badan memotong garis
• atau kenaikan BB sama dengan KBM atau pertumbuhan dibawahnya;
lebih kenaikan berat badan<KBM
(<300 g) :
Kader mendeteksi lebih dini:
balita dengan weight faltering (BB Tidak Naik), underweight (BB kurang), gizi kurang

C
Keterangan Weight Faltering (T) : B
A
A : BB Tidak Naik (BB Naik, tapi tidak sesuai
dengan KBM dan tidak mengikuti garis
pertumbuhan)

B : BB Tidak Naik (BB Tetap)

C : BB Tidak Naik (BB Turun)

Tindak lanjut :
Kader melapor dan merujuk balita ke Tenaga
Kesehatan 14
Status Pertumbuhan Naik
tat

Status pertumbuhan
Naik, tetapi garis
pertumbuhan diatas
garis oranye
7. Mengisi kolom pemberian ASI Ekslusif

Pada bayi usia 0-6 bulan kader posyandu


harus menanyakan kepada ibu / pengasuh
mengenai praktik pemberian ASI
Eksklusif, bila masih bayi diberi ASI
saja, kolom ASI diisi tanda ( )
dan Bila diberi makanan lain selain ASI,
bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi
dengan tanda (➖).
Interpretasi Status Pertumbuhan
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
BB turun : Pertumbuhan
Pertumbuhan tidak baik tidak baik

BB naik tapi tidak


memadai :
BB naik mengikuti garis
Pertumbuhan
pertumbuhan, artinya Tidak baik
Pertumbuhan baik

BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik
Apa yang harus dilakukan kader ?

Jika Balita dengan status pertumbuhan NAIK


• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan
sampaikan bahwa kenaikan berat badan balita merupakan keberhasilan ibu
mengasuh balita.
• Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan nasihat
tentang pemberian makan sesuai rekomendasi menurut usianya

• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya


Apa yang harus dilakukan kader ?
Jika Balita dengan status pertumbuhan naik, tetapi trend pertumbuhannya naik
terus menerus mendekati garis oranye

a) Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status


pertumbuhan balita tidak diatas garis oranye

b) Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan


dan anjuran datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader ?
Jika Balita dengan status pertumbuhan TIDAK NAIK
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare,
panas, rewel, dll), kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti
faktor lingkungan dan sosial

• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan


tidak naik tanpa menyalahkan ibu

• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke


puskemas/fasilitas kesehatan

• Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan dan


anjuran datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader ?

Jika Balita dengan status pertumbuhan NAIK, tetapi garis pertumbuhannya


di atas GARIS ORANYE

a) Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan tidak diatas garis
oranye

b) Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran evaluasi 2
minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk

c) Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi disesuaikan dengan
aktivitas anak
Apa yang harus dilakukan kader ?
Jika Balita dengan status pertumbuhan naik tetapi garis
pertumbuhannya DIBAWAH GARIS MERAH
a) Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan
makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
b) Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih belum cukup
tanpa menyalahkan ibu

c) Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke puskemas/fasilitas kesehatan

d) Pada balita dan anak prasekolah BGM, setelah dirujuk dan dikonfirmasi, tidak perlu dirujuk
kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika
berat badan tidak mengalami kenaikan (T) maka harus dirujuk
e) Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan dan anjuran datang kembali
pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader ?
Jika Balita yang pertama kali ditimbang atau tidak ditimbang dalam waktu lama dan
titik berat badannya ada DIBAWAH GARIS MERAH atau DIATAS GARIS
ORANYE

a. Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan


ke puskemas/fasilitas kesehatan

b. Berikan nasihat tentang aktivitas fisik

c. Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan


dan anjuran datang kembali pada penimbangan berikutnya
PLOTTING PADA GRAFIK PERTUMBUHAN ANAK
• Hasil penimbangan dan pengukuran balita dan anak prasekolah dicatat (plotting) ke dalam
grafik pertumbuhan yang sesuai dengan usianya
• Hasil plotting digunakan untuk menentukan status gizi dan status pertumbuhan anak.

Contoh plotting data berat badan


menurut panjang badan pada 2 kali
kunjungan:

24
Indikator Pertumbuhan Balita dan Anak Prasekolah

a. Indeks Berat Badan menurut Usia (BB/U)


b. Indeks Panjang Badan/Tinggi Badan Menurut Usia (PB/U atau TB/U)
c. Indeks Berat Badan Menurut Panjang atau Tinggi Badan (BB/PB atau
BB/TB)
d. Indeks Masa Tubuh Menurut Usia (IMT/U)
e. Indikator Lainnya adalah Lingkar Kepala Menurut Usia (LK/U)
Tabel Indikator Pertumbuhan Anak
Grafik Berat Badan Menurut Usia (BB/U) Balita dan Anak Prasekolah
Perempuan (0-5 tahun)
Grafik Panjang Badan/Tinggi Badan Menurut Usia
Balita dan Anak Prasekolah Perempuan (Usia 0-5 tahun)
Grafik Panjang Badan/Tinggi Badan Menurut Usia
Balita dan Anak Prasekolah Perempuan (Usia 0-5 tahun)
Grafik Indeks Massa Tubuh Menurut Usia (Usia 2-5 tahun)
Grafik IMT menunjukkan menuju overweight, apabila garis pertemuan
ada diatas +2 maka menunjukkan overweight
Interpretasi Grafik Berat Badan menurut Umur (BB/U) pada buku KIA

● Garis pertama
mengindikasikan tidak
berisiko karena sejajar
dengan median.

● Garis kedua
mengindikasikan adanya
risiko/ masalah
pertumbuhan karena garis
terlihat turun dari jalur
yang diharapkan walaupun
garis masih berada pada 0
sampai dengan -2 SD
Inrerpretasi Garfik BB/U 0-6 bulan ● Terlihat pada grafik menunjukkan
penurunan berat badan yang tajam pada
usia 10 sampai dengan 11 minggu,
diikuti kenaikan garis pertumbuhan yang
tajam pada periode berikutnya.
● Perlu diperhatikan lebih serius bila ada
kenaikan atau penurunan garis
pertumbuhan.
● Pada balita dan anak prasekolah yang
sedang sakit atau mengalami gizi buruk,
kenaikan berat badan yang tajam
diharapkan terjadi pada periode tumbuh
kejar.
● Namun kenaikan berat badan yang tajam
juga perlu mendapat perhatian, karena
mengindikasikan perubahan praktik
pemberian makan yang dapat
menyebabkan overweight.
Grafik Berat badan BB/U 6 bulan sd 2 tahun

● Grafik ini menunjukkan


garis pertumbuhan yang
mendatar dari usia 6 sampai
8 bulan dan usia 1 tahun 4
bulan sampai 2 tahun.

● Pada periode stagnasi ini,


garis pertumbuhan
memotong 2 Z-score.
SEKARANG SAYA TAHU

 Agar dapat melakukan interpretasi status pertumbuhan Balita dan anak prasekolah maka plotting pada
KMS dan grafik pertumbuhan (GPA) tinggi/panjang badan menurut usia, berat badan menurut panjang
badan sangat penting dilakukan. Pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran tanpa melakukan
plotting berarti belum melakukan kegiatan pemantauan pertumbuhan.

35
REFERENSI

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
3. Buku Bagan SDIDTK di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Kemenkes RI, 2022
4. Buku KIA, 2023
5. Panduan Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu pada Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru, 2020
6. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
(SDIDTK) di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, 2022
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07-Menkes-51-2022 tentang Standar Alat
Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak
8. Petunjuk Teknis Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita

36
TERIMA KASIH

37

Anda mungkin juga menyukai