Anda di halaman 1dari 73

TATA KELOLA

PEMBANGKITAN PLTU

Habib Rochani Tanjung Enim June 2016 1


MANAJEMEN UNIT PEMBANGKITAN
Meliputi:
• Kesiapan Pembangkit.
1. Work Planning & Control (WP&C) Management
2. Outage Management
3. Manajemen Material / Material Manegement.
• Keandalan Unit Pembangkit
1. Reliability Management
2. Operation Management
• Efficiency Management
• Sistim Manajemen Terpadu
2
MANAJEMEN PEMBANGKITAN

3
Work Planning & Control (WP&C)
Management

4
Work Planning & Control (WP&C)
Management
Output dari WP&C management adalah:
1. Proses bisnis yang menjelaskan setiap aspek dari fungsi perencanaan &
pengendalian pekerjaan pemeliharaan, mulai dari identifikasi pekerjaan,
perencanaan & penjadwalan, pelaksanaan, closing out, pemecahan masalah dan
pengawasan kinerja.
2. Menetapkan budaya kerja yang sesuai dengan proses bisnis WP&C dalam rangka
mendukung kebutuhan pemeliharaan secara keseluruhan

5
Work Planning & Control (WP&C)
Management
Perencanaan Pemeliharaan
Perencanaan pemeliharaan terdiri atas :
•Rencana 5 tahunan
•Rencana tahunan
•Rencana 3 bulanan
•Rencana mingguan
•Rencana harian

6
Work Planning & Control (WP&C)
Management

7
OPERATION MANAGEMENT
1. Merencanakan dan mengoperasikan unit pembangkit
berdasarkan kebutuhan sistem dan kesiapan unit.
2. Pengoperasian, pengujian dan pengaturan jam kerja operasi
peralatan.
3. Melakukan first line maintenance
4. Melakukan optimasi dan evaluasi kinerja operasi
5. Pengelolaan bahan bakar
6. Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban
dan kantor pusat.

8
OPERATION MANAGEMENT
Merencanakan dan mengoperasikan unit pembangkit berdasarkan
kebutuhan sistem dan kesiapan unit:
1. Membuat rencana operasi jangka panjang.
2. Membuat rencana daya mampu mingguan dan bulanan
3. Mengoperasikan unit pembangkit untuk kondisi normal (Seperti
tertuang dalam SOP normal )
4. Mengoperasikan unit saat keadaan tidak normal (Seperti
tertuang dalam SOP tidak normal )

9
OPERATION MANAGEMENT
Pengoperasian, pengujian dan pengaturan jam kerja operasi peralatan.
1. Melakukan change over peralatan sesuai jadwal.
2. Melakukan routine test peralatan sesuai jadwal (mingguan, 2
mingguan dan bulanan).
3. Melakukan pengujian / performance test setelah perbaikan /
overhaul.

10
OPERATION MANAGEMENT
Melakukan first line maintenance
1. Melakukan patrol check dan house keeping
2. Melakukan tindakan first line maintenance (menambah oli/ minyak,
pengencangan baut baut, pembersihan filter, pembersihan peralatan dan lain lain)
3. Melakukan pengamanan dan penanganan awal jika terjadi gangguan sesuai
dengan prosedur penanganan gangguan.
4. Melaporkan gangguan.
5. Memprioritaskan pekerjaan pemeliharaan
6. Memonitor gangguan.
7. Mengendalikan gangguan.
8. Evaluasi & Laporan Gangguan

11
OPERATION MANAGEMENT
Melakukan optimasi dan evaluasi kinerja operasi
1. Melakukan pengukuran/ metering, pencatatan dan pelaporan energi
listrik untuk memantau kinerja pembangkit dan pembuatan neraca energi listrik
bulanan.
2. Membandingkan dan mengevaluasi kesiapan unit yang telah dicapai
(waktu dan produksi listrik netto) dengan target yang telah disepakati.
3. Membandingkan dan mengevaluasi konsumsi spesifik unit pembangkit
aktual (batubara, bahan kimia, auxiliary) dengan target yang telah disetujui.
4. Melakukan review/ update SOP dan mengeluarkan rekomendasi untuk
menjaga keandalan dan efisiensi, berdasarkan kondisi terakhir unit
pembangkit (kajian evaluasi gangguan, histori peralatan, rencana pemeliharaan,
rencana produksi, kondisi bahan bakar dan lain lain)

12
OPERATION MANAGEMENT
Pengelolaan bahan bakar
1. Melakukan perhitungan kebutuhan pemakaian bahan bakar batubara untuk satu bulan kedepan.

2. Mengusulkan kebutuhan batubara hasil perhitungan dan jadwal kedatangan kapal pembawa
batubara yang telah disesuaikan dengan kebutuhan unit pembangkit.
3. Mengawal proses penerimaan batubara, koordinasi dengan perusahaan bongkar muat dan
surveyor independen sesuai dengan prosedur penerimaan bahan bakar batubara.
4. Membuat laporan ketidaksesuaian kondisi batu bara maupun pada saat proses pengiriman.
5. Membuat rencana kebutuhan bahan bakar HSD, mengusulkan dan mengawal proses transportasi
dan penerimaan bahan bakar sesuai dengan prosedur penerimaan bahan bakar HSD.
6. Membuat rencana kebutuhan bahan kimia, mengusulkan dan mengawal proses penerimaan
bahan kimia sesuai dengan prosedur penerimaan bahan kimia.

13
OPERATION MANAGEMENT
Melakukan komunikasi dan pelaporan Pusat Pengatur Beban dan kantor pusat.
1. Melaporkan rencana daya mampu mingguan dan bulanan kepada P3B dan kantor pusat.

2. Melakukan komunikasi secara real time dengan P3B untuk informasi kondisi beban/ daya
yang dibangkitkan agar sesuai dengan permintaan (sesuai dengan kontrak niaga).
3. Melakukan pelaporan jika terjadi gangguan unit.
4. Membuat laporan pengusahaan bulanan yang mencakup rencana produksi listrik, rencana
alokasi pengiriman energi, realisasi produksi dan penjualan energi, energi pemakaian
sendiri, susut trafo, kWh terjual, faktor faktor operasi, pemakaian dan penerimaan bahan
bakar serta biaya operasi.
5. Memberikan informasi laporan pengusahaan bulanan tersebut ke kantor pusat.
6. Membuat berita acara transaksi energi antara unit pembangkit dan PT PLN (Persero) Pusat
Pengatur Beban .
14
MANAJEMEN
EFFISIENSI

15
Efficiency Management
1. Operator Action. (Operator bertanggung jawab dalam operasi unit
yang efisien)
2. Efficiency Improvement.

16
Efficiency Management
Operator Action. (Operator bertanggung jawab dalam operasi unit
yang efisien)
1. Operator bertanggung jawab untuk meminimalkan “controllable”
losses
2. Operator membuat keputusan-keputusan yang menghasilkan
dampak besar pada heat rate,

17
Efficiency Management
Improvement.
1. Baselining didasarkan pada data heat balance
2. Data collection
3. Heat balance modelling : model based normalization
4. Performance Test
5. Identify corrective action.

18
DIAGRAM SKEMA PLTU

19
TRANSFORMASI ENEGI PADA PLTU

20
EFFISIENSI TOTAL

21
EFFISIENSI BOILERS

Metode langsung.
• Metode ini juga dikenal sebagai 'metode input-output' karena untuk
mengevaluasi efisiensi memang hanya membutuhkan data output yang berguna
(uap) dan masukan panas (yaitu bahan bakar).
• Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus

Habib Rochani Tanjung Enim June 2016 22


EFFISIENSI BOILERS

• dimana
• hu = Enthalpy uap keluar boiler kcal/kg uap.
• hap = Enthalpy air pengisi boiler kcal/kg air
• HHV = Nilai kalor atas bahan bakar kcal / kg

Habib Rochani Tanjung Enim June 2016 23


EFFISIENSI TURBIN
 Pada dasarnya efisiensi turbin adalah efisiensi penggunaan energi panas uap dari boiler menjadi
energi rotasi pada poros turbin.
 Secara sederhana, Turbin Heat Rate adalah jumlah kenaikan entalpi air pengisi boiler menjadi uap
panas lanjut keluar boiler dibagi dengan kWh dihasilkan generator.

Gms (H ms  H FWin )  Grh (H h rh  H crh )


THR 
Dimana: kWh generator
THR = Turbine Heat rate, kkal/ kWh
Gms = Massa uap keluar boiler kg/jam
Hms = entalpi uap utama keluar boiler, kkal / kg
HFWin = entalpi air pengisi masuk boiler, kkal / kg
HCRH = entalpi uap reheat dingin memasuki boiler, kkal / kg

24
Habib Rochani Tanjung Enim June 2016 25
KERUGIAN GENERATOR

26
KERUGIAN PADA PEMAKAIAN
SENDIRI
Peruntukan Pemakaian Sendiri dapat dibagi menjadi menjadi dua yaitu:
 Pemakaian sendiri yang langsung terkait dengan aktivitas produksi, seperti
pompa dan fan yang mendukung beroperasinya boiler. Untuk pemakaian sendiri
jenis ini agar dicari pola pengoperasian yang mempunyai prosentase terendah
terhadap produksi, tetapi memberikan kontribusi maximum terhadap effisiensi
produksi. Diluar itu agar dicari alternatif alternatif baru sesuai kemajuan
teknologi, seperti penggunaan inverter untuk mengatur putaran motor sebagai
pengganti pengatur aliran dengan katup
 Pemakaian sendiri yang tidak langsung terkait dengan aktivitas produksi,
seperti lampu penerangan, ventilasi udara. Untuk pemakaian sendiri jenis ini
jika tidak diperlukan agar dimatikan. Juga agar diganti peralatan peralatan yang
boros energi dengan yang hemat energi.
27
TOTAL EFFISIENSI PADA PUSAT LISTRIK
Total effisiensi pada pusat listrik merupakan gabungan effisiensi dari masing
masing unit pembangkit.
Masing masing unit pembangkit mempunyai karakteristik effisiensi sendiri
sendiri, meskipun dibuat oleh pabrik yang sama. Buat kurva effisiensi / heat rate
terhadap beban
Dari masing masing kurva heat rate agar dicari pola pengoperasian gabungan
yang memberikan total effisiensi / heat rate yang terbaik.

28
OUTAGE MANAGEMENT.
•Pre Outage (Perencanaan & Persiapan)
•Outage / Pelaksanaan Overhaul
•Post Outage

29
Outage Management.

Pre Outage (Perencanaan & Persiapan)


1. Review Overhaul yang lalu (pada R1 / 18 month planning),review progress meeting R1, R2,
R3, P1 & hasil OH yang telah dilaksanakan serta review progress tindak lanjut meeting P2.
2. Identifikasi jadwal dan ruang lingkup pekerjaan overhaul
3. Identifikasi kondisi performance unit (kondisi operasi)
4. Identifikasi kondisi peralatan dari pemeliharaan rutin (rekomendasi preventive, corrective
& predictive maintenance)
5. Identifikasi / penetapan work management (termasuk material utama)
6. Monitoring dan pengendalian hasil review kegiatan / OH (Overhaul) yang lalu.
7. Efektifitas pertemuan / koordinasi antar bidang / subdit
8. Checklist kesiapan pekerjaan OH (Khusus P3)
30
Outage Management.

Outage / Pelaksanaan Overhaul


1.Shut down unit.
2.Dis-assembly
3.Inspeksi
4.Assembly
5.Test peralatan
6. Start-Up, Sinkron & Loading

31
Outage / Pelaksanaan Overhaul

 Overhaul saat periode Shut down unit.


Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan/ pengambilan material (spare part,
material consumable, tools dan sarana), persiapan pretest peralatan, penetapan
ruang lingkup tambahan pekerjaan hasil temuan saat awal shutdown, melakukan
isolasi peralatan dan pengamanan area serta briefing K3.
 Overhaul saat periode Dis-assembly
Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan kelengkapan kerja (instruksi kerja,
data clearance, material, tools, kompetensi dan man hours), menetapkan skope
tambahan tindak lanjut hasil temuan saat disassembly, melakukan koordinasi
dengan semua pihak agar pekerjaan disassembly berjalan dengan baik (tepat
waktu, tepat kualitas dan aman).

32
Outage / Pelaksanaan Overhaul

• overhaul saat periode inspeksi.


Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kondisi peralatan (visual,
pengukuran, kalibrasi, dll), penetapan standard inspeksi (referensi standard/
manufacture) dan penetapan ruang lingkup tambahan hasil temuan pada saat
inspeksi peralatan.
 overhaul saat periode assembly.
Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan kelengkapan kerja (instruksi kerja,
data clearance, material, tools, kompetensi dan man hours), melakukan
koordinasi dengan semua koordinator bidang agar pekerjaan assembly berjalan
dengan baik (tepat waktu, tepat kualitas dan aman).

33
Outage / Pelaksanaan Overhaul

• pengujian / test peralatan.


Kegiatan yang dilakukan meliputi konfirmasi kepastian kesiapan instruksi kerja
untuk pengujian (peralatan, sub-sistem dan sistem), menetapkan standard
pengujian dan melakukan pengujian / test (individual test dan interlock test).
• overhaul saat periode start-up dan sinkron.
Kegiatan yang dilakukan meliputi penetapan standard SOP/ IK untuk start-up dan
sinkron serta melakukan koordinasi dengan semua koordinator (bidang overhaul,
tim start-up dan tim QC) agar kegiatan start-up dan sinkron berjalan sesuai
target.

34
Outage Management.
Post Outage
1. Performance Test
2. Pelaporan hasil overhaul
3. Evaluasi & rekomendasi
4. Rencana tindak lanjut OH berikutnya

35
Post Outage

Performance Test
Kegiatan yang dilakukan meliputi pengoperasian unit sampai beban Maximum
Continues Rating nya, dan berapa banyak konsumsi bahan bakarnya, untuk
menghitung berapa besar Heat Ratenya.
Pelaporan hasil overhaul
• Kegiatan yang dilakukan meliputi presentasi hasil overhaul ( berisi rencana &
realisasi alokasi waktu dan ruang lingkup overhaul, hasilperformance test, kendala
kendala, evaluasi dan rekomendasi) sertapembuatan laporan hasil pelaksanaan
overhaul (berisi jadual dan ruang lingkup overhaul, rencana dan realisasi, hasil
performance test, laporan harian, data inspeksi, foto dokumentasi, daftar
pemakaian material dan laporan hasil pekerjaan jasa /repair).

36
Post Outage
Evaluasi dan rekomendasi hasil pekerjaan overhaul.
Menyusun executive summary hasil pelaksanaan overhaul yang berisi evaluasi
dan rekomendasi hasil dari laporan pelaksanaan kegiatan overhaul
Rencana tindak lanjut untuk overhaul berikut.
Menetapkan rencana tindak lanjut hasil evaluasi dan rekomendasi pelaksanaan
overhaul untuk overhaul periode berikutnya termasuk juga kendala-kendala
dalam pelaksanaannya (human asset, nowledge asset dan physical asset) sebagai
bagian dari program continuous improvement.

37
Reliability Management
Dua faktor utama yang menentukan ketersediaan (availability) unit
pembangkit adalah:
 Reliability (keandalan) dan
Maintainability (kecepatan pemeliharaan).
Ketersediaan ini harus diupayakan secara maksimal sesuai batas desain.

38
Reliability Improvement Program.

39
Reliability Management
1. SERP (System Equipment Reliability Priority).
2. FMEA (Failure Mode and Effects Analysis )
3. FDP Failure Defense Planning (Failure Defense Planning)
4. RCFA (Root Cause failure Analysis).
5. Base line Audit
6. Predictive Maintenance (PdM)
7. Failure Defense Planning (FDP) – Work Package
8. Task Measurement ( Pengukuran efektifitas task )+ Analisa dan Evaluasi
efektifitas task
8. Continues Improvement ( Penyempurnaan berkelanjutan )
40
Reliability Management
Failure Defense Planning (FDP) - SERP (System Equipment Reliability
Priority).
1. Kelengkapan daftar system dan equipment. Daftar system / equipment
berdasarkan KKS
2. Penetapan kriteria rangking (system / sub system / equipment)
(Operational Cost, Product Throughput / availability,Product quality, Safety
factor,Regulatory compliance,Plant efficiency)
3. Workshop SERP (System Equipment Reliability Prioritization). Workshop
untuk membahas: Nilai sistem dan peralatan menurut kriteria ranking dan
Kehadiran Subject Matter Expert (SEM) dan Manajemen/Spv
4. Hasil MPI (Maintenance Prioritization Index). ( MPI telah tersusun dengan
komprehensif dan mudah dipahami, serta menggambarkan kondisi nyata
dari plant, Operational criticality ranking, Failure probability ranking 41
Reliability Management
Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
1. Definisi system dan unjuk kerja yang dibutuhkan
2. Identifikasi equipment yang membutuhkan FMEA
3. Jadwal dan Prioritas FMEA
4. Workshop ( Kualitas workshop untuk menggali data : Identifikasi kerusakan, Identifikasi penyebab
kerusakan, Identifikasi efek kerusakan, Perumusan Failure Defense Task (FDT) untuk eksekusi )
5. Tentukan assumsi dan groundrules yang akan digunakan untuk menganalisis
6. List individual komponen atau berbagai fungsi
7. Kembangkan blok diagram (Fault Tree Analysis)
8. Device an analysis worksheet.
9. Rasio FMEA oleh external dan internal
10. Pengukuran Efektifitas hasil untuk meningkatkan kehandalan unit.
11. Rekomendasi
42
Reliability Management
Failure Defense Planning (FDP) – RCFA (Root Cause failure Analysis).
1. Daftar Problem / Identify the unacceptable performance.
• Daftar permasalahan yang belum diketahui akar permasalahannya dalam
proses FMEA
2. Workshop,
 Dilengkapi jadual & peserta
3. Identifikasi & rekomendasi hasil RCFA
• Akar permasalahan yang ditemukan, dokumentasinya danketepatan
rekomendasi yang dihasilkan dari workshop RCFA
4. Cost benefit analysis (CBA)
• Perhitungan biaya yang bisa dihemat dari penyelesaian masalahdari RCFA
43
Reliability Management
Failure Defense Planning (FDP) – Work Package
1. Prasyarat kerja (Tujuan, scope, safety & operation permit,instruksi
kerja)
2. Resource (Kelengkapan work package sesuai dengan kebutuhan WO)
3. Referensi, (Kelengkapan manual, prosedur, drawing untuk
kelancaran kerja).
4. Post Maintenance Testing, Identifikasi test pekerjaan maintenance
untuk menjamin kualitas

44
Reliability Management
Base line Audit
(Pemetaan terhadap kesiapan peralatan yang ada di unit pembangkit, sehingga diketahui kondisi
peralatan secara nyata. Dilakukan Equipment Audit dengan langkah langkah sebagai berikut)
1. Melakukan pengambilan data melalui predictive tool technology untuk semua peralatan,
berupa data-data vibrasi, thermograpy,oil analysis, dll.
2. Mengumpulkan data operasi, berupa gangguan kerusakan,alarm, trip, derating, laporan
hasil gatecycle dan kondisiresource (fuel, oil, water).
3. Mengumpulkan data pemeliharaan berupa histori peralatan, jobcard feedback, laporan
quality control.
4. Menentukan levelisasi tingkat kesehatan peralatan berdasarkanhasil referensi seperti pada
ketiga item diatas.
5. Melakukan workshop koordinasi (engineering, operasi dan pemeliharaan) untuk membuat
program-program recovery untukperalatan yang masuk kategori merah dan kuning.
45
Reliability Management
Predictive Maintenance (PdM)
1. Setting Up Database PdM,Setting Up Database PdM (Equipment & Technology Matric) berdasarkan SERP, FMEA
2. Jadwal,Jadual bulanan pelaksanaan PdM, termasuk didalamnya resource manhours dan peralatannya
3. Persiapan Teknis Lapangan,Identifikasi dan persiapan pelaksanaan pekerjaan : orang, alat, metode, link bagian
lain
4. Pengukuran / Monitoring,Pengamatan kondisi peralatan dilakukan dengan mengukur level vibrasi, kondisi
pelumasan, panas, impurities dll menggunakan peralatan vibration montring, tribology tools, infra red dll.
5. Data Management, Penanganan data kondisi peralatan secara computerized dari data pengukuran dan data
lainnya, termasuk didalamnya membuat trend data, warning system dsb.
6. Analisa & Rekomendasi,Analisa dari data terkumpul dan seluruh kondisi yang mempengaruhi operasi peralatan
pembangkit dan memberikan rekomendasi kepada O/M
7. Tindak lanjut,Pelaksanaan, pengamatan atau perubahan schedule dan pekerjaan dari hasil analisa dan
rekomendasi
8. Cost Benefit Analysis Kalkulasi biaya pelaksanaan PdM dan hasil rekomendasinya dibanding dengan biaya yang
akan timbul jika pemeliharaan tidak terencana
46
Reliability Management
Failure Defense Planning (FDP) – Work Package
1. Prasyarat kerja (Tujuan, scope, safety & operation permit,instruksi
kerja)
2. Resource (Kelengkapan work package sesuai dengan kebutuhan WO)
3. Referensi, (Kelengkapan manual, prosedur, drawing untuk
kelancaran kerja).
4. Post Maintenance Testing, Identifikasi test pekerjaan maintenance
untuk menjamin kualitas

47
TOTAL PRODUKTIVE MAINTENANCE

48
APA YANG DIINGINKAN TPM
• Operator dilatih untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, dan ini
menjadi standard kerja mereka.
• Sediakan peralatan kerjanya.
• Peralatan produksi harus dijaga bersih dan mudah untuk dilihat dan
dipelihara.

49
APA YANG DIINGINKAN TPM
Proses pelatihan pengarahan dari manajemen untuk penerapan TPM.

50
APA YANG DIINGINKAN TPM
Peralatan kerja disiapkan

51
APA YANG DIINGINKAN TPM
Peralatan produksi dijaga bersih dan mudah dipelihara

52
APA YANG DIINGINKAN TPM
Awal penerapan TPM adalah membersihkan peralatan produksi

53
BAGAIMANA MENERAPKAN TPM

54
BAGAIMANA MENERAPKAN TPM
1. Pilih peralatan produksi yang akan di TPM kan.
2. Mulai dengan kegiatan 5S, diawali dengan pembersihan.
3. Definiskan tugas tugas pemeliharaan operator, modifikasi mesinnya untuk
mempermudah pemeliharaan oleh operator.
4. Definiskan tugas tugas teknisi pemeliharaan, sediakan peralatan kerja yang
informatif untuk membantu melaksanakan tugas.
5. Lestarikan

55
BUDAYA KERJA 5S

• Seiri → pemilahan → Ringkas


• Seiton → penataan → Rapi
• Seiso → pembersihan → Resik
• Seiketsu → pemantapan → Rawat
• Shitsuke → pembiasaan → Rajin

56
BAGAIMANA MENERAPKAN TPM
1. Pilih peralatan produksi yang akan di TPM kan.
 Pilih peralatan produksi yang bermasalah dengan:
oBerhenti tanpa direncanakan.
oMempunyai kualitas kerja yang buruk.
oMemiliki biaya pemeliharaan tinggi.
oRusak sebelum waktunya.
oBeroperasi lambat guna menghindari berhenti terpaksa.

57
BAGAIMANA MENERAPKAN TPM
2. Mendefinisikan tugas operator:
 Buat standard dan check list:
 Pembersihan.
Pelumasan
Pemeriksaan visual
 Prosedur untuk menjaga peralatan seperti baru.

58
BAGAIMANA MENERAPKAN TPM
3. Membuat tugas tugas pemeliharaan operator mudah dan lebih cepat:
 Mudah untuk melihat sesuatu yang menunjukkan bahwa ia harus dilakukan
pemeliharaan
 Kebutuhan pelumasan menjadi mudah diketahui oleh operator.
 Pembersihan dapat dilakukan dengan mudah.
 Pembongkaran mesin dapat dikurangi.
 Jika perlu buat pemeliharaan otomatis.
 Signal jelas jika pemeliharaan diperlukan

59
BAGAIMANA MENERAPKAN TPM
3. Mendefinisikan tugas tugas operator:
 Menerapkan aktivitas operator sehari hari.
 Tinjau kembali check list oleh operator
 Pastikan training operator sudahlengkap.
 Finalkan schedul checklist.

60
BAGAIMANA MENERAPKAN TPM
4. Definisikan tugas tugas teknisi pemeliharaan ( preventive ).
 Menghilangkan cacat peralatan:
o General inspection yang terencana.
o Overhaul peralatan
o Dilakukan atas dasar check list.
 Cari dan selesaikan problem yang chronis
o Catatan sejarah kerusakan peralatan
o Metode cari akar masalahnya.
o Gunakan analisa 5 W ( what, why, when, where,who ).

61
PELESTARIAN ( SUSTAINING
(Pelestarian )
• Mengukur kemajuan / status adalah kunci dari sustaining.
• Alat ukur utama adalah OEE ( Overall Equipment Effectiveness )
• OEE = Equipmeent Availability x performance Efficiency X Quality
Rate.
• Audit standard kerja operator.
• Audit standard kerja Teknisi Pemeliharaan

62
DELAPAN PILAR TPM

63
64
KELOMPOK KECIL
 Kelompok kecil TPM merupakan alat manajemen puncak untuk
mencapai sasaran program TPM.

 TPM menggabungkan top –down manage ment dengan bottom –up front
line :
- Kelompok kecil untuk mencapai tujuan

65
Kelompok Kecil: Struktur TPM
 Kelompok kecil TPM dibentuk pada setiap level hierarchy dari manajemen
puncak sampai operator
 Integrasi manajemen puncak dan operator dicapai dengan membentuk
kelompok yang saling “Overlap”
 Ketua kelompok pada suatu level hierarchy menjadi anggota pada kelompok di
level hierarchy yang lebih tinggi, sehingga kelompok kecil saling berkaitan
membentuk “Piramid”
 Ketua kelompok akan berperan sebagai penghubung komunikasi harizontal
dan vertical 66
SASARAN KELOMPOK KECIL TPM

67
Maksud Total dalam TPM
 Total berarti melibatkan keseluruhan karyawan.
 Total berarti melakukan dengan benar dan efektif.
 Total berarti Total Maintenance System yang meliputi:
Preventive Maintenance
Maintenance dan Maintenability
Maintenance Prevention
Maintenability Improvement

68
TIGA FASE DAN DUABELAS LANGKAH
FASE 1. PERSIAPAN
1. Top management mengumumkan keputusan mengenalkan TPM.
2. Launching training dan kampanye TPM untuk midlle level.
3. Membuat organisasi untuk promosi.
4. Menerapkan dasar kebijakan TPM dan TPM objective
5. Merumuskan program untuk pengembangan TPM.
6. TPM kick off.

69
TIGA FASE DAN DUABELAS LANGKAH
FASE 2. PENERAPAN TPM
1. Improve effectiveness pada setiap peralatan.
2. Mengembangkan program autonomous maintenance.
3. Mengembangkan program schedule maintenance.
4. Mengadakan training untuk membenarkan operasi dan skill
maintenance.
5. Mengembangkan Early Equipment Management Program.

70
TIGA FASE DAN DUABELAS LANGKAH

FASE 3. STABILISASI
1. Perfect TPM implementation dan meningkatkan level TPM

71
72
PENANDAAN MUR BAUT
Untuk mengetahui pasangan mur &
baut menjadi kendor diberi tanda

73

Anda mungkin juga menyukai