Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 2

Strategi coping di masyarakat

Andre prayoga sutrisno22416273201070


Amelia Putri Pratama 22416273201204
Calisa Najwa Vionita 22416273201114
Dedi Mulyani 22416273201110
Fajar Hardiansyah 22416273201296
Ismail hasan fajri 22416273201138
Mutiara Putri Azahra 22416273201417
Nadia 22416273201126
Tiara Sabila 22416273201121
Purnama Sandi 22416273201374
Apa itu coping?

Menurut Lazarus & Folkman (Taylor, 1999), coping adalah


proses mengelola atau memanage tuntutan internal maupun
Menurut Lazarus
eksternal yang & Folkman
dinilai sebagai beban bagi(Taylor, 1999),
sumber daya yang
coping adalah proses mengelola atau memanage
dimiliki seseorang.
tuntutan internal maupun eksternal yang dinilai
sebagai beban bagi sumber daya yang dimiliki
seseorang.
3 Hal Pembahasan.

01 Kasus
5 Kasus mengenai strategi
coping.

PerkembanganKes
02 Strategi Coping 03 men
Perkembangan Kesehatan Mental
Seperti apa Strategi Copingnya.
di Ranah Masyarakat.
01
COPING STRATEGY PADA KONDISI DARURAT
BENCANA: PEMBELAJARAN DARI MASYARAKAT
BANTUL MENGHADAPI GEMPA.
Deny Hidayati Peneliti pada Pusa Penelitian Kependudukan LIPI
gatsu.lt10@yahoo.com
• Gempa Yogya yang terjadi tahun 2006 menimbulkan dampak yang
sangat besar, berkekuatan 5,9 skala richter.

• Gempa ini mengakibatkan 5.760 korban jiwa, 388.758 rumah rusak


dan kerugian sebesar 29,1 triliun.

• Korban jiwa dan kerugian terparah terdapat di kabupaten Bantul.

• Di Bantul bencana gempa bumi menyebabkan 4.141 jiwa meninggal


dunia, 12.026 jiwa luka-luka dan 1.650 jiwa terpaksa mengungsi.
Strategi Coping yang dilakukan

1. Tolong menolong dan gotong rotong sesama warga yang


selamat.
2. Berbagi peran Menurut Gender.
3. Prioritas pada korban yang lebih membutuhkan.

ketiga cara di atas termasuk Planful problem solving yaitu


strategi coping yang berfokus pada masalah.
02
AKSES PANGAN, HIGIENE, SANITASI
LINGKUNGAN, DAN STRATEGI KOPING RUMAH
TANGGA DI DAERAH KUMUH.
Ali Khomsan Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor (IPB), Bogor 16680 E-mail: erlangga259@yahoo.com
Pernyataan Kunci:
Kemiskinan menyebabkan sulitnya seseorang
01 mendapatkan kesejahteraan dan kehidupan yang layak.

Potret kemiskinan di Indonesia dicerminkan oleh rendahnya


02 daya beli sehingga akses pangan dan non pangan semakin
sulit diperoleh.

Masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh menjadi


03 warga yang kurang beruntung karena fasilitas untuk meraih
hidup layak tidak terwujud.
Tiga aspek yang menyebabkan lingkungan menjadi
kumuh, yaitu:

01 02 03

Kepemilikan
Kelemahan Faktor
tanah tempat
SDM. ekonomi.
tinggal.
1. Masyarakat yang hidup di daerah kumuh ini mengalami
masalah gizi ganda, karena tingginya prevalensi balita kurang
gizi (underweight), kurus (wasting) dan pendek (stunting)
masing-masing sebesar 25.6, 28.9, dan 28.2%, sebaliknya
prevalensi balita gemuk juga tinggi, yaitu 18.8%.
2. Masalah gizi lebih tidak hanya terjadi pada balita, karena rata-
rata indeks masa tubuh (IMT) isteri termasuk kategori gemuk.
Namun, seluruh responden ibu hamil dan menyusui memiliki
status gizi baik karena seluruh responden memiliki nilai
persentil LILA > 85%.
Strategi coping yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan dan kebutuhan non pangan.

0 • Istri ikut bekerja.


1
0 • Tempat berobat murah.
2
0 • Untuk pendidikan.
3

Ada dua langkah besar yang bisa diambil untuk mengatasi kemiskinan, yaitu :
1. penyediaan fasilitas umum dan sosial kepada masyarakat kurang mampu
2. upaya pemerintah untuk mendorong terbukanya lapangan kerja yang lebih
luas
ANALISIS TINGKAT KAPASITAS DAN

03
STRATEGI MASYARAKAT LOKAL DALAM
MENGHADAPI BENCANA LONGSORSTUDI
KASUS DI TAWANGMANGU,
KARANGANYAR, JAWA TENGAH COPING
Heru Setiawan Balai Penelitian Kehutanan Makassar Jl. P. Kemerdekaan Km 16,5
Makassar, Telp./Fax. (0411) 554049/554051, E-mail: hiero_81@yahoo.com
Longsor di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar
pada tahun 2007 mengakibatkan puluhan rumah rusak dan
puluhan nyawa melayang. Analisis tingkat kapasitas masyarakat
dalam menghadapi bencana longsor merupakan elemen penting
untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana longsor yang akan terjadi di masa
mendatang dan untuk meminimalkan dampak negatif yang timbul
akibat bencana longsor
Strategi coping yang dilakukan
Strategi coping ekonomi.

Strategi coping structural.

Strategi coping social.

Strategi coping kultural.


PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN COPING
STRES MASYARAKAT
Muhammad Fahrezi1, Hery Wibowo2, Maulana Irfan3, Sahadi Humaedi4 1 Program
Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Padjadjaran 2, 3. 4 Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Padjadjaran

04
Terkait bencana pandemi covid19 yang terjadi, banyak negara
yang terkena dampak di berbagai aspek. Kebijakan-
kebijakanpun terus di perbarui dalam beradaptasi dengan
pandemi ini, salah satunya adalah kebijakan PSBB
Beberapa peran pekerja sosial dalam membantu strategi coping di
masyarakat diantaranya:

Broker Enebler Expert


(sebagai perantara) (sebagai pemercepat perubahan) (sebagai tenaga ahli)

Educator Fasilitator
Social planner
(sebagai pendidik) (sebagai elemen yang
(sebagai perencana sosial)
memfasilitasi)
05
Analisis Koping dan Pertumbuhan Pasca-
trauma pada Masyarakat Terpapar Konflik
Marty Mawarpury1 Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh -
Indonesia
Hasil Review

Laporan Komisi Nasional HAM


menyebutkan pada masa berlakunya operasi
Berdasarkan laporan Amnesti
milite tahun 2000an, sebanyak:
Internasional, sekitar 35 ribu warga Aceh
• 781 orang tewas.
mengalami pelanggaran hak asasi manusia
• 163 orang hilang.
(HAM). Dugaan pelanggaran yang
• 386 orang mengalami penganiayaan.
dimaksud di antaranya :
• 102 pemerkosaan perempuan.
1. hak sipil politik.
2. hak sosial budaya.
Selain itu, data dihimpunan Forum Peduli
3. dugaan pembunuhan dan pe-nyiksaan di
Hak Asasi Manusia terdapat:
luar hukum yang terjadi selama
• 1.321 korban pembunuhan.
periode konflik
• 1.958 orang hilang.
• 3.430 orang mengalami penyiksaan
• 128 orang mengalami pemerkosaan
.
Hasil penelitian Good, Good, Grayman, dan Lakoma (2006), mencatat
sebanyak 5.389 penduduk di tiga kabupaten yakni: Pidie, Aceh Utara,
dan Bireuen terindikasi mengalami gangguan jiwa akibat konflik
tersebut Beberapa temuan terkait kesehatan mental di antaranya :

1. Masyarakat mengalami peristiwa traumatik seperti


tingginya tingkat kekerasan.
2. Masyarakat mengalami kekerasan, namun tingkat
dan jenis kekerasan yang dialami berbeda-beda.
3. Terdapat perbedaan antar daerah terhadap peristiwa
traumatik dan gejala psikologis.
Strategi coping yang dilakukan:

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa distancing


coping banyak digunakan oleh responden.
Pengembangan kesehatan mental di lingkungan
masyarakat.

Upaya pengembangan kesehatan Pihak-pihak yang bertanggung jawab


mental di lingkungan masyarakat dalam mengembangkan kesehatan mental
amat penting, karena perkembangan masyarakat adalah pemerintah, para
kesehatan mental seseorang pimpinan organisasi sosial politik, para
dipengaruhi juga oleh iklim atau pimpinan organisasi keagamaan, para
suasana kehidupan masyarakat di pengusaha, pimpinan informal, dan warga
mana dia bertempat tinggal. masyarakat ita sendiri.

.
Iklim kehidupan di lingkungan masyarakat yang dapat
memberikan dampak negatif bagi perkembangan kesehatan
mental di masyarakat di antaranya :

1. Tingginya harga kebutuhan pokok rumah tangga sehari-hari.


2. Lingkungan yang tidak aman.
3. Lingkungan sekitar yang kotor, bau, atau kumuh.
4. Sering terjadi kemacetan lalu lintas.
5. Sering dilanda bencana alam (seperti banjir, dan gempa
bumi).
6. Minimnya lapangan kerja.
7. Kurang tersedianya air bersih untuk keperluan rumah tangga
sehari-hari.
8. Maraknya peredaran majalah, buku, film, atau VCD porno
yang dapat memicu dekadensi moral di kalangan warga
masyarakat.
9. Merebaknya perjudian, sehingga mengembangkan cara
berpikir warga masyarakat yang irasional.
Upaya – upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kesehatan
mental warga masyarakat sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim kehidupan sosial-politik-ekonomi yang kondusif,
yang stabil, yang dapat memberdayakan kehidupan warga masyarakat
yang sejahtera.
2. Menciptakan iklim kehidupan beragama yang kondusif bagi masing-
masing pemeluknya.
3. Mengembangkan sikap saling menghormati, dan toleransi antar umat
beragama, suku, dan ras.
4. Menghilangkan atau memberantas berbagai faktor yang memicu
merebaknya dekadensi moral.
5. Para pemimpin atau pejabat memberikan contoh teladan yang baik
kepada masyarakat dalam melaksanakan nilai- nilai moral.
6. Dibangunnya taman atau tempat rekreasi yang nyaman sebagai tempat
untuk berolah raga ringan, tempat pelepas lelah, dan tempat
memperoleh udara yang sehat.
Terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai