Anda di halaman 1dari 29

Mata Kuliah Jaringan Pulpa dan Periradikuler 1

Dosen Pengampu : Dr. drg. Ema Mulyawati MS., Sp. KG(K)

GLIDE PATH, APICAL PATENCY,


AND APICAL GAUGING

Antika Rahman Hakim Mikahab (23/512835/PKG/01664)


Diah Ayu Lestari A.M. (23/513011/PKG/01670)
Rahmadani Puspitasari (23/513043/PKG/01671)
Agatha Ristyawati (23/513060/PKG/01672)
Mahar Rosa Erwidawan (23/513269/PKG/01677)

ugm.ac.id
LOCALLY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED
Latar Belakang The primary objectives :
• Menghilangkan jaringan lunak dan keras yang telah
terinfeksi
• Memberikan akses yang mudah agen desinfeksi ke ruang
Endodontic treatment memiliki apical canal
tingkat keberhasilan 86-98% • Membuat akses yang mudah untuk penempatan bahan
medikamen dan obturasi
• Mempertahankan integitas struktur radikuler

(pocketdentistry.com/cleaning-and-shaping-the-root-canal-system )

Cleaning & Shaping harus adekuat dan optimal

Periradicular
infection di 1/3
apikal gigi
Glide path/coronal Apical patency Apical gauging
patency/negotiation
Endodontic failure disebabkan :
• Persistensi bakteri (intrakanal
dan ekstrakanal)
• Inadequate filling of the canal
• Untreated canals
• Komplikasi instrumentasi
(ledges, perforasi atau separated “Starting point of
instruments) radicular preparation”
(Tabassum dan Khan, 2016)
Glide path/coronal patency/negotiation
DEFINISI

• Torabinejad (2021) • Deus (2022)


Glide path adalah konsep shaping saluran akar Glide path adalah tunnel radikuler halus
dengan panjang kerja estimasi tanpa mengubah dari orifice hingga konstriksi apikal
struktur saluran akar (physiologic terminus)

TUJUAN
1. Mempersiapkan instrumen sebelum masuk ke dalam saluran akar
2. Mencegah terjadinya ledge dan transportasi apical
3. Mengurangi fraktur instrumen pada saat shaping
4. Mengurangi efek screw-in atau threading in dan mengurangi risiko
kegagalan torsi saat preparasi menggunakan instrumen rotary
5. Mengurangi post-operative pain
(Berman dan Hargreaves, 2021)
Glide path/coronal patency/negotiation
INSTRUMENT

Hand glide path instruments Rotary glide path instruments

K-file nomor 06,08,10 (Dentsply, Switzerland) Instrument rotary Ni-Ti ProGlider (Dentsply, Switzerland)
(Gopikrishna, 2021)
Glide path/coronal patency/negotiation

PRINSIP PROSEDUR HAND GLIDE PATH INSTRUMENTS

• Glide path dibuat menggunakan K-file


nomor 06, 08, atau 10 (patency file)
secara pasif dengan gerakan watch-
winding atau balanced force saat
preparasi dengan panjang kerja
estimasi yaitu 2/3 panjang akar
• Proses preparasi ini dilakukan dengan
mengkombinasikan dengan cairan
irigasi berupa 5% NaOCl untuk
menghilangkan sisa debris dan darah
dalam saluran akar

(Gopikrishna, 2021)
Glide path/coronal patency/negotiation
PRINSIP PROSEDUR ROTARY GLIDE PATH INSTRUMENTS

Shaping saluran akar menggunakan File rotary Ni-Ti dengan gerakan halus dan
hand instrument K-file nomor 15, 10, peningkatan kedalaman 1-2 mm dari instrumen
atau yang lebih kecil sebelumnya dimana menggunakan teknik
brushing atau up and down motion

(Gard dan Garg, 2014)


Glide path/coronal patency/negotiation

TAHAPAN PENENTUAN GLIDE PATH


1. Mencari orifice saluran akar
2. Menelusuri saluran akar hingga minor apical diameter dengan files berukuran kecil (ukuran 08
dan 10) hingga prosedur glide path dengan K-file ukuran 15 yang bertujuan untuk mengubah
anatomi kanal yang tidak beraturan menjadi path yang halus

(Kumar dan Sarthaj, 2017)


Glide path/coronal patency/negotiation

3. Mengenali minor apical diameter lebih jauh :


a. Saluran akar tersumbat karena jaringan nekrotik atau adanya debris dentin
b. Sudut insidens dan sudut akses tidak sama
c. Diameter file lebih lebar dibandingkan saluran akar
d. Badan file lebih lebar dibandingkan saluran akar

4. Menggunakan gerakan berupa balanced force atau Roane technique

(Kumar dan Sarthaj, 2017)


Penentuan glide path sulit dilakukan pada kasus :

Saluran akar yang mengalami kalsifikasi


Saluran akar yang memiliki kurvatur yang
(Gopikrishna, 2021)
ekstrim
Kegagalan dalam penentuan glide path

Ledge formation Blockage of root canals Perforation

Transportation Zip formation


(Kumar dan Sarthaj, 2017)
APICAL PATENCY
DEFINISI
American Association of Endodontics Buchanan (1989) Torabinejad (2021)
“Teknik preparasi pada 1/3 apikal “Kemampuan K-file “Teknik yang
saluran akar untuk menjaga daerah fleksibel kecil dengan ukuran 6- menganjurkan rekapitulasi
tersebut bebas dari debris dengan 10 secara pasif melalui berulang dengan K file ukuran
rekapitulasi patency file kecil melalui konstriksi apical 0,5-1 mm di kecil pada ujung foramen apikal
foramen apical sehingga atas diameter minor tanpa atau sedikit melewati foramen
kebersihannya bisa diprediksi” pelebaran” apical”

TUJUAN
1. Pemeliharaan glide path
2. Memberikan informasi mengenai anatomi kurvatur dari
apical akar gigi
3. Memfasilitasi penentuan panjang kerja yang tepat
4. Dapat meningkatkan efisiensi irigasi pada 1/3 apikal akar
gigi
5. Meminimalkan penyumbatan debris jaringan atau dentin
6. Dapat merusak biofilm
7. Mengurangi kemungkinan kesalahan yang tidak disengaja
(Berman dan Hargreaves, 2021)
APICAL PATENCY
Penentuan panjang kerja
• menggunakan panjang kerja 1
mm koronal dari apeks akar
(mengkompensasi 0,5 mm untuk
kesalahan radiografi dan 0,5 mm
untuk lokasi CDJ dari ujung
radiografi)
• Weine’s recommendation
Panjang kerja sebaiknya 1,5- 2
mm lebih pendek dari ujung
radiografi tergantung pada status
periapikal dan jaringan periodontal
di sekitar gigi
(Khatavkar dan Hedge, 2021)
Apical patency

HAND INSTRUMENT

K-file nomor 06,08,10 (Dentsply, Switzerland)

(Khatavkar dan Hedge, 2021)


Apical patency

TEKNIK
• Mengukur diameter apical constriction
(bagian tersempit dari foramen apikal).
• K-file berdiameter lebih kecil dipilih untuk
membersihkan apical constriction (file
no.06, no.08, atau no.10). K-file yang
digunakan lebih baik memiliki ukuran 2 kali
lebih kecil.
• K-file tersebut dimasukkan kedalam saluran
akar dan melewati konstriksi apikal
sepanjang 0,5-1 mm secara pasif, tanpa
memperlebar konstriksi apikal tersebut dan
memberi trauma pada jaringan periodontal di
sekitarnya

(Almohareb dkk, 2021)


Apical patency sulit didapatkan pada kasus

Gigi immature yang pernah


Gigi yang memiliki apical blockage
mengalami trauma
(kalsifikasi atau obliterasi)
(Khatavkar dan Hedge, 2021)
Apical patency dalam kasus

“DO” “DON’T”

Gigi nekrosis Gigi vital sehat

(Khatavkar dan Hedge, 2021)


Kegagalan dalam melakukan apical patency

• Ekstrusi debris ke jaringan periapical


• Iritasi oleh cairan irigan yang masuk ke periapikal,
• Rasa sakit postoperative

Hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan file yang lebih kecil
dari diameter konstriksi foramen apikal untuk menghindari ekstrusi debris
dan bakteri.

(Mohammadi dkk, 2017)


Kasus kegagalan mencapai apical patency

(Khatavkar dan Hedge, 2021)


APICAL GAUGING
DEFINISI
Istilah mekanis yang secara klinis menunjukkan
pengukuran diameter apikal yang dilakukan sebelum
obturasi sistem saluran akar. Hal ini penting untuk
memberikan perkiraan diameter saluran akar yang cukup
baik pada daerah kritis 3-5 mm di apikal

TUJUAN
1. Untuk menentukan ukuran penyempitan apikal dan
kelancipan bagian apikal yang paling dekat dengan
foramen
2. Memilih master cone yang paling sesuai dengan panjang
dan tapper saluran akar
3. Mencapai true tug bag
4. Meminimalkan ekstrusi gutta percha selama obturasi,
khususnya pada teknik warm vertical compaction (Berman dan Hargreaves, 2021)
APICAL GAUGING

INSTRUMEN

K-file (Dentsply, Switzerland) IG-file

(Amato dkk., 2018)


APICAL GAUGING
PROSEDUR

1. Menentukkan posisi konstriksi


apikal dan menjaga panjang kerja 0,5-
1 mm lebih pendek
2. Setelah cleaning and shaping,
masukkan secara pasif K-file dimulai
dari nomor 15. Jika file melewati
konstriksi apical, maka harus memilih
file terbesar dan mengulanginya
3. Apabila file secara pasif tertahan
sampai di area lebih pendek dari
konstriksi apical maka file tersebut
menjadi batas atas dari diameter
konstriksi apical. File yang lebih kecil
sebelumnya akan menjadi batas
bawah (Garg dan Garg, 2018)
APICAL GAUGING
TEKNIK

1. Pecking technique 2. Clockwise technique


Teknik ini dilakukan dengan Teknik dilakukan dengan
memasukkan K-file sesuai panjang memasukakan K-file sesuai panjang
kerja dan merasakan adanya tug- kerja dan memutarnya searah jarum
back menggunakan tekanan ringan jam sebesar seperempat putaran, dan
pada jari telunjuk yang memegang membiarkannya lagi. Jika K-file akan
file handle kembali ke posisi semula maka
diameter apikal yang diukur sudah
sesuai

(Amato dkk., 2018)


Kegagalan dalam mencapai Apical Gauging

Overextension gutta percha saat obturasi di jaringan periodontal


(Khatavkar dan Hedge, 2021)
VIDEO
Case Report / Journal

• The main advantages of using the reciprocating handpiece


is to reduce glide path preparation time and hand fatigue
with narrow, multiplanar root canals compared to the
conventional manual technique
• Select the smallest size K-file that fits tightly into the root
• In 2008, Kinsey and Mounce described a technique using a canal (in this case 08 K-file) (Figure 2).
reciprocating handpiece attached to small size K-file for
glide path preparation (Figure 1). The main advantages of • Establish an initial glide path with the K-files by using a
using the reciprocating handpiece is to reduce glide path “watch-wind” or “in-and-out movements” by hand or by
preparation time and hand fatigue with narrow, multiplanar attaching a reciprocating handpiece (M4 (Kerr) (Figure 9)
root canals compared to the conventional manual
technique. • Pre-curve the tip of the file and work the file down the
canal using a ‘watch-wind’ motion until the file has
reached working length. Attach the M4 reciprocating
handpiece to the handle of the file. While keeping the file
at working length activate the handpiece.
Case Report / Journal
• Negotiate the root canal up to working length (established
with apex locator or radiograph) and establish patency
with a pre-curved stainless steel K-File (size 06, 08 or 10)
(Figure 8).
• Do not proceed with the Path Files (Dentsply/Maillefer) before
an initial glide path has been established up to a size 10 K- File.
• To verify this, a size 10 K-File must be placed at working
length, withdrawn 1.5 mm by hand from the root canal and
pushed back to working length without any difficulty.
• Repeat procedure. Follow the same procedure with size 15 K-
file. If a size 20 K-file is used the author recommends to place
this file 1mm short of the working length due to the higher risk
of transportation in apical part of the root canal due to the
stiffness of the larger size instruments (Figure 4a).
• To check if a glide path was established the clinician must be
Figure 4a able to place size 15 or 20 K-file in root canal up to working
length, withdraw the file 1.5mm from canal and push it back to
working length without any difficulty (by hand).
• The above procedure is then repeated but the file is respectively
withdrawn up to 3 and 5mm from the root canal. When the file
can travel 5mm from working length up to the established
working length in the root canal, a successful glide path has
been established.
KESIMPULAN

• Keberhasilan dalam melakukan perawatan saluran akar sangat dipengaruhi


oleh proses cleaning & shaping yang tepat dimana akan menghasilkan obturasi
3D yang hermetis.
• Proses cleaning & shaping yang tepat dapat dicapai dengan melakukan
prosedur glide path dan apical patency yang optimal.
• Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan obturasi 3D yang
hermetis sesuai dengan diameter apical saluran akar yaitu dengan melakukan
apical gauging yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Amato, M., Iandolo, A., Pantaleo, G., Abtellatif, D., Simeone, M., Lizio, A., Giudice, R.L., dan Giudice, G.L., 2018, The IG-file use to gauge
the apical diameter in endodontics: an in vitro study, The Open Dentistry Journal, 12:638-646.

Almohareb R., Barakat R., dan Alshedokhi A., 2021, Influence of Apical Patency on Root Canal Treatment Outcome : A Contemporary
Overview. J Stoma, 74(1): 50-56.

Berman, L.H. dan Hargreaves, K.M., 2021, Cohen’s pathways of the pulp 12 nd ed., Elsevier, Missouri, hal. 9, 10, dan 2472

Gard, N dan Garg, A.,2014, Textbook of endodontic 3rd ed, Jaypee Brothers Medical Publishers : Philadelpia, hal. 164-165.

Gopikrishna, V., 2021, Grossman’s Endodontic Practice 14 th ed., Wolters Kluwer Health : India, hal. 279-280

Khatavkar, R.A. dan S. Vivek, H., 2021, Importance of patency in endodontics, Endodontology, 87-93.

Mohammadi Z, Jafarzadeh H, Shalavi S, dan Kinoshita J-I., 2017, Establishing Apical Patency: To be or not to be?. J Contemp Dent Pract,
18(4):326-329.

Tabassum, S. dan Khan, F.R., 2016, Failure of endodontic treatment: the usual suspects, European Journal of Dentistry, 10: 144-147.

Torabinejad M., Fouad A., Shabahang S., 2021, Endodontics Principles dan Practice, Elsevier.

www.pocketdentistry.com/cleaning-and-shaping-the-root-canal-system diakses 1/09/2023 pukul 21.00


TERIMA KASIH
PPDGS Konservasi Gigi 2023 FKG UGM

LOCALLY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED


ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai