Anda di halaman 1dari 24

JOURNAL READING

PREVALENSI PENYAKIT OTITIS EKSTERNA DI RSUP


SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI –
DESEMBER 2014

OLEH:
Mochamad Kevin Tisnawan
( 23360008 )
Pembimbing:
Dr. Muslim Kasim Sp. THT-KL
PENDAHULUAN
Otitis eksterna merupakan radang liang telinga akut maupun
kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang
mempermudah radang telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga
dan juga trauma ringan ketika mengorek telinga. Penyakit otitis eksterna
bisa terjadi pada semua umur dan kejadiannya cukup sering terjadi di
masyarakat. Maka dari itu perlu adanya pencegahan terhadap kejadian
penyakit otitis eksterna. Sering kali di masyarakat belum mengetahui
tentang bahaya dari tidak bersihnya telinga, cuaca dan pola pembersihan
telinga.
ETIOLOGI
 Penyebab dari infeksi pada telinga atau dikenal dengan

otitis eksterna yaitu dapat berupa bakteri, virus atau


jamur.
 Penyebab tersering otitis eksterna adalah dari golongan

bakteri staphylococcus aureus dan golongan


pseudomonas.
TUJUAN

Untuk mengetahui gambaran kejadian otitis eksterna di


RSUP sanglah berdasarkan umur, jenis kelamin, tipe
dan penyebab otitis eksterna
Metode penelitian

Jenis penelitian Waktu penelitian


Januari –
Deskriptif
Desember 2014

Tempat
RSUP Sanglah
Denpasar
kriteria

Kriteria inklusi
• semua pasien otitis eksterna
yang datang ke RSUP Kriteria eksklusi
Sanglah Denpasar Periode yaitu pasien dengan
Januari –Desember 2014 penyakit otitis media
yang telah didiagnosis oleh
akut.
dokter spesialis THT yang
menjalani rawat jalan dan
rawat inap.
• Umur, jenis kelamin, tipe
dan penyebab otitis
eksterna
Populasi & sample
 Populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

 Pasien otitis eksterna yang datang ke RSUP sanglah Denpasar periode

januari – desember 2014


 Sampel yang digunakan sebanyak 150 sampel
Hasil penelitian
pembahasan
 Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
karakteristik umur pada penderita otitis
eksterna di RSUP Sanglah Denpasar terbanyak
pada kelompok umur 15-49 tahun yaitu 72
orang (68,6%). Menurut Monica didapatkan
kasus otitits eksterna pada kelompok umur
14-49 tahun sebanyak 13 orang (59,1%)9.
Angka kejadian otitis eksterna pada kelompok
umur 14-49 tahun terbanyak karena jarang
terjadi pada anak– anak.
pembahasan
 Didapatkan jenis kelamin terbanyak adalah
perempuan berjumlah 53 orang (50,5%). Hal
ini sesuai dengan penelitian serupa oleh
Monica, yang dilakukan di poliklinik THT-
KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado yang menunjukkan distribusi
pasien otitis eksterna dominan pada
perempuan dengan jumlah 15 orang (68,2%)
dibanding dengan lelaki yang berjumlah 7
orang (31,8%). Penelitian lain yang juga
menunjukan hasil yang sama ditunjukkan
oleh Farhaan Abdullah yaitu perbandingan
jumlah penderita otitis eksterna pada
perempuan 737 (53,7%) orang dan laki – laki
633 (46,3%). Angka kejadian dominan pada
perempuan.
pembahasan
 Tipe otitis eksterna yang terbanyak adalah otitis eksterna difusa, yaitu
sejumlah 64 orang (61%). Serupa dengan penelitian Ariel A Waitzman
yang menunjukan bahwa tipe otitis eksterna yang terbanyak adalah
otitis eksterna difusa11. Penelitian Monica, juga memaparkan penyebab
terjadinya otitis eksterna paling sering disebabkan oleh trauma dengan
jumlah kejadian 22 orang (100%) dari jumlah total sampel9. Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan penyebab
otitis eksterna yang terbanyak adalah trauma, yaitu sejumlah 64 orang
(61%).
kesimpulan
 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Prevalensi otitis
eksterna di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari – Desember 2014
adalah 105 orang. Dimana kelompok umur yang paling banyak terkena
otitis eksterna adalah kelompok umur 15-49 tahun (68,6%). Mayoritas
pada penderita otitis eksterna adalah perempuan (50,5%). Penderita
Otitis eksterna difusa (61%) lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok tipe otitis eksterna yang lainnnya. Pada penderita tersebut
ditemukan 61% disebabkan oleh trauma.
TERIMAKASIH
OTITIS EKSTERNA
 DEFINISI

Yang dimaksud dengan otitis eksterna ialah


radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus (Iskandar
dkk, 2007).
OTITIS EKSTERNA
ETIOLOGI
Staphylococcus aureus;
Pseudomonas aeruginosa;
Proteus sp.;
Staphylococcus epidermidis:
Eschericia coli;
Difteroid;
Virus varicella zoster;
Jamur.
OTITIS EKSTERNA
FAKTOR PREDISPOSISI

1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya


asam menjadi basa.
2. Perubahan lingkungan terutanla gabungan
pcningkatan suhu dan kelembaban.
3. Suatu trauma ringan seringkali karena
berenang atau membenihkan telinga secara berlebihan.
4. Maserasi telinga;
5. Tidak adanya serumen.
OTITIS EKSTERNA
PATOGENESIS:

Faktor predisposisi ~ edema stratum


korneum.,Oklusi apopilosebasea ~
ditambah pertumbuhan bakteri ~ edema
dan nyeri meningkat ~ timbul OE
OTITIS EKSTERNA
 KLASIFIKASI

1. OTITIS EKSTERNA AKUT SIRKUMSKRIPTA


2. OTITIS EKSTERNA AKUT DIFUSA
3. OTITIS EKSTERNA MALIGNA
4. OTOMIKOSIS (OE FUNGAL)
OTITIS EKSTERNA
TANDA DAN GEJALA
1. Nyeri tekan tragus
2. Nyeri hebat.
3. Pemtrengkakan sebagian besar dinding kanalis
4. Sekret yang sedikit

5. Pendengaran normal atau sedikit berkurang.


6. Mungkin ada adenopati regional yang nyeri tekan.
OTITIS EKSTERNA
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(ANAMNESA)

OTITIS EKSTERNA AKUT OTITIS EKSTERNA MALIGNA


SIRKUMSKRIPTA  Gatal di liang telinga;
 Otalgia;
 Nyeri di liang telinga;
 Gatal di liang telinga;
 Sekret telinga banyak;
 Telinga terasa penuh:
 Pembengkakan liang telinga.
 Keluarnya sekret telinga berbau;
 Gangguan pendengaran.
OTOMIKOSIS
 GataL pada liang telinga;
OTITIS EKSTERNA AKUT DIFUSA
 Rasa penuh pada liang telinga;
 Otalgia;
 Rasa tidak nyaman pada telinga;
 Gatal di liang telinga;
 Otalgia;
 Telinga terasa penuh:  Otorea;
 Keluarnya sekret telinga berbau;  Penurunan pendengaran akibat akumulasi
debris jamur;
 Gangguan pendengaran.
 Tidak berespons pada terapi antibiotic;
 Dapat pula asimtomatik.
OTITIS EKSTERNA
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PEMERIKSAAN FISIK)

OTITIS EKSTERNA AKUT OTITIS EKSTERNA MALIGNA


 Jaringan granulasi pada dinding liang
SIRKUMSKRIPTA
telinga dekat sambungan tulang-kartilago
 Tampak furunkel pada liang telinga
menimbulkan otalgia hebat;
 Sekret , jika terjadi ruptur abses  Paresis/ paralisis saraf fasialis;
 Sindrom foramen jugular.

OTITIS EKSTERNA AKUT DIFUSA


 Otoskopi:
Liang telinga sempit, eritema. edema;
OTOMIKOSIS
Sekret telinga berbau >tidak mengandung
lendir (musin);  Otoskopi:

 Nyeri tekan tragus; Elemenjamur (miselia);


 Nyeri yang muncul saat menarik daun telinga Edema dan eritema pada liang telinga;
ke atas dan ke belakang'
Debris keputihan, kelabu, atau kehitaman.
 Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar
getah bening regional.
OTITIS EKSTERNA
PENEGAKAN DIAGNOSIS
(PENATALAKSANAAN)

OTITIS EKSTERNA AKUT OTITIS EKSTERNA MALIGNA


 Antibiotik, disesuaikan dengan hasil kultur dan
SIRKUMSKRIPTA ujisensitivitas.
 Disesuaikan dengan keadaan  Fluorokuinolon: siprofloksasin dosis tinggi peroral, diberikan
furunkel. sebagai terapi empiris.
 Sebelum fase supurasi  Kombinasi antibiotik parenteral dan aminoglikosida selama
Terapi lokal: obat tetes telinga / salep 6-8 minggu diberikan untuk keadaan infeksi lebih berat.
 Antibiotik (umumnya tidak  Tikarsillin-klavulanat; atau Piperasillin + aminoglikosida;

diperlukan antibiotik sistemik)  Pembedahan

 Antiseptik
 Obat simtomatik: OTOMIKOSIS
 Pembersihan dan debridement liang telinga
Setelah terbentuk abses

 Obat tetes telinga: Asam asetat 2% dalam alkohol; Larutan
Dinding furunkel tebal: insisi dan drainase:
povidon iodin 5%; Kombinasi antibiotik dan steroid.
 Abses: aspirasi steril untuk mengeluarkan
pus:  Antifungal nonspesifik: timerosal atau gentian ungu;
 Salep antibiotik topikal;  Antifungal spesifik: nistatin, k.lotrimazol, ketokonazol;
 Antibiotik oral jika perlu.  Antifungal oral Gika tidak dapat ditangani dengan terapi
topikal). ltrakonazol diberikan untuk infeksi Aspergillus.
OTITIS EKSTERNA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai