Anda di halaman 1dari 59

TRANSAKSI ENERGI

LISTRIK LANJUTAN
(SUPERVISI TRANSAKSI
ENERGI LISTRIK)
SUB POKOK BAHASAN
1. KONSEP PERHITUNGAN TRANSAKSI TIAP STREAM
2. OVERVIEW PERHITUNGAN TRANSAKSI BERBASIS FIX DAN
VARIABLE COST PEMBANGKIT
3. PERHITUNGAN TRANSAKSI DARI PEMBANGKIT KE TRANSMISI
4. PERHITUNGAN TRANSAKSI DARI TRANSMISI KE DISTRIBUSI

www.pln.co.id |
SUPERVISI PERHITUNGAN

TRANSAKSI ENERGI
01 KONSEP PERHITUNGAN
LISTRIK
TRANSAKSI TIAP STREAM
ALUR TRANSAKSI
PEMBANGKIT

SSA PLN UIP2B / UIP3BS / UIKL TSA


PLN PLN / UIT /
PLN UID /
UIP2B UIKL PLN UIW
UIKL / UIP3BS

PLN UIP2B / UIP3BS / UIKL Pinalti :


Pinalti : TMP PKT
Kompensasi :
TMP PKT TT TMP PKT TT TM
TMP PKF PSA TMP PKF TMP PK
TMP PKT TM
TMP MVA
MVA

PLN UID / UIW

KETERANGAN :
ALUR TRANSAKSI TDL TMP (PERMEN ESDM)
ALUR JAMINAN KUALITAS

PLN UIP2B : PLN Unit Induk Pengatur Beban PELANGGAN


PLN UIKL : PLN Unit Induk Pembangkitan Dan Penyaluran
PLN UID / UIW : PLN Unit Induk Distribusi
PLN UIP3BS : PLN unit penyaluran dan pusat pengatur beban
PLN UIT : PLN unit induk transmisi
TMP PKT TT : Tingkat Mutu Pelayanan – Pinalti Kualitas
Tegangan Di Titik TT
TMP PKF : Tingkat Mutu Pelayanan – Pinalti Kualitas Frekuensi
TMP PKT TM : Tingkat Mutu Pelayanan – Pinalti Kualitas Tegangan Di Titik TM
TMP PKT TM : Tingkat Mutu Pelayanan – Pinalti Kualitas
TMP PKT MVA : Tingkat Mutu Pelayanan – Pinalti Kapasitas MVA
Tegangan Di Titik TM

www.pln.co.id |
SUPERVISI PERHITUNGAN

TRANSAKSI ENERGI
02 OVERVIEW PERHITUNGAN
LISTRIK
TRANSAKSI BERBASIS FIX
& VARIABLE COST
PEMBANGKIT
STRUKTUR BIAYA PEMBANGKITAN

www.pln.co.id |
KOMPONEN HARGA DALAM
TRANSFER PRICING PEMBANGKIT (1)

I. Komponen Biaya Tetap (Fix Cost), merupakan komponen harga guna


menutupi biaya yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban kepada Pemilik
Modal yang menyertakan ekuitasnya dan kewajiban kepada Lender/Investor
sedemikian sehingga pihak penjual tetap dapat tumbuh dan bekembang, yang
terdiri dari :
• Komponen A, yaitu Biaya Modal (Capital), mencakup Biaya Penyusutan/pengembalian modal,
biaya bunga pinjaman dan margin/return atas investasi.
• Komponen B, yaitu Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tetap, mencakup biaya Administrasi &
Kepegawaian, Asuransi, Pajak, Jasa O&M dan suku cadang
• Komponen E (Jika ada), yaitu Biaya Modal (Capital), mencakup Biaya
Penyusutan/pengembalian modal, biaya bunga pinjaman dan margin/return atas investasi
pendukung selain pembangkit yang akan diserahkan kepada PLN
(i.e. Transmisi, Gardu Induk, Fasilitas Regasifikasi LNG dll).

www.pln.co.id |
KOMPONEN HARGA DALAM
TRANSFER PRICING PEMBANGKIT (2)

II. Komponen Biaya Tidak Tetap (Variable Cost), merupakan komponen


harga untuk menutupi biaya yang dikeluarkan untuk produksi energi
listrik yang dihasilkan oleh pembangkit , yang terdiri:

• Komponen C, yaitu Biaya Bahan Bakar sesuai dengan jenis pembangkit dan bahan bakar
yang digunakan

• Komponen D, yaitu Biaya Operasi dan Pemeliharaan Variabel, mencakup biaya material
yang bersifat consumable sesuai kebutuhan operasi.

www.pln.co.id |
PARAMETER PERHITUNGAN TRANSFER PRICING
PEMBANGKIT (1)

1. Parameter Komponen A dan E (jika ada):


 Modal Sendiri (Equity) (Rp)
 Modal Pinjaman (Rp)
 Nilai Aktiva Tetap (Rp)
 Umur ekonomis Aktiva Tetap (tahun)
 Koefisien Penyusutan/bulan
 Interest Rate (bunga) Modal Pinjaman (%)
 Kapasitas Terpasang PLTU (kW)
 Daya Mampu Netto Maksimum (kW)
 Target Equivalent Availability Factor (EAF) tahunan (%) untuk pembangkit PLN/AP
(IP dan PJB) atau Availability Factor tahunan (AFpy) (%) untuk pembangkit IPP
 Target Capacity Factor (CF) tahunan (%) untuk pembangkit PLN

www.pln.co.id |
PARAMETER PERHITUNGAN TRANSFER PRICING
PEMBANGKIT (2)

2. Parameter Komponen B:
 Biaya Tetap O&M (Jasa O&M, Material Cadang) (Rp)
 Biaya Administrasi & Kepegawaian, Asuransi, Pajak dll (Rp)

3. Parameter Komponen C:
 Spesific Heat Rate (kcal/kWh) pembangkit sesuai hasil uji (oleh Puslitbang/Jaser) atau sesuai desain,
minimum pada 4 titik beban (Contoh beban: 100%, 85%, 70%, 50%) dan telah ditetapkan oleh
Direktorat Bisnis Regional masing-masing. Untuk pembangkit IPP, tabel heatrate disajikan dari beban
40% - 100% dengan kenaikan tiap 1% yang dimasukkan dalam dokumen penawaran saat lelang.
 Harga Bahan Bakar dan Nilai Kalori Bahan Bakar

4. Parameter Komponen D:
 Biaya Variabel O&M (material consumable: pelumas, bahan kimia, air dll) (Rp)

www.pln.co.id |
KARAKTERISTIK BIAYA TETAP (FIXED COST)

www.pln.co.id |
KARAKTERISTIK BIAYA VARIABEL
(VARIABLE COST)

www.pln.co.id |
METODE TRANSAKSI PEMBANGKITAN
 Setelmen pembayaran berdasarkan kapasitas
yang dapat disediakan dan produksi enegi
TRANSAKSI
BERBASIS  Penetapan Tarif per Komponen Pembayaran:
KAPASITAS &
ENERGI Komp A, B, C , D dan Pembayaran Tambahan
 Dibedakan atas Pembayaran Biaya Tetap (A&B)
dan Biaya Variabel (C&D)
TRANSKASI
PEMBANGKITAN  Umum diaplikasikan untuk pembangkit berkapasitas
tetap (firm capacity) spt: PLTU, PLTG/U, PLTA Besar

TRANSAKSI
 Setelmen pembayaran berdasarkan besarnya energi yang dikirim (delivered)
BERBASIS  Semua komponen biaya dinyatakan dengan tarif
ENERGI
curah dan single tarif (Rp/kWh atau US$/kWh)
 Umum diaplikasikan untuk pembangkit berkapasitas
tidak tetap (non firm capacity) & pembangkit energi
terbarukan spt: PLTA run of river, PLTP, Excess Power

www.pln.co.id |
MODEL DAN MACAM PPA

A. PJBTL dengan pembayaran terhadap kapasitas dan energi.


- Kapasitas yang disediakan akan dibeli meskipun pembangkit tersebut tidak dibebani
- Harga energi listrik dibayar sesuai dengan jumlah energi yang disalurkan
- Penjual mendapatkan kepastian terhadap investasi dan biaya tetap pemeliharaan
- pembeli dapat membebani pembangkit berdasarkan keekonomian energi primernya

B. Kontrak dengan pembayaran terhadap kapasitas saja.


- Biasanya skema PJBTL ini digunakan untuk pembangkit yang stand by

C. PJBTL dengan pembayaran energi saja.


PJBTL tipe ini umumnya digunakan untuk :
1. Captive power/Excess Power
2. Pembangkit dengan energi baru dan terbarukan

www.pln.co.id |
SKEMA BISNIS PEMBANGKIT

www.pln.co.id |
TAHAPAN DALAM PJBTL/PPA
PJBTL/PPA merupakan perjanjian yang akan memitigasi seluruh kegiatan pembangkitan mulai dari
pendanaan, periode EPC, operasi dan pemeliharaan.
I. Tahap Pendanaan
• Penyertaan Modal, akan dilakukan Perjanjian Pemegang Saham
• Perjanjian Pinjaman, akan dilakukan Perjanjian Pinjaman
II. Tahap Pembangunan
• Perjanjian dengan kontraktor EPC.
• Perjanjian dengan pihak asuransi untuk pembangunan.
• Perjanjian dengan pihak bank berkaitan dengan Letter of Credit.
III. Tahap Operasi
Perjanjian dengan pihak penyedia jasa O&M.
• Perjanjian dengan pihak asuransi untuk masa operasi.
• Perjanjian dengan penyedia bahan bakar.

www.pln.co.id |
KEWAJIBAN DALAM PJBTL/PPA
HARGA KEWAJIBAN PENJUAL KEWAJIBAN PEMBELI

A Menyediakan Kapasitas pembangkit. Menjamin/ membayar pengembalian biaya investasi untuk


penyediaan kapasitas dan memberikan return yang wajar.

B Menjaga ketersediaan Kapasitas. Mengganti biaya Operasi dan Pemeliharaan.


Mengoperasikan unit pembangkit sesuai permintaan pembeli dalam
batas-batas ketentuan teknis mesin

C Menjamin tingkat effisiensi mesin. Mengganti biaya bahan bakar sesuai kesepakatan harga variabel
Cap Heat Rate (Rp/kWh)

Menjamin ketersediaan bahan bakar

D Menjamin tingkat effisiensi mesin. Mengganti biaya komponen D sesuai kesepakatan harga variabel
Menjamin ketersediaan bahan-bahan lain untuk produksi (pelumas, (Rp/kWh)
kimia)

www.pln.co.id |
RESIKO BISNIS KELISTRIKAN DI SISI PEMBANGKITAN

Construction Risks
Financial Risks
Operational Risks
Fuel Supply Risks
Political Risks
Natural Risks

www.pln.co.id |
FORMAT PJBTL/PPA (1)
MAIN BODY PLN
Berisi :
1. Definisi
2. Jangka Waktu
3. Penentuan dan Pengujian DMN
4. Pengoperasian dan
Pemeliharaan
5. Pengukuran
6. Penagihan dan Pembayaran
7. Perikatan
8. Pembukuan dan Pelaporan
9. Asuransi
10. Tanggung Jawab dan Ganti
Rugi
11. Sebab Kahar
12. Pengakhiran Perjanjian
13. Penyelesaian Perselisihan
14. Pengalihan
www.pln.co.id |
FORMAT PJBTL/PPA (2)
MAIN BODY IPP
Berisi :
1. Pendahuluan dan Definisi 12. Asuransi
2. Proyek 13. Ganti Rugi dan Pertanggungjawaban
3. Kewajiban Setelah PPA & Syarat Tangguh 14. Keadaan Kahar
4. Pelaksanaan Proyek 15. Pengakhiran
5. Konstruksi Proyek 16. Pernyataan dan Jaminan
6. Pengujian dan Komisioning 17. Penyelesaian Perselisisihan
7. O&M Pembangkit 18. Opsi Pembelian Proyek oleh PLN
8. Penjualan dan Pembelian Tenaga Listrik 19. Pengalihan
9. Penagihan dan Pembayaran 20. Pengawasan, Catatan, Laporan dan Audit
10. Pengukuran 21. Lain-lain
11. Covenant/Janji

www.pln.co.id |
FORMAT PJBTL/PPA (3)
APENDIKS

Berisi :

1. Apendiks A - Desain dan Deskripsi Pusat Pembangkit

2. Apendiks B - Batas-batas Teknis

3. Apendiks C - Jadual Pembangunan Proyek

4. Apendiks D - Dokumen Pendanaan

5. Apendiks E - Kebutuhan Asuransi Minimum

6. Apendiks F - Konsekuensi Pengakhiran Perjanjian

7. Apendiks G - Perhitungan Pembayaran

8. Apendiks H - Kejadian Pemicu

9. Apendiks I - Titik Interkoneksi dan Fasilitas Interkoneksi Listrik

10. Apendiks J - Testing, Commisioning dan NDC Test

www.pln.co.id |
FORMAT PJBTL/PPA (4)

APENDIKS
Berisi :
11. Apendiks K - Pengukuran Listrik dan Prosedur Pengujian
12. Apendiks L - Prosedur Operasi
13. Apendiks M - Laporan Aktivitas
14. Apendiks N - Lingkungan
15. Apendiks O - Kewajiban Tambahan
16. Apendiks P - Prosedur Pembayaran dan Penagihan
17. Apendiks Q - Perizinan
18. Apendiks R - Lahan
Tambahan untuk
19. Apendiks S - Harga Bahan Bakar PPA antara PLN-IPP
20. Apendiks T - Lokasi dan Hak Akses
21. Apendiks U - Ketentuan Pengalihan

www.pln.co.id |
SUPERVISI PERHITUNGAN

TRANSAKSI ENERGI
2.1 PEMBANGKIT PLN
LISTRIK
SETTING TARIF PEMBANGKITAN (1)
Setting Tarif Pembangkit PLN (PPA Tahunan)
Biaya Komponen A
= Biaya A Rupiah + Biaya A USD
= (Penyusutan + Bunga Pinjaman Rp + (Equitas * ROE) + (Bunga Pinjaman USD)
Harga Komp. A Total = Biaya Komponen A ( Rp / Kwh.Tahun)
(DMN x EAF)
Harga Komp. A Rp = Biaya A Rupiah X Harga Komponen A Total
Biaya A Total
Harga Komp. A USD = Harga Komp. A Total – Harga Komp. A Rupiah

Biaya Komponen B
= Biaya B Rupiah + Biaya B USD
= (Material Lokal + Jasa Lokal + Kepegawaian + Administrasi)) + (Material USD + Jasa USD)
Harga Komponen B Total = Biaya Komponen B …….. ( Rp / Kwh.Tahun)
(DMN x EAF)
Harga Komponen B Rp = Biaya B Rupiah X Harga Komponen B Total
Biaya B Total
Harga Komponen B USD = Harga Komponen B Total – Harga Komponen B Rupiah

www.pln.co.id |
SETTING TARIF PEMBANGKITAN (2)

Biaya Komponen C
= Volume Bahan Bakar x Harga Satuan Bahan Bakar = (SHR / HHV) x Pm
Harga Komponen C Total = Biaya Komponen C …….. ( Rp / Kwh )
Energi Dibangkitkan
Catatan:
Pembayaran komponen C dipengaruhi harga energi primer, heat rate pembangkit, dan nilai kalor (heat content) bahan
bakar
Harga dan perlakuan untuk energi primer pembangkit berbeda satu sama lain bergantung pada PPA nya

Biaya Komponen D
= Biaya Minyak Pelumas dan Bahan Kimia
Harga Komponen D Total = Biaya Komponen D …….. ( Rp / Kwh )
Energi Dibangkitlkan

www.pln.co.id |
TRANSAKSI PEMBANGKITAN
BERBASIS KAPASITAS & ENERGI (1)

Total Pembayaran = Komp. A + Komp. B + Komp. C + Komp. D

Pembayaran Komponen A untuk Pengembalian Biaya Investasi

Komp. A = DMN x Hkap x EAF

Dimana:
- DMN = Daya Mampu Netto (kW) adalah kapasitas pembangkit yang dapat disediakan
- Hkap = Harga / tarif pengembalian atas biaya modal (Rp/kW-th) terdiri atau porsi asing
(HkapF ) dan porsi lokal (HkapL )
- EAF = Equivalent Availability Factor (Faktor Kesiapan Ekivalen Pembangkit)
= 1- ((kWh outage + kWh derating) / (DMN x jam periode transaksi)

www.pln.co.id |
TRANSAKSI PEMBANGKITAN
BERBASIS KAPASITAS & ENERGI (2)
Pembayaran Komponen B untuk Pengembalian Biaya Tetap O&M

Komp. B = DMN x (Hfix x I) x EAF

Dimana:
- DMN = Daya Mampu Netto (kW) adalah kapasitas pembangkit yang dapat disediakan
- Hfix = Harga pengembalian biaya tetap O&M porsi asing (Rp/kW-th) terdiri atas porsi asing
(HFixF ) dan porsi lokal (HFixL )
- EAF = Equivalent Availability Factor (Faktor Kesiapan Ekivalen Pembangkit)
= 1- ((kWh outage + kWh derating) / (DMN x jam periode transaksi)
- I = Indeks Inflasi terkait kurs serta Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam
dan luar negeri

www.pln.co.id |
TRANSAKSI PEMBANGKITAN
BERBASIS KAPASITAS & ENERGI (3)
Pembayaran Komponen C untuk Pengembalian Biaya Bahan Bakar

Komp. C = Ea x ECRm
Dimana:
- Ea = Energi yang dikirim (delivered) – kWh dari pengambilan data meter
- ECRm = Harga pengembalian biaya bahan bakar (Rp/kWh), tergantung pada harga bahan bakar, nilai kalor bahan bakar,
dan efisiensi mesin
= SHR x (1/HHV) x Pm
- SHR = Specific Heat Rate (Efisiensi) Mesin Pembangkit – kcal/kWh
- HHV = Higher Heating Value (Nilai Kalor Tertinggi) Bahan bakar – kcal/kg(lt)
- Pm = Harga Bahan Bakar – Rp/kg(lt)
Pembayaran Komponen D untuk Pengembalian Biaya Variabel O&M
Komp. D = Ea x (Hvar x I)
Dimana:
- Ea = Energi yang dikirim (delivered) – kWh dari pengambilan data meter
- Hvar = Harga pengembalian biaya variabel O&M (Rp/kWh)
- I = Indeks Inflasi terkait kurs serta Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam dan luar negeri

www.pln.co.id |
TRANSAKSI PEMBANGKITAN BERBASIS ENERGI
Pembayaran dinyatakan dengan harga satuan energi:

Total Pembayaran = Ea x P x I
Dimana:
- Ea = Energi (kWh) yang dikirim (delivered) atau Energy Take or Pay (TOP)
- P = Harga energi untuk pengembalian seluruh biaya pembangkit
(Rp/kWh atau US$/kWh)
- I = Indeks Inflasi terkait kurs serta Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam
dan luar negeri

• Total Pembayaran = Pembayaran atas energi yang dikirim ke jaringan (kwh)


• Pembayaran bulanan dihitung berdasarkan total perhitungan tiap 1/2 jam atau 1 jam (dokumen: hasil download meter
transaksi, declare kemampuan unit dan dispatch dll)
• Penerapan Take or Pay (TOP) energi (sebesar 85% s.d 95%)
• Umumnya pembayaran dilakukan dalam mata uang US$ atau Rp yang disesuaikan (indeksasi) terhadap : Indeks Harga
Konsumen dalam & luar negeri, dan Nilai Tukar US$/Rp.

www.pln.co.id |
PINALTI DAN INSENTIF

Komp- A = Hkap x DMN x EAF realisasi


Komp-B = Hfix x DMN x EAF realisasi

KETENTUAN INSENTIF DAN PINALTI

Insentif jika EAF realisasi > EAF target


Loss jika EAF realisasi < EAF target

www.pln.co.id |
MEKANISME INSENTIF DAN PENALTI
Komponen A
EAF realisasi > EAF declare , pembayaran hanya diberikan sebesar :
Hkap * DMN * ( EAF declare + 0,5 * (EAF realisasi - EAF declare )

EAF realisasi < EAF declare , pembayaran diberikan sesuai EAF realisasi
Hkap * DMN * EAF realisasi
Plus penalti maksimum 10-20% =
Hkap * DMN * EAF declare * (EAF declarei - EAF realisasi )
Komponen B
EAF realisasi > EAF declare , pembayaran sesuai EAFdeclare sebesar :
Komponen B = Hfix * DMN * EAF declare

EAF realisasi < EAF declare , pembayaran diberikan sesuai EAF realisasi:

Komponen B = Hfix * DMN * EAFrealisasi

www.pln.co.id |
SETELMEN KOMPONEN A & B

Pembayaran Komp. A Rupiah per bulan

= ( EAF x DMN x Harga Komp. A Rupiah / 12 )

Pembayaran Komp. A USD per bulan

= ( EAF x DMN x (Harga Komp. A USD / 12) x (Kurs USD ke-n

/ Kurs USD Awal))

Pembayaran Komponen B Rupiah per bulan

= ( EAF x DMN x Harga Komponen B Rupiah / 12 )

Pembayaran Komponen B USD per bulan

= ( EAF x DMN x (Harga Komponen B USD / 12) x (Kurs USD ke-n / Kurs USD Awal) )

www.pln.co.id |
SETTING TARIF DAN SETELMEN KOMPONEN C & D

Pembayaran Komponen C bulanan

= Energi yang dibangkitkan bulan ke-n x Harga Komp. C x (Kurs USD ke-n /

Kurs USD Awal)

= Energi (kWh) x (SHR / HHV) x Pm

Pembayaran Komponen D Rupiah per bulan

= Energi yang dibangkitkan bulan ke-n x Harga Komp. D Rupiah

Pembayaran Komponen D USD per bulan

= Energi yang dibangkitkan bulan ke-n x Harga Komp. D USD x (Kurs USD ke-n / Kurs USD
Awal)

www.pln.co.id |
PERSELISIHAN TRANSAKSI DAN PENYELESAIANNYA

Secara umum melalui tahapan sebagai berikut :

a. Penyelesaian dilakukan internal antara kedua belah pihak.

b. Bila butir a tidak tercapai, maka perselisihan dibawa ke “ahli” (expert) untuk diputuskan.

c. Bila butir b tidak tercapai, maka perselisihan dibawa ke badan arbritase nasional
maupun internasional.

Kedua belah Pihak melakukan kesepakatan bahwa nilai transaksi yang tidak diperselisihkan dapat
dibayarkan, sedangkan nilai yang diperselisihkan (dispute) disimpan dalam escrow account yang dapat
dicairkan bila sudah ada putusan.

www.pln.co.id |
TAGIHAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK

Dokumen I
Dokumen II
P2B/P3B/UIKL/UIW
Pembangkit
(wakil Single Buyer)
Do
k Validasi
um
en
I
Sub Unit
P2B/P3B/UIKL/UIW

Dokumen I terdiri atas : Dokumen II terdiri atas :


1. BA Pengambilan data meter oleh Pihak Pembangkit dan Sub Unit 1. Keseluruhan Dokumen I yang sdh final
P2B/P3B/UIKL/UIW 2. Dokumen perhitungan kWh dispatch oleh P2B/P3B/UIKL
2. BA Pemutusan dan Pemasangan segel MU dan MP (jika ada) 3. Perhitungan Afa, SHRw dan DCH
3. Event Logger Disturbance (jika perlu) 4. BA EAF Pembangkit
4. Dokumen Pekerjaan Non-Rutin (jika ada pekerjaan non-rutin) 5. Perhitungan indeks inflasi
berupa : 6. BA rekap pengiriman tenaga listrik dari pihak pembangkit ke
- BA spt dimaksud pada point 1 PLN
- BA hasil pelaksanaan pekerjaan 7. Dokumen pendukung lain sesuai kontrak

Catatan : Dokumen pendukung bisa berbeda tergantung jenis PPA

www.pln.co.id |
CUSTOMER SATISFACTION –
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT

Keandalan & Ketersediaan Pembangkit (EAF)


DMN maximum (tidak ada derated)
Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) minimum
Pemeliharaan Tepat Jadwal dan Tepat Waktu
Kemampuan Pembebanan Minimum
Jumlah Sudden Outage

Ancillary Services
Kemampuan LFC/ Free Governoor.
Kemampuan menyerap Daya Reaktif
Kemapuan black start, house load operation
Kemampuan ramp up/ down

www.pln.co.id |
PEMBAYARAN ANCILARY SERVICES

Pemberlakukan Pembayaran Ancillary Services untuk pembangkit AP


(PT IP dan PT PJB):
- Start up : diberlakukan sejak Agustus 2006
- Reactive Power : diberlakukan sejak Agustus 2006
untuk pembayaran dari reactive power

- LFC / Governor-free
- Black Start : diberlakukan sejak Agustus 2006

- Host Load

www.pln.co.id |
PJBTL/PPA Pembangkitan Milik PLN

KESEPAKATAN ANTARA SINGLE SEJAUH INI SUDAH DILAKUKAN DENGAN


BUYER (DIWAKILI DIVPFM) DIV-OR JAMALI (SEBAGAI ASSET

DENGAN UNIT INDUK MANAGER PEMBANGKIT EKS-UPJB), UIK

PEMBANGKITAN PLN SBU, UIK SBS, UIKL KAL DAN UIKL SUL

MENGACU PADA PERDIR BERTUJUAN UNTUK AKUNTABILITAS

NO.1781.P/DIR/2018 DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN


PEMBANGKIT (BERDASARKAN BIAYA
DAN KINERJA PEMBANGKIT)

www.pln.co.id |
PENENTUAN PRICING PEMBANGKIT PLN
(1)

www.pln.co.id |
PENENTUAN PRICING PEMBANGKIT PLN
(2)

www.pln.co.id |
PENENTUAN PRICING PEMBANGKIT PLN
(3)

www.pln.co.id |
PENENTUAN PRICING PEMBANGKIT PLN
(4)

www.pln.co.id |
PENENTUAN PRICING PEMBANGKIT PLN
(5)

www.pln.co.id |
PENENTUAN PRICING PEMBANGKIT PLN
(6)

www.pln.co.id |
CONTOH FORMULIR PERHITUNGAN PRICING PEMBANGKIT PLN

www.pln.co.id |
PERHITUNGAN PENGAKUAN PENDAPATAN

www.pln.co.id |
SUPERVISI PERHITUNGAN

TRANSAKSI ENERGI
2.2 PEMBANGKIT IPP
LISTRIK
ILUSTRASI SKEMA TRANSAKSI
PEMBANGKIT IPP
Emergency Output Insentif/Bonus (AE) Denda (AL)
Pembayaran
Ada tambahan Ada tambahan Ada pengurangan
Normal
komponen C dan D komponen A komponen A

COD
C1 & D 1
Variable Cost

C&D C&D C&D C&D

Emergency Output AFa > AFpm AFa < AFpm


case
Fix Cost

A, B & E A, B & E A, B & E A, B & E

AL
AE

www.pln.co.id |
Transaksi Pembangkitan Berbasis Kapasitas & Energi (1)
Komponen A (Pengembalian Biaya Investasi/ Kapital Pembangkit):

• Kasus 1 : Kondisi AFa ≤ AFpm

Am = DC x (PHm / Pha) x CCRm x AFa - Penalty Penalty = DC x (PHm / Pha) x CCRm x AFpm x (AFpm – AFa)

• Kasus 2 : Kondisi AFa > AFpm

Am = DC x (PHm / PHa) x (CCRm x AFpm) + Bonus Bonus = DC x (PHm / PHa) x CCRa x (AFa – AFpm)

DC = Daya Mampu Netto (kW) setelah COD berdasarkan NDC Test


AFpm = Projected Availability Factor untuk periode penagihan ke-m

AFa = Projected Availability Actual untuk periode penagihan ke-m

PHm = Jumlah jam dalam periode penagihan bulan ke-m

PHa = Jumlah jam dalam suatu Tahun Kontrak (8760 atau 8784 untuk tahun kabisat)

CCRm = Tarif Pengembalian Biaya Kapital untuk periode penagihan bulan ke-m

= CCR x (RDm / RDb)

CCRa = Tarif bonus komponen A (biasanya 50% x CCR m)


www.pln.co.id |
Pembayaran Kapasitas: Komponen B
Komponen B (Biaya Tetap O&M):
• Kasus 1 : Kondisi AFa ≤ AFpm
Bm = DC x (PHm / Pha) x FOMRm x AFa
FOMRm = FOMRFm + FOMRLm
FOMRFm = FOMRF x (CPI/CPIb) x (RDm/RDb)

• Kasus 2 : Kondisi AFa > AFpm FOMRLm = FOMRL x (ICPI/ICPIb)

Bm = DC x (PHm / Pha) x FOMRm x AFpm

Bm = Pembayaran Komp. B (dalam Rp) untuk periode penagihan bulan ke-m

FOMRLm = Biaya Fix O&M porsi lokal untuk periode penagihan bulan ke-m (dalam Rp)

FOMRFm = Biaya Fix O&M porsi asing untuk periode penagihan bulan ke-m (dalam Rp)
ICPI = Indeks Harga Konsumen Indonesia bulan September pada tahun sebelum tahun kontrak untuk bulan penagihan
ICPIb = Nilai Dasar Indeks Harga Konsumen Indonesia
CPI = Consumer Price Index Amerika Serikat bulan September pada tahun sebelum tahun kontrak untuk bulan penagihan

CPIb = Nilai Dasar Consumer Price Index Amerika Serikat


www.pln.co.id |
Pembayaran Energi : Komponen C
Komponen C (Biaya Bahan Bakar):
Cm = Ea x (SHRw / SHRcc) x ECRm (Batubara) ECRm = SHRcc x (1 / HHV) x Pm

(Gas) ECRm = SHRcc x (1 / 1.000.000) x Pm

Cm = Pembayaran Komp. C (dalam Rp) untuk periode penagihan bulan ke-m


Ea = Agregat produksi energi yang diterima PLN pada bulan ke-m
SHRw = Rata-rata heatrate sesuai dispatch berdasarkan Appendix G pada bulan ke-m

SHRcc = Heatrate pada dispatch beban 100%


HHV = Higher Heating Value batubara
Pm = Biaya Bahan Bakar untuk billing period m

www.pln.co.id |
Pembayaran Energi : Komponen D
Komponen D (Biaya Variabel O&M):
Dm = Ea x VOMRm = Ea x (VOMRLm + VOMRFm)

VOMRm = VOMRFm + VOMRLm


VOMRFm = VOMRF x (CPI/CPIb) x (RDm/RDb)
VOMRLm = VOMRL x (ICPI/ICPIb)

Dm = Pembayaran Komp. D (dalam Rp) untuk periode penagihan bulan ke-m


Ea = Agregat produksi energi yang diterima PLN pada bulan ke-m
VOMRLm = Biaya Variabel O&M porsi lokal untuk periode penagihan bulan ke-m (dalam Rp)

VOMRFm = Biaya Variabel O&M porsi asing untuk periode penagihan bulan ke-m (dalam Rp)
ICPI = Indeks Harga Konsumen Indonesia bulan September pada tahun sebelum tahun kontrak untuk bulan penagihan
ICPIb = Nilai Dasar Indeks Harga Konsumen Indonesia
CPI = Consumer Price Index Amerika Serikat bulan September pada tahun sebelum tahun kontrak untuk bulan penagihan
CPIb = Nilai Dasar Consumer Price Index Amerika Serikat
www.pln.co.id |
Pembayaran Kapasitas: Komponen E
Komponen E (Pengembalian Biaya Investasi/ Kapital Transmisi):

• Kasus 1 : Kondisi AFa ≤ AFpm

Em = DC x (PHm / Pha) x CCRT x AFa

• Kasus 2 : Kondisi AFa > AFpm

Em = DC x (PHm / PHa) x CCRT x AFpm

DC = Daya Mampu Netto (kW) setelah COD berdasarkan NDC Test


AFpm = Projected Availability Factor untuk Billing Period ke-m

AFa = Projected Availability Actual untuk Billing Period ke-m

PHm = Jumlah jam dalam Billing Period bulan ke-m

PHa = Jumlah jam dalam suatu Tahun Kontrak (8760 atau 8784 untuk tahun kabisat)

CCRTm = Tarif Pengembalian Biaya Kapital untuk Transmisi pada Billing Period bulan ke-m

= CCRT x (RDm / RDb)

www.pln.co.id |
Pembayaran Tambahan (1/2)

1. Pembayaran Komponen C Selama Komisioning


• Syarat:
a. Komisioning dijadwalkan sesuai kesepakatan dengan PLN.
b. Besar keluaran konstan selama 6 jam.
c. Pengujian dilakukan sebelum COD melalui Titik Interkoneksi.

2. Pembayaran Biaya Start-up (Hot, Warm, Cold)


• Pembayaran dilakukan oleh PLN karena permintaan PLN dan telah melebihi jumlah start per tahun
yang diizinkan dan sesuai Formula pembayaran dalam kontrak pada Appendix G Attachment E.
(Contoh PLTU)
Periode shut-down Klasifikasi Start Jumlah Start Pertahun yang Diizinkan
8 jam atau kurang Hot Start 10 kali
Antara 8 jam dan 48 jam Warm Start 8 kali
48 jam atau lebih Cold Start 3 kali

www.pln.co.id |
Pembayaran Biaya Start-Up
Contoh formula biaya start-up untuk PLTU adalah sebagai berikut:

a) Biaya Hot Start-up:


SUh = (20.500 kg * Pm) + (7.500 kWh * Pt) + (50 bbl * Po)
b) Biaya Warm Start-up:
SUw = (28.500 kg * Pm) + (10.000 kWh * Pt) + (95 bbl * Po)
c) Biaya Cold Start-up:
SUc = (37.000 kg * Pm) + (19.500 kWh * Pt) + (140 bbl * Po)

Pm = Harga batu bara Rp/kg pada bulan tagihan


Pt = Tarif energi impor dari PLN (TDL) Rp/kWh
Po = Harga minyak (HSD) Rp/barrel pada bulan tagihan sesuai harga Pertamina

*Angka tersebut dapat berubah berdasarkan pada hasil dari performance test yang akan dilakukan setelah
komisioning.

www.pln.co.id |
Pembayaran Tambahan (2/2)

3. Pembayaran Produksi Darurat (Emergency Output)

• Pembayaran tambahan komponen C dan D yang dilakukan oleh PLN untuk energi yang diproduksi
pembangkit diatas kapasitas terkontrak berdasarkan permintaan PLN.

• Persamaan :

Emergency Output Payment = (kWh diatas kapasitas terkontrak ) x 20% x (ECR m + VOMRm)

www.pln.co.id |
SUPERVISI PERHITUNGAN

TRANSAKSI ENERGI
03 PERHITUNGAN TRANSAKSI
LISTRIK
DARI PEMBANGKIT KE
TRANSMISI
SUPERVISI PERHITUNGAN

TRANSAKSI ENERGI
04 PERHITUNGAN TRANSAKSI
LISTRIK
DARI TRANSMISI KE
DISTRIBUSI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai