Anda di halaman 1dari 16

HAND OUT

Pengantar Ilmu Politik


Bagian VI ( enam )
Prof. Dr. H. Adam Idris, M.Si
KONSEP SISTEM POLITIK
Sudah sejak lama para filosof dan ahli-ahli pemikir politik
memusatkan perhatian untuk mempelajari seluk-beluk kehidupan negara,
baik dari segi bentuk (susunan dan struktur) negara, maupun terhadap
proses kegiatan dan berbagai interaksinya. Mereka semua berusaha dengan
berbagai jalan untuk memahami dan memperoleh pengertian terhadap
kehidupan negara itu.
Kini di abad modern para ahli pemikir politik memperluas lagi
pelajaran politik dengan menemukan penelaahan dari segi baru yang disebut
sistem. Yaitu mempelajari dan memahami politik itu dengan meminjam
konsep pemikiran ilmu alam (physic) dan ilmu keteknikan (engineering).
Dengan konsep pemikiran sistem tersebut politik dan seluk-beluk kehidupan
kenegaraan itu dipandang sebagai suatu susunan onderdil-onderdil
(component parts), yang masing-masing onderdil tersebut satu sama lain
berhubungan secara fungsional, berinteraksi secara tetap dalam suatu
proses yang teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebuah mobil adalah suatu sistem yang sudah dikenal oleh
semua orang. Kehidupan politik atau sebuah negara yang dilihat dari
konsep sistem politik adalah seperti kita memandang sistem mekanik
sebuah mobil. Sistem politik bisa dipandang tidak jauh berbeda
dengan sistem permesinan mobil tersebut. Namun tetap saja harus
diingat hanya dalam soal cara memandang saja. Sebab
bagaimanapun juga didalam kenyataan sebenarnya kehidupan suatu
mesin mobil bukanlah kehidupan negara, dan negara bukanlah mobil.

Memandang politik sebagai suatu sistem (sistem politik)


dengan menyerupakannya pada sistem mekanis suatu mesin mobil,
akan membantu mempermudah kita untuk memiliki pemahaman yang
menyeluruh dan bulat tentang kehidupan politik suatu negara.
Konsep sistem politik sebagai susunan onderdil memberikan kepada
kita suatu kerangka pemikiran yang bulat dan menyeluruh untuk
memahami kehidupan politik dimana saja, negara besar ataupun
kecil, negara kesatuan ataupun serikat, negara dengan sistem
komunis maupun sistem demokrasi, di masyarakat desa, kota,
propinsi, dan sebagainya.
Unsur-unsur pokok (basic components) dari suatu sistem politik adalah:

1) Adanya masyarakat politik (a political community)


2) Penguasa-penguasa politik (political authorities)
3) Aturan dasar yang diberlakukan (a regim)
4) Aparat pelaksana kebijaksanaan (bureaucracy)
5) Budaya politik (political culture)
6) Semangat dan pandangan hidup bangsa (political ethos)
7) Wilayah (a territory)
Semua unsur-unsur pokok tersebut bisa kita temukan dalam setiap
kesatuan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan, baik besar ataupun
kecil. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, kesemua unsur-unsur pokok
tersebut sebagai suatu keseluruhan susunan dari onderdil-onderdil,
tersusun membentuk suatu "mesin politik" yang dalam hal ini disebut
sistem politik. Untuk lebih jelasnya digambarkan seperti berikut ini.

Komponen-Komponen Sistem Politik


Masing-masing komponen sistem politik mempunyai fungsi sendiri,
dan satu sama lain ada kaitan interaksi, bekerjasama dan jalan secara
bersamaan, kearah tujuan yang hendak ditempuh. Sebelum memahami
bagaimana sistem politik itu berfungsi, sebaiknya perlu mengerti terlebih
dahulu arti dan fungsi masing-masing komponen.
1. Masyarakat Politik
Salah satu komponen dari sistem politik yang tidak dapat
dikecualikan adalah unsur manusia, yaitu sekumpulan orang-orang yang
relatif besar jumlahnya yang tergabung dalam suatu kesatuan kehidupan
bersama yang kompleks, seperti warga negara biasa, tentara, pegawai
negeri, pedagang, anggota-anggota partai, perhimpunan buruh, dan
sebagainya. Mereka inilah membentuk masyarakat politik (a political
community). Dan mereka itulah anggota masyarakat politik yang
sebenarnya melakukan kegiatan politik.
Sistem politik tidak akan dapat berjalan tanpa anggota-anggota
masyarakat politik tersebut yang melakukan kegiatan politik. Kegiatan
politik mereka itu lazimnya disebut melakukan tuntutan-tuntutan (demands)
dan dukungan-dukungan (support). Masyarakat politik terbentuk karena
adanya tuntutan-tuntutan dan dukungan-dukungan yang hendak didesakkan
dan minta dipenuhi. Biasanya dalam sistem politik yang demokratis lahirnya
tuntutan dan dukungan demikian itu setelah melalui proses pembentukan
pendapat umum. Anggota masyarakat politik yang paling utama dalam
melakukan kegiatan politik adalah partai-partai dan organisasi
kemasyarakatan (ormas).
2. Penguasa Politik
Komponen yang penting dan terpenting dari sistem politik adalah
penguasa-penguasa politik (political authorities), yaitu sejajaran pejabat-
pejabat yang keputusan-keputusannya diakui dan diterima sebagai
keputusan yang mengikat atau memaksa (binding). Tidak pernah ada
sistem politik di dunia ini yang tidak memiliki penguasa politik itu. Pejabat-
pejabat inilah yang menduduki dan menguasai alat-alat perlengkapan
pemerintahan negara seperti badan legislatif, eksekutif dan lembaga-
lembaga tinggi negara lainnya.
Dalam setiap sistem politik, pejabat-pejabat negara (misalnya
menteri-menteri, presiden, anggota parlemen, gubernur, dan sebagainya)
membuat peraturan-peraturan (rules) dan keputusan-keputusan (decisions)
yang mengikat terhadap semua warga negara tanpa kecuali. Keputusan dan
peraturan tersebut dikatakan "mengikat" sebab para pejabat negara itu
bertindak atas nama negara, yaitu suatu badan yang sudah ada di dunia ini
sejak jaman dahulu.
Pejabat-pejabat negara itu membentuk alat-alat
perlengkapan pemerintahan (the machinery of
government) dari tingkat tertinggi sampai terendah.
Alat perlengkapan negara yang penting adalah badan
eksekutif, legislatif, dan badan peradilan. Untuk
menjalankan segala keputusan dan peraturan diadakan
berbagai aparat pelaksana (birokrasi negara), yang
didalamnya dikerjakan sejumlah armada pegawai negeri
(sipil, militer, dan penegak hukum).
Karena keputusan-keputusan yang mengikat dari pejabat-pejabat
negara itu dapat merubah kehidupan rakyat dalam berbagai hal, yang
kadang-kadang keputusan itu baik atau kadang-kadang buruk, maka anggota
dari masyarakat politik melibatkan diri dalam politik dalam rangka usaha
mereka untuk mempengaruhi bentuk akhir dari peraturan-peraturan atau
kebijaksanaan pemerintah. Dan supaya bisa meningkatkan kemampuan
mereka dalam berpolitik itu maka anggota masyarakat politk berusaha untuk
menghimpun kekuasaan (power) mereka, ataupun sekurang-kurangnya
berusaha mendapatkan pengaruh (influence). Anggota masyarakat politik
yang mampu menguasai sumber-sumber kekuasaan (misalnya memiliki
kekuatan), akan berada dalam kedudukan yang kuat untuk menentukan "isi'
dari peraturan dan keputusan tersebut, ketimbang mereka yang lain hanya
mampu mempengaruhi saja. Karena alasan tersebut maka orang-orang
mencoba berusaha memperoleh kekuasaan untuk dirinya, mencoba secara
langsung ataupun melalui wakil-wakil mereka untuk memperoleh atau
merebut kedudukan-kedudukan, yang dengan kedudukan tersebut mereka
bisa menggunakan kekuasaan yang dikuatkan (backing) oleh otoritas
(kewenangan) dari negara.
3. Aturan Dasar Yang Diberlakukan (Regime)
Mengapa penguasa-penguasa politik bisa mempuat keputusan
yang mengikat itu? Mereka bisa membuat demikian, membuat keputusan-
keputusan yang mengikat, dimana semua anggota masyarakat politik
mempunyai kewajiban mentaatinya, disebabkan oleh adanya komponen-
komponen yang penting yang disebut regime. Rezim adalah aturan-aturan
dasar yang diberlakukan (basic rules), yang menyangkut aturan tentang
struktur resmi negara, badan-badan serta prosedur-prosedur tertentu.
Artinya dengan memiliki suatu rezim itulah maka penguasa-penguasa
politik boleh membuat keputusan-keputusan yang mengikat dan ditaati oleh
semua anggota masyarakat politik.
Sebagai contoh suatu rezim misalnya dalam sistem politik
Indonesia dewasa ini, dimana pemerintahan Soeharto memiliki suatu regim
yang namanya Orde Baru. Rezim Orde Baru berlandaskan UUD 1945 dan
Pancasila yang dilaksanakan "secara murni dan konsekuen".
4. Kebudayaan Politik
Bagaimana jalannya sistem politik? Mengapa ada sistem politik
yang lancar dan stabil, dan ada yang tersendat-sendat tidak stabil? Hal
ini tergantung pada "bagaimana anggota-anggota masyarakat politiknya
dalam melakukan kegiatan dan menjalankan fungsinya". Dan unsur yang
penting yang mendasari perilaku anggota-angota masyarakat politik itu
adalah kebudayaan politik atau ada yang menyebut dengan budaya politik
saja. Artinya, anggota-anggota masyarakat politik itu dalam melakukan
kegiatan politiknya selalu dipengaruhi oleh keyakinan-keyakinan dan
penghayatan mereka terhadap berbagai soal politik serta perlembagaan
politik dan fungsi-fungsinya. Yaitu misalnya sejarah bangsa, tradisi-
tradisi, adat kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol, mitos, cita-cita luhur
bangsa, nilai-nilai etis, dan sebagainya, yang semuanya itu sangat
menentukan corak dari sistem politik.
Berbeda dengan komponen-komponen lain, budaya politik adalah
komponen yang abstrak. Tetapi walaupun abstrak, budaya politik dapat
dilihat dari sikap dan pandangan yang dimiliki oleh masyarakat politik
secara keseluruhan. Bagaimana suatu masyarakat politik menjalankan
partai politik, parlemen, kabinet, presiden, dan lain sebagainya, setiap
negara dan bangsa mempunyai corak tersendiri.
5. Etos Politik
Jika regim adalah komponen yang memberikan landasan aturan yang
resmi, disengaja dan biasanya tertulis, maka etos politik adalah aturan dasar
yang tidak resmi dan tak tertulis. Etos Politik adalah pola-pola tindakan politik
yang sudah menjadi kelaziman, yang menjiwai dalam kehidupan resmi dari
regim yang ada. Etos politik ini dapat memperkuat, memperlemah, atau
merubah ketentuan resmi dari regim yang dijalankan. Misalnya praktek-praktek
yang dilakukan di Uni Soviet (dulu) yang menghapuskan hak pilih yang sudah
ditentukan dalam Undang-Undang, karena alasan "demi komunisme" dan
"partai komunis Rusia". Etos politik "demi komunisme" itu merupakan
semangat bangsa Rusia yang tidak tertulis, tetapi dapat mempengaruhi
jalannya pemilihan di Rusia. Contoh lain di Amerika Serikat, pemilihan umum di
negara bagian selatan di masa lalu, secara efektif mencegah ikutnya orang-
orang negro (Black American) dalam memberikan hak suara. Hal itu
disebabkan adanya etos politik bangsa Amerika pada waktu itu yang benci
terhadap warga negara kulit hitam (negro). Etos politik di Indonesia dimasa
Orde Baru boleh jadi misalnya "anti komunis", "anti penjajahan", "musyawarah-
mufakat", dan sebagainya.
Berbeda dengan budaya politik, etos politik itu lebih
dinamis, bisa muncul, bisa lenyap mengikuti semangat rakyat yang
berkembang. Hanya etos politik yang kuat akan bertahan terus
dan menjadi komponen sistem politik yang penting. Komponen
etos politik bersama-sama dengan budaya politik dan regim, jelas
besar sekali pengaruhnya dalam suatau sistem politik.
Berapa besar pengaruh ketiga komponen tersebut
bergantung pada perasaan dan keyakinan umum dari anggota-
anggota masyarakat politik. Maka itu suatu sistem politik perlu
selalu mengusahakan, dan mempertahankan "a broad acceptance"
(penerimaan dan pengakuan yang luas) atas ketiga komponen
tersebut.
Itu semua tergantung pada seberapa jauh para penguasa
politik mampu mewujudkan hasil-hasil sistem politik bagi
pemenuhan dan pemuasan kebutuhan-kebutuhan ataupun tujuan-
tujuan daripada masyarakat politik. Budaya politik, regim, dan etos
politik yang oleh perasaan dan keyakinan umum dapat diterima dan
diakui secara luas itulah yang dapat memantapkan sistem politik.
Jika budaya politik, regim, dan etos politik sudah tidak lagi memiliki
"a broad acceptance" tersebut, maka akan timbul kesenjangan
dimana anggota-anggota masyarakat politik yang berpengaruh
meragukan kegunaan dari sistem politik yang sedang berjalan.
Dalam hal demikian perubahan tidak dapat dihindarkan. Terjadinya
perubahan itu mungkin secara damai dengan melakukan koreksi-
koreksi terhadap beberapa unsur dari komponen sistem politik, atau
bisa dengan cara kekerasan, dengan memaksa suatu pergantian
sistem politik yang baru.
6. Birokrasi
Banyak orang masih mengira bahwa birokrasi bukanlah komponen
dari sistem politik, karena menganggap birokrasi adalah pelaksana
kebijaksanaan yang harus terpisah dari politik. Dalam sistem politik jelas
birokrasi merupakan komponen dalam sistem politik itu, sebab birokrasi
merupakan "perpanjangan tangan" dari pejabat-pejabat negara yang disebut
Penguasa Politik. Penguasa politik bagaimanapun hebatnya kekuasaannya
tanda ada birokrasi tidak akan dapat berbuat apa-apa.
Jika penguasa politik tugasnya membuat keputusan-keputusan ( rule
and decisions), maka birokrasi mempunyai tugas pokok menjalankan dan
memaksa segala keputusan dan aturan tersebut. Adalah mustahil
mengabaikan suatu unsur yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan pegawai,
sebagai barang yang tidak mempengaruhi sistem politik. Netralitas politik
dari birokrasi mungkin hanya ada pada saat keputusan ditetapkan. Namun
sebelum keputusan dibuat dan sesudahnya ditetapkan birokrasi mempunyai
peranan yang tidak terhindarkan. Bahkan dalam suatu keadaan jika
masyarakat politik lalai atau dalam kedudukan lemah, maka birokrasi dapat
menggantikan fungsinya melakukan kegiatan politik di tengah-tengah
masyarakat politik.
7. Wilayah
Komponen selanjutnya adalah wilayah (territory), yaitu suatu batas
arena dimana sistem politik berlangsung. Jika sebuah mobil memerlukan
landasan tanah atau jalan raya untuk dapat menggelinding, maka suatu
sistem politik memerlukan wilayah yang secara nyata dan jelas batas-batas
kesatuannya. Hanya dalam kesatuan wilayah yang nyata, tertentu batasnya
dan kedaulatannya, barulah sistem politik dapat dijalankan dengan aman
dan lancar. Memang sistem politik hanyalah konsep yang abstrak, namun ia
tidak mungkin ada jika diterapkan dalam ruang yang "vacuum".
Dari ketujuh komponen tersebut di atas dapat dipahami bahwa
sistem politik sebagai suatu "conceptual tool" (alat untuk memandang dan
memikirkan) adalah suatu konsep yang luwes (fleksibel). Memandang
kehidupan negara sebagai suatu sistem politik dapat dipergunakan sebagai
pola pikir untuk memahami secara mudah dan utuh politik suatu negara.
Konsep sistem politik bisa diterapkan pada negara Amerika Serikat
sehingga dapat diketahui sistem politik Amerika Serikat. Atau dapat juga
terbatas hanya pada negara bagiannya saja, seperti California, Kota New
York, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai