Anda di halaman 1dari 16

Metode

Dakwah dalam
Perspektif
Fikih
Oleh : Gandhi Muhammad (20102010028)
dan Annisa Auliya (20102010071)
Pembahasan

01 02
Hukum berdakwah Fikih juru dakwah

03 04
Kaidah prinsip-prinsip
dakwah Problematika dakwah
kontemporer
Hukum Berdakwah
QS. Ali Imron 104
Dari ayat ini, muncul 2 pendapat hukum.
● Fardlu Kifayah
Pendapat ini menafsirkan kata “min” dengan makna sebagian. Al-Qurthubi
menambahkan QS. Al-Hajj 41 sebagai penjelas dari siapa yang dimaksud “sebagian” tersebut.
● Fardlu ‘Ain
Merujuk pada ayat dan kata yang sama, pendapat ini menafsirkan kata “min”
dengan makna bayan atau penjelasan. Sehingga, menurut pendapat ini, dakwah adalah
kewajiban bagi seluruh umat Islam.
Meskipun terdapat dua pendapat yang berbeda, kita sebagai umat muslim bisa
mengikuti kedua pendapat tersebut tanpa meninggalkan salah satunya.
Kita dapat memahami hukum dakwah fardlu kifayah sebagai dakwah dalam konteks dakwah
profesional. Yaitu dakwah yang memerlukan tata cara khusus.
Sedangkan dalam hukum dakwah fardlu ‘ain, kita dapat memahaminya dalam konteks
kewajiban dakwah amar ma’ruf nahi mungkar oleh setiap muslim sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
Fikih juru dakwah
Fikih juru dakwah
Terdapat dua persoalan fikih.
● Sudah sepakat (mujma’ ‘alaih)
Ketentuan-ketentuan syariat yang telah disepakati oleh seluruh umat Islam.
Contohnya adalah kewajiban shalat 5 waktu, kewajiban membayar zakat, dll.
● Diperselisihkan (Mukhtalaf fih)
Ketentuan-ketentuan syariat yang bersifat prinsip. Sehingga antara muslim satu
dengan lainnya memiliki perbedaan dalam pemahaman.
Dalam menyikapi hal ini, seorang da’i dituntut untuk lebih mengutamakan
persoalan yang pertama. Bila memang terpaksa dihadapkan pada persoalan yang kedua, maka
da’i harus bersikap bijaksana dan berhati-hati dalam memutuskan perkara.
Kaidah dan prinsip dakwah
Kaidah prinsip dakwah
Prinsip adalah suatu pedoman seseorang dalam melakukan sesuatu. Dalam dakwah,
terdapat prinsip-prinsip yang harus dipahami demi efektifit-nya kegiatan dakwah.
● Prinsip dakwah da’i
○ Qudwah qobla da’wah (memberi teladan sebelum berdakwah)
○ Tilmidzu imam laa tilmidzu kitab (muridnya guru bukan muridnya buku)
● Prinsip metode dakwah
○ At-ta’lif qobla at-ta’rif (Mengikat hati sebelum membebani)
○ At-ta’rif qobla at-ta’lif (Mengenalkan sebelum memberi beban)
Kaidah prinsip dakwah
○ At-taysir laa at-ta’sir (Memudahkan bukan menyulitkan)
○ At-tafhim laa at-talqin (Memberi pemahaman bukan mendikte)
○ At-tarbiyah laa at-ta’riyah (Mendidik bukan mempermalukan)
● Prinsip penyampaian pesan
○ At-tadarruj fii at-taklif (Penyampaian pesan secara bertahap)
○ Al-ushulu qobla al-furu’ (Masalah pokok sebelum cabang)
○ At-targhib qobla at-tarhib (Membesarkan hati sebelum memberi ancaman)
Kaidah prinsip dakwah
● Prinsip terhadap mad’u
○ Al-mamat wal hayat
○ Al-amir wal wazir
○ Mukallaf wa ghairu mukallaf
○ Muallaf wa ghairu muallaf
● Prinsip kondisi dan lingkungan
○ Menyesuaikan perkembangan zaman
○ Menyesuaikan dengan sosial-budaya
○ Menyesuaikan dengan sosial-politik
Problematika dakwah kontemporer
Problematika dakwah kontemporer
Dengan melihat perkembangan zaman, dapat disimpulkan bahwa pada era ini paling tidak ada
dua hal yang menjadi tantangan da’i dalam berdakwah. Yaitu perkembangan teknologi dan
informasi dan adanya Islamophobia.
● Teknologi dan Informasi
Menuntut adanya pola dakwah yang inovatif dan kreatif
● Islamophobia
Berbagai macam aksi tidak manusiawi yang mengatasnamakan Islam membuat citra
Islam di mata dunia menjadi buruk. Hal inilah yang menjadi tantangan da’i dalam
melangsungkan dakwahnya.
Dengan menerapkan perilaku toleran, menampilkan perilaku baik, dialogis, dan
bijaksana diharapkan da’i dapat memengaruhi masyarakat dan memperbaiki citra Islam yang
telah “rusak” tersebut.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai