Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH

FILSAFAT DALAM KONTEKS SOSIAL PLS

“Analisis terhadap Berbagai Teori & Rumusan Tujuan


Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat
DISAMPAIKAN OLEH:
DWITA SALVERRY
NIM: 2314191090

DOSEN PENGAMPU:
Dr. H. ABDUL LATIF BUSTOMI, M.Si
Dr. Zulkarnain, M.Pd, M.Si
BEBERAPA TEORI & RUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
1. Teori Pendidikan Kritis: Tokoh Utama Paulo Freire
 Konsep Utama: Kesadaran sosial, pembebasan melalui pendidikan, partisipasi kritis
2. Teori Pendidikan Berbasis Masalah: Tokoh Terkemuka Howard S. Barrows, Donald Woods
 Konsep Utama: Pembelajaran melalui pemecahan masalah dunia nyata, aktivitas berbasis
kasus
3. Teori Pendidikan Berbasis Masyarakat: Beberapa tokoh terkemuka seperti John Dewey telah
memberikan kontribusi pada ide-ide pendidikan berbasis masyarakat.
 Konsep Utama: Mengintegrasikan pendidikan dengan kehidupan komunitas lokal,
pembelajaran berpusat pada masyarakat.
4. Teori Pendidikan Empowerment: Tokoh Terkemuka Julian Rappaport, Cornelia Butler
Flora
 Konsep Utama: Memberdayakan individu melalui pendidikan, pemberian keterampilan dan
pengetahuan untuk mengambil inisiatif.
5. Teori Pendidikan Transformasional: Tokoh terkemuka Jack Mezirow , Paulo Freire (dikaitkan
juga dengan teori Pendidikan kritis)
 Konsep utama : Perubahan Fundamental dalam pemikiran , nilai dan sikap individu ,
pembebasan melalui pemahaman kritis dan refleksi
Setiap teori ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam mencapai pemberdayaan
masyarakat melalui pendidikan,
tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kemampuan individu
untuk berpartisipasi aktif dalam memperbaiki masyarakat mereka.
1. Teori Pendidikan Kritis
(Critical Pedagogy): Paulo Freire
 Teori ini, menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk
membangkitkan kesadaran sosial dan politik dalam masyarakat, sehingga
mereka dapat memahami ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam
masyarakat. Ini memungkinkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam
perubahan sosial yang positif.
 Penerapan Teori Pendidikan Kritis:

1. Pendidikan Kesadaran:
 Dalam pendidikan kritis, penting untuk meningkatkan kesadaran individu
tentang realitas sosial dan politik di sekitar mereka,
 Ini dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik dalam diskusi,
analisis, dan refleksi tentang masalah sosial seperti ketidaksetaraan,
kemiskinan, atau ketidakadilan.
 Dengan pemahaman yang lebih baik tentang masalah-masalah ini, individu
dapat menjadi lebih terlibat dalam upaya perubahan.
Penerapan Teori Pendidikan Kritis

2. Partisipasi Aktif :
 Pendidikan kritis mendorong partisipasi aktif peserta didik dalam
pembelajaran dan dalam masyarakat
 Ini bisa berarti memfasilitasi diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau aksi

sosial konkret.
 Peserta didik diajak untuk menjadi agen perubahan, bukan hanya
penerima pengetahuan pasif.

3. Pembebasan dari Struktur Penindasan:


 Freire menekankan pembebasan dari struktur penindasan sosial, dalam
pemberdayaan masyarakat, ini bisa berarti memberikan keterampilan dan
pengetahuan kepada individu untuk mengatasi ketidaksetaraan atau
penindasan yang mereka hadapi.
 Hal ini dapat mencakup pelatihan keterampilan, akses ke pendidikan tinggi,
atau dukungan dalam memperjuangkan hak mereka.
4. Pendidikan Berbasis Konteks:
 Pendidikan kritis harus relevan dengan konteks masyarakat yang dilayani, Ini
berarti memahami kebutuhan, nilai-nilai, dan budaya lokal.
 Melibatkan komunitas dalam perencanaan dan pelaksanaan program
pendidikan juga sangat penting.

5. Aksi Sosial dan Politik:


 Teori Pendidikan Kritis mendorong peserta didik untuk mengambil tindakan
nyata dalam menghadapi masalah sosial, Ini bisa berarti terlibat dalam
kampanye sosial, pemilihan, atau proyek-proyek yang bertujuan untuk mengatasi
masalah sosial konkret.

Penerapan Teori Pendidikan Kritis bertujuan untuk memberdayakan individu dengan


memberi mereka pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang mereka butuhkan
untuk berpartisipasi aktif dalam mengubah realitas sosial mereka.

Hal ini berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat secara keseluruhan dengan


menciptakan warga yang lebih sadar, aktif, dan efektif dalam memperjuangkan perubahan
positif.
2. Teori Pendidikan Berbasis Masalah
(Problem-Based Learning)
Howard S. Barrows, Donald Woods
 Teori ini menekankan pembelajaran melalui pemecahan masalah dalam
konteks nyata, sehingga individu dapat memperoleh keterampilan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kondisi masyarakat.
 Tujuan dari pendidikan berbasis masalah adalah mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan aplikasi
pengetahuan dalam konteks nyata. Hal ini dapat membantu individu dan
komunitas untuk mengatasi masalah-masalah konkret dalam kehidupan sehari-
hari.
 Penerapan Teori Pendidikan Berbasis Masalah dalam pemberdayaan
masyarakat memberikan kesempatan bagi anggota komunitas untuk
memainkan peran aktif dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi. Ini tidak
hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah-masalah tersebut,
tetapi juga memberikan keterampilan yang diperlukan untuk mengambil
inisiatif dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat mereka.
2. Teori Pendidikan Berbasis Masalah
(Problem-Based Learning)
Howard S. Barrows, Donald Woods
 Teori ini menekankan pembelajaran melalui pemecahan masalah
dalam konteks nyata.
 Dengan memecahkan masalah-masalah masyarakat, individu dapat
memperoleh keterampilan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kondisi masyarakat.
 Tujuan dari pendidikan berbasis masalah adalah mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan aplikasi
pengetahuan dalam konteks nyata. Hal ini dapat membantu
individu dan komunitas untuk mengatasi masalah-masalah konkret
dalam kehidupan sehari-hari.
 Penerapan Teori Pendidikan Berbasis Masalah dalam
pemberdayaan masyarakat memberikan kesempatan bagi anggota
komunitas untuk memainkan peran aktif dalam mengatasi masalah
yang mereka hadapi. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman
Penerapan Teori Pendidikan Berbasis Masalah dalam pemberdayaan
masyarakat dapat melibatkan pendekatan berikut:
1. Identifikasi Masalah Lokal:
 Langkah awalnya adalah mengidentifikasi masalah atau tantangan khusus
yang dihadapi oleh masyarakat tertentu. Ini bisa menjadi masalah seperti
pengangguran, akses terbatas ke layanan kesehatan, atau masalah
lingkungan.
 Identifikasi masalah ini dapat melibatkan partisipasi aktif dari anggota
komunitas.
2. Keterlibatan Aktif dalam Pemecahan Masalah:
 Komunitas, bersama dengan fasilitator atau pendidik, bekerja sama untuk
merumuskan solusi bagi masalah yang telah diidentifikasi.
 Pendekatan ini mendorong keterlibatan aktif dari anggota komunitas dalam
pemecahan masalah, memungkinkan mereka untuk merasa memiliki proses
tersebut.
3. Pembelajaran Berbasis Kasus Nyata:
 Pendidikan berbasis masalah memanfaatkan masalah-masalah nyata
sebagai dasar pembelajaran. Ini dapat melibatkan studi kasus, penelitian
lapangan, atau simulasi situasi nyata.
 Dengan cara ini, peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang masalah yang mereka hadapi.
4. Pendekatan Interdisipliner:
 Pendidikan berbasis masalah sering kali melibatkan berbagai
disiplin ilmu, seperti ilmu sosial, ilmu alam, atau teknologi. Ini
membantu peserta didik memahami masalah secara
komprehensif dan mencari solusi yang beragam.

5. Aksi Konkrit:
 Setelah solusi-solusi diidentifikasi, langkah berikutnya adalah
mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah tersebut.
 Hal ini bisa melibatkan proyek-proyek komunitas, program
pelatihan, atau inisiatif lain yang mendukung perubahan positif.

6. Evaluasi dan Refleksi:


 Proses pendidikan berbasis masalah mencakup evaluasi terus-
menerus terhadap solusi yang diimplementasikan.
 Komunitas dan peserta didik dapat merenungkan apa yang
telah berhasil dan bagaimana proses dapat ditingkatkan di
masa depan.
3. Teori Pendidikan Berbasis Masyarakat:
John Dewey
 Teori ini menyarankan bahwa pendidikan harus berakar dalam komunitas lokal.
Pendidikan tidak hanya tentang sekolah, tetapi juga melibatkan komunitas dalam proses
pembelajaran. Bertujuan :

 untuk membangun komunitas yang kuat dan sadar, di mana individu dapat berpartisipasi
dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan lokal. Ini menciptakan
masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.

 untuk memastikan bahwa pendidikan tidak hanya menjadi alat untuk mentransfer
pengetahuan, tetapi juga alat untuk memperkuat komunitas, memecahkan masalah, dan
memberdayakan individu. Hal ini membantu masyarakat untuk berkembang dan
mengatasi tantangan yang mereka hadapi secara lebih efektif.

 Penerapan Teori Pendidikan Berbasis Masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat


mencakup berbagai pendekatan dan praktik yang menghubungkan pendidikan dengan
komunitas lokal.

 Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam penerapan teori ini:
1. Partisipasi Komunitas:
 Libatkan komunitas lokal secara aktif dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi program pendidikan.
 Dengan mendengarkan aspirasi dan kebutuhan komunitas, pendidikan dapat
menjadi lebih relevan.

2. Pendidikan yang Berpusat pada Kebutuhan Lokal:


 Perhatikan kebutuhan khusus komunitas dalam merancang kurikulum dan program
pendidikan.
 Hal ini memastikan bahwa pendidikan benar-benar bermanfaat bagi mereka dan
berkontribusi pada pemberdayaan.

3. Pendekatan Kolaboratif:
 Kolaborasi antara lembaga pendidikan, organisasi non-pemerintah, dan komunitas
lokal sangat penting.
 Ini dapat mencakup pelatihan kerja sama, pertukaran pengetahuan, dan sumber daya
yang saling menguntungkan.

4. Pendekatan Hidup Sehari-hari:


 Terapkan pendekatan pembelajaran yang terkait dengan kehidupan sehari-hari
masyarakat.
 Ini bisa berarti menggunakan contoh dan kasus yang relevan dengan pengalaman
mereka.
5. Pendidikan Seluruh Usia:
 Fokuskan pada pendidikan sepanjang rentang usia, mulai dari anak-anak
hingga dewasa. Hal ini memungkinkan individu di semua tahap kehidupan
mereka untuk mengakses pendidikan yang relevan.

6.Keterampilan Praktis:
 Sertakan pengembangan keterampilan praktis yang dapat membantu
anggota komunitas meningkatkan kemampuan ekonomi mereka, seperti
pelatihan keterampilan kerja atau kewirausahaan.

7. Pendekatan Empowerment:
 Tujuannya adalah memberdayakan anggota komunitas agar menjadi agen
perubahan dalam kehidupan mereka sendiri.
 Ini dapat melibatkan pelatihan kepemimpinan, pemahaman tentang hak-hak
mereka, dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.

8. Evaluasi dan Penyesuaian:


 Terus-menerus melakukan evaluasi program pendidikan untuk memastikan
efektivitasnya. Jika diperlukan, lakukan perubahan dan penyesuaian sesuai
dengan umpan balik dari komunitas.
4. Teori Pendidikan Empowerment:
Julian Rappaport, Cornelia Butler Flora
 Teori ini menekankan pentingnya memberdayakan individu melalui
pendidikan. Hal ini melibatkan memberikan individu keterampilan,
pengetahuan, dan keyakinan untuk mengambil inisiatif dalam
meningkatkan kualitas hidup mereka dan masyarakat mereka.
 Bertujuan untuk memberikan komunitas alat dan pengetahuan yang
mereka butuhkan untuk mengambil kendali atas nasib mereka sendiri. Hal
ini membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi
masalah sosial, ekonomi, dan politik, serta menciptakan perubahan positif
dalam masyarakat mereka.
 Teori Pendidikan Empowerment dalam pemberdayaan masyarakat
berfokus pada memberikan individu pengetahuan, keterampilan, dan
kepercayaan diri yang diperlukan untuk mengambil inisiatif dalam
memperbaiki kehidupan mereka dan masyarakat mereka.
 Berikut adalah beberapa langkah dalam penerapan teori ini:
1. Penilaian Kebutuhan:
 Identifikasi kebutuhan dan tantangan khusus yang dihadapi oleh masyarakat
target. Ini bisa melibatkan survei, wawancara, atau diskusi kelompok dengan
anggota komunitas.
2. Pengembangan Program Pendidikan:
 Merancang program pendidikan yang mencakup topik-topik yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat. Ini bisa mencakup keterampilan praktis,
pengetahuan tentang hak-hak mereka, dan pemahaman tentang isu-isu sosial
yang mempengaruhi kehidupan mereka.
3. Pendekatan Partisipatif:
 Melibatkan anggota komunitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program. Partisipasi aktif memungkinkan anggota komunitas merasa memiliki
program dan lebih terlibat dalam proses pendidikan.
4. Penggunaan Metode Interaktif:
 Gunakan metode pembelajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok,
permainan peran, dan simulasi, untuk meningkatkan pemahaman dan
keterlibatan peserta.
5. Pemberdayaan Melalui Keterampilan:
 Fokuskan pada pengembangan keterampilan yang dapat meningkatkan
kemandirian anggota komunitas. Ini bisa mencakup pelatihan keterampilan
kerja, manajemen keuangan, atau keterampilan kewirausahaan.
6. Pendidikan Kesadaran Sosial:
 Berikan pendidikan tentang isu-isu sosial dan politik yang memengaruhi
komunitas.
 Ini membantu anggota komunitas memahami dan merespons perubahan
dalam masyarakat dan lingkungan mereka.

7. Dukungan Psikososial:
 Selain keterampilan dan pengetahuan, penting juga memberikan dukungan
psikososial kepada individu untuk memperkuat kepercayaan diri dan
motivasi mereka.

8. Aksi Sosial:
 Dorong peserta didik untuk mengambil tindakan konkret dalam
memecahkan masalah atau memperbaiki situasi di komunitas mereka.
 Ini bisa melibatkan proyek-proyek sosial, kampanye, atau upaya
kewirausahaan sosial.

9. Evaluasi dan Penyesuaian:


 Terus-menerus evaluasi program untuk mengukur dampaknya dan
mendengarkan umpan balik dari komunitas.
 Sesuaikan program berdasarkan hasil evaluasi untuk meningkatkan
efektivitasnya.
5.Teori Pendidikan Transformasional : Jack Mezirow,
& Paulo Freire (juga dikaitkan dengan teori pendidikan kritis)
 Teori ini berfokus pada perubahan fundamental dalam pemikiran,
nilai, dan sikap individu.
 Tujuannya adalah menciptakan perubahan mendasar dalam
pemikiran, nilai, dan sikap individu sehingga mereka dapat menjadi
agen perubahan positif dalam masyarakat.
 Ini mencakup pembebasan dari paradigma yang membatasi dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang realitas sosial.
 Penerapan Teori Pendidikan Transformasional dalam pemberdayaan
masyarakat untuk menciptakan individu yang bukan hanya lebih pintar,
tetapi juga lebih sadar, berempati, dan memiliki tekad untuk menciptakan
perubahan positif dalam masyarakat mereka. Ini melibatkan
pengembangan karakter dan pemahaman tentang bagaimana mereka
dapat berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih besar.
 Berikut adalah cara aplikatif untuk menerapkan teori ini:
1. Pemimpin Transformasional:
 Identifikasi atau latih pemimpin transformasional dalam komunitas yang dapat
memimpin perubahan.
 Pemimpin-pemimpin ini harus mempromosikan visi positif, mendengarkan anggota
komunitas, dan memberi inspirasi untuk perubahan.

2. Pendidikan Kritis:
 Fokuskan pendidikan pada pemahaman yang mendalam tentang isu-isu sosial dan
politik yang mempengaruhi komunitas.
 Ini dapat melibatkan diskusi, penelitian, dan pemahaman akar penyebab masalah-
masalah tersebut.

3. Pendekatan Holistik:
 Pengembangan pribadi tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang
pengembangan keterampilan interpersonal, emosional, dan etika.
 Program pendidikan harus mencakup aspek-aspek ini untuk menciptakan individu
yang lebih baik secara holistik.

4. Pemberdayaan Diri:
 Dorong anggota komunitas untuk mengenali dan mengembangkan potensi mereka
sendiri.
 Ini bisa melibatkan pelatihan kepemimpinan, peningkatan keterampilan pribadi, dan
pembangunan percaya diri.
5. Proyek dan Inisiatif:
 Selain pendidikan, berikan kesempatan bagi individu dan kelompok dalam
komunitas untuk melibatkan diri dalam proyek-proyek yang memiliki dampak
positif.
 Hal ini dapat mencakup proyek-proyek sosial, pengembangan bisnis, atau
inisiatif kewirausahaan.
6. Mentorship:
 Dukung hubungan mentor-mentee di dalam komunitas. Mentor yang
berpengalaman dapat membimbing individu yang lebih muda atau kurang
berpengalaman dalam pengembangan pribadi dan berkontribusi pada
pertumbuhan mereka.
7. Pendekatan Jangka Panjang:
 Pemberdayaan melalui pendidikan transformasional adalah proses jangka
panjang. Perubahan pemikiran dan nilai memerlukan waktu. Jadi, rencanakan
program yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
8. Mengukur Dampak:
 Selalu lakukan evaluasi dan pemantauan untuk mengukur dampak program
pendidikan transformasional.
 Hal ini membantu memastikan bahwa perubahan positif sedang terjadi di
antara individu dan di seluruh komunitas.
Daftar Rujukan:
1. Teori Pendidikan Kritis:
 Buku “Educational for Critical Consciousness” oleh Paulo Freire
2. Teori Pendidikan Berbasis Masalah:
 Buku “Problem Based Learning : an approach to Medical Education” oleh Howard S
Barrow dan Robyn M Tamblyn
 Buku “Problem Based Learning: a research Perspective on learining Interactions”
oleh Wilfried Admiral dan Karen Simon
3. Teori Pendidikan Berbasis Masyarakat:
 Buku “Dewey on Education : Selections” oleh John Dewey
 Buku “ The Power of Their Ideas: Lesson for America from Small School inisiatif
Harlem” oleh Deborah Meier
4. Teori Pendidikan Empoerment:
 Buku “Empowerment Evaluation: Knowledge analisa berpikir yang didasari oleh
pertimbangan berpikir yang cukup Tools for Self-Assesment and Accountability”
oleh David M Fetterman
5. Teori Pendidikan Transformational:
 Buku “Transformational Learning in Practice : Insight from Community Workplace
and Higher Education” oleh Jack Mezirow dan Edward W Taylor

Anda mungkin juga menyukai