b3 Identifikasi Asesmen Intervensi
b3 Identifikasi Asesmen Intervensi
MATERI:
IDENTIFIKASI, ASESMEN,
DAN INTERVENSI
Disampaikan Oleh:
TIM LINTANG SAMUDRA EDUKASI
YAYASAN MDP INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta memahami pengertian identifikasi
Dialog
Visualisasi Penyampaian
Interaktif Hal- Presentasi
Menontotn Materi Penyimpulan
hal yang Latihan/ /Laporan
Video tentang Keseluruhan/ Materi dan
Menarik dari Penugasan 30’ Hasil Latihan/
Pendidikan Tayangan PPT Penutup 10’
Tayangan Penugasan 10’
Inklusif 10’ 50’
Video 10’
IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI Identifikasi adalah proses menemukan dan
mengenali peserta didik yang diindikasikan atau
diduga membutuhkan pendidikan khusus sesuai
dengan hambatan atau disabilitasnya.
PENGERTIAN IDENTIFIKASI
TUJUAN IDENTIFIKASI
▪ Tujuan identifikasi adalah untuk menemukan
dan mengenali (menemukenali) anak yang
PETUGAS/PELAKSANA
diindikasikan atau diduga memiliki hambatan
fisik, intelektual, sosial, emosi, dan/atau sensori
FUNGSI IDENTIFIKASI neurologis.
▪ Tujuan berikutnya adalah mengklasifikasikan
CARA MELAKUKAN atau mengkategorikan hambatan atau disabilitas
IDENTIFIKASI
peserta didik ditinjau dari keragamannya.
PROSEDUR PELAKSANAAN
IDENTIFIKASI
▪ Dengan dilakukan identifikasi akan membantu
memecahkan permasalahan yang dihadapi
INSTRUMEN IDENTIFIKASI peserta didik berkebutuhan khusus supaya
perkembangan yang dicapai sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
▪ Identifikasi dapat dilakukan oleh orang tua atau
IDENTIFIKASI saudara peserta didik, guru, guru bimbingan dan
konseling, guru pendidikan khusus, dan guru
pembimbing khusus. Identifikasi juga bisa dilakukan
PENGERTIAN IDENTIFIKASI oleh dokter, psikolog, petugas sosial sesuai dengan
bidang yang menjadi tanggung jawabnya.
TUJUAN IDENTIFIKASI ▪ Identifikasi yang bertujuan untuk menandai gejala-
gejala berkaitan dengan kelainan, gangguan, atau
PETUGAS/PELAKSANA penyimpangan perilaku yang mengakibatkan
kesulitan/hambatan peserta didik dalam belajar di
FUNGSI IDENTIFIKASI SPPPI dapat dilakukan oleh guru misalnya dengan
menggunakan daftar cek disesuaikan dengan
CARA MELAKUKAN kebutuhan.
IDENTIFIKASI
PROSEDUR PELAKSANAAN
IDENTIFIKASI
▪ Penjaringan
INSTRUMEN IDENTIFIKASI ▪ Klasifikasi
▪ Pengalihtanganan
▪ Perencanaan Pembelajaran
▪ Pemantauan Kemajuan Belajar
IDENTIFIKASI ▪ Observasi
▪ Inventori
▪ Catatan Guru
PENGERTIAN IDENTIFIKASI ▪ Tes Baku
▪ Tes Buatan Guru
TUJUAN IDENTIFIKASI
▪ Menghimpun data peserta didik
PETUGAS/PELAKSANA
▪ Menganalisis data dan mengklasifikasikann peserta
didik
▪ Menginformasikan hasil analisis dan klasifikasi
FUNGSI IDENTIFIKASI
▪ Menyelenggarakan pembahasan kasus
▪ Menyusun laporan hasil pembahasan kasus
▪ Membuat rujukan
CARA MELAKUKAN
IDENTIFIKASI
PROSEDUR PELAKSANAAN
IDENTIFIKASI Tabel Peserta Didik Berkebutuhan Khusus yang Memerlukan Layanan PK
FUNGSI IDENTIFIKASI
CARA MELAKUKAN
IDENTIFIKASI
PROSEDUR PELAKSANAAN
IDENTIFIKASI
INSTRUMEN IDENTIFIKASI
Sumber:spa.pabk.kemenpppa.go.id.
PEDOMAN OBSERVASI KEBIASAAN MENULIS
Peserta Didik : ……………………………………………
Tempat Tgl. Lahir/Umur : ……………………………………………
Waktu Pelaksanaan Observasi : …………………………………………….
3 Anak yang 3.1. Penampilan fisik tidak seimbang (missal: bentuk kepala terlalu besar/kecil)
mengalami 3.2. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
gangguan 3.3. Perkembangan bicara/bahasa terlambat/ komunikasi tidak lancar
intelektual 3.4. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong)
subnormal di 3.5. Memiliki hambatan dalam perilaku
bawah rata- 3.6. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
rata normal 3.7. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
(tunagrahita) 3.8. Memiliki IQ 50-70
3.9. Memiliki IQ 30-50
3.10Memiliki IQ kurang dari 30
4 Anak yang 4.1. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh
mengalami 4.2. Memiliki kesulitan dalam gerakan yaitu tidak sempurna, tidak lentur atau tidak terkendali
kelainan 4.3. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna (amputi) sebelah tangan
anggota 4.4. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna (amputi) kedua belah tangan
tubuh/geraka
4.5. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna (amputi) sebelah kaki
n (Tunadaksa)
4.6. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna (amputi) kedua belah kaki
4.7. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna (amputi) sebelah tangan dan sebelah kaki kanan
atau kiri)
4.8. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna (amputi) sebelah tangan (kanan/kiri) dan kedua belah
kaki
4.9. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna (amputi) sebelah kaki (kanan/kiri) dan kedua
belah tangan
4.10. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna (amputi) kedua belah tangan dan kedua belah kaki.
4.11 Bagian anggota tubuh lebih kecil dari biasa
4.12 Terdapat cacat pada alat gerak
4.13 Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
4.14 Kesulitan pada saat berdiri/berjalan duduk dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
4.15 Berjalan/beraktifitas menggunakan kursi roda
4.17 Berjalan/beraktifitas menggunakan kruk (alat penyangga tubuh)
4.18 Berjalan/beraktifitas menggunakan alat bantu khusus lainnya
4.19 Mengalami gangguan bicara yang disebabkan oleh kelainan motorik otot-otot bicara, kurang dan tidak terjadinya proses
interaksi dengan lingkungan, tidak mampu menirukan bicara orang lain, serta kerusakan pada area tertentu di dalam
otak
yang berfungsi sebagai pusat bicara sehingga mempengaruhi proses bicara anak.
4.20 Mengalami kelainan emosi dan penyesuaian sosial yang disebabkan kecacatan anak itu sendiri, respon orang tua serta
masyarakat.
5 Anak yang mengalami 5.1. Tingkah laku anak menyimpang dari standar
gangguan emosi dan yang diterima umum
perilaku (tunalaras) 5.2. Cenderung membangkang/melawan
5.3. Mudah terangsang emosinya/ emosional
/mudah marah
5.4. Sering melakukan tindakan agresif, merusak,
atau mengganggu
5.5. Sering bertindak melanggar norma sosial
5.6. Sering bertindak melanggar norma susila
5.7. Sering bertindak melanggar norma hukum
5.8. Sering berkelahi
6 Anak yang memiliki 6.1. Membaca pada usia lebih muda
potensi kecedasan dan 6.2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak
bakat istimewa 6.3. Memiliki perbendaharaan kata yang luas
(Intellectualy Superior) 6.4. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar/kuat
atau disebut pula 6.5. Mempunyai minat yang luas termasuk masalah orang dewasa
Gifted dan Talented 6.6. mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
6.7. Mampu menghasilkan ide-ide orsinil, atau menunjukkan keaslian (originalitas) dalam ungkapan verbal
6.8. Memberi jawaban-jawaban yang baik
6.9. Dapat memberikan banyak gagasan
6.10 Luwes dalam berpikir
6.11 Mempunyai pengamatan yang tajam
6.12 Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang lama terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati
6.13 Berfikir kritis juga terhadap diri sendiri
6.14 Terbuka terhadap rangsangan- rangsangan dari lingkungan
6.15 Senang mencoba hal-hal baru
6.16. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi dan sintesis yang tinggi
6.17. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah
6.18 Cepat menangkap hubungan sebab akibat
6.19 Berperilaku terarah pada tujuan
6.20 Mempunyai daya imajinasi yang kuat
6.21 Mempunyai banyak kegemaran (hobi) dan keahlian yang sedemikian rupa unggul/menonjol (Potensi Bakat Istimewa)
6.22 Mempunyai daya ingat yang kuat
6.23 Tidak cepat puas dengan prestasinya
6.24 Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi)
6.25 Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan
6.26. Cenderung merespon atau bereaksi dengan cara yang tidak dapat diduga- duga
6.27. Menunjukkan minat yang luas
6.28 Berambisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi
6.29 Melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas yang diminatinya
6.30 Memiliki IQ 135 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala Wechsler (Bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan
istimewa)
7 Lamban Belajar (Slow 7.1. Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah
Learner) (kurang dari KKM yang ditentukan)
7.2. Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan dengan teman
teman seusianya
7.3. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat
9.2. Ganggu 9.2.1. Adanya gangguan kemampuan berfikir dalam berkomunikasi (sulit menangkap isi
an pembicaraan orang lain)
bahasa
(language 9.2.2. Adanya gangguan bernalar masalah-masalah sosial-emosional (psikis) (Kalau
disorder) bicara sering gagap atau gugup)
9.2.3 Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
10 Autistik/Autis 10.1. Adanya gangguan interaksi social
10.1.1. Tidak ada kontak mata atau sedikit sekali
10.1.2. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
10.1.3. Tidak ada interaksi sosial
10.1.4. Tidak bisa mengendalikan emosi
10.1.5. Tidak peduli terhadap orang lain
10.2. Adanya gangguan komunikasi (bicara, bahasa dan komunikasi)
10.2.1. Mengalami keterlambatan bicara
10.2.2. Tidak ada usaha berkomunikasi dengan orang lain
10.2.3. Sering mengeluarkan kata-kata yang tidak bermakna
10.2.4. Bahasa aneh (tidak lazim) yang diulang- ulang
10.2.5. Tidak dapat bermain dalam kelompok
10.3. Adanya gangguan perilaku
10.3.1. Mempertahankan satu minat atau lebih secara sangat khas dan berlebih-lebihan
10.3.2. Senang pada rutinitas dan ritualistik yang tidak berguna
10.3.3. Gerakan motorik yang diulang- ulang dan stereotip, misalnya memainkan tangan/jari
10.3.4. Sangat tertarik pada bagian-bagian benda tertentu (baunya, getarannya, permukaannya) yang
tidak lazim
10.3.5. Mudah tantrum (histeris) hanya karena hal-hal yang sepele
10.3.5. Suka menyakiti diri sendiri
10.4. Adanya gangguan sensoris
10.4.1. Sensitif terhadap sentuhan
10.4.2. Sensitif terhadap suara
10.4.3. Tidak sensitif terhadap rasa sakit
10.5. Adanya gangguan pola bermain
10.5.1. Cara bermain kurang variatif
10.5.2. Pola bermain cenderung individu
PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS/LAYANAN KOMPENSATORIS
INSTRUMEN ASESMEN
PENGGOLONGAN DAN JENIS ASESMEN
PENGGOLONGAN DAN
JENIS ASESMEN
PROSEDUR PELAKSANAAN
ASESMEN Asesmen perkembangan merupakan Asesmen akademik adalah asesmen yang
seperangkat asesmen yang dipakai untuk dilakukan untuk mengungkap
mengungkap kondisi perkembangan kemampuan atau kompetensi peserta
INSTRUMEN ASESMEN
anak. Proses pengumpulan informasi didik dalam bidang akademik atau
tentang aspek-aspek perkembangan anak pembelajaran
dianggap penting, karena hasilnya
diduga memiliki pengaruh yang cukup
bermakna terhadap prestasi akademik
anak.
BENTUK ASESMEN
Assessmen For Learning (AfL), yaitu asesmen
PENGERTIAN ASESMEN yang digunakan untuk kepentingan proses
belajar. Asesmen ini bersifat asesmen yang
TUJUAN ASESMEN berorientasi pada kurikulum
PENGGOLONGAN DAN
JENIS ASESMEN Assessmen As Learning (AaL), yaitu asesmen
yang dilakukan dalam proses belajar
BENTUK ASESMEN berlangsung untuk melihat respon atau
perilaku yang terjadi pada saat pembelajaran
PETUGAS/PELAKSANA berlangsung
ASESMEN
PROSEDUR PELAKSANAAN
ASESMEN Assessmen Of Learning (AoL), yaitu asesmen
yang dilakukan diakhir pelajaran untuk melihat
INSTRUMEN ASESMEN tingkat penguasaan setelah intervensi
dilakukan.
PETUGAS DAN PROSEDUR PELAKSANAAN ASESMEN
Setiap guru pada satuan pendidikan selayaknya dapat
melaksanakan asesmen perkembangan yang sifatnya informal
PENGERTIAN ASESMEN dan melaksanakan asesmen akademik dan nonakademik
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Asesmen dapat
TUJUAN ASESMEN dilakukan oleh tim asesmen yang dibentuk oleh satuan
pendidikan, dengan melibatkan guru pendidikan khusus atau
PENGGOLONGAN DAN guru pembimbing khusus, guru, orangtua, dan/atau tenaga ahli
JENIS ASESMEN
lain sesuai dengan kebutuhan.
BENTUK ASESMEN
1) Merencanakan/menyusun instrumen asesmen
PETUGAS/PELAKSANA 2) Melaksanakan asesmen (pengumpulan data)
ASESMEN
3) Analisis hasil asesmen, pemetaan hambatan dan
PROSEDUR PELAKSANAAN potensi, dan analisis skala prioritas
ASESMEN
4) Menggambarkan profil; sebagai kesimpulan yang
INSTRUMEN ASESMEN menggambarkan hambatan, potensi, dan kebutuhan
5) Laporan hasil asesmen
6) Tindak lanjut hasil asesmen (rekomendasi)
PROSEDUR PELAKSANAAN ASESMEN
MENGGAMBARKAN
MERENCANAKAN/ PROFIL PESERTA
MENYUSUN MELAKSANAKAN ANALISIS HASIL DIDIK LAPORAN HASIL TINDAK LANJUT
INSTRUMEN ASESMEN ASESMEN ASESMEN HASIL ASESMEN
AESESMEN (PROFIL BELAJAR
SISWA)
INSTRUMEN ASESMEN
INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN
Model atau contoh instrumen asesmen perkembangan
PENGERTIAN ASESMEN bagi peserta didik berkebutuhan khusus sudah banyak
disusun oleh para ahli atau praktisi. Guru bisa
menggunakannya dan menyesuaikannya dengan
TUJUAN ASESMEN kebutuhan dari setiap aspek perkembangan yang akan
diasesmen. Guru juga bisa menyusun instrumen
PENGGOLONGAN DAN
JENIS ASESMEN asesmen sesuai dengan kebutuhan.
BENTUK ASESMEN
PETUGAS/PELAKSANA
ASESMEN INSTRUMEN ASESMEN AKADEMIK
PROSEDUR PELAKSANAAN Guru menyusun instrumen asesmen akademik
ASESMEN (pembelajaran) sesuai dengan kebutuhan/tujuan/
capaian pembelajaran
INSTRUMEN ASESMEN
Aspek Kompetensi Indikator Mampu Tidak
Mampu
1. Memiliki perilaku yang ∙ Duduk dengan tenang selama 5-10 menit
kooperatif ∙ Dapat memperhatikan/fokus pada kegiatan belajar di kelas
Perilaku ∙ Dapat mengikuti/melakukan kegiatan sederhana; pasang puzzle, mewarnai bebas dsb.
2. Mampu menirukan ∙ Dapat menirukan gerakan motorik kasar; angkat tangan, tepuk tangan, lompat dsb.
gerakan/ aktivitas ∙ Dapat menirukan gerakan dengan benda (kibarkan bendera, memainkan mobil, pukul kendang,
bunyikan lonceng dsb)
3. Mampu bersosialisasi di ∙ Dapat menunggu giliran/ antrian
lingkungan sekitar ∙ Mematuhi aturan sederhana (boleh/ tidak boleh di lakukan)
Interaksi 4. Mampu mengikuti ∙ Memilih kegiatan sendiri
Sosial permainan dengan baik ∙ Dapat bermain dengan teman sebaya
∙ Melakukan permainan terstruktur
5. Melakukan komunikasi ∙ Melakukan kontak mata pada saat berkomunikasi
awal dengan benar ∙ Menirukan verbal vokal
∙ Menjawab” iya” setiap kali namanya di panggil
∙ Menjawab kabar sesuai dengan kondisi pada saat itu
∙ Memberi salam pada saat bertemu orang lain
Komunikasi 6. Mampu mengungkapkan ∙ Memanggil orang di sekitarnya/ temannya
dan Bahasa perasaan dan pikiran ∙ Menyatakan keinginan secara lisan: mau ke toilet, makan dan minum
∙ menjawab pertanyaan sederhana mengenai apa
7. Mengidentifikasi orang ∙ Mengidentifikasi diri sendiri
-orang atau tempat- ∙ Mengidentifikasi keluarga inti
tempat Mengidentifikasi teman sekelas
∙
yang ada di sekitar
∙ Mengidentifikasi guru-gurunya
8. Memahami objek/benda ∙ Dapat menunjukkan alat makan; sendok dan piring
yang ada di sekitar ∙ Dapat menunjukkan alat minum; gelas
∙ Dapat menunjukkan binatang; ayam, bebek, kucing dsb.
∙ Dapat menunjukkan alat transportasi; mobil, motor, pesawat
9. Memahami kata perintah ∙ Dapat melakukan perintah satu tahap duduk, berdiri, ke sini dan ambil
10. Dapat melakukan ∙ Berdiri dengan satu kaki
kegiatan (merespon) ∙ Melakukan kegiatan melompat
dengan baik terkait Melakukan gerakan menggantung/ bergelayut
∙
dengan
∙ Meniti di atas papan titian
keseimbangan
∙ Berdiri di atas papan keseimbangan
∙ Main ayunan
∙ Bermain prosotan
∙ Bermain jungkat-jungkit
Sensori
1
2
3
4
CONTOH KESIMPULAN HASIL ASESMEN PERKEMBANGAN
2 Kognitif
3 Bahasa
4 Sosial Emosi
CONTOH KESIMPULAN HASIL ASESMEN AKADEMIK (MATA PELAJARAN)
KI-KD/
No Capaian Indiktor Tidak Dibutuhkan Prioritas
Pembelajaran Dibutuhkan
1
2
3
4
5
Dst
INTERVENSI
INTERVENSI
PENGERTIAN
INTERVENSI Intervensi secara harfiah diartikan sebagai “ikut
campur atau keterlibatan”. Jadi Intervensi dapat
dipandang sebagai keterlibatan seseorang
TUJUAN
INTERVENSI (someone's involvement) di dalam memberikan
bantuan. Stimulasi diartikan sebagai
“rangsangan”. yaitu keterlibatan seseorang di
FASE-FASE
PELAKSANAAN dalam memberikan ransangan-ransangan.”
INTERVENSI
Pemberian intervensi pada anak berkebutuhan khusus akan terjadi dalam banyak hal,
baik intervensi yang berkaitan dengan masalah akademik, perkembangan atau perilaku
TUJUAN spesifik. Intervensionis (guru) yang menangani anak berkebutuhan khusu dalam memberikan
INTERVENSI intervensinya tidak hanya satu aspek secara terpisah, melainkan seringkali harus menghadapi
pada aspek yang berbeda tetapi dilakukan tindakan-tindakannya dalam waktu bersamaan atau
paling tidak jarak antara masalah yang diintervensi yang satu memiliki rentang yang pendek
pada masalah lainnya. Misalnya; pada saat yang hampir bersamaan guru menyelesaikan
FASE-FASE
PELAKSANAAN
masalah membaca, tapi pada saat itu pula guru meredakan perilaku meludah, atau mengepak-
INTERVENSI ngepak tangan (streotif).
Secara umum aspek-aspek intervensi yang sangan mendasar dan paling awal dilakukan
dalam masalah akademik terkait dengan ketemapilan dasar Tree-Art yaitu kemampuan
akademik dalam bahasa; mendengar (listening), bicara (speak) membaca (reading), menulis
PRINSIP
LAYANAN (pre-writing dan writing) dan berhitung (arithmatic) ; komputasi, bilangan, oprasi hitung,
INTERVENSI geometri, waktu dan uang).
Dalam aspek perkembangan mencakup; Kognitif (klasifikasi, seriasi, korespondensi dan
konservasi. Dalam Aspek Motorik (gross motor, fine motor, balance, locomosi dan koordinasi),
RUANG Dalam aspek persepsi visual (diskriminasi, spasial, figure and ground, memory), persepsi
LINGKUP auditori (keadaran fonem, morfem, semantic dan sintaksis)
LAYANAN
INTERVENSI Perilaku-peilaku spesifik seperti; stereotif fisik (memukul-mukul bagian anggoota badan)
stereotif verbal (membunyikan kata-kata terentu tanpa arti), echolalia (mengikuti ucapan orang
lai), hipoaktif (tidak mau merespon), Hiperaktif (tidak maudiam tanpa arah), memukul tanpa
LEMBAR KERJA: LIHAT
MODUL B3
SELAMAT BERTUGAS