Anda di halaman 1dari 40

Proyek Rumah

Pengasapan Ikan dan


Tempurung Kelapa di Desa
Nelayan Ujung Pandaran
Kelompok 5

Anggota :
Bazighoh Fattatin 09311940000011
Audi Andrianto 09311940000018
Juniarun Fathurrohman 09311940000025
Alberto Evan Argya 09311940000055
Kirana Prayunita 09311940000057
Proyek Rumah Pengasapan Ikan dan Tempurung Kelapa di Desa Nelayan Ujung Pandaran
Desa Ujung Pandaran terletak di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
Proyek Rumah Asap Ikan ini adalah membuat rumah asap ikan memanfaatkan hasil tangkap ikan nelayan yang melimpah kemudian diolah
menjadi produk olahan ikan asap
Tujuan

Penghasilan penduduk sekarang hanya


bergantung dari hasil tangkap ikan laut yang
langsung di jual dalam keadaan segar. Dengan
mengolah hasil tangkapan diharapkan desa ujung
pandaran bisa terkenal dari pengolahan ikan asap
nya. Limbah bakar tempurung kelapa bisa
dimanfaatkan lagi menjadi briket dan asap cair
untuk menambah pemasukan ekonomi bagi
penduduk desa nelayan ujung pandaran
Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan dan Subsektor
POTENSI KOMODITI
PERIKANAN di Kabupaten Kotawaringin Timur (ton basah), 2020

Di Kabupaten Kotawaringin Timur hanya ada 3


kecamatan yang mempunyai produksi
perikanan laut tangkap. Pada tahun 2020 ketiga
kecamatan menangkap 9.554 ton basah ikan
laut

Produksi Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kabupaten


PERKEBUNAN Kotawaringin Timur (ribu ton), 2019 dan 2020

Kecamatan Teluk sampit, Mentaya Hilir Selatan, dan


Pulau Hanaut merupakan daerah perkebunan
kelapa/kopra sehingga jumlah komoditi tempurung
sangat melimpah
Jadwal Kegiatan
Struktur
Organisasi
Durasi Proyek
No
1
Kegiatan
Sosialisasi Program/Kegiatan Sosialisasi
Biaya (Rp)
10.000.000 Perkiraan Biaya
2
Pembangunan Bangunan dan Fasilitas Peralatan Pendukungnya
1.000.000.000
Pembangunan Bangunan Rumah Pengasapan
60.000.000
Pemasangan Lemari Pengasapan (12 buah)
48.000.000
Pemasangan Kondensor Asap (6 buah)
10.000.000
Pemasangan Mesin Pencetak Briket (2 buah)
3 30.000.000
Identifikasi Peluang Pasar Lokal, Regional
dan Nasional terhadap Permintaan produk
4 100.000.000
Bimbingan Teknis Kemampuan Peningkatan
Produksi dan Potensi Daerah Serta
Pemenuhan Standar Mutu Produk yang
Diperdagangkan
1.258.000.000
Jumlah
Sumber Pendanaan

Penyertaan Modal Pemerintah 1.200.000.000


Daerah/Kredit Bank

Modal dari Pengusaha 58.000.000

TOTAL 1.258.000.000
ASPEK PASAR

Situasi Pasar dan Program Pengkajian

● Produk ikan asap kami termasuk makanan jadi atau prepared food.
● Sisa pengasapan menghasilkan dua produk lagi yaitu briket dan
asap cair grade 3.
● Target konsumen yaitu Konsumen atau Wisatawan yang berlibur
di pantai ujung pandaran
● Target utama dari produk yaitu konsumen akhir bisa membeli ikan
asap yang sudah di distribusikan ke pasar tradisional dan
swalayan.

● Produksi Perkebunan Karet di Kabupaten Kotawaringin Timur

mencapai 22 497 (ribu ton) pada tahun 2020. (Sumber/Source:


Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur.)
● Targetkan produk asap cair grade 3 kami ke petani karet sebagai ➢ Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Menurut Kelompok
bahan penggumpal lateks karet yang efisien dan ramah lingkungan. Makanan di Kabupaten Kotawaringin Timur (rupiah), 2020
● Belum ada produsen asap cair
dan rumah Industri yang
menghasilkan produk ikan asap
sebelum nya di kabupaten
kotawaringin timur.
● Hanya ada rumah makan yang
mengasapkan ikan mereka
sendiri (ikan air tawar).
● Oleh karena itu, posisi produk
kami yaitu sebagai produk
pionir.
Hasil Akhir Yang Diharapkan

Rumah
Pengasapan Ikan
Lemari Pengasapan Ikan
Mesin Briket

Hasil Briket Tempurung


Kelapa
Asap Cair

Asap hasil pembakaran tempurung kelapa bisa di manfaatkan untuk memproduksi cuka
kayu/atau asap cair. Dilantai kedua rumah pengasapan ada 6 unit kondensor asap. Teknologi
pembuatan asap cair dari tempurung kelapa, yaitu teknologi pirolisis (pembakaran untuk
menghasilkan asap) yaitu asap dari ventilasi lemari dan teknologi kondensasi (pengembunan
asap menjadi cair). Alat pembakarannya pun sangat mudah diperoleh karena dapat
menggunakan drum bekas. Kemudian kondensor (alat untuk mengembunkan asap) akan
mengubah asap tempurung kelapa menjadi asap cair grade 3, asap cair grade 3 bisa digunakan
untuk pengolahan karet, penghilang bau, dan pengawet kayu agar tahan terhadap rayap.

Kondensor Asap
Produk Asap Cair Grade 3
Analisis Dampak Lingkungan
● Metode Estimasi yang dipilih adalah Bottom-up Approach-
Metode Estimasi Range Estimating
Yang Dipilih ● Bottom-up Approach dipilih karena proyek ini berskala
besar dan melibatkan banyak unsur masyarakat sebagai
input yaitu nelayan dan petani kelapa. Unsur-unsur input ini
diperlukan penghitungan akurat dalam pembagian jumlah
input dan bagi hasil proyek agar tidak ada masyarakat yang
tidak dirugikan.
● Hasil nelayan dan petani kelapa juga fluktuatif tergantung
musim dan kondisi lingkungan sekitar, sehingga tidak bisa
diperkirakan dalam hitungan kasar. Diperlukan
penghitungan detail dengan range yang jelas agar tidak
membebani biaya proyek.
● Proyek ini juga menggunakan banyak teknologi sehingga
perlu dihitung resiko dalam setiap tahapannya secara rinci.
Metode PERT
Diagram Jaringan Kerja

Jalur Kritis nya adalah


Persiapan tempat usaha(C) - Uji coba produksi ikan asap(F) - Promosi(H)
PENGAMBILAN RISIKO
● Jenis Metode Pengambilan Risiko yang digunakan yaitu
DECISION MAKING UNDER UNCERTAINTY
● Alasan: Karena mempunyai tingkat risiko paling tinggi,
seperti hasil nelayan dan petani kelapa juga fluktuatif
tergantung musim dan kondisi lingkungan sekitar, sehingga
tidak bisa diperkirakan dalam hitungan kasar.
Perhitungan DECISION MAKING
UNDER UNCERTAINTY
● Kriteria yang digunakan yaitu Savage Criterion.
● Alasan: karena proyek ini dipengaruhi oleh cuaca
seperti pembangunan struktur rumah asap dan
penangkapan hasil ikan bisa mencapai jumlah
maksimal maupun minimal
Perhitungan DECISION MAKING
UNDER UNCERTAINTY
(Keuntungan dalam Juta)

Strategy States Of Nature Maximum


Regrets

N1(Kondisi N2(Kondisi N3(Kondisi


Cuaca Normal) Cuaca Sedang) Cuaca Buruk)

S1(Ikan besar) 35 20 0 35

S2 (Ikan 40 10 0 40
sedang)

S3 (Ikan kecil) 60 50 0 60
Perhitungan DECISION MAKING
UNDER UNCERTAINTY
Jadi lebih baik mendapatkan keuntungan sebesar 60 juta dari pengasapan ikan kecil
daripada mendapatkan keuntungan sebesar 35 juta dari pengasapan ikan besar.
Komponen Proyek Outsourcing
● Pada proyek ini, kegiatan yang akan di-outsourcing-kan adalah
pembangunan struktur bangunan gudang seperti pondasi, struktur
beton dan baja, serta kuda-kuda.
● Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa sudah banyak
perusahaan konstruksi yang lebih memiliki expertise dalam
pengerjaan struktur bangunan sehingga kelompok kami dapat
fokus pada kegiatan yang menjadi core dalam proyek ini yaitu
perakitan dan pemasangan mesin pembuat briket, lemari
pengasapan, dan kondensor asap.
● Selain itu, pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh perusahaan
konstruksi yang lebih memiliki keahlian akan menjadikan proyek
ini durasinya dapat dipercepat karena mendapat tambahan SDM
dari perusahaan outsourcing.
Ilustrasi Pembangunan Gudang
Crashing proyek Proyek di akselerasi-kan menjadi 110 hari dari waktu normal 121 hari
Aktivitas Waktu (Hari) Biaya(Rp)
kode kegiatan start node end node normal akselerasi normal akselerasi
A Identifikasi masalah 1 2 21 7 5.000.000 12.000.000
B Survey Pasar 1 3 20 14 10.000.000 13.000.000
C Persiapan tempat usaha 1 4 80 77 1.118.000.000 1.127.000.000
D Perencanaan konsep usaha
2 5 28 21 5.000.000
8.500.000
E perijinan 3 6 14 7 20.000.000 23.500.000
F Uji coba produksi
pengasapan ikan 4 6 20 14 10.000.000
12.550.000
G Uji coba produksi briket dan
asap cair 4 7 7 6 10.000.000
11.500.000
H promosi 6 8 21 14 35.000.000 39.550.000
I produksi dan distribusi
produk ikan asap, briket dan 5 8 14 7 40.000.000
asap cair
47.000.000
J Evaluasi dan pengembangan
7 8 21 14 5.000.000
8.500.000
TOTAL 1.258.000.000 1.303.100.000
PENENTUAN TOTAL WAKTU AKSELERASI, TOTAL BIAYA AKSELERASI, DAN BIAYA AKSELERASI PER UNIT WAKTU

Berikut merupakan hasil perhitungannya,

aktivitas
BIAYA
TOTAL WAKTU TOTAL BIAYA
kode kegiatan AKSELERASI PER
AKSELERASI (Hari) AKSELERASI (Rp)
HARI (Rp)
start node end node
A Identifikasi masalah 1 2 14 7.000.000 500.000
B Survey Pasar 1 3 6 3.000.000 500.000
C Persiapan tempat usaha 1 4 3 9.000.000 3.000.000
D Perencanaan konsep usaha 2 5 7 3.500.000 500.000
E perijinan 3 6 7 3.500.000 500.000
F Uji coba produksi pengasapan ikan 4 6 6 2.550.000 425.000
G Uji coba produksi briket dan asap cair 4 7 6 1.500.000 250.000
H promosi 6 8 7 4.550.000 650.000
produksi dan distribusi produk ikan 7.000.000 1.000.000
I asap, briket dan asap cair 5 8 7
J Evaluasi dan pengembangan 7 8 7 3.500.000 500.000
TOTAL 45.100.000 7825000
DIAGRAM JARINGAN PROYEK
PENENTUAN AKTIVITAS YANG AKAN DILAKUKAN PENGURANGAN (CRASH)

Sebelum kita melakukan pemilih pada aktivitas yang akan di crash, terlebih dahulu kita kelompokkan

perhitungan akselerasi dari aktivitas pada garis edar kritis yang hasilnya terdapat pada table berikut.

aktivitas
TOTAL WAKTU TOTAL BIAYA BIAYA AKSELERASI
kode kegiatan
AKSELERASI (Hari) AKSELERASI (Rp) PER HARI (Rp)
start node end node
9.000.000 3.000.000
C Persiapan tempat usaha 1 4 3
2.550.000 425.000
F Uji coba produksi pengasapan ikan 4 6 6
4.550.000 650.000
H promosi 6 8 7
TOTAL 16.100.000 4.075.000
1. Dengan biaya akselerasi per unit waktu sebesar 425.000 , sehingga aktivitas tersebut merupakan aktivitas
dengan biaya paling minimal.
2. Dapat dipercepat dengan total waktu 6 hari, sehingga :
• Waktu aktivitas setelah akselerasi digunakan
Waktu normal – waktu akselerasi digunakan
= 20 – 6
= 14 hari
• Lama waktu proyek setelah akselerasi
Waktu proyek awal – waktu akselerasi digunakan
= 121 – 6
= 115 hari
• Biaya tambahan setelah akselerasi
Biaya akselerasi per unti waktu * waktu akselerasi digunakan
= 425.000 * 6
= 2.250.000 Rp
PERBARUI WAKTU KEGIATAN

Dengan telah dilakukannya pengurangan (crash) pada aktivitas 4  6, maka waktu aktivitas 4  6 mengalami

perubahan dari 20 hari menjadi 14 hari. Sehingga diagram jaringan akan menjadi seperti berikut

Lama waktu proyek juga mengalami perubahan, dari 121 hari menjadi 115 hari.

Kareana waktu proyek yang diharapkan adalah 110 hari, maka akan dilakukan

pengurangan (crash) kembali.


PENENTUAN KEMBALI AKTIVITAS YANG AKAN DILAKUKAN PENGURANGAN (CRASH)

Dengan menggunakan tabel dibawah ini, pilih aktivitas pada garis edar kritis yang memiliki Biaya akselerasi

minimal, dan kurangi waktu aktivitas tersebut semaksimal mungkin kecuali untuk aktivitas 4  6 yang telah

dilakukan pengurangan (crash) sebelumnya. Aktivitas 6  8 merupakan aktivitas berikutnya yg memiliki biaya

akselerasi per unit waktu terkecil, sehingga akan dilakukan pengurangan (crash) pada aktivitas ini.

aktivitas
TOTAL WAKTU TOTAL BIAYA BIAYA AKSELERASI
kode kegiatan AKSELERASI (Hari) AKSELERASI (Rp) PER HARI (Rp)
start node end node
9.000.000 3.000.000
C Persiapan tempat usaha 1 4 3
2.550.000 425.000
F Uji coba produksi pengasapan ikan 4 6 6
4.550.000 650.000
H promosi 6 8 7
TOTAL 16.100.000 4.075.000
1. Dengan biaya akselerasi per unit waktu sebesar 650.000, sehingga aktivitas tersebut merupakan aktivitas ke-2 dengan
biaya paling minimal.
2. Dapat dipercepat dengan total waktu 7 Hari, sehingga :
• Waktu aktivitas setelah akselerasi digunakan
Waktu normal – waktu akselerasi digunakan
= 21 – 7
= 14 Hari
• Lama waktu proyek setelah akselerasi
Waktu proyek awal – waktu akselerasi digunakan
= 115 – 7
= 108 Hari
• Jika waktu akselerasi 6  8 digunakan secara maksimal (7 Hari), maka lama waktu proyek menjadi 108 hari,
yang mana hal tersebut lebih cepat dari waktu proyek yang ditargetkan yaitu 110 hari. Apabila hal tersebut terjadi
maka waktu akselerasi dapat dikurangi (tidak digunakan secara maksimal), sehimgga hanya digunakan 5 hari saja.
Jika Aktivitas 6  8 dipercepat hanya 5 hari saja, maka:
• Waktu aktivitas setelah akselerasi digunakan
Waktu normal – waktu akselerasi digunakan
= 21 – 5
= 16 Hari
• Lama waktu proyek setelah akselerasi
Waktu proyek awal – waktu akselerasi digunakan
= 115 – 5
= 110 Hari
• Biaya tambahan setelah akselerasi
Biaya akselerasi per unit waktu * waktu akselerasi digunakan
= 650.000 * 5
= 3.250.000 Rp
PERBARUI WAKTU KEGIATAN

Dengan telah dilakukannya pengurangan (crash) pada aktivitas 6  8, maka waktu aktivitas 6  8 mengalami

perubahan dari 21 hari menjadi 16 hari. Sehingga diagram jaringan akan menjadi seperti berikut

Lama waktu proyek juga mengalami perubahan, dari 121 Hari menjadi 110 Hari. Sesuai dengan waktu pengerjaan

proyek yang diharapkan.


KESIMPULAN
Dengan telah dilakukannya pengurangan (crash) pada dua aktivitas, maka waktu aktivitas
mengalami perubahan sebagai berikut
WAKTU NORMAL WAKTU AKSELERASI YANG WAKTU SEKARANG
PERUBAHAN KE- AKTIVITAS DIGUNAKAN
1 46 20 6 14

2 68 21 5 16

Untuk lama waktu proyek juga mengalami perubahan seperti pada table berikut.
WAKTU AKSELERASI YANG WAKTU PROYEK SETELAH
PERUBAHAN KE- AKTIVITAS DIGUNAKAN AKSELERASI

1 46 6 115

2 68 5 110
Karena waktu proyek sudah sama dengan waktu yang diharapkan maka crash berhenti.
Sehingga total biaya tambahan untuk mengurangi durasi proyek menjadi 110 Hari
adalah sebesar 5.500.000 Rp, berikut uraiannya.

WAKTU AKSELERASI BIAYA AKSELERASI PER JUMLAH BIAYA


PERUBAHA YANG DIGUNAKAN UNIT WAKTU (Rp) AKSELERASI (Rp)
AKTIVITAS
N KE-

1 46 6 425.000 2.250.000

2 68 5 650.000 3.250.000

TOTAL 5.500.000
Baseline Gantt Chart Proyek Rumah Pengasapan Ikan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A Identifikasi masalah
B Survey Pasar
C Persiapan tempat usaha
D Perencanaan konsep usaha Duration Slack
E perijinan
F Uji coba produksi pengasapan ikan
G Uji coba produksi briket dan asap cair
H promosi
I produksi dan distribusi produk
J Evaluasi dan pengembangan

Baseline Budget Proyek Rumah Pengasapan Ikan


Cost Variance
Status Reports: Periods 1–4 Proyek Rumah Pengasapan Ikan
Schedule Variance
Status Report : Ending Period Week 1
Task Complete% EV AC PV CV SV
(CV & SV) keduanya 0,
A 33% 0,13% 0,13% 0,13% 0 0
B 33% 0,26% 0,26% 0,26% 0 0
artinya proyek sesuai
C 8,3% 7,41% 7,41% 7,41% 0 0
anggaran dan jadwal
Cumulative Total 7,80% 7,80% 7,80% 0 0

Status Report : Ending Period Week 2


Task Complete% EV AC PV CV SV (CV & SV) keduanya negatif,
A 67% 0,26% 0,26% 0,26% 0,00% 0,00% artinya proyek tidak sesuai
B 67% 0,53% 0,53% 0,53% 0,00% 0,00% anggaran dan menunjukkan
C 16,6% 11,21% 17,21% 14,81% -6,00% -3,60% bahwa proyek terlambat
Cumulative Total 12,00% 18,00% 15,60% -6,00% -3,60% jadwal.

Status Report : Ending Period Week 3


Task Complete% EV AC PV CV SV
A Finished 0,40% 3,70% 0,40% -3,30% 0,00%
B Finished 0,79% 6,09% 0,79% -5,30% 0,00%
C 25% 10,81% 20,22% 22,22% -9,41% -11,41%
Cumulative Total 12,00% 30,00% 23,41% -18,00% -11,41%

Status Report : Ending Period Week 4


Task Complete% EV AC PV CV SV
A Finished 0,40% 3,70% 0,40% -3,30% 0,00%
B Finished 0,79% 6,09% 0,79% -5,30% 0,00%
C 33% 24,63% 27,33% 29,62% -2,70% -4,99%
D 25% 0,10% 0,10% 0,10% 0,00% 0,00%
E 50% 0,79% 0,79% 0,79% 0,00% 0,00%
Cumulative Total 26,71% 38,00% 31,70% -11,29% -4,99%
COST/SCHEDULE GRAPH
EAC durasi proyek
telah
diperpanjang dan
1.258.000.000 varians pada
BAC penyelesaian
(VAC) negatif
(BAC - EAC).
805.120.000

452.880.000

201.280.000
181.655.200 38%
128.819.200 32%
:negatif :negatif
91.708.200 27%

50.320.000

Today Schedule End

Grafik menunjukkan proyek mengalami pembengkakan sebesar 15% (Rp, 28.305.000) dan durasi waktu
proyek terlambat satu minggu. (EV – AC) Varians biaya (CV) melebihi anggaran sebesar Rp, 89.947.000.
(EV – PV) Varians jadwal (SV) negatif Rp, 37.111.000, yang menunjukkan bahwa proyek terlambat dari
jadwal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai