RENCANA KEGIATAN 2007

SEBAGAI AKTUALISASI PERAN

SUBDIN BINA FARMASI DAN MAKANAN
DALAM
PERWUJUDAN VISI PEMBANGUNAN
BIDANG KESEHATAN
Drs. Elon Sirait, Apt. MScPH
Plh Kasubdin Bina Farmasi dan Makanan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
 Visi:
Masyarakat yang Mandiri
untuk Hidup Sehat
 Missi

Membuat Rakyat Sehat


GRAND STRATEGI-SASARAN
DEPARTEMEN KESEHATAN
No Grand Strategies
1 Menggerakan dan Memberdayakan
Masyarakat Untuk Hidup Sehat
2 Meningkatkan Akses Masyarakat
terhadap Pelayanan Kesehatan yang
berkualitas
3 Meningkatkan Sistem Surveilance
Monitoring dan Informasi Kesehatan
4 Meningkatkan Pembiayaan
Kesehatan
1. Seluruh desa menjadi desa siaga
2. Seluruh masy berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Seluruh keluarga sadar gizi
4. Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan
yang bermutu
5. Setiap bayi, anak, bumil dan kelompok masyarakat
resiko tinggi terlindung dari penyakit
6. Di setiap desa tersedia SDM Kesehatan yang kompeten
7. Di setiap desa tersedia cukup obat esensial & alkes
dasar
8. Puskesmas & jejaring dapat mengjangkau dan
dijangkau masy. di wilayah kerjanya
9. Pelayanan kesehatan di setiap RS, Puskesmas &
17 jaringannya memenuhi standar mutu
sasaran 10. Setiap kejadian penyakit dilaporkan secara cepat dan
tepat pd kades/lurah untuk kemudian diteruskan ke
instansi kes terdekat
11. Setiap KLB dan wabah penyakit tertanggulangi
secara cepat & tepat sehingga tidak menimbulkan
dampak kesehatan masyarakat
12. Semua Sediaan farmasi, makanan & perbekalan
kesehatan memenuhi syarat
13. Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan
standar kesehatan
14. Berfungsinya Sistem Informasi Kes yang evidence
based diseluruh Indonesia
15. Pembangunan Kesehatan memperoleh Prioritas
Penganggaran Pemerintah Pusat dan Daerah
16. Anggaran Kesehatan pemerintah diutamakan untuk
upaya Pencegahan dan Promosi Kesehatan
17. Terciptanya Sistem Jaminan Pembiayaan Kesehatan
Terutama Bagi Masyarakat Miskin
TANGGUNG JAWAB PROGRAM
BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

STRATEGI
MENINGKATKAN AKSES MASYARAKAT
UTAMA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN YANG
2 BERKUALITAS
7. DI SETIAP DESA TERSEDIA CUKUP OBAT ESENSIAL
DAN ALAT KESEHATAN DASAR

STRATEGI
UTAMA MENINGKATKAN SISTEM SURVEILLANCE,
3 MONITORING DAN INFORMASI KESEHATAN
12. SEMUA SEDIAAN FARMASI, MAKANAN DAN
PERBEKALAN KESEHATAN MEMENUHI SYARAT
 PROGRAM
OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

TUJUAN PROGRAM :

MENJAMIN KETERSEDIAAN, PEMERATAAN, MUTU,

KETERJANGKAUAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
TERMASUK OBAT TRADISIONAL, PERBEKALAN
KESEHATAN RUMAH TANGGA DAN KOSMETIKA

SASARAN PROGRAM :

1. KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL - GENERIK DI SARANA

PELAYANAN KESEHATAN = 95%
2. ANGGARAN OBAT ESENSIAL-GENERIK DI SEKTOR PUBLIK
SETARA DENGAN 2 USD /KAPITA/TAHUN
 KEBIJAKAN PELAKSANAAN

1. PENINGKATAN KUALITAS SARANA PELAYANAN KEFARMASIAN

SAMPAI TINGKAT DESA

2. PENINGKATAN KUALITAS SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

1. PENINGKATAN PENYEDIAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

KHUSUSNYA DI SEKTOR PUBLIK YANG LENGKAP JENIS, JUMLAH
CUKUP DAN MUDAH DIPEROLEH SETIAP SAAT DENGAN HARGA
TERJANGKAU DAN KUALITAS TERJAMIN

2. PELAKSANAAN PERIZINAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN

TERHADAP PENGGUNAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR MUTU, KEAMANAN DAN
KEMANFAATAN
 KEBIJAKAN PELAKSANAAN

LANJUTAN

5. PENYELENGGARAAN PELAYANAN FARMASI YANG BERKUALITAS

MELALUI PENERAPAN JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DAN
ASISTEN APOTEKER SERTA PELAKSANAAN PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN

6. PENYELENGGARAAN PEMBINAAN, ADVOKASI DAN PROMOSI

PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

7. PELAKSANAAN HARMONISASI STANDAR BIDANG KEFARMASIAN

DAN ALAT KESEHATAN DENGAN STANDAR REGIONAL MAUPUN
INTERNASIONAL
 KEGIATAN POKOK

1. PENINGKATAN KETERSEDIAAN, PEMERATAAN DAN

KETERJANGKAUAN HARGA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

2. MENJAMIN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN MEMENUHI

PERSYARATAN MUTU, KEAMANAN DAN KEMANFAATAN

3. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN FARMASI KOMUNITAS DAN

FARMASI RUMAH SAKIT

4. PENINGKATAN KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT DAN

PERBEKALAN KESEHATAN
 MASALAH SEKSI OBAT
 BLM SEMUA KAB/KOTA MEMPUNYAI
PEDOMAN PENGOBATAN ( TAPIN, HSS, HST)
 BELUM OPTIMALNYA TIM PERENCANAAN
OBAT PKD KAB / KOTA.
 BELUM RASIONALNYA PENGGUNAAN OBAT
DI PUSKESMAS.
 RENDAHNYA DANA DAU UNTUK
PENGADAAN OBAT PKD.
 PENCATATAN PELAPORAN TINGKAT
KETERSEDIAAN OBAT KAB / KOTA BELUM
TEPAT WAKTU (SEHARUSNYA TGL 10 TW
BERJALAN)
 PERHITUNGAN OBAT PERKAPITA KAB/KOTA
2004 2005 2006

KAB /
NO
KOTA
Jlh Per- Jlh Per- Jlh Per-
Jlh. Pend Jlh. Dana Jlh Pend Jlh Dana Jlh Pend Jlh Dana
Kapita Kapita kapita

1 B. Masin 649.675 1.801.100.000 2.772 650.000 2.829.249.929 4.989 650.000 2.367.249.929 3.642

2 B. Baru 143.161 1.114.042.000 7.782 143.233 1.103.805.929 8.415 143.233 1.243.805.929 8.684

3 Banjar 460.310 716.000.000 1.555 460.541 2.774.924.849 6.477 460.541 2.084.805.929 6185

4 Tapin 147.913 447.980.000 3.029 147.987 1.258.018.932 8.505 147.987 1.822.638.932 12.316

5 HSS 203.303 1.018.188.000 5.008 203.405 1.460.601.929 7.369 203.405 1.560.601.929 7.672.

6 HST 231.884 1.021.125.000 4.404 323.000 1.340.601.929 5.992 232.000 831.601.929 4.787

7 HSU 210.837 441.395.240 2.094 210.943 1.831.601.929 6.240 210.943 1.550.601.929 7.351

8 Balangan 99.139 24.000.000 242 99.189 1.110.601.929 9.885 99.189 961.051.891 9.689

9 Tabalong 185.835 923.000.000 4.967 185.928 1.768.800.878 9.721 185.928 987.601.929 6.812

10 Tala 256.364 903.870.000 3.526 256.493 1.472.719.929 6.125 256.493 1.340.601.929 5.227

11 Tanbu 207.896 24.000.000 115 208.000 1.518.676.929 7.418 208.000 1.468.676.929 7.061

12 K. Baru 254.288 2.123.000.000 8.349 254.416 2.195.008.729 8.683 254.416 1.260.601.629 4.955

13 Batola 263.311 619.040.000 2.351 263.443 1.607.365.429 6.175 263.443 906.365.429 3.440

KAL SEL 3.333.916 9.393.640.240 46.193 3.107.587 21.991.158.310 7.118 3.107.578 19.230.122.311 6.755
 REKAPITULASI DANA OBAT DAN PERBEKALAN
KESEHATAN (Obat Perkapita) TAHUN 2007
SE KALIMANTAN SELATAN

NO KABUPATEN / KOTA PENGADAAN OBAT KETERANGAN

1 Kota Banjarmasin Rp 232,000,000.00

2 Kota Banjarbaru Rp 210,000,000.00

3 Kabupaten Banjar Rp 532,000,000.00

4 Kabupaten Tapin Rp 300,000,000.00

5 Kabupaten H.S.Selatan Rp 300,000,000.00

6 Kabupaten H.S.Tengah Rp 339,660,000.00

7 Kabupaten H.S.Utara Rp 470,678,675.00

8 Kabupaten Tabalong Rp 300,000,000.00

9 Kabupaten Tanah Laut Rp 420,188,000.00

10 Kabupaten Barito Kuala Rp 406,662,418.00

11 Kabupaten Balangan Rp 236,947,851.00

12 Kabupaten Kotabaru Rp 300,000,000.00

13 Kabupaten Tanah Bumbu Rp 398,283,056.00

14 Propinsi Rp 558,580,000.00
Masalah Seksi Makmin
Per Desember 2005: ada 1780 unit IRTP di
Kalimantan Selatan:

Aktif berproduksi: ???

Tidak aktif berproduksi:???
Pemenuhan persyaratan dalam
- sarana,
- proses produksi

- kualitas produk yang dihasilkan

Masalah : Bahan Berbahaya dan
BTP
 penggunaan bahan tambahan yang dilarang (borax,
rhodamin B, metahnyl yellow, formalin)
 penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan
digunakan untuk makanan namun digunakan dalam
jumlah yang melebihi takaran yang diperbolehkan
(Asam Benzoat, Garam Natrium Benzoat, Pemanis
Saccharin, Siklamat, dll)
 Masalah garam ber-iodium
 Hasil pemantauan tahun 2005 di 13 Kab / Kota
menunjukkan masih banyak garam yang sama
sekali tidak mengandung yodium beredar.
 Masih banyak garam yang diklaim sebagai
garam beryodium tetapi tidak mengandung
KIO3 sebagaimana dipersyaratkan untuk
garam beryodium.
Ringkasan Masalah Produk Makanan dan Minuman Tahun
2003 -2005:

TMS: BTP Mikrobiolo Label CPPB

terlarangm gis:
:
2003 6,22% 2,28% 32% 37%

2004 49,42% 5,74% 58,62% 72,55%

2005 25,3% 4,63% 22% 20%

 Keracunan Makanan
 Terjadi secara sporadis setiap tahun
 Korban cukup banyak
 Paling sering terjadi pada hajatan (ulang tahun,
PMT AS)
 Banyak menimpa anak usia sekolah
 Biaya (perumahsakitan, perawatan jalan, obat-
obatan, haris sekolah dan hari kerja orang tua
yang hilang)
 Seksi Narkoba
 Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
menggunakan software dikirim paling lambat
ke Dinkes Propinsi tanggal 10 bulan berjalan.
 Kurang terampilnya tenaga penyuluh tentang
dampakpenyalahgunaan narkoba, karena
jarangnya pelatihan.
 Sumber dana hanya dari DPA SKPD.
 KEGIATAN SEKSI OBAT
2007
1 DIPA 2007 terbit
2 Pertemuan Pengelola Obat
GFK se Kalsel
3 Pertemuan Penyusunan
Pedoman Pengobatan di kab/kota
4 Rapat Koordinasi Penyusun
Kebutuhan Obat Buffer Stok
Prop dan Gakin
5 Sosialisasi Advokasi
Penyediaan dana kebutuhan
obat Kab/Kota
6 Pemetaan Sub PAK
7 Pelatihan Pengelolaan Obat
& Perbekkes disaat bencana
8 Pelatihan Pengelolaan Obat
dan perenc obat bagi
pengelola obat pusk di kab/kota
9 Pertemuan Perenc Kebu
tuhan Obat
10 Pertemuan Terpadu Prog
ram obat dan Perbekkes
11 Pelatihan P O R
12 Penilaian Kinerja AA
13 Monitoring Ketersediaan
obat Kab/Kota
14 Monit POR & Antibiotik
di Pusk
15 Pengadaan Obat Perkapita
16 Pengadaan Reagensia

17 Pemantauan Obat Perkapita

18 Pemantauan PBF

19 Pertemuan Farkomnik

20 Pemantauan Alkes/PKRT

21 Pencetakan Buku Pedoman

22 Perawatan Gudang Propinsi

23 Perawatan Gudang Kab/Kota

24 Pertemuan Pengelola Apotek

 Kegiatan Program Makanan dan
Minuman Tahun 2007 (APBD I)
 Pelatihan Petugas Penyuluh IRT-Pangan di
Kabupaten / Kota.
 Sosialisasi Masalah Keracunan Makanan Minuman di
Masyarakat
 Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Terpadu
Program Makanan dan Minuman
 Pemantauan Mutu Makanan dan Minuman
 Pemantauan Produk Makanan dan Minuman yg
Aman, Absyah dan Bermutu
 Pemantauan Garam Beryodium di tingkat distribusi
Kegiatan Program Obat Tradisional
dan Kosmetika
1. Sosialisasi Kepmenkes No. 1076 Tahun 2003 ttg
Pedoman Pengobatan Tradisional.
2. Pertemuan dengan Industri Kecil Obat Tradisional
3. Monitoring Program Obat Tradisional dan
Kosmetika di Kab / Kota
4. Monev Tempat Produksi Obat Tradisional
5. Monev Distributor Obat Tradisional
6. Monev Distributor Kosmetika
7. Monev Battra
8. Monev Paska pembinaan Jamu Gendong
 Kegiatan Program Narkoba
1. Pertemuan Percontohan Sekolah
Penanggulangan Napza
2. Bintek Bahaya Napza kepada siswa dan mhs
3. Bintek Santri peduli NAPZA
 sekian

Terima kasih