Anda di halaman 1dari 11

POLYCRISIS

Polycrisis atau polikrisis ini disebut menggambarkan


potensi kejatuhan sosial ekonomi dan lingkungan di
masa depan.Kata polikrisis diperkenalkan oleh Edgar
Morrin pada tahun 1999.
Morrin adalah sosiolog Perancis berdarah Yunani yang
sampai hari ini dikenal sebagai salah seorang “nabi”
teori kompleksitas.
Ini adalah teori yang menerangkan “semua”
berhubung dengan “semua” dalam sebuah jaringan
dan interaksi yang sangat rumit, namun berpeluang
untuk diterangkan.
Polycrisis atau polikrisis ini
disebut menggambarkan
potensi kejatuhan sosial
ekonomi dan lingkungan di
masa depan.
WEF mencatat sebanyak 200 juta orang
menghadapi kerawanan pangan akut tahun lalu
dibandingkan dengan 2019. Jumlah orang di
seluruh dunia tanpa listrik juga naik menjadi
sekitar 774 juta, setara dengan tingkat pra-
pandemi.
Peningkatan biaya hidup dan krisis pasokan
ini bisa sangat mengganggu stabilitas dan
semakin menunjukkan kerapuhan negara dan
menyebabkan hilangnya nyawa, meluasnya
kekerasan, pergolakan politik, dan migrasi
paksa.
Polikrisis juga disebut akan menyebabkan terjadinya
kelangkaan sumber daya alam pada 2030 nanti.
Kondisi ini juga disebabkan karena ekspansi energi
berkelanjutan serta infrastruktur terkait yang juga
akan mendorong permintaan eksponensial untuk
logam dan mineral tambang yang terbatas sumber
dayanya.
Dalam hal ekonomi, polikrisis akan berpotensi
menyebabkan keruntuhan sistematis rantai pasok
komoditas-komoditas penting. Hal ini semakin
terlihat dari kesenjangan permintaan-pasokan
yang meningkat dalam hal sumber daya alam
baru-baru ini.
Kondisi ini semakin mempertegas
perlunya ketahanan di sektor strategis
tradisional, termasuk komoditas
tambang.
Secara signifikan, pada 2050 permintaan
tahunan untuk sumber daya seperti grafit,
litium, dan kobalt, diperkirakan akan
meningkat hingga 450% dari tingkat
produksi 2018.
Kerja Sama dan Ketahanan Iklim,
Kunci Hadapi Guncangan
Polikrisis
Dalam hal ini, menurut WEF, aksi
iklim dan pendanaan serta inovasi
terkait memperkuat ketahanan iklim
harus diprioritaskan.
Kerja sama geoekonomi harus diperkuat ditandai dengan
dialog terbuka dan skala luas. Meskipun tidak selalu
berhasil, kolaborasi ekonomi dan perdagangan antar
kekuatan melalui mekanisme dan forum bilateral dan
multilateral yang relevan dapat mendorong ketahanan
global.
Indonesia juga termasuk salah satu pemain kunci dalam
pusaran polikrisis ini. Mengingat Indonesia akan menjadi
negara dengan cadangan sumber daya tambang yang
signifikan. Sebut saja nikel dan kobalt di mana Indonesia
memegang 8% cadangan kobalt dan 22% cadangan nikel
dunia.
Untuk itu, Indonesia dapat mengambil perang penting
dalam mewujudkan ketahanan global dari ancaman
polikrisis
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai