Anda di halaman 1dari 23

AUDIT HUKUM PERSEROAN TERBATAS

Oleh: Ali Suryadharma


Partner | Harvardy, Marieta & Mauren – Attorneys at Law
AUDIT HUKUM
(Standar Kompetensi Kerja)
Audit Hukum adalah pemeriksaan dan analisa hukum atas penerapan berbagai
ketentuan hukum atau ketentuan peraturan perundang-undangan oleh pihak-
pihak tertentu yang menjadi Target Audit Hukum, baik perorangan maupun
lembaga, berkenaan dengan kepatuhan hukum atau legalitas yang
bersangkutan, harta kekayaan atau aset dan kewajiban atau utang-utangnya,
transaksi dan perbuatan-perbuatan hukum, dan/atau kegiatan-kegiatannya,
serta berbagai permasalahan hukum yang dihadapi dan penanganan atau
penyelesaiannya, sehingga dapat diketahui kadar atau kualitas kesadaran dan
kepatuhan hukum atau sampai seberapa jauh hukum dipatuhi dan diterapkan
oleh pihak-pihak yang bersangkutan dan seberapa jauh hukum lebih diterapkan
atau ditegakkan

● Auditor Hukum (Tersertifikasi / Sertifikasi Kompetensi)

2
UJI TUNTAS HUKUM
Uji Tuntas (Due Diligence) adalah pemeriksaan dan
analisa yang dilakukan oleh suatu pihak secara terbatas
atau menyeluruh (detail) terhadap badan hukum,
organisasi hukum, lembaga hukum, atau instansi hukum
yang terfokus kepada aspek hukum, keuangan,
kebijakan, dan/atau teknis yang dianggap penting sesuai
dengan sasaran dan kebutuhan pihak yang melakukan
Uji Tuntas.

Konsultan Hukum (Advokat)


Aparatur Sipil Negara
FUNGSI UTAMA

Identifikasi terhadap Target Audit Hukum, sebagai contoh: Badan


Hukum (terkait dengan kegiatan usaha), Lembaga / Instansi
Hukum, atau Organisasi.

Auditor Hukum dalam melakukan Uji Tuntas wajib menemukan


permasalahan hukum, menentukan resiko dan kewajiban,
menemukan potential deal breakers (terkait dengan transaksi,
kepatuhan hukum, atau pelaksanaan kebijakan), dan
menentukan mitigasi hukum pada Target Audit Hukum.

Membuat Laporan Audit Hukum yang terstruktur, detail, dan


dapat dipahami dengan baik sesuai dengan tujuan Audit Hukum.
TUJUAN AUDIT HUKUM
AKSI KORPORASI
• Akuisisi / Pengambilalihan Perusahaan (Pasal 1 ayat 11 UUPT) -
Saham Mayoritas (dengan hak suara) → Pemegang Saham,
Penerbitan Saham Baru (Sesuai Sisa Modal Dasar - Portepel),
Pemegang Opsi Saham (instrumen keuangan), dan/atau Konversi
Utang (Pasal 35 UUPT).
• Penggabungan Perusahaan (Merger – Pasal 1 ayat 9 UUPT).
• Peleburan Perusahaan (Pasal 1 ayat 10 UUPT).
• Pemisahan Perusahaan (Pasal 1 ayat 12 UUPT).
• Spin-off Perusahaan → Pemisahan tidak murni (Pemisahan Unit
Usaha dari Perusahaan Induk)
• Split-off Kegiatan Usaha Perusahaan
UJI TUNTAS HUKUM
A. Proses Penugasan Uji Tuntas Hukum / Audit

 Surat Tugas
 Perintah Pengadilan
 Instruksi Klien

B. Proses Kegiatan Uji Tuntas Hukum / Audit

 Identifikasi Tujuan Uji Tuntas Hukum / Audit


 Dasar Dilakukan Uji Tuntas Hukum / Penugasan
 Penentuan Anggota Tim dan Tugas
 Rencana Kerja
 Kegiatan Uji Tuntas Hukum / Audit
 Pembuatan dan Finalisasi Laporan
 Penyerahan Laporan Uji Tuntas Hukum / Audit - Analisa dan Rekomendasi Mitigasi
Hukum
6
Lanjutan…

C. Kegiatan Uji Tuntas Hukum / Audit

• Pengumpulan Data dan Informasi

• Pemeriksaan Dokumentasi Uji Tuntas Hukum / Audit

1. Korporasi
ÞPendirian Perseroan Terbatas
ÞStatus Perseroan Terbatas - Tertutup / Terbuka (Publik) / PMA
ÞLegalitas Kepemilikan Saham - Penyetoran Modal / Pengalihan
Saham
ÞLegalitas Susunan Kepemilikan Saham - Daftar Negatif Investasi
ÞLegalitas Tindakan Korporasi Perseroan Terbatas / Terbuka (Publik)
2. Perizinan
Legalitas dan Validitas Izin Usaha - Korporasi dan
Kegiatan Usaha
Kewajiban Perizinan dan Pelaporan Kegiatan Usaha
Persetujuan Pemerintah dan/atau Pihak Ketiga

3. Pelaporan Hukum
ÞDiwajibkan berdasarkan hukum (sesuai dengan izin) atau
perjanjian

4. Perjanjian Material
Þ Pinjaman Utang
Þ Perjanjian Konversi Modal Saham
Þ Jaminan Utang
Þ Perjanjian Kerjasama
Þ Perjanjian Sewa
Þ Perjanjian Yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha / Tindakan
Korporasi
5. Aset
Þ Proses Kepemilikan Aset - Jual Beli / Sewa
Þ Legalitas Kepemilikan Aset - Benda Bergerak dan Tidak
Bergerak
Þ Jaminan Kebendaan - Proses Pengikatan Jaminan (Hak
Tanggungan / Fidusia)
Þ Pengalihan Aset - Wajar / Tidak Wajar (Prinsip Actio Pauliana)
Þ Status Wilayah Lokasi Aset
Þ HAKI
6. Pajak dan Keuangan
7. Ketenagakerjaan
Þ Perjanjian Kerja - PKWT / PKWTT
Þ Izin Kerja
Þ Serikat Pekerja – Hak & Kewajiban Pekerja
Þ Peraturan Perusahaan / Perjanjian Kerja Bersama
Þ Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
8. Perkara Hukum
Þ Perdata
Þ Pidana
Þ Tata Usaha Negara – Perizinan / Dasar Kepemilikan Aset Tidak
Bergerak
Þ Perburuhan / Ketenagakerjaan
Þ Pajak
Þ Niaga - PKPU / Kepailitan
Þ Arbitrase

• Kunjungan Dinas
ÞVerifikasi Hasil Temuan Pemeriksaan Dokumentasi
ÞMelakukan Riset Independen Terkait Dengan Masalah / Temuan Hukum
LAPORAN AUDIT / UJI TUNTAS HUKUM

1. Highlight dan analisis terhadap permasalahan material


yang dapat mempengaruhi tujuan Audit Hukum

2. Advis: apakah dilanjutkan atau dihentikan?

3. Jika dilanjutkan, advis dan rekomendasi akan didasarkan


pada cara terbaik sesuai dengan hukum yang berlaku dan
tujuan Audit Hukum dengan tidak mengesampingkan
aspek komersial (ditentukan oleh prinsipal dan/atau
konsultan finansial)

4. Laporan Audit Hukum


AKUISISI
 Perusahaan Tertutup (Swasta):
Pengambilalihan (Akuisisi) adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk
mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut (Pasal 1
angka (11) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas).

 Perusahaan Terbuka:
Setiap tindakan langsung maupun tidak langsung yang
dapat menyebabkan perubahan pengendali (Controlling
Person).

Pengendali Perusahaan Terbuka adalah pihak yang memiliki


saham lebih dari 50% dari seluruh saham yang disetor penuh
atau pihak yang memiliki kemampuan untuk menentukan, baik
langsung maupun tidak langsung dengan cara apapun,
pengelolaan dan/atau kebijaksanaan Perusahaan Terbuka
(POJK No. 9/2018).

12
BENTUK TRANSAKSI AKUISISI
1. Pembelian Saham: pembelian seluruh saham dari perusahaan
yang diakuisisi; sudah meliputi aset (aktiva) dan kewajiban
perusahaan yang diakuisisi tidak terpengaruh.

2. Pembelian Aset: pembelian seluruh atau sebagian aset tertentu,


disertai dengan pengambilalihan seluruh atau sebagian kewajiban
tertentu yang dimiliki.

Catatan :
Berdasarkan UUPT, Akuisisi menyebabkan perubahan pengendalian
tanpa menentukan besarnya jumlah saham yang menyebabkan
perubahan pengednalian tersebut. Meskipun demikian,
pengambilalihan Sebagian besar saham atau lebih dapat dianggap
perubahan kendali.

13
PERJANJIAN TRANSAKSI

Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat – Akta Pengalihan Saham

Perjanjian Utang Yang Dapat Dikonversi Menjadi Saham (MCB)

Perjanjian Jual Beli Aset

Perjanjian Para Pemegang Saham

Perjanjian Lain Sesuai Dengan Struktur Transaksi


HAL- HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

Kepentingan usaha Perusahaan

Pemegang saham minoritas

Karyawan

Persetujuan terlebih dahulu otoritas


pemerintah

Persaingan usaha sehat

Persetujuan kreditur
MERGER

Pasal 1 (9) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas:


“Penggabungan” adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan
pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena
hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan
selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan
diri berakhir karena hukum. Lihat Juga Pasal 122 sd 137 UUPT.
TUJUAN MERGER & AKUISISI

Perbaikan kondisi
Sinergi kegiatan keuangan –
Efisiensi
usaha perbankan
permodalan (equitas)

Ekspansi usaha & Pengambilalihan asset


diversifikasi kegiatan Perluasan pasar dan peningkatan nilai
usaha pengambilan
JENIS PENYATUAN USAHA
Þ Penyatuan Horizontal (Penggabungan dengan usaha sama)

Þ Penyatuan Vertikal (Penggabungan dengan tujuan usaha terintegrasi)

Þ Penyatuan Kongenerik (Penggabungan dengan usaha / pasar sejenis)

Þ Penyatuan Konglomerat (Penggabungan untuk perluasan usaha) – tidak ada


usaha yang sama

Perusahaan yang Melakukan Perusahaan yang Menerima


Penggabungan Penggabungan
A Masuk ke dalam B

A akan bubar demi hukum


Þ A + B = B;
Lanjutan…

Þ B akan meneruskan usaha A;

Þ Semua aktiva dan pasiva A beralih “demi hukum” kepada B, termasuk semua
komponen ekuitas dan defisit yang tercatat dalam Neraca A;

Þ A bubar demi hukum tanpa diikuti dengan proses likuidasi;

Þ Pemegang Saham A menjadi Pemegang Saham B;

Þ Ijin usaha dan ijin operasional beralih kepada B, namun perlu dilakukan pendaftaran
kembali, misalnya ijin-ijin operasional tertentu (hanya dapat dilakukan untuk jenis
usaha / perizinan usaha tertentu);

Þ Pengalihan aktiva-pasiva pada merger entitas sepengendali menggunakan metode


“Pooling of Interest”.
ALASAN PENYATUAN USAHA
Þ Sinergi

Þ Perbaikan Kondisi Keuangan


Þ Efisiensi

Þ Permintaan kreditur utama Perbankan


Þ Peningkatan Kekuatan Pasar dan Perluasan Pangsa Pasar
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Þ Proteksi Pihak Minoritas

Þ Kepentingan perusahaan

Þ Pemegang saham minoritas

Þ Karyawan

Þ Permasalahan hukum yang sedang berjalan

Þ Persaingan usaha sehat

Þ Pihak ketiga lainnya (termasuk kreditur)


Lanjutan…

Þ Pemutusan Kontrak-Kontrak dengan Pihak Ketiga

• Pemutusan kontrak-kontrak operasional harus dilakukan karena


adanya duplikasi dan untuk efisiensi serta akibat adanya penutupan
kantor cabang atau unit-unit usaha;

• Perlu dilakukan evaluasi terhadap pembayaran ganti-rugi sebagai


akibat adanya pemutusan kontrak;

• Proses:
− Due dilligence atas kontrak-kontrak yang akan diputus;
− negosiasi dengan pihak counterpart dari kontrak tersebut;

Þ Persetujuan Terlebih dahulu Lembaga Pemerintah berdasarkan


hukum (OJK, Bank Indonesia, Kementerian Teknis, Dll.)
TERIMA KASIH

Presentasi ini disampaikan oleh:

Ali Suryadharma

Email:
asuryadharma@hmmattorneys.id

23

Anda mungkin juga menyukai