Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan Ke-7

PERISTIWA
TUTUR
oleh
Dr. Marlia, S.Pd., M.Hum.
PERISTIWA
TUTUR

1. Pengertian Peristiwa
Tutur

2. Faktor yang
Memengaruhi Peristiwa
Tutur
PENGERTIAN PERISTIWA TUTUR
(Purwanti, 2021; Malabar, 2014).

Secara esensial, peristiwa tutur adalah kumpulan tindakan berbicara


yang terorganisasi dan memiliki tujuan tertentu.

Jika peristiwa tutur dianggap sebagai fenomena sosial dalam konteks


situasi tertentu yang berfokus pada tujuan dari peristiwa tersebut,
tindakan bertutur cenderung dianggap sebagai fenomena individu,
bersifat psikologis, dan dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa
penutur, dengan penekanan pada makna dari ucapan yang
dilakukan.
Peristiwa tutur (speech event) adalah konsep dalam
ilmu bahasa, khususnya dalam bidang Pragmatik
dan Sosiolinguistik, yang mengacu pada kegiatan
atau situasi komunikasi di mana bahasa digunakan.

PENGERTIAN
PERISTIWA
TUTUR
Konsep ini menekankan pentingnya memahami
konteks sosial dan budaya di mana bahasa
diucapkan, bukan hanya makna kata-kata yang
diucapkan.
ELEMEN PENTING DALAM PERISTIWA TUTUR

Peserta: Orang-orang yang


Pesan: Informasi yang Kode: Bahasa atau dialek yang
terlibat dalam kegiatan
disampaikan atau diungkapkan digunakan dalam kegiatan
berbicara, baik sebagai penutur
selama kegiatan berbicara. berbicara.
maupun pendengar.

Saluran: Medium atau cara


Konteks: Situasi atau latar
yang digunakan untuk
belakang kegiatan berbicara, Tema: Topik atau isi
berkomunikasi, seperti secara
termasuk waktu, tempat, dan pembicaraan.
lisan, tulisan, atau melalui
kondisi sosial.
isyarat.
PERISTIWA TUTUR VS TINDAK TUTUR
Tindak Tutur (Speech Act) Peristiwa Tutur (Speech Event)

a. Tindak tutur adalah konsep yang diusulkan oleh filsuf a. Peristiwa tutur adalah konsep yang lebih luas dan mencakup
bahasa John L. Austin dan dikembangkan lebih lanjut oleh semua aspek dan kegiatan yang terlibat dalam proses
John Searle. berbicara, termasuk konteks, peserta, pesan, kode, dan
saluran komunikasi.
b. Konsep ini berkaitan dengan apa yang dilakukan seseorang
melalui ucapannya. Dalam kata lain, saat seseorang b. Dalam peristiwa tutur, semua elemen ini berinteraksi satu
berbicara, mereka tidak hanya menyampaikan informasi sama lain untuk menciptakan proses komunikasi yang utuh.
tetapi juga melakukan suatu tindakan, seperti memberikan
c. Konsep peristiwa tutur digunakan untuk menganalisis
perintah, membuat janji, mengajukan pertanyaan, atau
bagaimana bahasa digunakan dalam konteks sosial dan
memberikan pujian.
budaya tertentu.
c. Tindak tutur biasanya dibagi menjadi tiga jenis utama:
tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.

Dengan kata lain, tindak tutur lebih fokus pada apa yang dilakukan oleh penutur melalui
ucapannya, sedangkan peristiwa tutur melibatkan semua aspek yang terkait dengan proses
berbicara dalam suatu situasi tertentu.
1. Pemilihan bahasa dalam interaksi sosial di masyarakat
bilingual atau multilingual dipengaruhi oleh beberapa
faktor sosial dan budaya.

2. Evin-Trip (dalam Purwanti, 2021; Malabar, 2014 )


mengidentifikasi empat faktor utama yang memengaruhi
peristiwa tutur, yaitu latar waktu dan tempat, situasi,
FAKTOR YANG partisipan, topik pembicaraan, dan fungsi interaksi.

MEMENGARUHI 3. Geertz (dalam Purwanti, 2021; Malabar, 2014 )


menyebutkan adanya faktor-faktor seperti latar
PERISTIWA belakang sosial, isi percakapan, sejarah hubungan sosial
pembicara, dan kehadiran pihak ketiga dalam
TUTUR
percakapan.

4. Gal dan Rubin (dalam Purwanti, 2021; Malabar, 2014 )


menekankan bahwa partisipan adalah faktor terpenting
dalam pemilihan bahasa, sedangkan Rubin menyatakan
bahwa lokasi interaksi lebih menentukan dalam
pemilihan bahasa.
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR
Hymes (dalam Purwanti, 2021; Malabar, 2014 )
menyatakan bahwa suatu peristiwa tutur harus
memenuhi delapan komponen tutur yang disingkat
SPEAKING.

1. Setting and Scene (Latar dan Suasana)

2. Participants (Peserta)

3. Ends (Tujuan dan Hasil)

4. Act Sequences (Urutan Tindak)

5. Key (Kunci)

6. Instrumentalities (Sarana)

7. Norms (Norma)

8. Genre (Genre)
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR

1. Setting and Scene (Latar dan Suasana)

a. Komponen ini berkaitan dengan tempat dan waktu


terjadinya percakapan.

b. Latar mencakup tempat dan suasana percakapan.

c. Tempat merujuk pada kondisi fisik, sedangkan


suasana berkaitan dengan keadaan psikologis
percakapan, yang bisa bersifat resmi atau tidak
resmi.

d. Misalnya, pembicaraan di kantin sekolah saat


istirahat akan berbeda dengan pembicaraan di
kelas selama pembelajaran berlangsung.
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR
2. Participants (Peserta)

a. Komponen ini mencakup orang-orang yang


terlibat dalam percakapan, termasuk penutur,
mitra tutur, dan orang yang dibicarakan.

b. Pilihan bahasa antar-peserta tergantung pada


perbedaan dimensi vertikal (misalnya, umur,
status sosial ekonomi, kedudukan dalam
masyarakat) dan dimensi horisontal (tingkat
keakraban).

c. Sebagai contoh, pembicaraan antara karyawan


dan pimpinan akan berbeda dengan
pembicaraan antar-karyawan.
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR
3. Ends (Tujuan dan Hasil)

a. Komponen ini berkaitan dengan tujuan dan


hasil percakapan.

b. Tujuan percakapan bisa untuk


menyampaikan ide, membujuk, atau
mengubah perilaku (konatif).

c. Contohnya, seorang guru mungkin bertujuan


untuk menjelaskan pelajaran bahasa
Indonesia dengan menarik, tetapi hasilnya
bisa berbeda jika murid-murid tidak tertarik
dengan materi tersebut.
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR

4. Act Sequences (Urutan Tindak)

a. Komponen ini menunjukkan bentuk dan


isi/topik percakapan.

b. Topik percakapan merujuk pada apa


yang dibicarakan dan cara
penyampaiannya.

c. Dalam suatu peristiwa berbicara,


beberapa topik bisa muncul secara
berurutan dan perubahan topik bisa
memengaruhi pilihan bahasa.
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR
5. Key (Kunci)

a. Komponen ini berkaitan dengan cara atau


nada/semangat dalam melaksanakan
percakapan.

b. Nada percakapan bisa diwujudkan secara


verbal atau nonverbal.

c. Nada verbal dapat mencakup perubahan


bunyi bahasa yang menunjukkan keseriusan,
kehumoran, atau kesantai.

d. Nada non-verbal bisa mencakup gerak


anggota badan, perubahan ekspresi wajah,
dan sorot mata.
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR

6. Instrumentalities (Sarana)

a. Komponen ini berkaitan dengan sarana


atau alur percakapan.

b. Sarana percakapan bisa berupa lisan,


tulis, atau isyarat.

c. Bentuk percakapan bisa berupa bahasa


sebagai sistem mandiri, atau variasi
bahasa seperti dialek, ragam, dan
register.
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR

7. Norms (Norma)

a. Komponen ini berkaitan dengan norma


perilaku peserta percakapan.

b. Norma perilaku berkaitan erat dengan


norma interaksi dan norma interpretasi.

c. Norma interaksi berkaitan dengan apa


yang boleh atau tidak boleh dilakukan
oleh peserta selama percakapan
berlangsung.

d. Norma interpretasi berkaitan dengan


norma yang dimiliki oleh kelompok
masyarakat tertentu.
KOMPONEN PERISTIWA TUTUR

8. Genre (Genre)

a. Komponen ini berkaitan dengan


kategori atau ragam bahasa yang
digunakan.

b. Jenis percakapan bisa mencakup


kategori kebahasaan seperti prosa,
puisi, dongeng, legenda, doa,
kuliah, iklan, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanti. (2021). Modul Sosiolinguistik .


Samarinda: Universitas
Mulawarman.

Malabar, Sayama. (2014). Sosiolinguistik.


Gorontalo: Ideas Publishing.

Anda mungkin juga menyukai