Anda di halaman 1dari 38

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

DAN KEPALA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Oleh:
Sam Mukhtar Chan
samkalahari@yahoo.com
HP. 081384618291
PEMATERI:
DRS. SAM MUKHTAR CHANIAGO, M.SI.

1. Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia (IKIP Jakarta, 1985)


2. Magister Sain Kebijakan Publik (Unibraw, 2000)
3. Lektor Kepala Keterampilan Berbahasa/IVb
4. Dosen Tetap Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (sejak 1985)
5. Anggota Tim Pengkaji Materi Bahasa Indonesia TPI/Pustekom Diknas
(1992 - …..)
6. Juri atau penilai berbagai lomba prestasi guru di Dirjen Guru dan
Tenaga Pendidikan (1996 – 2018)
7. Menghasilkan lebih dari 35 buku kumpulan puisi bersama dan 4
buku kumpulan puisi tunggal
8. Penulis satu buku best seller di Penerbit Rajagrafindo
PENCAPAIAN INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Menjelaskan fungsi, tujuan, proses dan jenis komunikasi
interpersonal
2. Menjelaskan prinsip-prinsip komunikasi interpersonal dan
kompetensinya baik verbal maupun nonverbal, baik
sebagai pendengar maupun sebagai pembicara
3. Menjelaskan konsep layanan dan perilakunya pada
perpustakaan sekolah.
4. Mengidentifikasi keterampilan komunikasi interpersonal
pada layanan perpustakaan sekolah.
5. Menjelaskan optimalisasi komunikasi interpersonal
dengan adanya pengaruh budaya, retorika dan etika.
PRINSIP DASAR HAKIKAT BAHASA
Anderson mengemukakan ada 8 prinsip dasar hakikat bahasa, yaitu :
1. bahasa adalah suatu sistem,
2. bahasa adalah vokal/bunyi,
3. bahasa tersusun dari lambang-lambang mana suka (arbitrary
symbols),
4. setiap bahasa bersifat unik,
5. bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan,
6. bahasa adalah alat komunikasi,
7. bahasa berhubungan erat dengan tempatnya berada,
8. bahasa itu berubah-ubah.
(Tarigan, Pengajaran Pragmatik (Bandung: Angkasa, 1990), hlm. 2-3).
TUJUAN KOMUNIKASI

a. Menemukan atau mempelajari suatu pengetahuan (to


learn, to discover)
b. Membangun dan memelihara hubungan interpersonal (to
relate)
c. Mempengaruhi, mengendalikan atau memperoleh
persetujuan orang lain (to influence, to persuade)
d. Memainkan peranan tertentu di suatu lingkungan (to play)
e. Membantu, memberikan saran atau arahan kepada orang
lain (to help)
PROSES KOMUNIKASI
Devito (2004) membaginya menjadi 8 (delapan):

1. Pelaku komunikasi (communicators),


2. Pesan (message),
3. Media (medium),
4. Saluran (channel),
5. Rangkaian tanda atau sandi yang mengandung arti (code),
6. Kegaduhan (noise),
7. Umpan balik (feedback), dan
8. Hubungan situasional (context)
KOMUNIKASI VERBAL DAN
KOMUNIKASI NONVERBAL
• Komunikasi verbal: Bahasa sebagai unsur verbal dalam
komunikasi adalah simbol-simbol dalam bentuk huruf
atau kata yang arti dan aturan penggunaannya telah
disepakati bersama, dapat diungkapkan secara lisan
maupun tertulis.

• Komunikasi nonverbal terkait dengan: sikap tubuh dan


ekspresi wajah, atraksi fisik (physical attraction),
ruang/jarak komunikasi, waktu komunikasi, sentuhan
(touching), isyarat suara (vocal cues), tampilan.
JENIS-JENIS KOMUNIKASI

a. Komunikasi Interpersonal
b. Komunikasi kelompok (small group communication)
c. Komunikasi organisasi (organizational communication)
d. Komunikasi publik (public communication)
e. Komunikasi massa (mass communication)
f. Komunikasi budaya (culture communication)
JENIS-JENIS KOMUNIKASI

1. Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)


Kerap kali ketika seseorang merasakan kehadiran orang lain dalam
bentuk fisik atau psikologis maka ia melakukan dialog internal terlebih
dahulu dalam upaya untuk mendapatkan kejelasan tentang bentuk
interaksi yang diperlukan dan diinginkan. Pada dialog internal tersebut ia
berfungsi baik sebagai pengirim maupun sebagai penerima pesan.

2. Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)


Hubungan interpersonal dimulai dari munculnya ketertarikan satu sama
lain di antara dua orang, bertatap muka (face-to-face) dan dapat
berlanjut pada proses pendekatan dan pengembangan atau
pemeliharaan hubungan maka komunikasi interpersonal terjadi.
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
Ada empat unsur utama dalam komunikasi intrapersonal
1. keperdulian untuk melihat dan menilai diri sendiri (the core of
self),
2. kebutuhan dan motivasi (need and motivation) yang
mengarahkan proses mengungkapkan dan menginterpretasikan
pesan dalam komunikasi,
3. proses diri dalam mengartikan lingkungan (cognitions)
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada serta
4. proses dalam memperhatikan reaksi orang lain atas kegiatan
komunikasi yang telah dilakuan (monitoring the reactions of
others).
(Burton and Dimbleby, 1995)
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI INTERPERSONAL

1. Mulai dari diri sendiri


2. Melibatkan orang lain
3. Arti verbal dan makna nonverbal
4. Himpunan yang rumit
5. Momen-momen secukupnya
6. Pesan tidak dapat diubah dan diulang
JENIS HUBUNGAN INTERPERSONAL

a.Hubungan pertemanan (friendship),


b.Hubungan percintaan (love),
c.Hubungan kekeluargaan (family)
d.Hubungan pekerjaan (workplace)
(Devito, 2004)
KONSEP DAN KOMPETENSI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
A Five-stage Model of Listening
5 Tahapan dalam mendengarkan

Devito, (2004)
EMPAT GAYA DALAM
MENDENGAR(KAN)
(1) gaya yang diarahkan untuk memahami perasaan dan maksud dari
pembicara (emphatic an objective listening),
(2) gaya mendengar(kan) secara kritis namun tidak menghakimi dan
membuka diri agar memperoleh pengertian atas pesan yang disampaikan
pembicara (nonjudgmental and critical listening) ,
(3) gaya mendengar(kan) yang memperhatikan peranan verbal dan
nonverbal, kaitan pesan dengan konteks yang lebih mendalam (surface
and depth listening),
(4) gaya mendengar(kan) yang memperhatikan parafrasa (arti sebenarnya
dari suatu ungkapan) dan memastikan pemahaman terhadap pembicara
antara lain dengan bertanya (active and inactive listening)
KONSEP DAN KOMPETENSI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Pengaruh Budaya dan Jender
o Perbedaan pengertian biasanya muncul karena pengaruh perbedaan
pemahaman atas suatu kejadian, situasi maupun fenomena perilaku manusia
atau pemahaman atas suatu budaya.
o Suatu budaya akan mengartikan “menunduk atau tidak menatap” dalam
pembicaraan sebagai ungkapan rasa hormat namun budaya lain
mengartikannya sebagai indikasi ketidakjujuran atau lainnya.

o Orang Indonesia pada umumnya akan mengalami permasalahan untuk


membedakan “l” atau “r” yang diucapkan orang Jepang.

o Orang Timur mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung (indirect speech)


sebagai bentuk kesopanan dan kesannya baik sementara orang barat lebih
menyukai untuk mengatakan suatu maksud secara apa adanya (direct speech).
• Pengaruh Budaya dan Jender
• Pada konteks jender, laki-laki dengan gaya monologik pada umumnya akan
mendominasi pembicaraan dengan penyampaian pesan sebagai suatu informasi
(report talk) secara utuh sedangkan perempuan dengan nuansa keharmonisan
akan menyampaikan pesan dengan untaian kata-kata pendukung yang
diperlukan (rapport talk) untuk melengkapi inti pesan dengan hal-hal (terkait)
lainnya.
• Menghindari penilaian terhadap karakteristik komunikasi antara laki-laki dan
perempuan berdasarkan perbedaan jender semata (the basic of nothing) sangat
diperlukan agar tidak terjebak dalam
1) prasangka tentang laki-laki dan perempuan (sexism) dan
2) menerima klise atau stereotip tentang keunggulan laki-laki dan perempuan
(benevolent sexism) yang mengarah pada perbedaan perlakuan.
• “Mendengar(kan)” dalam sistem komunikasi merupakan
gabungan kegiatan fisik, psikologis dan fisiologis
sehingga oleh para ahli komunikasi disebut sebagai
listening

• Pentingnya peranan mendengar(kan) dalam proses


komunikasi sehingga sering disebut sebagai active
listening karena bersifat dinamis dan harus cermat.

• “Mendengar(kan)” pun merupakan sub-sistem sosial


karena the act of listening itu mewajibkan adanya
interaksi antara lain dapat memahami pesan secara
akurat dan meresponnya
PENGERTIAN
PERPUSTAKAAN
SEKOLAH
a. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang
memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan
standar nasional pendidikan. (pasal 23ayat 1)
b. Wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai
buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam
jumlah mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan
pendidik (pasal 23 ayat 2)
c. Mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanakan
kurikulum pendidikan . (pasal 23, ayat 3)
d. Mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi
komunikasi dan informasi. (pasal 23, ayat 5)
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
1. merupakan wahana sumber belajar,
2. sebagai sarana untuk menunjang kualitas pendidikan dan
pengajaran,
3. berfungsi untuk mempertajam dan memperluas kemampuan
membaca, menulis, berpikir, berkomunikasi dan berimajinasi :
a. Pusat kegiatan belajar –mengajar yang terintegrasi dengan
kurikulum di sekolah.
b. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreativitas, bakat dan imajinasinya.
c. Pusat kegiatan rekreatif (hiburan) dan pusat peningkatan
minat baca.
d. Pusat belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan literasi
informasi bagi siswa.
LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
• Layanan itu suatu tindakan yang memberikan kontribusi kepuasan kepada orang
lain, ada yang memberikan dan ada pula yang menerima layanan serta dilakukan
berdasarkan pemikiran rasional yaitu adanya kebutuhan dan keinginan.

• Layanan perpustakaan dalam melakukan pemberian layanan yang dilayani


adalah para pengunanya/disebut pemustaka (konteks korporasi disebut sebagai
konsumen dan bila terjadi berulang-ulang disebut pelanggan (customer) ).

• Kegiatan layanan mengisyaratkan adanya interaksi antarkorporasi – antarpribadi


atau pribadi dan korporasi, kedua belah pihak berkeinginan untuk memperoleh
kepuasan.
• Yang menerima layanan merasa puas karena kebutuhan dan keinginannya
terpenuhi.
• Yang memberi layanan puas karena dapat berkontribusi memenuhi kebutuhan
dan keinginan pihak lain.
INDIKATOR LAYANAN PERPUSTAKAAN

• Kepercayaan (Reliability)
• Jaminan (Assurance)
• Kepedulian dan perhatian (Empathy)
• Tanggap (Responsiveness
• Tidak nyata (Tangibles)
PERILAKU LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

• Terkait dengan perilaku pelanggan/pemustaka

• Motivasi seseorang untuk membaca akan membedakan


gaya hidup seseorang dan selanjutnya mempengaruhi
kebiasaannya dalam mengunjungi perpustakaan.

• Berdasarkan perbedaan alasan seseorang membutuhkan


dan menginginkan layanan perpustakaan maka perilaku
layanan perpustakaan pun perlu diselaraskan.
JENIS LAYANAN PERPUSTAKAAN
a.Layanan sirkulasi
b.Layanan referensi
c.Layanan bimbingan pemustaka
d.Layanan literatur sekunder
e.Layanan ekstensi
f. Layanan silang layan
6 FUNGSI LAYANAN REFERENSI
1. Fungsi informasi, yaitu memberikan jawaban atas kebutuhan informasi pemustaka
2. Fungsi bimbinganmemberikan bimbingan pemanfaatan koleksi perpustakaan
kepada pemustaka,
3. Fungsi intruksi, yaitu memberikan intruksi atau pengarahan kepada pemustaka
mengenai pemanfaatan perpustakaan
4. Fungsi supervisi, yaitu melakukan pengawasan terhadap keberadaan koleksi,
ruang baca, tata tertib perpustakaan, jam layanan, dan pemenuhan peraturan
perpustakaan
5. Fungsi bibliografi, yaitu membuat sarana temu kembali informasi seperti: indeks,
bibliografi, abstrak, dan sebagainya.
6. Fungsi evaluasi, yaitu melakukan evaluasi terhadap sumber-sumber referensi
untuk mengetahui pemanfaatan setiap jenis sumber referensi yang diadakan
oleh perpustakaan.
LAYANAN REFERENSI SEDERHANA

1. Aspek keterampilan: 3. Sikap yang diperlukan:


2. Aspek pengetahuan: a. Ramah
a. Komunikasi b. Proaktif
b. Intrapersonal skill c. Profesional
c. Komputer d. Cepat
d. Browsing internet e. Tepat
e. Keterampilan literasi informasi f. Empati
f. Terampil menggunakan sumber-
sumber referensi
PETUGAS DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

• Guru reguler • Pustakawan


• Guru Perpustakaan • Pustakawan yang Guru
(Library Teacher)
KEGIATAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS
BERKOMUNIKASI DI PERPUSTAKAAN
• Membaca kritis dan kreatif Buku
• Mendengarkan Cerita (langsung/tidak)
• Menonton Film/VCD
• Menulis Resensi/Abstrak/Ringkasan
• Menulis Buku Adaptasi/Rekayasa Teks
• Menceritakan Isi Buku (secara singkat)
• Membacakan isi Buku (sebagian/seluruh)
• Mendiskusikan Isi Buku – Bedah Buku
• Melakukan Kajian Pustaka
• Melakukan Penelitian/Analisis Isi
• Membuat Catatan Kecil (di dalam/di luar buku)
ISI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
▪ Buku ▪ Kaset/VCD Lagu-lagu
▪ Jurnal ▪ Kaset/VCD Pelajaran
▪ Majalah ▪ Kaset/VCD Ceramah
▪ Naskah (kuno) ▪ Kaset/VCD Pidato Kepsek
▪ Bulettin ▪ Kaset/VCD Pidato Presiden
▪ Surat Kabar ▪ Kaset/VCD Dongeng
▪ Kliping Koran (Berita, ▪ Kaset/VCD Cerita Rakyat
Artikel, Foto, Editorial,dll)
▪ Kaset/VCD Wawancara
▪ Selebaran/Famplet
▪ Kaset/VCD Acara Televisi
▪ Brosur
▪ Kaset/VCD Permainan Rakyat
▪ Poster
▪ Kaset/VCD Kesenian Tradisional
▪ Album Foto
▪ Kaset/VCD Bahasa Daerah
▪ Majalah Dinding
▪ Film
▪ Skripsi (Panjang/Pendek/Dokumenter)
▪ Tesis ▪ Dan lain-lain
▪ Disertasi
KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
• Persamaan pemahaman antara pustakawan dan pemustaka
akan mendukung kelancaran komunikasi interpersonal di
antara keduanya dengan suatu pemikiran bahwa kondisi
hubungan tersebut harus dipertahankan atau terpelihara.

• Yang diperlukan dalam komunikasi interpersonal di


perpustakaan adalah keterampilan pustakawan dalam
menjembatani perbedaan usia, jender dan latar belakang
antara dirinya dan pemustaka.

• Proses komunikasi interpersonal yang baik dapat dilakukan


dengan cara: lebih banyak mendengar(kan) dibandingkan
dengan berbicara.
10 (SEPULUH) KETERAMPILAN DALAM
MENDENGAR(KAN) (LISTENING):
a. Bersikap terbuka
Masing-masing mempunyai hak untuk berbeda namun wajib untuk saling
menerima perbedaan.
b. Memahami pokok pembicaraan
Memahami sudut pandang pembicara dengan baik agar dapat menerima
makna pesan secara lengkap dan benar.
c. Berbicara
Menyampaikan pesan dengan bentuk suara yang baik, titi-nada dan
ungkapan lain secara wajar.
d. Menambahkan isyarat
Menampilkan bahasa tubuh yang benar dan mengisyaratkan perasaan
terbuka pada saat mendengar(kan).
(Nelson and Jone, 2006)
e. Mulai dengan bertanya
Mengawali dan mengakhiri pertanyaan dengan baik dan benar
f. Memahami parafrasa
Memahami makna pesan tidak sesederhana arti untaian kata yang disampaikan.
g. Refleksi perasaan
Dapat menangkap refleksi perasaan yang terkandung dalam pesan yang
disampaikan.
h. Klarifikasi arti pesan
Melakukan klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan dan tidak
membuat persepsi
i. Klarifikasi untuk kejelasan
Dapat mengkonfrontasikan suatu pesan yang tidak konsisten
j. Keterampilan memahami permasalahan komunikasi
menghindari kesalahpengertian pembicaraan karena pembicaraan sedang
tidak kondusif.
(Nelson and Jone, 2006)
DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL:
DAYA SIMAK YANG BAIK TERKAIT:
1. Daya tangkap
2. Daya serap
3. Daya tahan
4. Daya ungkap
PENGARUH BUDAYA DALAM
KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Pemahaman terhadap budaya tertentu pada saat (akan)


berkomunikasi menjadi penting karena dalam komunikasi
antar budaya (intercultural communication) para komunikan
dengan latar belakang budaya yang berbeda membawa
keyakinan, sistem nilai dan sisi pandang masing-masing
dalam menggunakan bahasa atau perilaku nonverbal yang
maknanya tidak selalu dipahami sama.
ADA LIMA DIMENSI PERBEDAAN
BUDAYA

• Rentang kuasa
• Pengabaian akan ketidakpastian
• Individualisme atau kolektivitas
• Maskulin atau feminine
• Periode orientasi

(Geert Hofstede, 2001)


EMPAT PRINSIP ETIKA DALAM
KOMUNIKASI INTERPERSONAL

• Kemandirian
• Tidak mencederai proses komunikasi
• Lapang dada
• Persamaan kedudukan

(Body and McAllister, 2009)

Anda mungkin juga menyukai