KOORDINAT A. SISTEM BILANGAN REAL Himpunan bilangan asli, dalam bahasa Inggris disebut Natural Numbers dan dilambangkan N. Himpunan bilangan asli adalah {1,2,3,4....}. Bilangan yang digunakan untuk menyatakan kosong adalah nol. Himpunan bilangan asli telah berkembang menjadi bilangan cacah dengan termuatnya nol ke dalam bilangan asli. Bilangan cacah dilambangkan W, berasal dari bahasa Inggris yaitu Whole Numbers, himpunan bilangan bilangan cacah {0,1,2,3,4,….} N ⊆ W. Dengan bertambahnya bilangan negatif dari bilangan asli pada bilangan cacah muncullah bilangan bulat. Bilangan bulat dilambangkan J dan dalam bahasa inggris disebut Integers. Himpunan bilangan bulat adalah {…-3,-2,-1,0,1,2,3,…} W ⊆ J. Himpunan bilangan cacah telah berkembang menjadi bilangan rasional yaitu termuatnya bilangan pecahan ke dalam bilangan bulat. Bilangan rasional dilambangkan Q dan dalam bahasa inggris disebut Rational Numbers. Bilangan rasional adalah Q={a/b|a,b∈J,b≠0}. Penyebutan dari bilangan rasional tidak boleh sama dengan nol, karena setiap bilangan jika di bagi nol misalkan 5/0 tidak memberikan arti. SISTEM BILANGAN REAL
• Misalnya 5/0 = c sehingga 5= c × 0, terlihat bahwa tidak ada nilai c yang
jika dikalikan dengan nol akan menghasilkan 5. Hal ini dikarenakan setiap bilangan real jika dikalikan dengan nol hasilnya adalah nol tidak pernah 5. • Sedangkan 0/0 nilainya tidak pasti • Contoh 0/0 = 5 dapat diubah menjadi 0 = 5 × 0 dan hasilnya benar 0=0 • 0/0 = -7 dapat diubah menjadi 0 = (-7)×0 dan hasilnya benar 0=0 • Jadi jika 0/0 = c, maka berapa pun bilangan real yang menggantikan c akan memberikan hasil selalu benar, yaitu nol. • Dengan demikian 0/0 nilainya tidak pasti. SISTEM BILANGAN REAL Himpunan pecahan desimal berulang tidak terbatas juga merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan rasional karena pecahan ini dapat juga dinyatakan dalam bentuk bilangan rasional, misalnya 0,666666.... = 2/3. Himpunan bilangan campuran, yaitu campuran antara bilangan bulat dan pecahan juga merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan rasional, karena bilangan campuran dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan rasional, misalnya -2 1/3 = -7/3, selatin itu √9 juga merupakan bilangan rasional karena √9 = 3. Himpunan bilangan bentuk akar ini disebut himpunan bilangan irrasional. Yang termasuk bilangan irrasional adalah √7, 3√11, π(phi) = 3,141592654..., sedangkan √9 bukan bilangan irrasional karena √9 = 3. Pecahan desimal yang tidak berulang dan tidak terbatas juga merupakan bilangan irrasional. Himpunan bilangan irrasional disebut juga himpunan bilangan real, yang dilambangkan R. Himpunan bilangan irrasional dilambangkan dengan H, yaitu H = {x|x ∈ R, x ∉ Q} Karena Q ∪ H = R dan Q ∩ H = ∅ maka setiap bilangan real adalah bilangan rasional dan irrasional. SISTEM BILANGAN REAL • Bentuk Desimal suatu Bilangan Real Himpunan bilangan real adalah gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional. Semua bilangan real dapat dinyatakan dalam bentuk desimal. • Bentuk desimal dari Bilangan rasional Bentuk desimal dari bilangan rasional sebagai dari pembagian terhadap pembilangan di belakang koma yang terbatas serta berakhir dengan pengulangan bilanga nol, dan berulang tidak terbatas. Contoh 7/8 = 0,8750... • Bentuk Desimal dari Bilangan Irrasional Bentuk demisal dari bilangan irrasional menghasilkan bilangan di belakang koma yang tidak berulang dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan pengulanan bilangan nol. Contoh √7 = 2,6457513110645.... • Kelengkapan dan Kerapatan Bilangan Real 1,4 1,5 Skala standar 1 √2 2 1,4 1,41 1,42 1,5 Skala diperbesar 10 x √2 1,41 1,41 1,415 1,42 Skala diperbesar 100 x 4 1,414 1,4142 1,4143 1,415 Skala diperbesar 1000 x SISTEM BILANGAN REAL • Dengan mencantumkan titik-titik untuk bilangan irrasional seharusnya berada. Dengan mencantumkan titik-titik untuk bilangan irrasional pada garis bilang rasional maka tidak ada lagi lobangcela pada garis bilangan. Bilangan irrasional telah melengkapi lobang/cela pada garis bilangan rasional dan menghasilkan garis bilangan real. Sifat kelengkapan ini emenunjukkan bahwa bilangan real ada dan lengkap. B. SISTEM KOORDINAT KARTESIUS (RECTANGULAR COODINATE SYSTEM) • Sistem koordinat kartesius pada bidang dua dimensi dibentuk oleh dua garis bilangan real yaitu garis horizontal dan garis vertikal yang saling berpotongan tegak lurus di titik nol dari setiap garis tersebut. y Sumbu vertikal 3 Kudran II Kudran I 2 Kuadran I dibatasi oleh sumbu-x positif dan sumbu-y Sumbu horizontal 1 positif 0 1 2 3 x Kuadran II dibatasi oleh sumbu-x negatif dan suumbu -3 -2 -1 -1 Titik asal –y positif Kudran III -2 Kudran IV Kuadran III dibatasi oleh sumbu-x negatif dan sumbu- y negatif -3 Kuadran IV dibatasi oleh sumbu-x negatif dan sumbu-y negatif C. RUMUS JARAK (DISTANCE) • Ketika dua titik dihubungkan dengan garis lurus, bagian garis antara dua titik disebut ruas garis (a line segment). Panjang ruas garis tersebut menunjukkan jarak antara dua titik di kedua ujung ruas garis tersebut. Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menentukan panjang ruas garis yang tidak sejajar dengan sumbu koordinat. • Jarak P1P2 antara dua titik P1(x1, y1) dan P2(x2,y2), yaituL • P1P2 = √(x2-x1)2+(y2-y1)2 • Rumus jarak tersebut berlaku untuk semua titik P1 dan P2 dimanapun letaknya pada bidang y kartesius. Jarak antara dua titik selalui bernilai positif, karena akar kuadrat selalu bernilai positif. P2(x2,y2) Teorema Pythagoras untuk memperoleh jarak d=P1P2 (y2-y1) P1(x1,y1) (d)=(x2-x1)2+(y2-y1)2 x1 C √d2=√(x2-x1)2+(y2-y1)2 (x2-y1) y2 d= √(x2-x1)2+)(y2-y1)2 0 y1 x x2