B% = (100% - A%)
Keterangan :
x = Hrg HLB yg diminta
( HLB Butuh)
a = Harga HLB tinggi
b = Harga HLB rendah
A% = Berat zat (HLB tinggi)
B% = Berat zat (HLB rendah)
% Tween 80 = (X – HLB Span 80 ) x 100%
(HLB Tween 80-HLB Span 80)
(12,1 – 12)
A% b (Tween) = X 100 %
( 15 – 12 ) =3,33%
3. Konduktibilitas elektrik:
Pada umunya air merupakan konduktor
yang lebih baik dibandingkan minyak.
Bila emulsi dapat menghantar aliran listrik
maka emulsi tersebut bertipe o/w, sebaliknya
tidak menghantar listrik bertipe w/ o
2. Distribusi granulometrik
• Distribusi granulometrik dr partikel fase
disperse dan diameter rata-ratanya dpt
digunakan utk mengevaluasi stabilitas
emulsi vs waktu.
• Bila terjadi peristiwa koalesensi, diameter rata-
rata partikel akan berubah menjadi besar.
Disampind itu sedimen emulsi umumnya
berupa sedimen yg mempunyai konsentrasi
tinggi, shg menyulitkan distribusi
granulometriknya. Utk mengatasi hal ini
dilakukan pengenceran sedimen.
3. Determinasi sifat reheologi
3. Shock thermic.
Emulsi disimpan pada temperature tinggi
dan rendah secara bergantian pada waktu
tertentu. Misal pada suhu 60 oC selama 1
hari kemudian dilanjutkan pada suhuu 4OoC
selama sehari dan diulang sampai masing-
masing 4 kali, kemudian didiamkan pada
suhu kamar untuk kemudian dilakukan
pembacaan hasil.
6. Tes pengukuran viskositas
• Penelitian viskositas tidak berhubungan
dengan nilai absolud dari viskositas emulsi,
tetapi berhubungan dengan perubahan
viskositas dari emulsi selama penyimpanan.
• Jika terjadi kenaikkan ukuran partikel-
partikel tetesan cairan yg terdispersi maka
akan terjadi penurunan viskositas selama
penyimpanan akibatnya terjadi koalesan dan
emulsi tidak stabil