Anda di halaman 1dari 13

Ruang Kolaborasi

Sosio-kultural dengan Pemikiran KHD

Kelompok B2:
Slamet Widodo
Agus Tri Wahyuni
Nursuci Aprilianto
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani
Budi Pekerti Luhur
Budaya
Lokal
Tentang
Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki

oleh masyarakat yang menempati lokalitas

atau daerah tertentu yang berbeda dari

budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang

berada di tempat yang lain.

https://www.perpusnas.go.id/
Gotong Royong
Istilah gotong royong ini terdiri dari kata “gotong” yang
mempunyai arti bekerja dan kata “royong” yang artinya
bersama. Lebih mudahnya, gotong royong diartikan
sebagai aktivitas bekerja yang dilakukan bersama-sama.
https://www.popmama.com/
• Alang Tulung (Gayo)
• Ngacau Gelamai (Bengkulu)
• Liliuran (Sukabumi)
• Sabilulungan / Kuriak (Sunda)
• Sambatan (Jateng, Jatim Jogja)
• Song Osong Lombhung (Madura)
• Alak Tau (Dayak Rindang)
• Ngayah (Bali), dll
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

Pengamalan Gotong Royong dalam kegiatan di sekolah


Sosio diwujudkan dalam beragam kegiatan yang ada. Hampir seluruh
kegiatan di laksanakan bersama-sama sehingga tercipta kerukunan
Kontekstual antar warga sekolah. Hal kecil yang menjadi pembiasaan
penerapan gotong royong adalah Piket Kelas
Analysis
Tantangan dan Solusi

• Tantangan
Tanggung Jawab. Kurangnya tanggung jawab
peserta didik untuk melaksanakan amanah
yang dibebankan kepadanya.

• Solusi
Evaluasi piket kelas oleh wali kelas dengan
mengadakan pembinaan dan pemantauan
secara berkala
Sopan Santun
Sopan santun merupakan perilaku seseorang
yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati,
menghargai, dan berakhlak mulia. Sopan santun
bisa dianggap sebagai norma tidak tertulis yang
mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap
atau berperilaku. Sopan santun adalah tata cara
mengatur kehidupan sehari-hari dengan baik
sehingga semuanya lancar, sehingga tidak ada
gangguan pikiran maupun perasaan.
https://www.kajianpustaka.com/2022/09/perilaku-sopan-santun.html
Pengamalan Sopan Santun ditunjukkan peserta didik dengan cara
Sosio menghormati guru dan ilmu yang disampaikan guru. Bentuk
sederhana dari sopan santun ini adalah Mencium tangan guru saat
Kontekstual hendak masuk sekolah
Analysis
Tantangan dan Solusi

• Tantangan
Tata krama peserta didik semakin berkurang
akibat rasa egoisme dan dan apatis. Kedua hal
tersebut mengakibatkan hilangnya unggah-
ungguh/tata krama untuk menghargai orang lain
• Solusi
Pelatihan tentang 5 S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun) dan menjadikan 5 S tersebut
sebagai budaya sekolah.
Budaya Guru menjadi sosok penuntun/pamong yang mengenalkan,
mengajarkan, memberikan contoh yang baik tentang budaya
Utama Jawa yang luhur, yakni Unggah ungguh atau sopan santun.

Anda mungkin juga menyukai