Anda di halaman 1dari 18

Mengatasi Hambatan

dalam Pemantapan
Mutu Internal Teknisi
Pelayanan Darah
Achmad Mulyaone Putra Rusdi 41222001
Muhammad Yunus 41222010
Permasalahan dalam pemantapan mutu internal pada
teknisi pelayanan darah meliputi kurangnya pemahaman,
keterbatasan sumber daya, minimnya pelatihan, sistem
monitoring yang tidak efektif, kesalahan dalam
pengambilan dan pengolahan sampel, penggunaan alat
Pengantar yang kurang tepat, serta kekurangan kolaborasi dan
komunikasi antar tim. Solusi yang dibutuhkan adalah
meningkatkan pemahaman teknisi, alokasi sumber daya
yang lebih baik, pelatihan intensif, sistem monitoring yang
terstruktur, perbaikan prosedur pengambilan dan
pengolahan sampel, pemeliharaan alat yang lebih baik,
serta mendorong kolaborasi tim yang lebih efisien untuk
meningkatkan pemantapan mutu internal
Memahami Permasalahan
dalam Pemantapan Mutu
Internal pada Teknisi
Pelayanan Darah
Apa yang terlintas dalam Apakah ini menjadi hal
benak Anda ketika yang sering dipikirkan oleh
mendengar kata teknisi pelayanan darah?
'pemantapan mutu
internal'?

Sayangnya, permasalahan dalam pemantapan mutu internal masih sering terjadi pada teknisi
pelayanan darah. Oleh karena itu, pada presentasi kali ini kita akan membahas tentang permasalahan
apa saja yang sering terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Dalam konteks teknisi
pelayanan darah, pemantapan mutu internal sangat penting untuk memastikan keamanan dan
efektivitas transfusi darah. Namun, sayangnya masih banyak teknisi pelayanan darah yang belum
memahami betul tentang pentingnya pemantapan mutu internal.
Kurangnya Pemahaman tentang Pentingnya
Pemantapan Mutu Internal
Pemantapan mutu internal (PMI) adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memastikan bahwa seluruh aspek dalam pelayanan darah berjalan dengan baik dan
sesuai standar yang telah ditetapkan. Namun, masih banyak teknisi pelayanan darah
yang kurang memahami pentingnya PMI ini.

Akibat dari kurangnya pemahaman tersebut, seringkali terjadi kesalahan dalam


pengambilan dan pengolahan sampel, penggunaan alat dan bahan yang tidak tepat,
bahkan hingga terjadi penyebaran penyakit melalui transfusi darah. Contohnya, pada
tahun 2018 terjadi skandal transfusi darah di India yang disebabkan oleh kurangnya
pemantauan dan pengawasan dalam PMI.
Keterbatasan Salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam

Sumber Daya pemantapan mutu internal pada teknisi pelayanan darah adalah
keterbatasan sumber daya. Sumber daya seperti waktu, tenaga
kerja, dan anggaran sering menjadi kendala dalam melaksanakan
program pemantapan mutu internal.
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa solusi yang dapat
dilakukan. Pertama, manajemen harus memberikan prioritas dan
dukungan yang cukup terhadap program pemantapan mutu
internal. Kedua, teknisi pelayanan darah dapat melakukan
pengelolaan sumber daya yang lebih efektif dengan memperbaiki
sistem kerja dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya
yang ada. Ketiga, kerjasama antar tim dapat ditingkatkan untuk
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada.
Kesalahan dalam Pengambilan
dan Pengolahan Sampel

Kesalahan dalam pengambilan dan pengolahan sampel dapat menyebabkan hasil tes yang
tidak akurat atau bahkan salah. Hal ini dapat berdampak negatif pada diagnosis dan pengobatan
pasien. Sebagai contoh, jika sampel darah diambil dengan cara yang salah, maka hasil tes bisa
menunjukkan kadar gula darah yang lebih rendah dari seharusnya. Ini bisa membuat dokter
meresepkan obat yang sebenarnya tidak diperlukan atau bahkan dapat membahayakan kesehatan
pasien.

Untuk mengatasi masalah ini, teknisi pelayanan darah harus menjaga ketelitian saat
mengambil dan mengolah sampel. Mereka juga harus terus memperbarui pengetahuan mereka
tentang teknik pengambilan sampel yang benar serta melakukan pelatihan rutin untuk
meningkatkan keterampilan mereka. Selain itu, penggunaan alat dan bahan yang tepat juga sangat
penting untuk memastikan kualitas sampel yang baik.
Kesalahan dalam Penggunaan
Alat dan Bahan
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menyebabkan hasil tes yang tidak akurat,
bahkan dapat membahayakan pasien. Hal ini menjadi permasalahan serius dalam pemantapan mutu
internal pada teknisi pelayanan darah. Beberapa kesalahan umum meliputi penggunaan alat yang rusak
atau tidak terkalibrasi dengan baik, penggunaan bahan kimia yang kadaluarsa, dan penggunaan metode
yang salah.

Untuk mengatasi masalah ini, teknisi pelayanan darah harus memastikan bahwa mereka
menggunakan alat dan bahan yang tepat dan dalam kondisi yang baik. Mereka juga harus
memperhatikan tanggal kedaluwarsa bahan kimia dan melakukan kalibrasi rutin pada alat yang
digunakan. Selain itu, teknisi pelayanan darah harus dilatih secara teratur untuk memastikan bahwa
mereka mengikuti prosedur yang benar dalam penggunaan alat dan bahan.
Kurangnya Kolaborasi dan
Komunikasi Antar Tim
Kolaborasi dan komunikasi yang baik antar tim sangat penting dalam pemantapan mutu internal
pada teknisi pelayanan darah. Tanpa kolaborasi yang efektif, kesalahan dapat terjadi dan sulit
untuk diperbaiki karena kurangnya koordinasi antar tim. Selain itu, kurangnya komunikasi bisa
menyebabkan ketidakjelasan dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim.

Untuk mengatasi masalah kurangnya kolaborasi dan komunikasi antar tim, perlu dilakukan
pelatihan dan workshop yang fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi.
Selain itu, memperkuat hubungan antar anggota tim melalui kegiatan-kegiatan yang membangun
solidaritas juga dapat membantu meningkatkan kolaborasi dan komunikasi. Terakhir, menetapkan
sistem komunikasi yang jelas dan teratur serta memastikan setiap anggota tim memahami tugas
dan tanggung jawab mereka secara detail juga dapat membantu mengatasi masalah ini.
Pentingnya Pemantapan Mutu Internal
dalam Teknisi Pelayanan Darah

Pemantapan mutu internal (PMI) sangat penting dalam teknisi pelayanan darah karena dapat
meningkatkan kualitas layanan dan kepercayaan publik terhadap lembaga tersebut. PMI dapat
meminimalkan risiko kesalahan dalam pengambilan dan pengolahan sampel, serta meningkatkan
akurasi hasil tes. Sebagai contoh, PMI yang dilakukan pada seorang pasien dengan riwayat penyakit
hepatitis dapat mengidentifikasi adanya kesalahan dalam pengolahan sampel sehingga pasien tidak
diberikan produk darah yang berisiko menyebarkan penyakit tersebut.

Selain itu, PMI juga dapat membantu lembaga dalam mendeteksi permasalahan sistematis dalam
proses pelayanan darah dan memberikan solusi untuk mengatasinya. Sebagai contoh, PMI yang
dilakukan pada alat-alat laboratorium dapat mengidentifikasi alat yang tidak bekerja dengan baik
sehingga dapat dilakukan perbaikan atau penggantian. Dengan demikian, PMI dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses pelayanan darah
Solusi untuk Mengatasi Permasalahan dalam Pemantapan Mutu
Internal pada Teknisi Pelayanan Darah

Solusi untuk mengatasi permasalahan dalam pemantapan mutu internal pada teknisi
pelayanan darah adalah dengan meningkatkan pelatihan dan pendidikan. Teknisi harus
memahami pentingnya pemantapan mutu internal dan memiliki pengetahuan yang
cukup tentang prosedur-prosedur yang harus diikuti dalam pemantapan mutu internal.

Selain itu, dibutuhkan sistem monitoring dan evaluasi yang efektif untuk
memastikan bahwa prosedur-prosedur telah diikuti dengan benar. Kolaborasi dan
komunikasi antar tim juga perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa semua teknisi
paham akan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Thankyou
Ada pertanyaan?
1.Apa yang bisa terjadi akibat kurangnya pemahaman tentang PMI?
a. Kenaikan efisiensi dalam pengambilan sampel darah.
b. Kesalahan dalam pengolahan sampel dan penggunaan alat yang tepat.
c. Penurunan risiko penyebaran penyakit melalui transfusi darah.
d. Peningkatan jumlah pasien yang mendapatkan transfusi darah.
2.Apa contoh nyata dari dampak buruk yang diakibatkan oleh kurangnya pemantauan dan pengawasan
dalam PMI?
a. Peningkatan jumlah pasien yang menerima transfusi darah.
b. Penurunan biaya operasional rumah sakit.
c. Skandal transfusi darah di India pada tahun 2018.
d. Peningkatan pemahaman teknisi tentang PMI..
3.Disebuah rumah sakit kecil, seorang teknisi laboratorium bernama Maya memiliki tanggung jawab
besar dalam mengambil dan mengolah sampel darah pasien. Suatu hari, seorang pasien datang
dengan gejala yang mengkhawatirkan, dan dokter meresepkan tes darah yang mendalam untuk
menentukan diagnosis yang tepat.
Maya tahu betapa pentingnya menjaga ketelitian dalam pengambilan sampel darah. Namun, pada saat
itu, dia merasa terburu-buru karena banyak pekerjaan lain yang menunggu. Ketika dia mengambil
sampel darah pasien tersebut, Maya tidak memperhatikan dengan baik, dan jarumnya tidak masuk ke
pembuluh darah dengan benar.
Ketika hasil tes keluar, kadar gula darah pasien menunjukkan angka yang sangat rendah. Dokter pun
mengambil keputusan yang salah, meresepkan obat yang sebenarnya tidak diperlukan. Pasien pun
merasa semakin buruk setelah minum obat tersebut.
Setelah mengetahui kesalahannya, Maya merasa sangat menyesal dan berjanji untuk tidak lagi
mengabaikan ketelitian dalam pekerjaannya.

Apa yang harus dilakukan teknisi seperti Maya untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan sampel?
a. Melakukan pengambilan sampel dengan sembarangan.
b. Menjaga ketelitian dan memperbarui pengetahuan mereka tentang teknik yang benar.
c. Tidak melakukan pelatihan.
d. Menggunakan alat dan bahan yang sudah ada
4.Rumah Sakit Sentosa adalah salah satu rumah sakit terbesar di kota itu, yang melayani ribuan pasien setiap
hari. Dalam upaya untuk meningkatkan pemantapan mutu internal, tim medis termasuk teknisi pelayanan
darah telah diberi tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua tes laboratorium dilakukan dengan tingkat
akurasi yang tinggi.
Namun, tim medis dihadapkan pada keterbatasan sumber daya yang signifikan. Waktu yang terbatas,
kekurangan personel teknisi, dan anggaran yang terbatas membuat mereka harus beroperasi dalam kondisi
yang sulit. Pada suatu hari, seorang pasien datang dengan kondisi medis yang sangat serius, dan hasil tes
darah sangat kritis untuk diagnosis yang tepat.
Tim teknisi pelayanan darah tahu bahwa mereka harus bekerja dengan sangat efisien dan efektif untuk
menjaga mutu internal, namun mereka juga sadar bahwa tugas ini akan menjadi tantangan besar mengingat
keterbatasan sumber daya yang ada.
Apa dampak dari keterbatasan sumber daya yang dihadapi tim medis dalam upaya meningkatkan pemantapan mutu
internal?
a. Peningkatan efisiensi dalam pelaksanaan tugas.
b. Kesulitan dalam menjaga tingkat akurasi yang tinggi dalam tes laboratorium yang kritis.
c. Tidak ada dampak negatif.
d. Tingkat kepuasan pasien yang lebih tinggi.
5.Apa yang menjadi masalah utama akibat kurangnya kolaborasi dalam pemantapan mutu internal pada
teknisi pelayanan darah?
a. Teknisi tidak memiliki keterampilan sosial.
b. Kesalahan sulit diperbaiki dan ada ketidakjelasan dalam tugas.
c. Terlalu banyak pelatihan dan workshop.
d. Tidak ada dampak negatif.
Jawaban benar
1. b. Kesalahan dalam pengolahan sampel dan penggunaan alat yang tepat.

2.c. Skandal transfusi darah di India pada tahun 2018.

3 b. Menjaga ketelitian dan memperbarui pengetahuan mereka tentang teknik yang benar.

4. b. Kesulitan dalam menjaga tingkat akurasi yang tinggi dalam tes laboratorium yang kritis

5 b. Kesalahan sulit diperbaiki dan ada ketidakjelasan dalam tugas.

Anda mungkin juga menyukai