Anda di halaman 1dari 16

TRANSPARENT WOOD

(Kayu Transparan)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia yang diampu oleh
Prof. Dr. Sri Atun, M.Si.

OLEH:

Rahmita

18708251014

PRODI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Transparent Wood”. Makalah yang penulis susun bertujuan untuk pemenuhan
mata kuliah Kimia. Penulis menyusun makalah ini dengan keinginan untuk
memberikan berbagai pengetahuan maupun informasi terkait penemuan terbaru
dalam bidang teknologi dan industri bagi mahasiswa.
Makalah ini disusun secara sistematis dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat melancarkan proses pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Harapan yang ditujukan penulis
adalah agar penyusunan makalah ini dapat berguna bagi para pembaca untuk
menambah pengetahuan maupun informasi dalam berbagai hal tentang transparent
wood. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sehingga penulis menerima dan
meminta berbagai saran dari para pembaca dan penulis meminta maaf tentang
kekurangan yang dilakukan penulis.

Yogyakarta, April 2019

Rahmita

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………...……………………...……...…. i

DAFTAR ISI…………………………………...…………………………...….... ii

BAB I PENDAHULUAN………………...……………………………….…….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………..…... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….... 2
C. Tujuan………………………………………………………..…………......... 2
BAB II Transparent Wood .....………….. ……………………..………..…...... 3
A. Transparent Wood …………………………...….…..….................................. 3
B. Proses Pembuatan dan Bahan Kimia Yang Berperan ….…....….........…........ 6
C. Kelebihan dan Kerkurangan ……….…………..…………………………...... 8
BAB III PENUTUP………………...……………………………..…….……... 12
A. Kesimpulan………………..………………………………………….…...... 12
B. Saran………………………...………………………………………….….. ..12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..………...………..... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, penggunaan material kaca menjadi
sangat beragam dan mengalami peningkatan yang sangat pesat. Dulu material
kaca hanya digunakan sebagai pelengkap atau aksesoris suatu bangunan, namun
saat ini penggunaannya lebih luas dan tidak terbatas. Contohnya pada
pembangunan rumah atau kantor dan berbagai bangunan lainnya lebih
memenggunakan material kaca sebagai dinding karena dinilai dari segi estetika
yang lebih menarik. Penggunaan kaca sebagai material bangunan harus
dipertimbangkan beberapa dampak negatif dalam pemakaiannya.
Kaca merupakan material yang mudah pecah dan jika terkena benturan
yang keras akan mengalami retak, material kaca juga tidak dapat diperbaiki ketika
telah retak atau pecah. Sinar matahari yang mengenai material kaca dapat masuk
kedalam ruangan sebesar 90% yang mengakibatkan suhu suatu ruangan menjadi
lebih panas, saat musim hujan mengakibatkan kaca menjadi buram dan
menghasilkan noda oksidasi. Dampak negatif lainnya memberikan peningkatan
panas bumi akibat pemantulan sinar.
Sebuah penelitian baru yang diperkenalkan oleh ilmuwan dari Amerika
Serikat yaitu Dr. Liangbing Hu yang berasal dari Departemen Sains Material dan
Teknik di University of Maryland. Dr. Liang Hu memperkenalkan hasil
temuannya dalam mengembangkan sebuah produk material berbahan kayu tetapi
memiliki bentuk dan wujud transparan dan tembus pandang. Hasil penelitiannya
telah dipublikasikan di jurnal Advanced Materials. Penemuan ini dapat
menggantikan penggunaan material kaca dalam suatu bangunan. Kayu dikenal
sebagai bahan alam yang banyak dijumpai, ramah lingkungan dan bersifat
berkelanjutan. Kayu sendiri telah menjadi bahan utama pembangunan rumah
tradisional karena merupakan material yang unggul. Penemuan transparent wood
dapat diproduksi secara massal dan bahan dasarnya merupakan perpaduan antara
kayu dan akrilik secara mikroskopis (Jiang et al, 2018).

1
Transparent wood dihasilkan dengan menghilangkan bahan kimia yang
menjadikan kayu berwarna. Meskipun warna pada kayu dihilangkan, hal tersebut
tidak lantas mengurangi karakteristik utama kayu yaitu lebih kuat daripada kaca.
Bahkan Dr. Liang Hu menyatakan bahwa transparent wood akan lebih kokoh
daripada kayu pada umumnya. Perlu diketahui meskipun penemuan ini sangat
revolusioner tetapi para ilmuwan hingga saat ini terus melakukan penelitian
lanjutan sebelum digunakan secara luas untuk meminimalisir kelemahan atau
dampak negatif dari temuan transparent wood.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan transparent wood?
2. Bagaimanakah proses pembuatan transparent wood dan apa sajakah bahan
kimia yang berperan dalam produksi transparent wood?
3. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan dari penemuan transparent wood?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi
pembaca secara umum. Sedangkan tujuan khusus dari penulisan makalah ini,
antara lain :
1. Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi terkait penemuan terbaru
transparent wood.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan transparent wood dan mengetahui bahan
kimia yang berperan dalam produksi transparent wood.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penemuan transparent wood.

2
BAB II
TRANSPARENT WOOD

A. Transparent Wood
Kayu merupakan material struktural yang banyak digunakan dan memiliki
sifat mekanik yang sangat baik karena struktur unik dari pertumbuhannya secara
alami. Kualitas kayu tergantung dari jenis dan geografisnya. Setiap jenis kayu
memiliki variasi yang luar biasa (Zhu et al, 2016). Sepanjang sejarah, kayu telah
menjadi bahan utama yang digunakan oleh manusia dalam berbagai hal. Kayu
merupakan bahan terbarukan yang bersifat mekanis dan memiliki sifat
biofungsional (Wu et al, 2019). Saat telah dilakukan penelitian agar kayu dapat
menggantikan fungsi dari kaca sebagai salah satu material dalam bangunan dan
memiliki bentuk dan wujud yang transparan.

Gambar 1. Transparent Wood (Sumber: Wikipedia).


Transparent wood atau kayu transparan pertama kali dilakukan penelitian
pada tahun 1990 oleh sekelompok ilmuwan asal Jerman dengan tujuan penelitian
untuk mengungkapkan struktur sel, morfologi kayu dan rongga spesifik dari
struktur kayu untuk tujuan analitis (Hu et al, 2017). Ilmuwan asal Amerika
Serikat Dr. Liangbing Hu yang berasal dari Departemen Sains Material dan
Teknik di University of Maryland memperkenalkan hasil temuannya dalam
pengembangan produk material berbahan kayu dengan bentuk dan wujud
transparan dan tembus pandang pada tahun 2016. Tim Hu bukan satu-satunya
kelompok yang mengembangkan teknik untuk kayu transparan teteapi terdapat
pula ilmuwan yang berasal dari Swedia. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa

3
kayu dapat diproses menggunakan berbagai senyawa kimia sehingga
menyebabkan wujudnya transparan. Penemuan tersebut diharapkan dapat
menggantikan dan mengurangi ketergantungan manusia dalam penggunaan bahan
yang tidak terbarukan buatan manusia seperti kaca. Peneliti memfokuskan visi
penelitiannya dalam rekayasa bahan berbasis kayu di masa depan yang ramah
lingkungan dan dapat memenuhi kebutuhan dalam bidang pembangunan (Jiang et
al, 2018).

Gambar 2. Transparent Wood (Sumber: Wikipedia).


Kayu transparan adalah material yang lebih kuat dan lebih aman dibanding
kaca. Kayu merupakan material yang baik dalam menahan temperatur dingin dan
merupakan material hijau yang bisa digantikan kapan saja, dengan istilah lain
sangat bisa diperbaharui. Kayu transparan dibuat dari basswood (Tilia) yang
mengalami berbagai tingkat delignifikasi sebelum kayu itu impregnasi polimer.
Kebanyakan spesies Tilia berupa pohon deciduous berukuran besar, tingginya
rata-rata mencapai 20 hingga 40 meter (66 hingga 130 ft), dengan daun-daun
berbentuk oblique-cordate bergaris tengah 6 hingga 20 sentimeter (2 hingga 8 in).
Ketika kayu transparan di delignifikasi maka beratnya akan berkurang dan
warnanya akan berkurang serta tidak merubah sifat utama kayu. Kayu transparan
dapat diproduksi sesuai dengan tingkatan tertantu dari segi sifat optik dan
mekanik (Wu et al, 2019).
Kayu transparan dibuat dengan menghilangkan semua kandungan lignin,
serat alami yang terdapat pada kayu. Lignin ditemukan pada dinding sel dari
material kayu. Proses penghilangan lignin ini membuat kayu menjadi tampak
putih, namun tidak membuatnya menjadi transparan atau tembus pandang. Sebab,
kayu sendiri bersifat menahan cahaya. Untuk membuatnya menjadi transparan,

4
kayu putih perlu ditambahkan dengan prepolymerized methyl
methacrylate (PMMA) (Li et al, 2016).
Dengan penambahan polimer pada kayu transparan indeks bias mampu
memperoleh transmisi cahaya hingga 90% dan tingkat kekaburan optik hingga
80%. Namun, penambahan polimer ini masih mampu mempertahankan struktur
kayu sebagaimana sifat aslinya (Wang et al, 2016).

Gambar 3. Tingkat Transparan Kayu (Sumber: Wang et al, 2016).


Proses pembuatan kayu transparan harus mempertimbangkan sifat
mekanisnya. Hasil kayu transparan dan lama prosesnya bergantung pada spesies
kayu (termasuk kerapatan, kandungan selulosa, morfologi struktur sel, tahunan)
struktur cincin dll.), proses pemotongannya dan struktur kayu anisotropi
(Li et al, 2018).

Gambar 4. Proses Transparent Wood (Sumber: Zhu et al, 2016).

5
B. Proses Pembuatan dan Bahan Kimia yang Berperan
Kayu transparan dibuat berdasarkan ide menghilangkan komponen
penyerap cahaya (terutama lignin) diikuti oleh infiltrasi polimer dengan indeks
bias yang cocok dengan substrat kayu. Bahan baru ini dinilai lebih kuat dari
plastik, tetapi hanya dalam tahap laboratorium dan eksperimental, dan belum siap
untuk penggunaan komersial. Menurut (Zhu et al, 2016 dan Hu et al, 2017),
proses pembuatan kayu hingga menjadi transparan harus melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pemilihan kayu yang tepat (basswood/kayu linden).
2. Pemotongan kayu dengan ukuran 2 x 2 cm (melawan arah serat).
3. Merendam balok kayu kedalam larutan air deionisasi (DI)/air suling, natrium
hidroksida (NaOH) (> 98%, Sigma-Aldrich), natrium sulfit (Na2SO3) (> 98%,
Sigma-Aldrich) dan hidrogen peroksida (H2O2) (larutan 30%, EMD Millipore
Corporation) pada suhu mendidih selama 12 jam (proses pemutihan kayu dan
penghilangan lignin), lignin merupakan komponen dalam kayu yang membuat
warna coklat dan kuat, proses menghilangkan lignin tidak membuat kayu
menjadi transparan. Pada suhu tinggi, senyawa lignin dapat mengalami
perubahan struktur dengan membentuk asam format, metanol, asam asetat,
aseton, vanilin dan lain-lain. Sedangkan bagian lainnya mengalami
kondensasi.

Gambar 5. Proses Transparent Wood (Sumber: Wikipedia).

4. Pembilasan kayu menggunakan air deionisasi (DI) panas sebanyak 3 kali.


5. Kemudian dilanjutkan proses penghilangan pemutih menggunakan hydrogen
peroksida (H2O2) dan air deionisasi (DI), dibiarkan mendidih tanpa diaduk.

6
6. Setelah warna kayu menghilang, sampel dibilas dengan menggunakan air
dingin dan disimpan dalam etanol.
7. Perendaman kayu dengan resin epoxy berupa Prepolymerized methyl
methacrylate (PMMA) (untuk menghilangkan pelarut gas dan etanol). Epoxy
menghasilkan bahan yang memiliki sifat bias transparan dan menambahkan
kekuatan kayu, epoxy biasanya digunakan sebagai bahan perekat dan
memperkuat material komposit untuk bangunan. Proses ini membutuhkan
waktu sekitar 1 jam; dilakukan dengan tujuan menjaga serat nano selulosa.
8. Melakukan penutupan sampel menggunakan penyaringan micropore dan
kertas saring.
9. Menempatkan dibawah vakum selama 5 menit dan membiarkan sampel
berada pada tekanan atmosfer. Proses diulang sebanyak 3 kali selama 30
menit,
10. Sampel dan resin epoxy ditempatkan secara statis dalam piringan dengan suhu
30° C selama 12 jam,
11. Sampel dilepaskan dari piringan,
12. Dilakukan pengukuran transmisi cahaya dan menganalisis karakteristik,
*Panjang proses ditentukan oleh ukuran dan jenis kayu.

Gambar 6. Proses Transparent Wood (Sumber: Yaddanapudi et al, 2017).

7
Gambar 7. Gambaran Transparent Wood (Sumber: Wikipedia).

Jadi secara singkat bahan kimia yang berperan dalam proses transparent wood,
yaitu:
1. Air Deionisasi/air suling (H2O)
2. Natrium Hidroksida (NaOH)
3. Natrium Sulfit (Na2SO3)
4. Hidrogen Peroksida (H2O2)
5. Asam Format (CH2O2)
6. Metanol (CH3OH)
7. Asam Asetat (C2H4O2)
8. Aseton (CH3COCH3)
9. Vanillin (C8H8O3)
10. Etanol (C2H5OH)
11. Epoxy berupa Prepolymerized methyl methacrylate (C5O2H8)n

C. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan
a. Bersifat Biodegradable
Ketika bahan-bahan ini tersedia secara komersial, manfaat yang
signifikan diharapkan karena sifat biodegradable yang melekat karena itu

8
adalah kayu. Bahan-bahan ini secara signifikan lebih mudah terurai dibanding
kaca dan plastic (Jiang et al, 2018)
b. Bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan (Jiang et al, 2018)

Gambar 8. Perbandinan transparent wood dan limbah plastik (Sumber: Jiang et al, 2018).

c. Dimanfaatkan untuk sel surya


Kayu transparan menunjukkan kualitas transmisi yang tinggi dan
dapat berpotensi digunakan dalam sel surya; yang mengubah energi
matahari menjadi listrik. Dia mengatakan “Jika kita menempatkan kayu
transparan di depan sel surya, jumlah cahaya yang diserap akan lebih
tinggi dan efisiensi meningkat menjadi 18 % (Li et al, 2018).
d. Dimanfaatkan untuk solar sel
Jika digunakan untuk solar sel, material ini bisa menggantikan
material kaca yang berbasis silika. Silika masih membiarkan banyak
cahaya bisa tembus (Yaddanapudi et al, 2017).
e. Lebih kuat daripada kaca
Sifat kayu transparan mirip dengan sifat kayu alami. Namun, kayu
transparan lebih tahan air karena ada komponen polimer nya. Kayu
transparan juga jauh lebih kuat dan tidak mudah pecah daripada kaca
karena adanya struktur sel dan serat alami dalam kayu tersebut
(Wang et al, 2016).
f. Memberikan isolasi termal
Kayu transparan memberikan isolasi termal yang lebih baik dan
memungkinkan cahaya matahari untuk masuk dengan intensitas yang

9
hampir sama seperti kaca. Selain itu, material ini dapat menghilangkan
silau dan menyediakan pencahayaan dalam ruangan secara konsisten.
Kayu transparan memungkinkan cahaya masuk ke rumah. Meskipun agak
lebih sedikit daripada kaca, panel bangunan dari kayu transparan memiliki
panas yang lebih rendah konduktivitas (Li et al, 2018).
g. Membuat ruangan lebih nyaman
Material kayu ini mengarahkan cahaya untuk menembus material,
tetapi struktur sel kayu tersebut masih tetap memantulkan cahaya didalam
kayu. Sifat material tersebut bernama haze. Ini berarti cahaya tidak
langsung menuju ke mata kita, sehingga kondisi ruangan lebih nyaman
untuk dilihat (Wu et al., 2019).

Gambar 9. Ilustrasi Cahaya yang mengenai transparent wood


(Sumber: (Jiang et al, 2018).
2. Kekurangan
a. Keterbatasan ukuran blok kayu
Sejauh ini, sampel kayu transparan dilaporkan kecil dan memiliki
ketebalan rendah. Hal ini karena dengan ketebalan yang lebih tinggi,
cahaya mengalami perambatan yang lebih lama di dalam kayu transparan
di mana redaman cahaya terjadi (penyerapan dan hamburan cahaya), yang
menyebabkan lebih sedikit transmisi cahaya (Li et al, 2018).
b. Hasil transparan tidak 100%
Hasil penelitian menunjukkan transparansi kayu tidak 100%
sehingga masih sedikit buram. Ketebalan kayu juga membuat proses

10
transparansi kayu menjadi lama dan hasil transparannya tdk maksimal
(Fink, 1992).

Gambar 10. Hasil Tranparent Wood (Sumber: Jiang et al, 2018).


c. Harganya yang mahal
Salah satu kendalanya adalah pada harganya yang mahal karena
hanya diproduksi dalam laboratorium dan belum dijual secara komersial
(Zhu et al, 2016).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa point
penting, antara lain :
1. Transparent wood merupakan produk material berbahan kayu dengan bentuk
dan wujud transparan dan tembus pandang. Transparent wood dirancang
dengan visi menggantikan penggunaan material kaca dalam suatu bangunan.
2. Prosedur pembuatan transparen wood dimulai dengan pembersihan lignin
pada kayu pada suhu mendidih, selanjutnya dilakukan pembilasan, kemudian
dilanjutkan proses penghilangan pemutih, sampel dibilas dengan
menggunakan air dingin dan disimpan dalam etanol kemudian ditutup,
selanjutnya ditempatkan dibawah vakum dan berada pada tekanan atmosfer,
sampel dan resin epoxy ditempatkan secara statis dalam piringan hingga 12
jam. Adapun bahan kimia yang berperan dalam proses transparent wood yaitu
air deionisasi, natrium hidroksida, natrium sulfit, hidrogen peroksida, asam
format, metanol, asam asetat, aseton, vanillin, etanol, epoxy berupa
prepolymerized methyl methacrylate.
3. Kelebihan transparent wood yaitu bersifat biodegradable yang mudah terurai,
ramah lingkungan dan bersifat berkelanjutan, dapat dimanfaatkan untuk sel
surya, dimanfaatkan untuk solar sel, lebih kuat, memberikan isolasi termal,
dan membuat ruangan lebih nyaman. Sedangkan kekurangan transparent wood
yaitu keterbatasan ukuran blok kayu, hasil transparan tidak 100%, dan
harganya mahal.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yakni semoga dengan
disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah khazanah
pengetahuan khususnya terkait penemuan terbaru dibidang teknologi dan industri
transparent wood.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fink, S. (1992). Transparent Wood – A New Approach in the Functional Study of


Wood Structure. Holzforschung, 46 (5), 403–408.
https://doi.org/10.1515/hfsg.1992.46.5.403
Hu, L., Wang, Y., Li, T., Yao, Y., Minus, M. L., Xu, L., Zhu, M. (2017).
Anisotropic, Transparent Films with Aligned Cellulose Nanofibers.
Advanced Materials, 29 (21), 1–8.
https://doi.org/10.1002/adma.201606284
Jiang, F., Li, T., Li, Y., Zhang, Y., Gong, A., Dai, J., Hu, L. (2018). Wood-Based
Nanotechnologies toward Sustainability. Advanced Materials, 30(1), 1–39.
https://doi.org/10.1002/adma.201703453
Li, Y., Fu, Q., Yang, X., & Berglund, L. (2018). Transparent wood for functional
and structural applications. Philosophical Transactions of the Royal
Society A: Mathematical, Physical and Engineering Sciences, 376 (2112).
https://doi.org/10.1098/rsta.2017.0182
Li, Y., Fu, Q., Yu, S., Yan, M., & Berglund, L. (2016). Optically Transparent
Wood from a Nanoporous Cellulosic Template: Combining Functional and
Structural Performance. Biomacromolecules, 17 (4), 1358–1364.
https://doi.org/10.1021/acs.biomac.6b00145
Wang, Y., Zhu, M., Yao, Y., Li, T., Hu, L., Dai, J., Davis, C. S. (2016).
Transparent and haze wood composites for highly efficient broadband
light management in solar cells. Nano Energy, 26, 332–339.
https://doi.org/10.1016/j.nanoen.2016.05.020
Wu, J., Wu, Y., Yang, F., Tang, C., Huang, Q., & Zhang, J. (2019). Impact of
delignification on morphological, optical and mechanical properties of
transparent wood. Composites Part A: Applied Science and
Manufacturing, 117 (November 2018), 324–331.
https://doi.org/10.1016/j.compositesa.2018.12.004
Yaddanapudi, H. S., Hickerson, N., Saini, S., & Tiwari, A. (2017). Fabrication
and characterization of transparent wood for next generation smart
building applications. Vacuum, 146, 649–654.
https://doi.org/10.1016/j.vacuum.2017.01.016
Zhu, M., Song, J., Li, T., Gong, A., Wang, Y., Dai, J., Hu, L. (2016). Highly
Anisotropic, Highly Transparent Wood Composites. Advanced Materials,
28(26), 5181–5187. https://doi.org/10.1002/adma.201600427

13

Anda mungkin juga menyukai