Anda di halaman 1dari 11

INISIASI TUTON Ke-7

MODUL 9
GLOBALISASI DAN KRISIS ILMU EKONOMI
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
FAKULTAS EKONOMI
Globalisasi Ekonomi Indonesia

• Deregulasi perdagangan yang ditetapkan pemerintah pada tahun 1980-an


mendorong terjadinya globalisasi ekonomi di Indonesia. Masuknya modal
asing secara besar-besaran dan berkurangnya hambatan perdagangan
membuat Indonesia terbuka pada globalisasi. Selain itu, Indonesia juga
terlibat dengan berbagai perjanjian ekonomi yang mendukung globalisasi.
• Keikutsertaan Indonesia dalam globalisasi ekonomi mungkin tidak
berakibat buruk jika Indonesia memang mampu secara cepat melakukan
penyesuaian-penyesuaian ekonomi sehingga perekonomian menjadi lebih
efisien dan daya saingnya meningkat. Globalisasi ekonomi Indonesia
berdampak buruk karena justru meningkatkan hambatan perdagangan yang
ditimbulkan oleh blok perdagangan, meningkatnya defisit neraca berjalan
sebagai akibat meningkatnya impor dan pembayaran jasa serta repatriasi
keuntungan investasi asing.
Globalisasi Ekonomi Indonesia
Lanjutan
• Agar globalisasi ekonomi dapat memberi keuntungan bagi Indonesia maka harus
dilakukan beberapa perubahan seperti meningkatkan partisipasi warga negara melalui
perombakan IMF, mendirikan lembaga keuangan global yang baru dan menghargai
alam.
Proses Globalisasi Ekonomi
Indonesia

• Proses Globalisasi ekonomi ditandai dengan terjadinya transaksi


antar negara (ekspor-impor). Indonesia baru mulai menggencarkan
perdagangannya tahun 1980an. Alasan Indonesia memicu
perdagangan luar negeri adalah jatuhnya harga minyak dunia yang
menyebabkan Indonesia tidak dapat mengandalkan devisa dari
perdagangan minyak saja.
• Menyusul upaya pemerintah melakukan diversifikasi ekspor non
migas, Indonesia mengambil keputusan untuk bergabung dengan
berbagai organisasi perdagangan internasional seperti APEC
(1989), AFTA (1992) dan WTO/GATT (1996).
Proses Globalisasi Ekonomi
Indonesia
Lanjutan
• Prinsip dan aturan perdagangan multilateral dalam GATT
(General Agreement on Tariff and Trade), pada dasarnya
terdiri dari tiga hal pokok : pertama, prinsip resiprokal atau
timbal balik, artinya perlakuan yang diberikan suatu negara
kepada negara lain harus diimbangi pula dengan perlakuan
yang sama dari negara lain ke mitra dagangnya. Kedua,
prinsip non diskriminasi atau perlakuan yang sama. Prinsip
ini dikenal pula dengan sebutan most favored nation (MFN)
yang maknanya adalah apabila kita mengistimewakan suatu
negara maka keistimewaan tersebut harus kita berikan ke
negara lain. Prinsip ketiga adalah kejelasan dan keterbukaan.
Artinya perlakuan dan kebijakan yang dilakukan suatu negara
harus transparan, jelas dan dapat diketahui mitra dagangnya
Dampak Globalisasi Ekonomi
Bagi Indonesia

• Keikutsertaan Indonesia dalam globalisasi ekonomi mungkin


tidak berakibat buruk jika Indonesia memang mampu secara
cepat melakukan penyesuaian-penyesuaian ekonomi
sehingga perekonomian menjadi lebih efisien dan daya
saingnya meningkat. Bahkan jika siap, pasar Indonesia
menjadi lebih luas yang akan mendorong kegairahan
ekonomi domestik.
• Pukulan paling besar yang disebabkan oleh globalisasi
ekonomi Indonesia diterima oleh sektor jasa.
Dampak Glonalisasi Ekonomi
Bagi Indonesia
Lanjutan
• Proses transmisi dan reformasi yang sedang berjalan, jika berhasil, akan membuat dampak
globalisasi yang lebih menguntungkan bagi kita.
• Globalisasi tidak saja berdampak terhadap kondisi makro ekonomi, tetapi juga pada perilaku
masyarakat. Keterbukaan ekonomi mengakibatkan : pertama, makin ketatnya persaingan
antar individu yang memperkuat individualitas. Kedua, munculnya sifat hedonisme yang
membuat manusia selalu memaksa dirinya untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan
pribadinya. Ketiga, sikap individualistis menimbulkan pula ketidakpedulian antar sesama.
Krisis Ilmu Ekonomi
Kegagalan Ilmu Ekonomi
Konvensional

Dunia sedang mengalami masalah besar pasca berkembang pesatnya globalisasi ekonomi (pasar
bebas). Ditengah arus kemajuan ekonomi terselip tanda-tanda krisis global yang inheren dalam
kemajuan tersebut. Krisis tersebut meliputi makin parahnya degradasi moral (spiritualitas), makin
ebarnya ketimpangan sosial ekonomi dan makin rusaknya sistem ekologis (lingkungan)
penyangga kehidupan bumi. Krisis-krisis tersebut tidak lain adalah manifestasi kegagalan sistem
ekonomi global dalam menyejahterakan manusia secara berkeadilan dan berkelanjutan. Di sisi
ain, krisis tersebut merupakan refleksi kegagalan ilmu ekonomi konvensional yang menjadi
pondasi berkembangnya sistem ekonomi global.
Perlunya Ilmu Ekonomi Pancasila

• Ilmu ekonomi Pancasila adalah ilmu ekonomi kelembagaan


(institutional economics) yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kelembagaan Pancasila sebagai ideologi negara, yang ke-5 silanya
secara utuh maupun sendiri-sendiri menjadi rujukan setiap pelaku
ekonomi orang Indonesia. Ekonomi Pancasila merupakan ilmu
ekonomi yang khas (berjati diri) Indonesia yang digali dan
dikembangkan berdasar kehidupan ekonomi riil (real-life economy)
rakyat Indonesia. Ilmu ekonomi Pancasila mengacu pada sila-sila
dalam Pancasila yang terwujud dalam lima landasan ekonomi yaitu
ekonomi moralistik (ber-Ketuhanan), ekonomi kemanusiaan,
nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi (ekonomi kerakyatan)
dan diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Filasafat Ilmu Ekonomi
Pancasila
Tiga landasan filsafat ilmu ekonomi Pancasila yang sesuai dengan prosedur untuk
mendapatkan legitimasi ilmiah yaitu meliputi aspek ontologi, epistemologi dan
aksiologi. Ontologi adalah wacana mengenai keperiadaan, epistemologi merupakan cara
pemahaman atau metode penelitian dan kajian, sedangkan aksiologi adalah pembahasan
mengenai nilai, khususnya nilai guna, sebagaimana dicerminkan oleh tujuan (aim, goal,
dan visi), hasil atau output dari suatu proses, dalam pelaksanaan Sistem Ekonomi
Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai