Anda di halaman 1dari 22

NETRALITAS TNI DALAM PEMILU 2019

PUNCAK JAYA, MARET 2019


• DIKUM :
• S1 - ILMU HUKUM
• DIKMIL
– SEPAPK 23 (2013)
– DIKSARCABKUM 2016
– DIKPATIH MK 2017
– SUSPABANKUMPER
2018

SALATIGA, 18 NOV 1990


LETDA CHK
ALBERTUS DANANG SETIYADI,S.H.
NETRALITAS HARGA MATI

KASAD PANGLIMA TNI


DASAR
BHARATA EKA SHAKTI

1. UU No. 34 TAHUN 2004 tentang TNI;


2. UU No.7 TAHUN 2017 tentang PEMILU;
3. KUHP
4.Instruksi Panglima TNI No: Ins/1/VIII/2008 tentang Netralitas
TNI;
5.ST Panglima TNI Nomor STR / 546 / 2006 tanggal 22 Agustus
2006;
6.Perintah Harian Panglima TNI tanggal 02 Januari 2018.
BHARATA EKA SHAKTI

M PENGERTIAN NETRALITAS
DAN KETENTUANNYA

A IMPLEMENTASI, PEDOMAN DAN


TANGGUNG JAWAB KOMANDAN

T
SATUAN

E ANCAMAN PIDANA DAN


LARANGAN PRAJ. TNI

R
I LARANGAN BAGI PNS TNI
KETENTUAN NETRALITAS :

a. Bersikap Netral dengan tidak memihak dan memberi dukungan kpd salah
satu kontestan Pemilu tahun 2019.

b. Satuan/perorangan tdk berkampanye/beri bantuan dalam bentuk apapun


kpd Calon.

c. Satuan/perorangan/fasilitas TNI tidak dilibatkan pada rangkaian kegiatan


Pemilu dan Pilkada dalam bentuk apapun di luar tugas dan fungsi TNI.

d. Prajurit TNI tidak menggunakan hak memilih baik dalam Pemilu 2019.

e. Praj. TNI dilarang beri komentar, penilaian, diskusi, arahan berkaitan


degan kontestan Pemilu tahun 2019. yg bersifat pengaruhi KPU dan
Panwaslu.
KETENTUAN PEDOMAN TINDAKAN DALAM
PEMILUN NETRALITAS :

SEBELUM PEMUNGUTAN SUARA :


1. Lokasi Rawan : praj. TNI melakukan tindakan pam di lokasi
rawan berd. Permintaan bantuan Polri.
2. Masa Kampanye : praj. TNI ikut pantau situasi kondisi pd saat
masa kampanye jika ada pelanggaran pd saat masa
kampanye maka segera koordinasikan dengan kepolisian
terdekat.
3. Masa Tenang : praj. TNI ikut pantau situasi kondisi saat masa
tenang kampanye dan koordinasi dengan kepolisian terdekat
SAAT PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA :
TINDAKAN YANG DILAKUKAN DI TPS

1. Praj. TNI dilarang berada di arena TPS saat


pemungutan dan penghitungan suara (jarak
kurang lebih 50 M);
2. Jauhkan dan amankan masyarakat dari setiap
perbuatan yg berniat untuk menghalangi,
intimidasi dan cegah/larang masyarakat untuk
memberi suaranya;
3. Jauhkan dan amankan masyarakat dari setiap
kegiatan provokasi yg berniat pecah belah,
timbulkan kerusuhan hingga pertikaian terbuka
SETELAH PEMUNGUTAN SUARA

SETELAH PEMUNGUTAN SUARA :


1. Perhitungan dan rekap suara : jika terjadi
bentrokan massa pada saat pemungutan
hasil penyelesaian sengketa pemilu, TNI ikut
amankan atas permintaan bantuan dari Polri.
2. Penetapan calon terpilih : TNI ikut pantau
situasi dan kondisi jika terjadi kerusuhan
massa, dan ikut amankan atas permintaan
bantuan dari Polri.
TINDAKAN THD PELAKU KRIMINAL
SELAMA PEMILU

1. Beri peringatan lisan jika oknum/pok masy


melakukan hal yang dapat picu terjadinya
kerusuhan, berkoordinasi dengan kepala TPS dan
aparat kepolisian;
2. Tangkap, amankan dan serahkan kepada aparat
kepolisian jika oknum/pok masy tetap lakukan
perbuatan tsb setelah diberikan peringatan lisan;
3. Pul, identifikasi, catat setiap alat bukti/barangk
bukti yg berkaitan dengan pelanggaran hukum yg
dilakukan oleh oknum/pok masy.
PRINSIP PENGGUNAAN KEKERASAN

1. Dalam rangka Pembelaan Diri : dalam keadaan terpaksa yg


ancam secara nyata dan langsung dilakukan untuk
membela diri sendiri, orang lain atau satuan/objek vital dari
ancaman yg akibatkan luka parah, kematian dan kerusakan;
2. Prinsip kepentingan militer : demi tercapainya tujuan dan
tupok yang dibenarkan secara militer;
3. Prinsip proporsionalitas: penggunaan kekerasan
bersenjata yg digunakan satuan/perorangan harus
sebanding dengan tingkat ancaman dalam rangka
menghentikan atau cegah meluasnya konflik
sosial/kerusuhan akibat pemilu;
TATA CARA MEMBELA DIRI

TINDAKAN MELUMPUHKAN :
1. Bila terdapat ancaman nyata dan langsung yg bahayakan jiwa;
2. Ancaman tsb ditujukan kpd jiwa dan badan; dan
3. Praj. Yg terancam punya kesempatan utk lakukan tindakan
melumpuhkan dengan cara sbb :
a. Beri peringatan verbal dengan kata-kata isyarat yg dimengerti pelaku
atau berupa tembakan ke atas/tempat aman agar pelaku hentikan
tindakannya;
b. Apabila pelaku masih lakukan tindakannya, lumpuhkan dengan
tembakan yg diarahkan ke bagian tubuh yg tidak mematikan atau
bentuk kekerasan lain yg tujuannya melumpuhkan;
c. Tindakan dilakukan dengan seimbang (proporsional);
d. Pelaku dan alat bukti segera diserahkan kepada kepolisian setempat;
TINDAKAN MEMATIKAN

TINDAKAN MEMATIKAN :
1. Ada ancaman nyata dan langsung;
contoh : lawan menodongkan senjata api/sajam yg
membahayakan praj/masyarakat.
2. Ancaman tsb ditujukan thd jiwa raga Praj/masy.
3. Praj. yg terancam tdk memiliki kesempatan utk berbuat
lain/tindakan peringatan/menghindarkan diri dari ancaman
tsb.
4. Tindakan penembakan dan penggunaan kekerasan secara
seimbang (proporsional).
5. Tindakan dilakukan hanya thd sasaran terpilih yg ancam jiwa
raga praj/masyarakat.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA KOMANDAN
SATUAN

a. wajib mensosialisasikan Netralitas TNI dalam Pemilu dan


Pilkada kepada anggota dan keluarganya baik pada setiap
apel maupun pada jam komandan secara periodik.
b. wajib mengecek dan mengawasi sejauhmana
pemahaman anggota tentang Netralitas TNI.
c. wajib mengawasi kegiatan anggota dan keluarganya di
lingkungan masyarakat untuk mencegah hal-hal yang
negatif sekaligus mencegah kegiatan yang terkait dengan
politik praktis.
d. harus memberikan sanksi apabila anggotanya melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetapkan.
e. wajib menyampaikan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian kepada seluruh anggotanya
antara lain :
1) Batasi diri tidak berada tempat gar kampanye.

2) Laks Koord dengan pihak yang berwenang agar tidak ada pemasangan identitas peserta
Pemilu di lingk markas, asrama dan fasilitas-fasilitas TNI lainnya.

3) waspadai daerah yang berpotensi rawan konflik

4) Cegah bentrokan fisik antar masa atau perorangan pendukung partai politik di sekitar markas,
asrama TNI pada radius kurang lebih 100 m

5) Tidak lak giat berupa komentar, penilaian dan diskusi maupun arahan apapun tentang
kontestan peserta Pemilu dan Pilkada kepada keluarga dan lingkungannya.

6) Tidak beri bantuan dalam bentuk dan kepentingan kegiatan apapun kepada peserta Bakal
Calon Pemilu dan Pilkada di luar tugas dan fungsi TNI.

7) Antisipasi bangsit di lingknya serta laks temu cepat dan lapor cepat secara hierarki, apabila
ada kejadian atau kegiatan yang berindikasi mengarah kepada menghambat, menganggu atau
langkah menggagalkan Pemilu.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPEDOMANI OLEH
PRAJURIT TNI :

• 1. Dilarang menjadi anggota


Komisi Pemilihan Umum (KPU),
KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota.

2. Dilarang campur tangan


dalam menentukan dan
menetapkan peserta Pemilu.

3. Dilarang memobilisir
semua organisasi sosial,
keagamaan dan ekonomi
untuk kepentingan partai
politik dan kandidat tertentu.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPEDOMANI OLEH
PRAJURIT TNI :

4. Dilarang menjadi anggota


Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu), Panwaslu Provinsi,
Panwaslu Kabupaten/Kota dan
Panwaslu Kecamatan.

5. Dilarang menjadi anggota


Panitia Pemilihan Kecamatan
(PPK), Panitia Pemungutan
Suara (PPS) dan Ketua
Panitia Pemungutan Suara
(KPPS).

7. Dilarang campur tangan


6. Dilarang menjadi dalam menentukan dan
Panitia menetapkan peserta Pemilu
Pendaftaran perorangan (Dewan
Pemilih. Perwakilan Daerah).
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPEDOMANI OLEH
PRAJURIT TNI :

7. Dilarang campur tangan


dalam menentukan dan
menetapkan peserta Pemilu
perorangan (Dewan
Perwakilan Daerah).

8. Dilarang menjadi peserta


dan juru kampanye.

9. Dilarang menjadi tim


sukses kandidat.
ANCAMAN PIDANA (UU Pemilu)

1. Pasal 491 kacaukan jalannya Kampanye


“kurungan I thn dan denda Rp
12.OOO.OOO,OO.”
2. Pasal 494 Bagi TNI dan ASN yang ikut
Kampanye “kurungan I tahun dan denda
Rp12.000.000,00.”
3. Pasal 504 Lalai sebabkan hasil pemungutan
suara rusak “kurungan I tahun dan denda
Rp12.000.000,00.”
4. Pasal 510 sebabkan orang hilang hak suara
“penjara 2 tahun dan denda
Rp24.OOO.OOO,O0.”
5. Pasal 511 ancam atau gun kekerasan u’ halangi
orang yang terdaftar sbg Pemilih “penjara 3
tahun dan denda Rp36.OOO.OOO,O0.”
6. Pasal 515 janjikan orang dengan materi spy tdk
gun hak pilihnya “penjara 3 tahun dan denda
Rp36.000.000,00.”
ANCAMAN PIDANA (UU Pemilu)

7. Pasal 517 gagalkan pemungutan suara “penjara 5 tahun dan denda


Rp60.00O.OOO,OO.”
8. Pasal 531 sengaja gun kekerasan, dan/atau halangi seseorang yang akan
lakukan haknya untuk memilih, giat yg timbulkan gangguan ketertiban dan
ketenteraman pelaksanaan pemungutan suara, atau gagalkan pemungutan suara
“penjara 2 tahun dan denda Rp24.0OO.OO0,0O.”
9. Pasal 534 rusak segel suara dipidana “penjara 3 (tiga) tahun dan denda
Rp36.000.000,00.”
10. Pasal 535 orang yang dengan sengaja mengubah, merusak, dan/atau
menghilangkan berita acara pemungutan dan penghitungan suara “penjara 3 tahun
dan denda Rp36.000.000,00.”
11. Pasal 536 orang yg dgn sengaja rusak, ganggu, atau mendistorsi sistem
informasi penghitungan suara hasil Pemilu “penjara 3 tahun dan denda
Rp36.000.000,00.”
LARANGAN BAGI PNS : (UU No. 5 tahun 2014, UU nomor 10 tahun 2016, PP
53 tahun 2010, PP 42 tahun 2004, dan Surat MenPANRB/ PNS )

1. ASN dilarang mendeklarasikan diri sebagai calon kepala daerah.


2. Dilarang memasang spanduk promosi kepada calon.
3. Dilarang mendekati Parpol terkait dengan pungusulan dirinya atau orang lain menjadi calon.
4. Dilarang mengunggah, memberikan like, atau mengomentari dan sejenisnya serta
menyebarluaskan gambar maupun pesan visi misi calon baik di media online atau media sosial.
5. Dilarang menjadi pembicara pada pertemuan Parpol.
6. Dilarang foto bersama calon .
7. Dilarang menghadiri deklarasi calon, baik itu dengan atau tanpa atribut Parpol.

SANKSI:
dijatuhkan sanksi disiplin tingkat sedang hingga berat.
Sanksi tingkat sedang : berupa penundaan kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan
pangkat, serta penurunan pangkat setingkat lebih rendah yang semuanya berlangsung
selama satu tahun.
Sedangkan untuk disiplin berat berupa pemindahan dajn penurunan pangkat setingkat lebih
rendah. Dan terakhir, bisa sampai pemberhentian dengan hormat.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai