Anda di halaman 1dari 60

BUKU SAKU

NETRALITAS TNI AD DALAM


PEMILU DAN PILKADA
Diterbitkan Oleh:
DIREKTORAT HUKUM TNI ANGKATAN DARAT
BUKU SAKU

NETRALITAS TNI AD DALAM


PEMILU DAN PILKADA

Diterbitkan Oleh :
DIREKTORAT HUKUM TNI ANGKATAN DARAT
ii

IDENTITAS PEMEGANG

Nama : ………………………..…
Pangkat/NRP : ………………………..…
Jabatan : ………………………..…
Kesatuan : ………………………..…
Alamat Kesatuan : ………………………..…
………………………..…
Alamat Rumah : ………………………..…
………………………..…
………………………..…
Telepon Kantor : ………………………..…
Telepon Rumah : ………………………..…
iii

DAFTAR ISI

Identitas Pemegang ……….……..………….. ii


Daftar Isi ………………………………............ iii
Kata Pengantar ………………………………. vi
Pancasila …………………………………...…vii
Sapta Marga ………………………...………. viii
Sumpah Prajurit ……………………..………. xi
Delapan Wajib TNI …………………..………. x
Tahapan Pemilu 2024 ……………………….. xi
Pedoman Netralitas TNI AD dalam Pemilu dan
Pilkada …………………………………… 1 – 28
Lampiran-Lampiran …………………… 29 - 36
v

“Tentara hanya mempunyai kewajiban satu,


ialah mempertahankan kedaulatan negara
dan menjaga keselamatannya, sudah cukup
kalau tentara teguh memegang kewajiban
ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin
harus dipegang teguh”

Panglima Besar
Jenderal Soedirman
vi

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullohi Wabarokatuh.


TNI AD berkomitmen untuk tidak terlibat dalam politik
praktis merupakan penegasan sikap TNI untuk fokus pada
tugas pokok TNI sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia dan juga diperkuat dengan Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. TNI
AD berkomitmen untuk tetap menjamin Netralitas TNI dalam
setiap tahapan pemilu yang akan dilaksanakan.
Implementasi Netralitas TNI AD dalam kegiatan politik
praktis ialah bersikap netral dalam kehidupan politik dan tidak
melibatkan diri pada kegiatan politik praktis.
Mengingat begitu pentingnya sikap Netralitas TNI dalam
Pemilu dan Pilkada, maka pedoman "Netralitas TNI AD" harus
benar-benar dipahami, dihayati, dan diimplementasikan
dalam kehidupan Prajurit TNI AD.
Dengan demikian diharapkan tidak terjadi pelanggaran
netralitas yang dilakukan oleh Prajurit TNI AD.
Wassalamualaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh.

Kepala Staf Angkatan Darat,

Agus Subiyanto,S.E., M.Si.


Jenderal TNI
vii

PANCASILA

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN


BERADAB

3. PERSATUAN INDONESIA

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH


HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH


RAKYAT INDONESIA
vii

SAPTA MARGA

1. Kami warga Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang bersendikan pancasila.
2. Kami Patriot Indonesia, pendukung serta
pembela ideologi Negara yang bertanggung jawab
dan tidak mengenal menyerah.
3. Kami Ksatria Indonesia, yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta membela kejujuran,
kebenaran, dan keadilan.
4. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia
adalah bhayangkari Negara dan bangsa Indonesia.
5. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia,
memegang teguh disiplin, patuh dan taat pada
pimpinan serta menjungjung tinggi sikap dan
kehormatan prajurit.
6. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia,
mengutamakan keperwiraan dalam melaksanakan
tugas.
7. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia,
setia dan menempati janji serta sumpah prajurit.
viii

SUMPAH PRAJURIT

1. Setia kepada Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang berdasarkan Pancaila dan undang-
undang Dasar 1945.

2. Tunduk pada hukum dan memegang teguh


disiplin keprajuritan.

3. Taat pada atasan dengan tidak membantah


perintah atau putusan.

4. Menjalankan segala kewajiban dengan penuh


rasa tanggung jawab kepada Tentara dan Negara
Republik Indonesia.

5. Menjaga segala rahasia tentara sekeras-


kerasnya.
ix

DELAPAN WAJIB TNI

1. Bersikap ramah tamah terhadap rakyat.

2. Bersikap sopan santun terhadap rakyat.

3. Menjunjung tinggi kehormatan wanita.

4. Menjaga kehormatan diri di muka umum.

5. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan


kesederhanaannya.

6. Tidak sekali-kali merugikan rakyat.

7. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati


rakyat.

8. Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha


untuk mengatasi kesulitan rakyat.
1
PEDOMAN NETRALITAS TNI AD
DALAM PEMILU DAN PILKADA

1. Netralitas TNI AD

Netral: “Tidak berpihak, tidak ikut, atau tidak


membantu salah satu pihak”.

Netralitas: “Keadaan dan sikap netral (tidak


memihak, bebas)”

Netralitas TNI AD: “TNI AD bersikap netral dalam


kehidupan politik dan tidak berpolitik praktis”.

2. Pencalonan Sebagai Anggota Legislatif


Maupun Kepala Daerah

Anggota TNI AD dan PNS TNI AD yang akan


mencalonkan sebagai anggota legislatif maupun
kepala daerah agar mengundurkan diri dari anggota
TNI AD dan PNS TNI AD. Apabila tidak terpilih
maka yang bersangkutan tidak dapat kembali
2
menjadi anggota TNI AD dan PNS TNI AD dan
suami/istri dari prajurit TNI AD yang mencalonkan
diri di Pilpres/Pilkades dan anggota Parpol maka
prajurit/PNS TNI AD tersebut bersedia tidak
ditempatkan pada jabatan strategis.

3. Implentasi Netralitas TNI AD dalam Pemilu


dan Pilkada

a. Mengamankan dan mengawasi


penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada sesuai
dengan tugas dan fungsi pembantuan TNI AD
kepada Polri.
b. Satuan/perorangan tidak berkampanye
atau memberikan bantuan dalam bentuk
apapun kepada salah satu pasangan calon
Presiden, calon Kepala Daerah, calon
anggota legislatif.
c. Satuan/perorangan/fasilitas tidak
dilibatkan dalam rangkaian kegiatan Pemilu
dan Pilkada dalam bentuk apapun di luar
tugas dan fungsi TNI AD.
3
d. Prajurit TNI AD tidak menggunakan hak
memilih baik dalam Pemilu maupun dalam
Pilkada.
e. Hak memilih istri/suami/anak Prajurit
TNI dalam Pemilu atau Pilkada merupakan
hak individu selaku warga negara. Institusi
atau satuan dilarang memberikan arahan
atau memengaruhi di dalam menentukan
pelaksanaan hak pilih tersebut.
f. Prajurit TNI AD berkomitmen dalam
menjaga Netralitas TNI AD dalam pelaksanaan
Pemilu dan Pilkada.
NETRALITAS
TNI POLRI
HARGA MATI
4

4. Pedoman Bagi Prajurit


TNI
a. Tidak diperbolehkan menjadi anggota
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi atau
Kabupaten/Kota.
b. Tidak dapat menjadi anggota panitia
Pemantau Pemilu suatu Kabupaten,
Kelurahan/Kota, atau Distrik.
Tidak
Berpolitik
prakTris

c. Tidak diperbolehkan menjadi anggota,


Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia
Pemungutan Suara (PPS), dan Ketua Panitia
Pemungutan Suara (KPPS).
5

d. Tidak boleh menjadi Panitia Pendaftaran


Pemilih.
e. Tidak dibenarkan untuk terlibat dalam
proses menentukan dan menetapkan peserta
dalam pemilihan atau pilkada.
f. Tidak dibenarkan untuk diperbolehkan
memobilisasi semua organisasi sosial,
keagamaan dan ekonomi untuk kepentingan
kandidat dan partai politik tertentu.

g. Tidak diperbolehkan campur tangan


dalam menentukan dan menetapkan peserta
Pemilu perorangan (Dewan Perwakilan
Daerah).
h. Tidak diizinkan menjadi juru kampanye.
6
i. Tidak diperbolehkan menjadi tim sukses
calon dalam Pemilu maupun Pilkada.

5. Larangan

a. Dilarang memberikan penilaian,


komentar, diskusi, atau instruksi kepada
anggota masyarakat atau anggota keluarga
melalui media apapun.
b. Dilarang menyimpan dan menempel
dokumen, atribut, dan barang lain yang
menunjukan identitas peserta Pemilu atau
Pilkada di fasilitas satuan dan dinas.
c. Dilarang berada di area pemungutan
suara (TPS) saat pelaksanaan pemungutan
suara.
d. Dilarang secara perorangan atau
dengan menggunakan fasilitas dinas terlibat
dalam kegiatan Pemilu dan Pilkada dalam
bentuk kampanye untuk mendukung kandidat
7
/kontestan tertentu, termasuk memberi
bantuan dalam bentuk apapun di luar tugas
dan fungsi TNI AD.
e. Dilarang melakukan tindakan atau
pernyataan yang dilakukan secara resmi
bertujuan untuk memengaruhi keputusan
yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum
(KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu).
f. Dilarang secara pribadi/satuan dan
fasilitas dinas untuk menyambut dan
mengantar peserta kontestan.
8
g. Dilarang menjadi anggota Komisi
Pemilihan Umum (KPU), Panitia Pengawas
Pemilu (Panwaslu), panitia pemilih, panitia
pendaftar pemilih, peserta dan/atau juru
kampanye.
h. Dilarang terlibat dan berpartisipasi dalam
proses penetapan peserta Pemilu baik
individu maupun kelompok partai.
i. Dilarang menggerakan organisasi sosial,
agama dan ekonomi untuk kepentingan partai
politik atau calon tertentu.
9
j. Dilarang melakukan tindakan dan/atau
membuat pernyataan apapun bersifat yang
memengaruhi keputusan KPU pusat, dan
Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih).
k. Dilarang mendukung salah satu Paslon,
tetap netral dan tidak melibatkan diri dalam
kegiatan politik baik pemilihan Legislatif
maupun pemilihan Presiden 2024.
l. Dilarang memberikan fasilitas tempat
dan sarana lainnya milik TNI AD sebagai
sarane kampanye maupun kegiatan lain yang
merusak Netralitas TNI AD.

“Penurunan Baliho salah satu Paslon di area lahan Kodim


1013/MTW Korem 102/PJG Kodam XII/Tpr”
10
m. Dilarang berfoto/selfie dengan
menggunakan simbol jari.

6. Tugas Dan Tanggung Jawab Dansat Dan


Kabalak

a. Mengedukasi secara rutin kepada


anggota dan keluarganya baik dilakukan pada
saat apel maupun pada jam Komandan
tentang Netralitas TNI AD dalam Pemilu atau
Pilkada.
b. Memaksimalkan Luhkum maupun peran
aparat Intel, satuan Penerangan dan Sandi
dalam menjaga Netralitas TNI AD.

11
11
c. Melaksanakan pemeriksaan dan
evaluasi terhadap tingkat pemahaman
anggota tentang Netralitas TNI AD.
d. Melaksanakan pemeriksaan dan
evaluasi terhadap tingkat pemahaman
anggota tentang Netralitas TNI AD.
e. Melaksanakan pengawasan terhadap
kegiatan anggota dan keluarganya di
lingkungan masyarakat untuk menghindari
tindakan dan hal-hal yang negatif serta
mencegah kegiatan politik praktis.
12
f. Melakukan pengawasan dan
pengendalian yang ketat atas Netralitas TNI
AD dan menindak tegas pelanggaran UU
Pemilu dan Pilkada sesuai ketentuan yang
berlaku.
g. Selalu menyampaikan hal-hal yang perlu
mendapatkan perhatian anggotanya antara
lain:
1) Tidak berada secara fisik, baik
secara pribadi maupun dengan
menggunakan fasilitas dinas di wilayah
tempat penyelenggaraan kampanye
peserta Pemilu dan Pilkada
berlangsung;
2) Dalam pelaksanaan tugas agar
lebih memperhatikan wilayah yang
berpotensi mengalami konflik (politik,
ekonomi dan sara);
3) Mencegah bentrokan fisik antara
massa atau individu partai politik di
sekitar markas, kesatrian, asrama,
kompleks TNI AD atau di daerah
sekitarnya pada radius ±100m, apabila
13
tidak terdapat aparat Polri/Hansip/Petugas
yang menangani, maka Prajurit TNI AD
unit/satuan wajib menghentikan, dan
menyerahkan permasalahannya kepada
aparat Polri terdekat, dengan tetap
menjaga Netralitas TNI AD;
4) Dalam pelaksanaan tugas agar
lebih memperhatikan wilayah yang
berpotensi mengalami konflik (politik,
ekonomi dan sara);
14
5) Tidak berkomentar, memberikan
penilaian dan mendiskusikan maupun
arahan apapun tentang kontestan
peserta Pemilu dan Pilkada kepada
keluarga dan lingkungannya, baik secara
lisan maupun tulisan melalui media
apapun (cetak atau elektronik);
6) Tidak memberikan fasilitas/tempat
kepada calon dari partai manapun yang
berpartisipasi dalam Pemilu maupun
Pilkada yang dapat dipolitisasi atau
digunakan pihak-pihak terkait yang
dapat merusak citra TNI AD; dan
7) Mengantisipasi dan mewaspadai
setiap perkembangan situasi di
lingkungannya serta melakukan temu
cepat dan lapor cepat secara hierarki,
apabila ada kejadian atau kegiatan yang
mungkin menghambat, mengganggu
atau menggagalkan Pemilu dan Pilkada.

7. Ketentuan Hukum
15

7. Ketentuan Hukum

Prajurit TNI AD yang melakukan tindak pidana


atau pelanggaran Netralitas TNI AD dalam Pemilu
dan Pilkada akan diproses dan dijatuhi sanksi
sesuai ketentuan hukum Pidana dan/atau hukum
disiplin militer, serta sanksi administrasi.

a. Ketentuan Pidana

1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016


tentang Perubahan Kedua atas Undang -
undang Nomor 1 Tahun 2014 Pasal 71
ayat (1) dan ayat (6)
(1) “Pejabat negara, pejabat daerah,
pejabat aparatur sipil negara, anggota
TNI/POLRI, dan Kepala Desa atau
sebutan lain/Lurah dilarang membuat
keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon”
(6) “Sanksi sebagaimana dimaksud pada
16

ayat (1) sampai dengan ayat (3) yang


bukan petahana diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.”
2) Pasal 178
“Setiap orang yang dengan sengaja
menyebabkan orang lain kehilangan hak
pilihnya, pidana dengan pidana penjara
paling singkat 12 (dua belas) bulan da
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan
dengan denda paling sedikit Rp.
12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 24.000.000,00
(dua puluh empat juta rupiah)”
3) Pasal 178 A
“Setiap orang yang pada waktu
pemungutan suara dengan sengaja
melakukan perbuatan melawan hukum
mengaku dirinya sebagai orang lain
untuk menggunakan hak pilih, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 24
17

(dua puluh empat) bulan dan paling lama


72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda
paling sedikit Rp24.000.000,00 (dua
puluh empat juta rupiah) dan paling
banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah).”
4) Pasal 178 B
“Setiap orang yang pada waktu
pemungutan suara dengan sengaja
melakukan perbuatan melawan hukum
memberikan suaranya lebih dari satu kali
di satu atau lebih TPS, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 36 (tiga
puluh enam) bulan dan paling lama 108
(seratus delapan) bulan dan denda ...”
5) Pasal 178 D
“Setiap orang yang dengan sengaja
melakukan perbuatan melawan hukum
menggagalkan pemungutan suara
dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan
18

paling lama 108 (seratus delapan) bulan


dan denda...”
6) Pasal 178 G
“Setiap orang yang dengan sengaja
pada waktu pemungutan suara
mendampingi seorang pemilih yang
bukan pemilih tunanetra, tunadaksa,
atau yang mempunyai halangan fisik
lain, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 12 (dua belas) bulan dan
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan
dan denda ...”
7) Pasal 178 H
“Setiap orang yang membantu pemilih
untuk menggunakan hak pilih dengan
sengaja memberitahukan pilihan pemilih
kepada orang lain, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 12 (dua
belas) bulan dan paling lama 36 (tiga
puluh enam) bulan dan denda …”
19

8) Undang-undang Nomor 7 Tahun


2017 tentang Pemilihan Umum.
9) Pasal 515 UU No 7 Tahun 2017
“Setiap orang yang dengan sengaja
pada saat pemungutan suara
menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya kepada pemilih supaya
tidak menggunakan hak pilihnya dengan
cara tertentu sehingga surat suaranya
tidak sah, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp. 36.000.000,00
(tiga puluh enam juta rupiah).
10) Pasal 510 UU No 7 Tahun 2017
“Setiap orang yang dengan sengaja
menyebabkan orang lain kehilangan hak
pilihnya, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan dan denda paling banyak
Rp. 24.000.000,00 (dua puluh empat juta
rupiah)”
20

11) Pasal 511 UU No 7 Tahun 2017


“Setiap orang yang melakukan kekerasan
terkait dengan penetapan hasil pemilihan
menurut Undang-undang ini, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 12
(dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga
puluh enam) bulan dan denda sedikit
paling Rp 12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah) dan paling banyak Rp
36.000.000,00 (tiga puluh enam juta
rupiah)”

12) Pasal 103 KUHPM


“Militer yang menolak atau dengan
sengaja tidak menaati suatu perintah
dinas, atau dengan semaunya
melampaui perintah sedemikian itu,
diancam karena ketidaktaatan yang
disengaja, dengan pidana penjara
maksimum dua tahun empat bulan”
21
13) Pasal 124 ayat (1) KUHPM
(1) Militer yang dengan sengaja tidak
menuruti suatu peraturan dinas yang
ditetapkan oleh Presiden atau dengan
semaunya melampaui peraturan
sedemikian itu, diancam dengan pidana
penjara maksimum satu tahun.
(2) Apabila Tindakan itu dilakukan dalam
waktu perang, petindak diancam dengan
pidana penjara maksimum dua tahun
delapan bulan.
22
14) Pasal 126 KUHPM
“Militer yang dengan sengaja menyalah
gunakan atau menganggapkan pada
dirinya ada kekuasaan, memaksa
seseorang untuk melakukan, tidak
melakukan atau membiarkan sesuatu,
diancam dengan pidana penjara
maksimum lima tahun”
15) Pasal 127 KUHPM
“Militer yang dengan sengaja menyalah
gunakan pengaruhnya sebagai atasan
terhadap bawahan, membujuk bawahan
itu melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu, apabila karenanya
dapat terjadi suatu kerugian, diancam
dengan pidana penjara maksimum
empat tahun”

b. Hukum Disiplin

1) Bagi Prajurit TNI AD yang


23
melakukan pelanggaran netralitas TNI
AD dapat Berlaku Hukum Disiplin bagi
Prajurit TNI AD sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2014 dengan hukuman disiplin berupa
teguran, penahanan ringan dan
penahanan berat. Pasal 8 UU No 25
tahun 2014 “Jenis Pelanggaran Hukum
Disiplin militer terdiri dari; segala
perbuatan yang bertentangan dengan
perintah kedinasan atau perbuatan yang
tidak sesuai dengan tata tertib militer;
dan perbuatan yang melanggar
peraturan perundang-undangan pidana
yang sedemikian ringan sifatnya”
2) Bagi PNS TNI AD berlaku PP Nomor
94 Tahun 2021 serta Permenhan No 13
Tahun 2023.
24

c. Administrasi

1) Schorsing (pemberhentian
sementara dari jabatan) apabila:

a) Berdasarkan pemeriksaan
tingkat Ankum diduga telah
melakukan perbuatan yang
merugikan atau yang diduga dapat
merugikan TNI AD, kepentingan
25
dinas, atau disiplin TNI AD;
b) Berada dalam penahanan
yustisial; atau
c) Sedang menjalani pidana
penjara atau pidana kurungan
paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
2) Sanksi Administrasi.
26
Terhadap Prajurit TNI AD dan PNS
TNI AD yang melakukan Tindak Pidana
atau pelanggaran diberikan sanksi
administrasi berupa penundaan
pendidikan dan/atau kenaikan pangkat.

8. Penanganan pelanggaran Netralitas TNI AD

a. Berkas laporan pelanggaran dan hasil


26

kajian terhadap pelanggaran dugaan tindak


pidana Pemilu yang dilakukan oleh prajurit
TNI AD diteruskan oleh Bawaslu, Bawaslu
Provinsi/Kabupaten/Kota dan/atau Panwaslu
Kecamatan kepada penyidik Polisi Militer TNI
AD dan apabila dilakukan oleh PNS TNI AD
dilaporkan ke Kepolisian setempat sesuai
tingkatan dan wilayah hukumnya paling
lambat 1x24 jam.
b. Laporan dugaan tindak pidana Pemilu
disampaikan secara tertulis.
27

c. Penyidikan, penuntutan dan


pemeriksaan tindak pidana Pemilu yang
dilakukan Prajurit TNI AD dilakukan
berdasarkan UU No 31 tahun 1997 tentang
Peradilan Militer sedangkan PNS TNI AD
dilakukan berdasarkan UU No 8 Tahun 1981
tentang KUHAP.
d. Penyidik POM menyampaikan hasil
penyidikannya disertai berkas perkara kepada
Oditur pada Oditurat Militer/Tinggi yang
berwenang paling lama 14 (empat belas) hari
sejak diterimanya laporan dan dapat
dilakukan dengan tanpa kehadiran
Tersangka.
e. Sidang Pemeriksaan perkara tindak
pidana Pemilu dilakukan oleh Majelis khusus
yang terdiri atas Hakim khusus yang
merupakan Hakim karier pada Pengadilan
Militer dan Pengadilan Militer Tinggi yang
ditetapkan secara khusus berdasarkan
keputusan ketua Mahkamah Agung Republik
28
Indonesia untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara tindak pidana Pemilu.

9. Demikian Buku Saku Netralitas TNI AD pada


Pemilu dan Pilkada yang berlaku di lingkungan TNI
AD agar dapat dipahami, dipedomani dan
dilaksanakan oleh seluruh prajurit TNI AD dan PNS
TNI AD.
Kepala Staf Angkatan Darat,

Agus Subiyanto,S.E., M.Si.


Jenderal TNI
29
Undang-Undang No 34 tahun 2004
Tentang
Tentara Nasional Indonesia

1. Pasal 7 ayat (1)


(a) Tugas Pokok TNI adalah menegakkan
kedaulatan negara, mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.

2. Pasal 37
(a) Prajurit berkewajiban menjunjung tinggi
kepercayaan yang diberikan oleh Bangsa dan
Negara untuk melakukan usaha pembelaan
Negara sebagaimana termuat dalam Sumpah
Prajurit.
(b) Untuk keamanan Negara, setiap prajurit
yang telah berakhir menjalani dinas
30
keprajuritan atau prajurit siswa yang karena
suatu hal tidak dilantik menjadi prajurit, wajib
memegang teguh rahasia tentara walaupun
yang bersangkutan diberhentikan dengan
hormat atau tidak hormat.

2. Pasal 38
(a) Prajurit dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, berpedoman pada Kode Etik
Prajurit dan Kode Etik Perwira.
(b) Ketentuan Kode etik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan keputusan Panglima.

3. Pasal 39
Prajurit dilarang terlibat dalam :
a. Kegiatan menjadi anggota partai politik;
b. Kegiatan politik praktik;
c. Kegiatan bisnis; dan
d. Kegiatan untuk dipilih menjadi anggota
legislatif dalam pemilihan umum dan jabatan
politis lainnya.
31
Undang-Undang No 7 tahun 2017
Tentang
Pemilihan Umum

1. Pasal 93 huruf f (tugas Bawaslu)


f. Mengawasi Netralitas Aparatur Sipil
Negara, anggota Tentara Nasional Indonesia,
dan netralitas anggota Kepolisian Negara
Repbulik Indonesia;

2. Pasal 93 huruf g angka 5 (tugas Bawaslu)


Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan,
yang terdiri atas:
5. Keputusan pejabat yang berwenang atas
pelanggaran Netralitas Aparatur Sipil Negara,
Netralitas anggota Tentara Nasional
Indonesia, dan Netralitas anggota Kepolisian
Negara Repbulik Indonesia;

3. Pasal 95 huruf e (kewenangan Bawaslu)


e. Merekomendasikan kepada instansi
yang bersangkutan mengenai hasil
pengawasan terhadap Netralitas Aparatur
32
Sipil Negara, Netralitas anggota Tentara
Nasional Indonesia, dan Netralitas anggota
Kepolisian Negara Repbulik Indonesia;

4. Pasal 181
Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD
adalah perseorangan

5. Pasal 182 huruf K


Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 181 dapat menjadi Peserta Pemilu
setelah memenuhi persyaratan:
k. Mengundurkan diri sebagai Kepala
Daerah, Wakil Kepala Daerah, Kepala Desa,
dan Perangkat Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, Aparatur Sipil
Negara, anggota Tentara Nasional
Indonesia, anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Direksi, Komisaris,
Dewan Pengawas dan karyawan pada Badan
Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha
Milik Daerah dan/atau Badan Usaha Milik
Desa, atau badan lain yang anggarannya
33
bersumber dari keuangan negara yang
dinyatakan dengan surat pengunduran diri
yang tidak dapat ditarik kembali;

6. Pasal 200
Dalam Pemilu, anggota Tentara Nasional
Indonesia dan anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia tidak menggunakan
haknya untuk mimilih

7. Pasal 227 huruf O


Pendaftaran bakal pasangan calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226
dilengkapi persayratan sebagai berikut:
o. Surat pernyataan pengunduran diri
sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan
Pegawai Negeri Sipil sejak ditetapkan sebagai
Pasangan Calon Peserta Pemilu;

8. Pasal 240 ayat (1) huruf K


(a) Bakal calon anggota DPR, DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah
34
Warga Negara Indonesia dan harus
memenuhi persyaratan:
k. Mengundurkan diri sebagai Kepala
Daerah, Wakil Kepala Daerah, Kepala Desa,
dan Perangkat Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, Aparatur Sipil
Negara, anggota Tentara Nasional
Indonesia, anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Direksi, Komisaris,
Dewan Pengawas dan karyawan pada Badan
Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha
Milik Daerah dan/atau Badan Usaha Milik
Desa, atau badan lain yang anggarannya
bersumber dari keuangan negara yang
dinyatakan dengan surat pengunduran diri
yang tidak dapat ditarik kembali;

9. Pasal 280 ayat (2)


(2) Pelaksana dan/atau tim kampanye
dalam kegiatan kampanye Pemilu dilarang
mengikutsertakan :
a) Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda,
35
Hakim Agung pada Mahkamah Agung
dan Hakim pada semua badan peradilan
di bawah Mahkamah Agung, dan Hakim
Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi;
b) Ketua, Wakil Ketua, Dan Anggota
Badan Pemeriksa Keuangan;
c) Gubernur, Deputi Gubernur Senior,
dan Deputi Gubernur Bank Indonesia;
d) Direksi, Komisaris, Dewan
Pengawas dan Karyawan Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;
e) Pejabat Negara bukan anggota
partai politik yang menjabat sebagai
pemimpin di lembaga nonstructural;
f) Aparatur Sipil Negara;
g) Anggota Tentara Nasioanl
Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
h) Kepala desa;
i) Perangkat desa;
j) Anggota Badan Permusyawaratan
Desa; dan
36
k) Warga Negara Indonesia yang
tidak memiliki hak memilih.

10. Pasal 280 ayat (3)


(3) Setiap orang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilarang ikut serta sebagai
pelaksana dan tim Kampanye Pemilu.

11. Pasal 306 ayat (2)


(2) Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Kelurahan/Desa, Tentara Nasional Indonesia,
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
dilarang melakukan tindakan yang
menguntungkan atau merugikan peserta
Pemilu, pelaksana kampanye, dan tim
kampanye.

12. Pasal 494


Setiap Aparatur Sipil Negara, anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Kepala Desa,
Perangkat Desa, dan/atau anggota Badan
37

Permusyawaratan Desa yang melanggar


larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
280 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp. 12.000.000 (dua belas juta rupiah).
35

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


Militer

1. Pasal 103 KUHPM


“Militer yang menolak atau dengan
sengaja tidak melampaui perintah sedemikian
itu, diancam menaati suatu perintah dinas,
atau dengan semaunya karena ketidaktaatan
yang disengaja, dengan pidana penjara
maksimum dua tahun empat bulan”

2. Pasal 124 ayat (1) KUHPM


(1) Militer yang dengan sengaja tidak
menuruti suatu peraturan dinas yang
ditetapkan oleh Presiden atau dengan
semaunya melampaui peraturan sedemikian
itu, diancam dengan pidana penjara
maksimum satu tahun.
(2) Apabila Tindakan dilakukan dalam waktu
perang, petindak diancam dengan pidana
penjara maksimum dua tahun delapan bulan.
36
3. Pasal 126 KUHPM
“Militer yang dengan sengaja menyalah
gunakan atau menganggapkan pada dirinya
ada kekuasaan, memaksa seseorang untuk
melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu, diancam dengan pidana
penjara maksimum lima tahun”

4. Pasal 127 KUHPM


“Militer yang dengan sengaja menyalah
gunakan pengaruhnya sebagai atasan
terhadap bawahan, membujuk bawahan itu
melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu, apabila karenanya
dapat terjadi suatu kerugian, diancam dengan
pidana penjara maksimum empat tahun”
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

SURAT TELEGRAM

DARI : KASAD DERAJAT : KILAT

KEPADA : DISTRIBUSI A-2 SD A-4 AD KLASIFIKASI : BIASA

TEMBUSAN : WAKASAD

NOMOR : ST/ 2981 /2023 TGL 9 - 11 -


2023
AAA TTK DASAR TTK DUA

SATU TTK UU RI NO 31 TH 1997 TTG PERADILAN MIL TTK

DUA TTK UU RI NO 25 TH 2014 TTG KUMPLIN MIL TTK

TIGA TTK UU RI NO 7 TH 2017 TTG PEMILIHAN UMUM TTK

EMPAT TTK ST PANGLIMA TNI NO STR/59/2023 TGL 19 MEI 2023 TTG PRIN UTK
MENJAGA NETRALITAS TNI DAN MENDUKUNG TERCIPTANYA
KONDUSIFITAS PEMILU TH 2024 TTK

LIMA TTK ST KASAD NO STR/520/2023 TGL 26 SEP 2023 TTG PENEKANAN KPD
SELURUH PRAJ TNI AD DLM RANGKA PESTA DEMOKRASI TTK

ENAM TTK PERTIMBANGAN PIMPINAN ANGKATAN DARAT TTK

BBB TTK SEHUB DASAR TSB DI ATAS DLM RANGKA MENCEGAH PELANGGARAN NETRALITAS TNI
DAN GAKKUM KMA KPD TSB ALAMAT AGAR BERPEDOMAN SBB TTK DUA

SATU TTK MEMEDOMANI ST KASAD NO STR/520/2023 TGL 26 SEP 2023 TTG


PENEKANAN KPD SELURUH PRAJ TNI AD DLM RANGKA PESTA
DEMOKRASI TTK

DUA TTK DLM RANGKA PENCEGAHAN PELANGGARAN AGAR SELURUH SAT UTK
MELAKUKAN TTK DUA

AA TTK LAKS UPAYA PREVENTIF MELALUI PEMBEKALAN


HUKUM DAN MELALUI JAMDAN TERKAIT DGN
NETRALITAS TNI TTK

BB TTK MEMAKSIMALKAN LUHKUM MAUPUN PERAN APARAT


INTEL KMA PENSAT DAN SANDI DLM MENJAGA
NETRALITAS TNI TTK

CC TTK LAKUKAN PENGECEKAN DAN MEMBERI PENEKANAN KPD


PRAJ TNI AD YG SEDANG MELAKS TUGAS SBG ADC/STAF
PRIBADI CAPRES KMA CAWAPRES DAN CALON ANGG
LEGISLATIF DLM MASA PEMILU UTK TDK MENGGUNAKAN
GAM/ATRIBUT TNI TTK

TIGA TTK JENIS-JENIS TINDAK PIDANA PEMILU TTK DUA


2

AA TTK LARANGAN MENGACAUKAN KMA MENGHALANGI ATAU


MENGGANGGU JALANNYA KAMPANYE PEMILU TTK

BB TTK LARANGAN BAGI MAJIKAN YG TDK MEMBERIKAN


KESEMPATAN KPD PEKERJANYA UTK MEMILIH TTK

CC TTK LARANGAN MENYEBABKAN ORG LAIN KEHILANGAN HAK


PILIH TTK

DD TTK LARANGAN MENGGUNAKKAN KEKERASAN KMA


KEKUASAAN DAN ANCAMAN KPD ORG UTK TERDAFTAR
SBG PEMILIH TTK

EE TTK LARANGAN MENJANJIKAN ATAU MEMBERIKAN UANG KPD


PEMILIH TTK

EMPAT TTK MEMBERIKAN SANKSI YG TEGAS THDP SETIAP BENTUK PELANGGARAN


NETRALITAS TNI BAIK MELALUI KUMPLIN MAUPUN PIDANA SETELAH
BERKOORD DGN BAWASLU/PAWASLU DI WIL MASING-MASING TTK

LIMA TTK APABILA DITEMUKAN DUGAAN ADANYA PELANGGARAN PIDANA PEMILU


YG DILAKUKAN OLEH PRAJ KMA SEGERA BERKOORD DGN
BAWASLU/PAWASLU SETEMPAT TERLEBIH DAHULU SBG PENEGAK
ATURAN PEMILU KMA SAT HUKUM WIL DAN SATPOMAD UTK
PENYELESAIAN SCR HUKUM TTK

ENAM TTK SATPEN WIL AKTIF DLM KLARIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN


NETRALITAS TNI TTK

CCC TTK ST INI MERUPAKAN PRIN UDL TTK

DDD TTK UMP TTK HBS

KASAD,

AGUS SUBIYANTO, S.E., M.Si.


JENDERAL TNI
CATATAN

________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
Diterbitkan Oleh:
DIREKTORAT HUKUM TNI ANGKATAN DARAT

Anda mungkin juga menyukai