Anda di halaman 1dari 21

HUKUM

KELEMBAGANEGARAAN
Semester Gasal 2021/2022

Prof. Dr. MUHAMAD FAUZAN,SH.,M.Hum.


Dr. RIRIS ARDHANARISWARI,SH.,MH.

1
KONTRAK PEMBELAJARAN
 Ketentuan Perkuliahan Daring:
1. Materi akan saya berikan dan kalian dapat mempelajarinya terlebih dahulu.
2. Mahasiswa yang ikut perkuliahan adalah mahasiswa yang mengambil matakuliah tersebut
sesuai dengan kelas yang tertera di SIA UNSOED.
3. Mahasiswa hanya boleh menggunakan 1 (satu) akun yang namanya sama dengan nama
asli.
4. Setiap pertemuan akan ada PR yang harus kalian kerjakan dan ini digunakan sekaligus utk
mengecek presensi mahasiswa dan merupakan tugas terstruktur.
5. Ujian dilaksanakan secara daring, dikerjakan tertulis dan kemudian difoto serta diunggah di
GCR dengan batas waktu yang sudah ditentukan atau kesepakatan dengan mahasiswa.
6. Mahasiswa diperkenankan utk bertanya berkaitan dengan materi yang belum jelas.
7. Sekali waktu akan menggunakan Gmeet dan akan diberitahukan kepada mhs.
PENILAIAN

 CBL 50%
 UTS 20%
 UAS 20%
 KUIS 10%
TUGAS CBL (CASE BASED LEARNING)

 Buat Kelompok maksimal 10 orang


 Cari Buku Berkaitan dengan Hukum Kelembaganegaraan (tiap kelompok harus
berbeda)
 Buat review buku tersebut 20 hlm dg literatur atau jurnal pendukung minimal 10.
 1,5 spasi
 Diskusi Kelompok
 Presentasi
Penilaian CBL 50%

 Buat Review 15 %
 Diskusi Kelompok 15 % (Dari sesama teman)
 Presentasi 20 %
Diskusi Kelompok dan Presentasi

 Dilakukan secara daring dan direkam yang kemudian dikumpulkan


hasil rekaman tersebut.
 Review Buku dikumpulkan pada kuliah ke-6
 Presentasi dengan menyiapkan ppt dan dikumpulkan
 Waktu presentasi dan diskusi maksimal 20 menit
UTS

 Dilaksanakan Secara Daring


 Ujian Berupa Uraian/Pilihan Ganda
Silabus:
1. Pengertian lembaga negara
 Latar Belakang Eksistensi Lembaga Negara.
 Pembagian Kekuasaan secara Horizontal dan
Vertikal
2. Perkembangan Lembaga Negara di Indonesia
3. MPR
4. DPD
5. Lembaga Kepresidenan
6. DPR
Literatur:
1. UUD 1945 dan UU yang terkait (WAJIB)
2. UU MD3
3. Hukum Lembaga Negara: Prof. Dr. Muhammad Fauzan
4. Kekuasaan Kehakiman: Prof. Dr. Muhammad Fauzan
5. Lembaga Perwakilan dan Pemilu di Indonesia: Bintan
Saragih
6. MPR Perkembangan dan Pertumbuhannya: ASS
Tambunan
7. Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD 1945: Sri
Soemantri
8. Semua Harus Terwakili: KRHN
9. DPR Dalam Era Pemerintahan Industrial: Bambang
Cipto

9
 Literatur

9. Lembaga Kepresidenan: Bagir Manan


10. Tidak Tak Terbatas Kajian Atas Lembaga Kepresidenan:
Pandega Media
11. DPR RI Masa Orde Baru: Mochtar Pakpahan
12. Lembaga Negara Dan Sengketa Kewenangan Antar
Lembaga Negara: KRHN
13. Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi: Jimly Asshiddiqie
14. Perkembangan Fungsi Legislasi: Saldi Isra
15. Impeachment Presiden: Hamdan Zoelva
16. Pengawasan & Keseimbangan antara DPR dan Presiden
Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia: Arsyad Mawardi
17. Makalah-makalah dll

10
Lembaga Negara Menurut UUD 1945
Sebelum di Amandemen
11

UUD – 1945
(1945 CONSTITUTION)

MPR
(PEOPLE CONSULTATIVE
ASSEMBLY)

DPR
MA BPK PRESIDEN DPA

Catatan:
1. MPR: MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
2. PRESIDEN
3. DPR: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
4. DPA: DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
5. BPK: BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
6. MA: MAHKAMAH AGUNG
Lembaga Negara Menurut UUD 1945
Setelah di Amendemen

UUD – 1945

BPK MPR DPD DPR PRESIDEN


MA MK
KJ Pasal 23E Pasal 2 Pasal 19 Pasal 4
Pasal 24 Pasal 24C (1) Pasal 22C
ayat (2) Pasal 24B

NOTE :
1. MPR: MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 8.KJ:KOMISI YUDISIAL
2. PRESIDEN Catatan:
3. DPR: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KPU:KOMISI
PEMILIHAN
4. DPD: DEWAN PERWAKILAN DAERAH UMUM ?
5. BPK: BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
6. MA: MAHKAMAH AGUNG
7. MK: MAHKAMAH KONSTITUSI 12
13 PENGERTIAN LEMBAGA NEGARA

 Political Institution (Bhs Inggris)


 Staat Organen (Bhs Belanda)
 Lembaga negara, badan negara atau organ negara (Indonesia)

 Secara definitif alat-alat kelengkapan negara atau lazim disebut


lembaga negara adalah institusi-institusi yang dibentuk guna
melaksanakan fungsi-fungsi negara.
 Alat kelengkapan negara berdasarkan teori klasik meliputi
14 tiga kekuasaan dalam negara. (Trias Politica)
 Penafsiran yang muncul ttg lembaga negara a.l:
1. Penafsiraan luas, yaitu mencakup semua lembaga yang
nama dan kewenangannya disebut/ dicantumkan dalam
UUD
2. Penafsiran moderat, yaitu hanya membatasi pada apa
yang dulu dikenal sebagai lembaga tertinggi dan tinggi
negara
3. Penafsiran sempit, yaitu hanya menunjuk secara implisit
pada keterangan Pasal 67 UU MK.
15 Penafsiran lain mengenai lembaga negara

 Lembaga negara utama (main state organ)


lembaga negara ini mengacu pada paham triaspolitika.
(MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, MK)

 Lembaga negara bantu (auxiliary state’s organ)


KONSEP LEMBAGA NEGARA
 Abad XVI di Perancis, dikenal 5 fungsi kekuasaan negara :
diplomacie, defencie, financie, justicie, policie
 John Locke : legislatif, eksekutif, federatifMontesquieu
(trias politica) : legislatif, eksekutif, yudikatif.
 C. van Vollehoven (catur praja) : regeling, bestuur,
rechtsspraak, politie.
 Goodnow (dwi praja) : policy making function, policy
executing funcion
KONSEPSI ORGAN NEGARA dalam arti
luas
 Organ negara identik dengan individu yang menjalankan fungsi atau jabatan
tertentu dalam konteks kegiatan bernegara
 Jabatan publik (public offices) dan pejabat publik (public officials)An organ, in
this sense, is an individual fulfilling a specific funcion. He is an organ because
and in so far as he performs a law-creating or law-applying function
Konsepsi Organ Negara
 Hans Kelsen yang menyatakan bahwa semua organ yang menjalankan
fungsi-fungsi ‘law-creating function and law-applying function’ adalah
merupakan organ atau lembaga negara baik sebagai institusi maupun
sebagai individu yang memegang jabatan (officials)
 Menurut Kelsen, setiap warga negara yang sedang berada dalam
keadaan menjalankan suatu ketentuan undang-undang juga dapat
disebut sebagai organ dalam arti luas, misalnya, ketika warga negara
yang bersangkutan sedang melaksanakan hak politiknya untuk memilih
dalam pemilihan umum, dianggap sedang menjalankan undang-undang
(law applying function) dan juga sedang melakukan perbuatan hukum
untuk membentuk lembaga perwakilan rakyat (law creating function)
melalui pemilihan umum. Namun ia tidak dapat dikategorikan sebagai
organ negara, karena bukan institusi dan tidak sebagai memegang
jabatan negara
Ciri-ciri penting organ negara dalam arti
sempit :
 Organ negara itu dipilih atau diangkat untuk menduduki
jabatan atau fungsi tertentu
 Fungsi itu dijalankan sebagai profesi utama
 Karena fungsinya itu, ia berhak untuk mendapatkan
imbalan gaji dari negara
 Lembaga atau organ negara dalam arti sempit dapat
dikaitkan dengan jabatan (pejabat public office dan public
officials)
 Law-creating or law-applying function dalam konteks
kenegaraan
20 Menurut LOGEMANN ada beberapa persoalan
menyangkut lembaga negara :

1. Pengadaan lembaga-lembaga negara, dalam arti siapa


yang membentuk dan mengadakan lembaga tsb.
2. Bagaimana mekanisme pengisian lembaga-lembaga tsb.
3. Apa yang menjadi tugas dan wewenangnya
4. Bagaimana hubungan kekuasaan antara lembaga negara
yang satu dengan yang lain
LEMBAGA NEGARA DALAM PENAFSIRAN MK
21

 “lembaga negara” dengan huruf kecil tidak memberikan status


“Lembaga Negara” pada lembaga yang bersangkutan
 Penyebutan “lembaga negara” ditujukan untuk lembaga-lembaga yang
dibiayai APBN dan lembaga tersebut merupakan lembaga yang
independen dan bebas dari kekuasaan manapun
 Komisi independen (merujuk pada KPI sebagai “lembaga negara”
bertujuan untuk prinsip check and balances untuk kepentingan publik.
 Suatu “lembaga negara” tidak boleh melaksanakan secara sekaligus
fungsi legislatif, eksekutif dan yustisi berdasarkan prinsip
pembatasan kekuasaan negara hukum.

Anda mungkin juga menyukai