Anda di halaman 1dari 12

Pemetaan Hasil Penelitian Ekosistem Kebudayaan

di Muarajambi
Suhendi Afryanto
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
Tim Peneliti
Pengarah Program
01 Direktur dan Ketua Kelompok Kerja Direktorat Pelindungan
Kemendikbudristek Republik Indonesia.

Nara Sumber Utama


02 Terdapat 2 orang, yaitu dari ISBI Bandung dan Universitas
Trisakti Jakarta.

Konsultan Lapangan
03 Terdapat 2 orang, yaitu Kepala Balai Pelestarian
Kebudayaan (BPK) Wilayah V Jambi dan Tokoh Muda
Muarajambi.
Koordinator Lapangan
04 Terdapat 2 orang, yaitu Fungsional Pamong Budaya dari
BPK Wilayah V Propinsi Jambi.

Penghimpun Data Lapangan


05 Terdapat 16 orang Pemuda Penggerak yang berasal dari
desa-desa yang menjadi lokus penelitian, dengan jumlah 2
orang dari masing-masing desa.
Pola Ekosistem Kebudayaan

Mengidentifikasi proses Mengidentifikasi siapa saja


produksi sebagai yang menggunakan dan/atau
implementasi penuangan memanfaatkan OPK tersebut,
gagasan penciptaan OPK, dan bagaimana
siapa dan kapan terjadi. perkembangannya
Produksi Konsumsi

Kreasi Distribusi Apresiasi

Mengidentifikasi gagasan Mengidentifikasi bagaimana Mengidentifikasi pemaknaan


yang melatar-belakangi OPK yang sudah diproduksi dan pemberian penghargaan
proses penciptaan OPK, cara penyebarannya, dan dari berbagai stakeholders
mulai siapa dan di mana siapa saja yang berperan. serta memetakan
kegiatan itu terjadi. keberlanjutannya
Locus Penelitian
Desa Muarajambi Desa Kemingkin Dalam
Teridentifikasi 10 jenis OPK, di antaranya; Belarak Teridentifikasi 10 jenis OPK, di antaranya; Buka
Pengantin, Ikan Senggung, Antar Serah, Anyaman Lanse, Cuci Kampung, Kato Bejawab Dilaman, Tonel,
Tikar, Betangas, Buka Lanse, Kato Bejawab Dilaman, Makan Beridang, Minuman Aek Spang, Rebana
Silat Melayu, Topeng Labu, dan Zikir Berzah Bersak, Tradisi Merewang, Tradisi Selokoh, dan
Tradisi Umbut.
Desa Dano Lamo Desa Kemingking Luar
Teridentifikasi 10 jenis OPK, di antaranya; Gerugu, Teridentifikasi 8 jenis OPK, di antaranya; Tolak Bala
Kembut Hantu, Tikar Lapik, Lukah, Pantun, Bulan Safar, Ketan Jando, Pantun, Pembuatan Ikan
Gambangan, Silat Tradisional, Taji, Tikar Terawang, Asin, Menteban, Ampar-ampar Pisang, Lontar
dan Tudung Saji. Gambar, dan Makan Bersama.

Desa Dusun Mudo Desa Teluk Jambu


Teridentifikasi 9 jenis OPK, di antaranya; Cegau, Teridentifikasi 11 jenis OPK, di antaranya; Arak
Gerugu Belut, Kerajinan Perahu Tradisional, Piring Penganten, Hadrah, Anyaman Tampah, Kursi Buluh,
Sapu Lidi, Kompangan, Menteban, Tabok, Tradisi Piring Rotan, tas Rajut, Bekasam Ikan, Gulai Rebung,
Basela, dan Tradisi Baselang. Keripik Biji Durian, Ramuan Boreh, dan Tradisi Nuak.

Desa Baru Desa Tebat Patah


Teridentifikasi 8 jenis OPK, di antaranya; Masak Teridentifikasi 9 jenis OPK, di antaranya; Cuci
Keloak, Masak Cenged, Lempeng Empap, Temas Kampung Desa, Lesung, Lukah, Seloko Adat, Gelang
Kunyit, Tarian Lukah Gilo, Miniatur Rumah Adat, Sumbo, Tonel, Kompangan, Tari Bekarang, dan Lubuk
Lukah, dan Tradisi Lukah Gilo. Larangan.
Proses Analisis
Pendekatan yang dilakukan melalui SWOT Analysis
untuk menemukan serta menentukan langkah-Langkah
berikutnya, terutama untuk menentukan skala prioritas
dalam rencana aksi.
Hasil Analisis

Jangka Pendek
Dalam menentukan rencana jangka pendek indikator yang digunakan adalah OPK
yang sebenarnya bisa terus berkembang akan tetapi sudah mulai ditinggalkan oleh
masyarakatnya karena alasan yang berkait dengan pemahaman masyarakatnya.

Jangka Menengah
Indikator yang dipergunakan untuk menentukan rencana jangka menengah adalah
OPK yang sebenarnya dapat diperluas jangkauannya untuk kepentingan masyarakat
di luar komunitasnya, akan tetapi saat ini baru sebatas untuk konsumsi sendiri.

Jangka Panjang
Indikator yang dipertimbangkan adalah OPK yang eksistensinya sampai saat ini masih
terus berlangsung dari generasi ke generasi, akan tetapi persebarannya masih
terbatas di lingkungn hidup, tumbuh, dan berkembangnya OPK tersebut.
Rencana Keberlanjutan Program
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

Nama OPK Jenis OPK Nama OPK Jenis OPK Nama OPK Jenis OPK

Pengetahuan
Temas Kunyit Anyaman Tikar Teknologi Tradisional Beselang Adat Istiadat-Ritus
Tradisional
Pembuatan Ikan
Teknologi Tradisional Seloko Adat Istiadat Buka Lanse Adat Istiadat
Kering
Pengetahuan Ritus – Pengetahuan
Ramuan Boreh - - Ketupat Tolak Bala
Tradisional Tradisional

- - - - Beralak Pengantin Adat Istiadat

- - - - Hadrah Seni

Jangka Pendek Jangka Menengah


01 Beberapa OPK yang memiliki peluang untuk dikembangkan 02 Beberapa OPK yang khas yang dapat dikembangkan untuk
sebagai bentuk kearifan lokal yang perlu ditransmisikan pada kepentingan Industri Kreatif dan daya Tarik Wisata ketika
generasi penerus untuk ketahanan budaya. dikaitkan dengan pengembangan KCBN Muarajambi.

Jangka Panjang
03 Beberapa OPK yang memiliki kekhasan dan tidak dimiliki
oleh wilayah budaya lainnya yang perlu dilindungi serta
dapat menjadi identitas kultural.
Keterkaitan Stakeholders
OPK - Anyaman Tikar (Contoh)

Pendidikan dan Perkebunan dan Pariwisata, Pemuda, dan Tanaman Pangan dan Koperasi, Industri, dan
Kebudayaan Peternakan Olahraga Holtikultura Perdagangan
Edukasi, katalogisasi, Budidaya pohon pandan, Mensinergikan program Pengadaan bibit pohon Pengemasan, pemasaran,
regristrasi OPK, rumbay, dan pohon dan daya dukung publikasi pandan dan rumbay. promosi, dan pelatihan.
penghargaan maestro, pewarna. OPK, atraksi, serta Travel
pendampingan legal formal Patern.
organisasi.

DPRD Kabupaten Komunitas dan Balai Pelestarian Universitas atau Pemerintah Propinsi
Muarajambi Masyarakat Kebudayaan Wilayah V Perguruan Tinggi
Merencanakan dan Menjaga secara Menyusun narasi, kajian Riset, pendataan, publikasi Pemberdayaan komunitas
menyetujui regulasi serta berkelanjutan, proses WBTb, diseminasi OPK, ilmiah, advokasi, edukasi, OPK dan Lembaga Adat
anggaran dinas-dinas regenerasi, mendorong inventarisasi, dan dan pendampingan. Melayu (LAM)
terkait guna mendukung masyarakat untuk publikasi.
pelindungan OPK. mengkonsumsi OPK.

Daya dukung dan peran dinas-dinas sebagai Stakeholders tidak terlepas dari tugas dan fungsi
melekat yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dilakukan
untuk memperkuat terciptanya Ekosistem Kebudayaan di Kabupaten Muarajambi.
NILAI MANFAAT

UNTUK PEMERINTAH
Terhimpunnya sejumlah data OPK untuk
kepentingan pangkalan data Pokok-Pokok
Kebudayaan Daerah (PPKD) yang dapat
dijadikan dasar kebijakan pemerintah
daerah untuk pengembangan kebudayaan,
baik berkiatan dengan Sumber Daya
Manusia (SDM) maupun Lembaganya.
TENTANG
KEBUDAYAAN

Dalam artian Culture, kebudayaan mencakup


konfigurasi nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan cita-cita
normatif.

Dalam artian Civilization, kebudayaan merupakan


sekumpulan pengetahuan intelektual, maupun sarana teknis
sebagai upaya manusia melakukan kontrol terhadap alam
dan lingkungannya. Pembangunan apa pun bentuknya,
hendaknya mengacu dan mempertimbangkan aspek
lingkungan sebagai bagian dari kebudayaan

Weber dalam Sutrisno (1994)


NILAI MANFAAT

UNTUK MASYARAKAT
Menumbuhkan kesadaran kolektif
agar berupaya melindungi ciri khas
budaya daerahnya sebagai ketahan
budaya nasional, serta mampu
melihat peluang untuk
dimanfaatkan bagi kesejahteraan
secara ekonomis (terumatan
pengetahuan dan teknologi
tradisional dalam bentuk kerajinan
rakyat.
Terimakasih
suhendiafryanto@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai