Anda di halaman 1dari 13

DIREKTORAT PELINDUNGAN KEBUDAYAAN, DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

PENYEMPURNAAN NASKAH KAJIAN ANALISIS


EKOSISTEM DAN RENCANA AKSI PELINDUNGAN OPK
KCBN MUARA JAMBI

OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN (OPK) DALAM


KONTEKS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI:
SEBAGAI LIVING TRADITION BERDASARKAN PERAN
DAN FUNGSI MULTIPLIER EFFECT

Dr. Yophie Septiady, S.T., M.Si.


Rebano Besak, Muarojambi
Tabok, Muaro Jambi
Tabok, Muaro Jambi
DATA PENDUKUNG TINDAK-LANJUT

Weakness
[kelemahan] Strengths
o Sistem pewarisan OPK
kurang berjalan; [kekuatan]
o Pemilihan pola hidup o Sumber daya OPK tersedia
Dzikir Berdah, Muaro Jambi modern menjadi realistis; di lingkungannya;
o Masyarakat pemilik budaya o Eksistensi Lembaga adat;
menganggap budayanya hal o Sebagian budaya masih
yang biasa/tidak penting sebagai living tradition

Threats
Opportunities [ancaman]
[kesempatan] o Munculnya perusahaan
o Pada tingkat masyarakat luas, sawit mengubah pola
masih membutuhkan cultural hidup dan konteks
ceremonies; budaya lokal;
o Secara umum, Jambi memiliki o Perubahan tata guna
dominant culture lahan Masyarakat adat
Rencana Pelindungan OPK
di Candi Muaro Jambi

Ethnodevelopment Ecodevelopment

Needs Assessment

SASARAN BUKAN HANYA PADA KOMUNITAS BUDAYA DAN STAKEHOLDERS, NAMUN JUGA MASYARAKAT DI LUAR PROGRAM
YANG MENJADI “DAYA HIDUP” DARI OPK ITU SENDIRI. TUJUANNYA UNTUK MENGAPRESIASI DAN MENGHARGAI EKOSISTEM
BUDAYA DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA SEBAGAI LIVING TRADITION YANG DAPAT MEMBERIKAN MULTIPLIER EFFECT.
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
Ethnodevelopment dan Prioritas pada Ethnodevelopment dan Echodevelopment
Echodevelopment secara Ethnodevelopment dalam hal secara simultan dijadikan langkah kerja
simultan dijadikan internalisasi nilai-nilai budaya yang saling mendukung untuk menjaga
langkah kerja yang saling yang ada dari para ekosistem budaya berdasarkan sistem
mendukung. pemiliknya; sedangkan pewarisan pengetahuan dan nilai-nilai
Echodevelopment diposisikan budaya – termasuk pengetahuan dan
sebagai akibat langsung pewarisan mengenai kearifan lokal untuk
maupun tidak langsung dari menjaga lingkungan hidup
langkah prioritas tadi. pertanian/perkebunan dan Sungai
Batanghari.
Menurut Sendjaja (1994: 286, dalam Nahak, 2019), metode perawatan pelestarian budaya Indonesia dapat
dilakukan dengan dua cara oleh masyarakat, khususnya kepada generasi muda, yaitu:
1) Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke dalam sebuah
pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat
dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut, dan dapat dipentaskan setiap
tahun dalam acara-acara tertentu atau diadakannya festival-festival.

1) Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai
kebudayaan yang dapat difungsikan ke dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun
untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan
demikian para generasi muda dapat memperkaya pengetahuannya tentang kebudayaanya sendiri.
Contoh dari culture knowledge adalah dengan diadakannya materi pembelajaran sekolah yang
berdasarkan muatan lokal.
Di luar dari 3 langkah kerjan tahapan di atas, rencana aksi
dapat dilakukan dengan memanfaatkan Sistem Pendataan
Terpadu sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017. Sistem pendataan
yang dimulai pada tingkat kabupaten/kota dapat dijadikan
bahan dasar untuk melanjukan pencatatan OPK untuk dapat
diketahui keberadaannya dan dilindungi berdasarkan
kepentingan dan kondisinya. Seperti halnya data yang
terkumpul dalam borang OPK yang dapat dimanfaatkan
juga untuk pencatatan WBTb – yang terlebih dahulu dikaji
berdasarkan persyaratannya berdasarkan hakekat WBTb itu
sendiri. Pencatatan yang melalui Sistem Pendataan Terpadu
ini kemudian dapat ditingkatkan lagi menjadi penetapan
suatu karya budaya menjadi WBTb Indonesia, melalui
pemenuhan kelengkapan dan mekanisme isian borang yang Berziarah dan bernazar di makam Rajo

berlaku di Kepanitiaan Pusat. (Ahmad bin Tahir), Muaro Jambi


Dengan ditetapkannya suatu OPK menjadi WBTb Indonesia,
maka selain sebagai kebanggaan jati diri pemilik budayanya;
sosialisasi terhadap keberadaannya menjadi lebih dikenal luas.
Dengan demikian, keberlangsungan terhadap OPK itu sendiri
bukan hanya dapat dirasakan oleh pemilik budayanya, tetapi
juga dapat dipantau oleh masyarakat secara luas berlandaskan Rebano Besak, Muarojambi

azas hukum, karena sudah dinyatakan sebagai WBTb


Indonesia. Menjadi milik masyarakat Indonesia, dan akan
dijaga keberadaannya terhadap gangguan dari pihak-pihak
internal; maupun klaim dari negara asing.

Namun, dalam upaya pelindungan harus dipahami bahwa


dalam WBTb terdapat spektrum terhadap domain – sehingga
yang dilindungi bukan hanya 1 aspek domain, tetapi
berkelindan dengan domain lainnya.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai