Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi antara pretest dan postest
diatas 0.05 yang berarti data berdistribusi normal sehingga dapat dilanjutkan pada analisis
paired sampel t test.
Untuk menjawab tujuan ke 2,3 dan 4 masih dalam satu paket analisis paired
sampel t test. Dimana hasil analisis tersebut menyajikan 3 tabel yang terdiri dari
nilai rata-rata pretest dan postest, nilai korelasi dan uji beda. sehingga tujuan
kedua dapat dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata postest lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata pretest. Artinya bahwa siswa lebih mengerti
dengan materi yang disampaikan dengan menggunakan strategi double in talk.
Untuk menjawab tujuan ketiga, peneliti mengacu pada tabel korelasi hasil
uji statistik sebagai berikut.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi 0.002 <
0.05 artinya pretest dan postes memiliki hubungan yang sangat erat terhadap
keberhasilan dari penerapan strategi double in talk. Namun tingkat
hubungan tersebut masih dalam kategori sedang yaitu 0.518. hal ini
dikarenakan strategi tersebut baru pertama kali diterapkan di SMP Negeri 2
Kertosono sehingga memelukan sosialisasi dan penerapan lebih lanjut.
Uji paired sampel t test digunakan untuk menjawab tujuan yang ke 4 yaitu menguji
efektivitas penerapan strategi double in talk. Dengan tahapan sebagai berikut.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0.000 < 0.05
artinya bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi
double in talk dapat mengingkatkan kemampuan baca (reading skill) siswa SMP negeri 2
Kertosono. Sedangkan efektivitasnya dapat diukur melalui uji N-Gain dengan hasil
sebagai berikut.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata N-Gain score
adalah 0.39 yang berarti tingkat efektivitasnya masuk dalam rentang
sedang. Jika dikaitkan dengan hasil tujuan kedua maka ini konsisten
artinya kategori sedang dengan alasan bahwa strategi ini masih
dipandang relatif baru diterapkan pada siswa SMP negeri 2 Kertosono.
Kesimpulan
1. Implementasi Strategi “Double In – Talk”yang merupakan perpaduan antara strategi
intensive reading dan extensive reading. “Double In – Talk” yang merupakan
kepanjangan dari Intensif Reading – Independent Reading and Talk Show.
Implementasi strategi Double In Talk dapat meningkatkan reading skill siswa SMP
Negeri 2 Kertosono.
2. Nilai rata-rata siswa pada postest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
siswa pada pretest. Artinya bahwa dengan penerapan strategi “double in talk”
membuat siswa lebih bisa memahami mata pelajaran bahasa inggris.
3. Pretest dan postest memiliki hubungan yang signifikan yang berarti bahwa
pertanyaan pada pretest dan postest memang disetting untuk meningkatkan reading
skill pada siswa SMP Negeri 2 Kertosono. Sedangkan hubungan tersebut termasuk
dalam kategori sedang,
4. Terdapat perbedaan kemampuan reading siswa sebelum dan sesudah diterapkannya
strategi “Double in talk” atau dengan kata lain strategi “double in talk” dapat
meningkatkan reading skill pada isswa SMP Negeri 2 Kertosono.
REKOMENDASI
1. Penelitian ini memberikan hasil yang signifikan untuk penerapan strategi
pembelajaran dalam hal ini adalah penerapan “double in talk” pada mata
pelajaran bahasa inggris. Diharapkan ini juga bisa diterapkan oleh guru
lainnya pada mata pelajaran yang berbeda misalnya saja bahasa indonesia
dan ilmu pengetahuan sosial.
2. Hasil korelasi pada tingkat yang sedang memberikan celah bagi peneliti
selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam terkait dengan faktor penyebabnya.
Salah satunya dengan melakukan revisi dan modifikasi pertanyaan pada
pretest dan postes dengan penerapan strategi yang sama yaitu “double in
talk” atau penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda.
3. Peneliti selanjutnya juga bisa menggunakan metode uji beda yang
pasangan kelompok yang berbeda (paired independen sampel t test) artinya
membandingkan 2 kelas yang berbeda dengan penerapan strategi
pembelajaran “double in talk”. Dari sini akan terlihat efektivitas pada setiap
kelas dengan strategi pembelajaran yang berbed