Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI STRATEGI “DOUBLE IN TALK”

SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN


READING SKILL SISWA SMP NEGERI 2 KERTOSONO

Sri Setio Ningrum, S.Pd.,Gr

SMP Negeri 2 Kertosono


Latar Belakang Masalah
 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran wajib di SD sampai dengan Perguruan Tinggi
 ›Salah satu komponen dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah
reading (membaca). Di Indonesia sendiri kemampuan anak-anak dalam
membaca bahasa inggris masih menempat iurutan 41 dari 45 negara
(Latief, 2009)
 Guru kurang kreatif dalam menggunakan strartegi pembelajaran dalam
reading skill
 Salah satu strategi yang bisa diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan membaca adalah dengan menggunakan strategi “Double in
talk”
Tujuan Penelitian
 Mengidentifikasi implementasi strategi “Double In-Talk”
sebagai alternatif meningkatkan reading skill siswa SMP Negeri
2 Kertosono
 Menganalisis perbedaan rata-rata pada pelajaran bahasa
inggris sebelum dan sesudah diterapkan strategi “Double In-
Talk” pada siswa SMP Negeri 2 Kertosono
 Menganalisis korelasi atau hubungan antara pre test dan post
test terhadap reading skill dengan penerapan strategi “Double
In-Talk” pada siswa SMP Negeri 2 Kertosono
 Menganalisis efektivitas penerapan strategi “Double In-Talk”
sebagai alternatif meningkatkan reading skill siswa SMP Negeri
2 Kertosono
Manfaat Penetilian
 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai implementasi strategi “Double In-Talk” sebagai alternatif dalam
meniingkatkan reading skill siswa, serta diharapkan sebagai sarana pengembangan
ilmu pengetahuan secara teoritis dipelajari terutama di bangku sekolah menengah
pertama
 Manfaat Praktis
a. Bagi guru dan calon guru, penelitian ini dijadikan referensi dan tambahan
pengetahuan tentang strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
membaca teks bahasa inggris
b. Bagi siswa. hasil penelitian iini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran
siswa
c. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan inovasi
dalam pembelajaran
Metode Penelitian
 Teknik analisa data yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian dimana untuk
yang pertama menggunakan teknik deskriptif dan selanjutnya menggunakan uji
hipotesis paired sampel t test dengan bantuan software SPSS. Dengan tahapan
sebelumnya telah menguji normalitas data terlebih dahulu.
 Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
 Ho = Implementasi strategi “Double in talk” tidak dapat meningkatkan
kemampuan baca bahasa inggris siswa SMP Negeri 2 Kertosono.
 Ha = Implementasi strategi “Double in talk” dapat meningkatkan kemampuan
baca bahasa inggris SMP Negeri 2 kertosono.
 Sedangkan untuk menguji efektivitas penerapan strategi double in talk digunakan
uji N-Gain dengan kriteria skor sebagai berikut
Hasil dan Pembahasan
 Implementasi Strategi “Double In – Talk”yang
merupakan perpaduan antara strategi intensive reading
dan Independent reading. “Double In – Talk” yang
merupakan kepanjangan dari Intensif Reading –
Independent Reading and Talk Show. Tahap kegiatan
pembelajaran Intensif reading dilakukan di dalam kelas,
sedangkan tahap Independent reading dilakukan di luar
kelas, dan kegiatan Talk show kembali dilakukan di
dalam kelas, yang merupakan tahap pelaporan dari apa
yang telah dibaca dalam tahap membaca mandiri
(independent reading
 Hasil Uji Normalitas Data
Data yang diperoleh berupa skor nilai pre test dan post tes kemudian diuji normalitas data
menggunakan kolmogorov smirnov dengan hasil sebagai berikut.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi antara pretest dan postest
diatas 0.05 yang berarti data berdistribusi normal sehingga dapat dilanjutkan pada analisis
paired sampel t test.
 Untuk menjawab tujuan ke 2,3 dan 4 masih dalam satu paket analisis paired
sampel t test. Dimana hasil analisis tersebut menyajikan 3 tabel yang terdiri dari
nilai rata-rata pretest dan postest, nilai korelasi dan uji beda. sehingga tujuan
kedua dapat dilihat pada tabel berikut.

 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata postest lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai rata-rata pretest. Artinya bahwa siswa lebih mengerti
dengan materi yang disampaikan dengan menggunakan strategi double in talk.
 Untuk menjawab tujuan ketiga, peneliti mengacu pada tabel korelasi hasil
uji statistik sebagai berikut.

 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi 0.002 <
0.05 artinya pretest dan postes memiliki hubungan yang sangat erat terhadap
keberhasilan dari penerapan strategi double in talk. Namun tingkat
hubungan tersebut masih dalam kategori sedang yaitu 0.518. hal ini
dikarenakan strategi tersebut baru pertama kali diterapkan di SMP Negeri 2
Kertosono sehingga memelukan sosialisasi dan penerapan lebih lanjut.
 Uji paired sampel t test digunakan untuk menjawab tujuan yang ke 4 yaitu menguji
efektivitas penerapan strategi double in talk. Dengan tahapan sebagai berikut.

 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0.000 < 0.05
artinya bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi
double in talk dapat mengingkatkan kemampuan baca (reading skill) siswa SMP negeri 2
Kertosono. Sedangkan efektivitasnya dapat diukur melalui uji N-Gain dengan hasil
sebagai berikut.
 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata N-Gain score
adalah 0.39 yang berarti tingkat efektivitasnya masuk dalam rentang
sedang. Jika dikaitkan dengan hasil tujuan kedua maka ini konsisten
artinya kategori sedang dengan alasan bahwa strategi ini masih
dipandang relatif baru diterapkan pada siswa SMP negeri 2 Kertosono.
Kesimpulan
 1. Implementasi Strategi “Double In – Talk”yang merupakan perpaduan antara strategi
intensive reading dan extensive reading. “Double In – Talk” yang merupakan
kepanjangan dari Intensif Reading – Independent Reading and Talk Show.
Implementasi strategi Double In Talk dapat meningkatkan reading skill siswa SMP
Negeri 2 Kertosono.
 2. Nilai rata-rata siswa pada postest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
siswa pada pretest. Artinya bahwa dengan penerapan strategi “double in talk”
membuat siswa lebih bisa memahami mata pelajaran bahasa inggris.
 3. Pretest dan postest memiliki hubungan yang signifikan yang berarti bahwa
pertanyaan pada pretest dan postest memang disetting untuk meningkatkan reading
skill pada siswa SMP Negeri 2 Kertosono. Sedangkan hubungan tersebut termasuk
dalam kategori sedang,
 4. Terdapat perbedaan kemampuan reading siswa sebelum dan sesudah diterapkannya
strategi “Double in talk” atau dengan kata lain strategi “double in talk” dapat
meningkatkan reading skill pada isswa SMP Negeri 2 Kertosono.
REKOMENDASI
 1. Penelitian ini memberikan hasil yang signifikan untuk penerapan strategi
pembelajaran dalam hal ini adalah penerapan “double in talk” pada mata
pelajaran bahasa inggris. Diharapkan ini juga bisa diterapkan oleh guru
lainnya pada mata pelajaran yang berbeda misalnya saja bahasa indonesia
dan ilmu pengetahuan sosial.
 2. Hasil korelasi pada tingkat yang sedang memberikan celah bagi peneliti
selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam terkait dengan faktor penyebabnya.
Salah satunya dengan melakukan revisi dan modifikasi pertanyaan pada
pretest dan postes dengan penerapan strategi yang sama yaitu “double in
talk” atau penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda.
 3. Peneliti selanjutnya juga bisa menggunakan metode uji beda yang
pasangan kelompok yang berbeda (paired independen sampel t test) artinya
membandingkan 2 kelas yang berbeda dengan penerapan strategi
pembelajaran “double in talk”. Dari sini akan terlihat efektivitas pada setiap
kelas dengan strategi pembelajaran yang berbed

Anda mungkin juga menyukai