Anda di halaman 1dari 30

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN

PEMASARAN
KELOMPOK 3
Materi 1 : Resource Advantage Theory of Competition
Makna Teori

Penemu
Prof. Shelby D. Hunt, Ph.D. yang lahir pada tahun 1939. Hunt adalah seorang ahli teori
organisasi dari A.S. yang menyelesaikan pendidikannya dengan gelar Bachelor of Science pada
tahun 1962 di Universitas Michigan. Kemudian dia melanjutkan studinya dan menerima gelar
Ph.D pada kampus yang sama pada tahun 1968.
Makna Teori

Menurut Hunt dan Morgan (1995), Resource Advantage Theory adalah teori umum kompetisi
yang menjelaskan bahwa tujuan mendasar dari strategi berdasarkan sumber daya yang
menghasilkan positional advantage di beberapa segmen pasar secara berurutan untuk
memperoleh kinerja perusahaan yang unggul.

Teori RA (Resource-Advantage Theory) digunakan untuk menggambarkan hubungan antara


sumber daya perusahaan yang tersedia dan kemampuan manajer pemasaran untuk
menciptakan atau melaksanakan segmentasi strategis. Teori R-A merefleksikan kemampuan
perusahaan yang bervariasi untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
bersaing.
Makna Teori
Pada dasarnya teori R-A berpendapat bahwa dalam persaingan, performa muncul dari posisi pasar,
sedang posisi pasar muncul dari keunggulan sumber daya yang dimiliki organisasi. Pada teori
keunggulan sumber daya, sumber daya adalah entitas organisasi baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud yang dapat menghasilkan penawaran pada pasar secara efektif dan efisien dan
memiliki nilai bagi beberapa segmen pasar (Hunt, 2000). Jadi dalam hal ini jenis sumber daya bisa
berupa sumber daya operand maupun sumber daya operant. Sumber daya operand adalah sumber
daya fisik yang bersifat statis, seperti mesin dan bahan baku.

Sedangkan sumber daya operant adalah sumber daya yang bersifat dinamis seperti manusia, terkait
dengan keterampilan dan pengetahuan; pengorganisasian, terkait dengan pengawasan, rutinitas, dan
budaya organisasi; informasi, terkait dengan pengetahuan tentang segmen pasar, teknologi, dan
pesaing; dan relasi, terkait dengan hubungan dengan pesaing, supplier, dan konsumen (Day et al,
2004). Dikatakan bahwa pandangan yang berpusat pada jasa didasarkan dan konsisten dengan teori
keunggulan sumber daya karena pada pandangan tersebut dikenalkan dan dikembangkan kompetensi
utama, pengetahuan dasar, dan keahlian atas entitas ekonomi yang merepresentasikan keunggulan
bersaing potensial
Elemen Teori

Syarat Teori Keunggulan Sumber Daya Kompetisi / Teori RA:


1. Relatif Tahan Lama (mereka dapat ada, setidanya secara potensial, melalui periode waktu yang lama;
2. Diwariskan (mereka dapat ditransmisikan ke penerus)

Catatan: untuk teori RA, baik perusahaan maupun sumber daya diusulkan sebagai unit seleksi yang dapat
diwariskan dan tahan lama, dengan persaingan untuk keunggulan komparatif dalam sumber daya yang
membentuk proses seleksi.
Elemen Teori
Dasar Premises Teori Sumber Daya Kompetisi:

P1: Permintaan heterogen di industri, heterogen dalam industri, dan dinamis.


P2: Informasi Konsumen tidak sempurna dan mahal.
P3: Motivasi manusia adalah dibatasi mencari kepentingan.
P4: Tujuannya perusahaan adalah kinerja keuangan yang superior.
P5: Informasi perusahaan tidak sempurna dan mahal.
P6: Sumber daya perusahaan adalah keuangan, fisik, hukum, manusia, organisasi, informasi, dan relasional.
P7: Karakteristik sumber daya bersifat heterogen dan mobile tidak sempurna.
P8: Peran manajemen adalah untuk mengenali, memahami, membuat, pilih, melaksanakan, dan memodifikasi
strategi.
P9: Dinamika kompetitif adalah disequilibrium memprovokasi, dengan inovasi endogen.

Sumber: Hunt dan Morgan (1997).


Elemen Teori

Teori Keunggulan Sumber Daya Kompetisi / Teori RA menekankan pentingya:


1. Segmen pasar
2. Sumber daya perusahaan yang heterogen
3. Keunggulan / kerugian komparatif dalam sumber daya
4. Posisi pasar dari keunggulan / kerugian kompetitif

Singkatnya, segmen pasar didefinisikan sebagai kelompok industri intraindustri yang selera dan kesukaannya
berkaitan dengan output industri relatif homogen. Sumber daya didefinisikan sebagai entitas berwujud dan tidak
berwujud yang tersedia untuk perusahaan yang memungkinkannya untuk menghasilkan secara efisien dan / atau
efektif penawaran pasar yang memiliki nilai untuk beberapa segmen pemasaran.
Elemen Teori

Dengan demikian, sumber daya bukan hanya tanah, tenaga kerja, dan modal, seperti dalam teori neoklasik.
Sebaliknya, sumber daya dapat dikategorikan sebagai keuangan (misalnya, sumber daya tunai, akses ke pasar
keuangan), fisik (misalnya, pabrik, peralatan), hukum (misalnya, merek dagang, lisensi), manusia (misalnya,
keterampilan dan pengetahuan masing-masing karyawan), organisasi (misalnya, kompetensi, kontrol, kebijakan,
budaya), informasi (misalnya, pengetahuan dari konsumen dan intelijen kompetitif), dan hubungan (misalnya,
hubungan dengan pemasok dan pelanggan).

Setiap perusahaan di pasar akan memiliki setidaknya beberapa sumber daya yang unik untuk itu (misalnya,
karyawan yang sangat berpengetahuan, proses produksi yang efisien, dll) yang dapat merupakan keunggulan
komparatif dalam sumber daya yang dapat mengarah ke posisi keuntungan di pasar. Beberapa sumber daya ini
tidak mudah disalin atau diperoleh (yaitu, mereka relatif tidak bergerak).

Oleh karena itu, sumber daya tersebut (misalnya, budaya dan proses) dapat menjadi sumber keunggulan
kompetitif jangka panjang di pasar.
Elemen Teori
Dasar Pemikiran Teori Sumberdaya Kompetisi:

1. Permintaan
Permintaan adalah pemahaman konsumen terhadap informasi tentang kualitas, harga, dan cara mendapatkan
suatu produk.
2. Informasi Konsumen
Informasi konsumen adalah pemahaman konsumen terhadap informasi tentang kualitas, harga, dan cara
mendapatkan suatu produk. Fakta bahwa konsumen memiliki informasi yang tidak sempurna dan sering
menggunakan merek dagang sebagai heuristik kualitas bukan masalah bagi teori R-A. Pertama, karena
permintaan dan penawaran industri yang heterogen, dipandang wajar oleh teori R-A, wajar saja jika menghadapi
informasi yang tidak sempurna, konsumen akan sering menggunakan merek dagang sebagai indikator kualitas.
Kedua, karena merek dagang dipandang sebagai kekayaan intelektual dan sepenuhnya layak untuk perlindungan
hukum, teori R-A memandang perusahaan yang melindungi ekuitas.
3. Motivasi Manusia
Teori R-A berpendapat bahwa motivasi manusia dibatasi mencari kepentingan diri. Artinya, mencari kepentingan
individu dibatasi atau dikekang oleh kode moral pribadi, yang kemudian dipengaruhi oleh masyarakat, profesional,
industri, dan kode moral organisasi.
Elemen Teori
4. Sasaran dan Informasi Perusahaan
Untuk teori R-A ujuan utama perusahaan adalah kinerja keuangan yang unggul, yang dikejar dalam kondisi tidak
sempurna dan kesulitan mendapatkan informasi tentang potensial segmen pasar, pesaing, pemasok, pemegang
saham, dan teknologi produksi.

5. Sumber Daya
Teori R-A mengadopsi pandangan berbasis sumber daya perusahaan. Teori R-A mendefinisikan sumber daya
sebagai entitas berwujud dan tidak berwujud yang tersedia untuk perusahaan menghasilkan penawaran pasar
yang efisien atau efektif dibeberapa segmen pasar. Sumber daya dikategorikan sebagai:
a. keuangan (misalnya, cadangan tunai dan akses ke pasar keuangan)
b. fisik (misalnya, pabrik, bahan baku, dan peralatan)
c. legal (misalnya, merek dagang dan lisensi)
d. manusia (misalnya, keterampilan dan pengetahuan karyawan) termasuk keterampilan kewirausahaan mereka
e. organisasi (kontrol, rutinitas, budaya, dan kompetensi) termasuk kompetensi untuk kewirausahaan)
f. informasi (pengetahuan tentang segmen pasar, pesaing, dan teknologi)
g. hubungan dengan pesaing, pemasok, dan pelanggan.
Elemen Teori
6. Peran Manajemen
Teori R-A memandang peran manajemen dalam perusahaan dengan cara strategi bisnis. Peran manajemen (baik
pemilik maupun bukan pemilik) adalah untuk dikenali dan memahami strategi saat ini, membuat strategi baru,
memilih strategi yang disukai, mengimplementasikan strategi yang dipilih, dan memodifikasi strategi seiring waktu.
“Implementasi,” tentu saja, mencakup ribuan keputusan sehari-hari yang harus dibuat dan kegiatan yang harus
dilakukan untuk mengelola perusahaan.
Semua strategi (pada tingkat unit bisnis) melibatkan, minimal:
a. identifikasi segmen pasar
b. penawaran pasar yang sesuai
c. sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan penawaran

7. Dinamika Kompetitif (persaingan adalah proses evolusi di mana tindakan perusahaan memprovokasi
disekuilibrium).
Elemen Teori
SKEMA RA TEORI KOMPETISI

Sumber Daya Masyarakat Institusi Masyarakat

Sumber Daya Posisi Pasar Kinerja Pemasaran

. Keunggulan komparatif . Keunggulan Kompetitif . Unggul


. Keseimbangan . Keseimbangan . Keseimbangan
. Kerugian Komparatif . Kerugian Kompetitif . Rendah/ Inferior

Supplier Pesaing Konsumen Peraturan Publik


Elemen Teori

Strategi yang digunakan dalam Teori R-A:


1. Strategi Berbasis Industri
2. Strategi Berbasis Sumber Daya
3. Strategi Berbasis Kompetisi
4. Strategi Pemasaran
5. Strategi Orientasi Pasar
Materi 2 : Service Dominant Logic
Makna Teori

A. Pengertian Service Dominant Logic


Menurut Lusch 2008 dalam (Sulistyowati & Rum, 2021) Service Dominant Logic (SDL) adalah konsep baru dalam
pemasaran fokus utamanya adalah memprioritaskan layanan selama proses pertukaran melibatkan pelanggan
atau konsumen sebagai bagian dari internal perusahaan.

B. Penemu Service Dominant Logic


SDL di terbitkan pada tahun 2004 oleh Professor Robert F. Lusch & Stephen L. Vargo dengan jurnal yang berjudul
“Evolving to a New Dominant Logic for Marketing”.

C. Isi utama Teori


Service-Dominant Logic (S-D) berfokus pada adanya interaksi antara produsen, konsumen, dan rekan-rekan di
dalam jaringan penawaran serta penciptaan nilai sebagai pihak-pihak yang ikut menciptakan nilai (co-create)
melalui adanya proses kolaborasi.
Elemen Teori

KEUNGGULAN BERSAING MELALUI SERVICE-DOMINANT LOGIC


Proses dan orientasi sumber daya service-dominant logic menawarkan suatu perspektif bagi dasar konseptual
ilmu pemasaran jasa yang dapat menghasilkan kekuatan bersaing bagi perusahaan. Keunggulan bersaing dalam
servicedominant logic dapat dipahami melalui elemen-elemen kritis yang membedakan antara service-dominant
logic dan goods dominant logic berikut.
1. Sumber Daya Perusahaan Goods-dominant logic berorientasi pada sumber daya operand, yaitu sumber daya
yang digunakan yang bersifat statis dan membutuhkan sumber daya yang lain yang lebih dinamis untuk
membuatnya menjadi bermanfaat. Sebagaian besar sumber daya alam merupakan sumber daya operand.
Perusahaan yang fokus pada sumber daya operand biasanya:
a. merupakan manufaktur yang mempertukarkan barang-barang
b. konsumen dilihat sebagai sumber daya operand yang disegmenkan, dipenetrasi, didistribusikan, dan
dipromosikan sesuatu,
c. aset dikonseptualisasikan dicapai dari sumber daya yang berwujud yang dilakukan penambahan nilai dengan
aktivitas tertentu, secara tradisional, pertukaran dilihat sebagai suatu metode untuk memaksimalkan
keuntungan dengan menggunakan lebih banyak barang.
2. Kompetensi dan Kolaborasi
Dalam goods-dominant logic, penciptaan nilai diasosiasikan dengan adanya akuisisi sumber daya
yang mayoritas adalah sumber daya operand. Sedangkan pada service-dominant logic penciptaan
nilai terjadi saat sumber daya potensial berubah menjadi manfaat tertentu. Aktivitas ini meliputi
aspek penciptaan sumber daya, pengintegrasian sumber daya, dan mempertahankan
penghilangan sumber daya.

3. Proses Penyerahan Jasa dan Pengalaman


Pandangan goods-dominant logic memiliki fokus utama sebagai produksi output untuk dijual
kepada konsumen yang secara tradisional output tersebut berupa barang-barang berwujud, tidak
berwujud, maupun kombinasi dari keduanya. Dan perusahaan akan berusaha menstandarisasi
output tersebut meski untuk jasa (barang tidak berwujud) sekalipun karena sifatnya yang
manufaktur.

4. Penawaran dan Penciptaan Nilai


Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa orientasi pandangan pada goodsdominant logic bertujuan bahwa
perusahaan memproduksi dan menjual output. Dalam hal ini nilai diciptakan oleh perusahaan dan
diberikan kepada konsumen. Apabila perusahaan ingin meningkatkan keuntungan maka perusahaan perlu
memproduksi dan menjual lebih banyak unit output.
5. Komunikasi
Dalam goods-dominant logic konsumen dianggap sebagai operand resources yang dikenai tindakan tertentu
seperti disegmenkan, ditargetkan, dan dipenetrasi melalui promosi. Promosi disini sifatnya hanya satu sisi dan
cenderung untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli output perusahaan. Pada service-dominant logic,
konsumen sebagai operant resources yang dapat menciptakan nilai.

6. Pemasaran Kolaborasi
Pada pandangan service-dominant logic yang memandang konsumen sebagai operant resources maka
konsumen dianggap sebagai rekan yang dapat diajak berkolaborasi dalam menciptakan nilai atau sebagai
endogen yang mempengaruhi nilai yang akan diciptakan. Hal ini menunjukkan pemasaran dengan pendekatan
(marketing with approach). Sedangkan pada pandangan goods-dominant logic, pemasaran untuk
memperlakukan konsumen sebagai exogen atau yang dipengaruhi. Inti dari filsafat bisnis ini adalah
pengadopsian proses kolaborasi dan metode kolaborasi sebagai filsafat umum untuk bisnis.
Penerapan Teori Dalam Skenario Manajemen Pemasaran
Skenario 1

Judul Artikel : Consumer Culture Theory: Hubungan Timbal Balik antar Social Operant Resources dan
Operand Resources dalam Studi Empiris McDonald’s Indonesia
(Ricky Reksoprawiro, Gabriella Scarlett, Alexander Joseph Ibnu Wibowo, SE, MSM, Novi Amelia, MSM,
2020)

Summary : Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris secara garis besar untuk mengetahui
hubungan antara konsep social operant resources terhadap operand resources yang dilandasi oleh
consumer culture theory. Secara spesifik, studi ini ingin menguji sebagai berikut: (i) pengaruh social
operant resources terhadap economic operand resources; (ii) pengaruh social operant resources terhadap
material operand resources; (iii) pengaruh economic operand resources terhadap social operant
resources; dan (iv) pengaruh material operand resources terhadap social operant resources; (v) hubungan
timbal balik antara social operant resources dan economic operand resources; (vi) hubungan timbal balik
antara social operant resources dan material operand resources. Permasalahan dalam studi ini ditelaah
dengan berbasis pada konsep consumer culture theory (CCT). Pengumpulan data primer dilakukan
menggunakan kuesioner melalui survei online. Seluruh indikator diukur menggunakan skala Likert tujuh
poin. Penelitian ini berhasil memperoleh data responden sebanyak 358 orang konsumen restoran
McDonald’s.
Skenario 1

DIAGRAM STRATEGY SCENARIO BUILDING

ECONOMIC
OPERAND
RESOURCES
H1
H3
SOCIAL
OVERANT
RESOURCE
KONSUMEN
H2 MATERIAL
OPERANT H4 SOCIAL
RESOURCES OPERAN
RESORCES
Skenario 2

Judul Artikel : ANALISIS PENGARUH SERVICE QUALITY TERHADAP REPURCHASE INTENTION DENGAN
CORPORATE IMAGE DAN PRODUCT INVOLVEMENT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada
Konsumen Larissa Aesthetic Center Cabang Semarang), (Nur Kholifatul Aliyah, 2022)

Summary :
Penelitian ini mengangkat masalah mengenai ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya antara Kualitas
Layanan (Service Quality) terhadap Niat Membeli Ulang (Repurchase Intention). Beberapa penelitian menemukan
bahwa Kualitas Layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Niat Membeli Ulang, tetapi ada beberapa
penelitian juga yang menemukan bahwa Kualitas Layanan memiliki pengaruh yang kontradiktif terhadap Niat
Membeli Ulang. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini akan mengangkat topik dengan kesenjangan terhadap
Penelitian terdahulu mengenai Pengaruh Service Quality terhadap Repurchase Intention. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuat suatu model konseptual yang menggambarkan Bagaimana Service Quality
dapat mempengaruhi Repurchase Intention melalui Corporate Image dan Product Involvement sebagai Variabel
Intervening. Penelitian ini menggunakan pendekatan Service-Dominant Logic Theory.
Skenario 2

DIAGRAM STRATEGY SCENARIO BUILDING

PRODUCT
INVOLVEMENT

H4
H2

H1 H3
SERVICE CORPORATE REPURCHASE
QUALITY IMAGE INTENTION
Skenario 3
Judul Artikel :
Resource Based Theory of Competitive Advantage – a Framework for Pharmacy Practice Innovation Research

Summary :
Semakin banyak penelitian yang menunjukkan efektivitas praktik farmasi berbasis bukti, namun terlalu banyak
inovasi praktik yang gagal bertahan melewati tahap implementasi dan studi awal. Makalah ini menyajikan teori
keunggulan kompetitif berbasis sumber daya sebagai kerangka kerja untuk menggambarkan, memahami, dan
memprediksi adopsi dan diseminasi inovasi layanan farmasi ke dalam praktik rutin. Teori ini berpendapat bahwa
keberlanjutan setiap inovasi bisnis (misalnya, layanan farmasi) didasarkan pada (1) sumber daya internal
perusahaan yang menawarkannya, (2) kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya tersebut, (3)
keunggulan kompetitif bagi perusahaan. perusahaan mengenai sumber daya dan kemampuannya, (4) daya tarik
pasar di mana perusahaan bersaing, dan (5) kontribusi inovasi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Makalah
ini berpendapat bahwa teori keunggulan kompetitif berbasis sumber daya memberikan landasan untuk
membandingkan temuan dari berbagai kerangka penelitian dan studi yang berkaitan dengan inovasi dalam
layanan, proses layanan, dan model bisnis layanan. Makalah ini juga mengajukan sejumlah pertanyaan penelitian
terkait teori yang dapat digunakan untuk memperluas literatur tentang inovasi praktik farmasi. Yang terakhir,
persaingan merupakan aspek mendasar dari praktik farmasi dan teori keunggulan kompetitif berbasis sumber
daya dapat berfungsi sebagai teori umum untuk mempelajari inovasi dalam praktik farmasi dan dalam ilmu sosial
dan administrasi.
Skenario 3

DIAGRAM STRATEGY SCENARIO BUILDING


Skenario 4

Judul Artikel :
MEMPERTIMBANGKAN PERSPEKTIF SERVICE-DOMINANT LOGIC SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN DI AGRO TAWON WISATA
PETIK MADU LAWANG (Firda Melani Zalyus, 2020)

Summary :
Model pemasaran dalam konsep ini adalah kolaborasi antara perusahaan dengan pelanggan. Berdasarkan permasalahan yang diangkat,
maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sejauh mana Agro Tawon Wisata Petik Madu telah menerapkan konsep pemasaran yang
sesuai dengan perspektif Service-Dominant Logic.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Agro Tawon Wisata Petik Madu menerapkan konsep pemasaran yang berlandaskan pelayanan
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Sebagian besar produk dan aktivitas yang disediakan oleh WPM merupakan hasil
penyaringan ide dan keluhan dari pelanggan. Pengelola dan pelanggan WPM senantiasa bekerjasama membentuk nilai yang memberikan
nilai manfaat bagi kedua belah pihak.
Konsep pemasaran yang diterapkan WPM mengarah pada konsep pemasaran yang sesuai dengan perspektif Service-Dominant Logic. WPM
mengutamakan layanan dalam proses pertukaran untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Layanan yang diberikan kepada pelanggan
mencakup pemanfaatan sumber daya operant, jaringan penciptaan nilai serta kolaborasi pemasaran yang dilakukan bersama pelanggan.
WPM menerapkan konsep pemasaran tersebut tanpa mengetahui konsep ServiceDominant Logic secara teori. Hal ini berarti penerapan
konsep layanan bisa jadi dilandasi oleh pengetahuan di lapangan yang memungkinkan pengembangan teori lebih lanjut mengenai konsep
bersangkutan.
Skenario 4

DIAGRAM STRATEGY SCENARIO BUILDING

Kebutuhan
Konsumen

Keinginan PENYEDIAAN
Konsumen BARANG
PRODUKSI
Ide
Pelanggan

Keluhan Pengelolaan, analisa, dan


Pelanggan pelayanan
Skenario 5

Judul Artikel :

Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Pesona Alam


Puncak.(Edwin Baharata (2019))

Summary :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Kualitas Pelayanan (X1) dan Fasilitas (X2) terhadap Keputusan Berkunjung (Y) ke
Pesona Alam Puncak. Oleh karena itu, dari kerangka pemikiran dan kerangka konseptual.
Paradigma penelitian ini menggunakan gambar berbentuk elips, karena indikator lebih dari satu.
Kualitas pelayanan memiliki kaitan erat dengan hubungan antara penyedia produk wisata dengan masyarakat sebagai pengunjung. Sehingga
dengan adanya kualitas pelayanan yang baik secara langsung akan mempengaruhi keputusan berkunjung.
Kualitas Pelayanan merupakan tindakan atau kerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu sebagai hasil
dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut (Hana Catur dan Wiwik dkk, 2015).
Berdasarkan pernyataan tersebut, artinya kualitas pelayanan memiliki kaitan erat dengan hubungan antara penyedia produk wisata dengan
masyarakat sebagai pengunjung. Sehingga dengan adanya kualitas pelayanan yang baik secara langsung akan mempengaruhi keputusan
berkunjung.
Skenario 5

DIAGRAM STRATEGY SCENARIO BUILDING

Kualitas
Variable Independent Y
Pelayanan X1

Keputusan
Berkunjung

Fasilitas X2

Anda mungkin juga menyukai